PROPOSAL
MELA ASHADA
NPM : 4219019
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
profosal ini tepat pada waktunya yang berjudul "Etnobotani tumbuhan Di Desa Bingin
Teluk Kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara".
Shalawat serta salam semoga senantiasa kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabatnya. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa hal ini tidak
akan berhasil tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rudi Erwandi, M.Pd. Selaku Rektor Universitas PGRI Silampari yang
telah memimpin dan mengatur segala hal untuk kemajuan kampus Universitas PGRI
Silampari .
2. Bapak Drajat Friansah, S.Si M.Pd. Selaku Ketua Jurusan MIPA Universitas PGRI
Silampari yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang cukup berarti kepada
penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Fitria Lestari, M.Pd Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas PGRI Silampari yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
4. Bapak Harmoko, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Utama yang tak henti hentinya
sekuat tenaga memberikan masukan dan bimbingan sekaligus motivasi sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Nopa Nopiyanti, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah
berusaha payah memberikan masukan, bimbingan sekaligus perhatian yang cukup
berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidkan Biologi yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat selama masa perkuliahan.
7. Keluarga besarku terutama ayah dengan ibu, serta kakak dan ayuk yang selalu
mendoakan, memberikan arahan, dukungan, motivasi dan materi.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Jika skripsi ini masih memiliki kekurangan, penulis berharap serta berlapang dada
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun agar penelitian yang nantinya akan
dilaksanakan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat di masa yang akan dating.
A. Latar Belakang
Etnobotani berasal dari gabungan dua kata yaitu “etno” yang berarti masyarakat dan
“botani” yang berarti ilmu yang mempelajari tumbuhan, sehingga etnobotani dapat
dikatakan sebagai cabang ilmu biologi yang fokus mempelajari hubungan antara
masyarakat dengan tumbuhan khususnya pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat
(Purwanto, 1999). Etnobotani telah cukup lama dikaji melalui berbagai penelitian di dunia.
Di Indonesia, penelitian etnobotani pertama kali dilakukan oleh Rumphius pada tahun
1741 M.
Etnobotani telah berkembang menjadi cabang ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dengan sumber daya alam tumbuhan. Etnobotani mengkaji tentang
bagaimana masyarakat memandang dan memelihara tumbuhan yang ada disekitarnya serta
hubungan timbal baliknya. Interaksi yang terjadi antara manusia dengan lingkungan dapat
menghasilkan suatu budaya lokal yang sesuai dengan lingkungannya. Kajian terhadap
etnobotani penting sekali dilakukan agar pengetahuan kearifan masyarakat tradisional
dalam memanfaatan tumbuhan tersebut tidak hilang oleh adanya arus modernisasi. Salah
satu provinsi yang masih menjaga dan melestarikan tradisi budaya yaitu Sumatera Selatan
Negara Indonesia dipilih sebagai objek penelitian oleh beberapa peneliti etnobotani
karena merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam hayati flora maupun fauna.
Selain itu, Indonesia juga terkenal sebagai negara yang memiliki beragam suku dan
budaya. Kombinasi antara beragam flora dan fauna serta beragam suku dan budaya
masyarakat Indonesia memiliki keragaman dalam mengolah sumber daya alam yang ada.
Sumber daya alam tumbuhan maupun hewan telah dimanfaatkan masyarakat Indonesia
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti untuk keperluan pangan, kesehatan,
pendidikan dan kebudayaan (Muraqmi et al., 2015 ). Masyarakat Indonesia telah
memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah sejak dahulu dan pengetahuan ini
diwariskan secara turun temurun.
Tumbuhan dikatakan sebagai obat karena salah satu atau seluruh bagian tumbuhan
tersebut mengadung senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Adapun
kandungan senyawa yang terdapat pada tumbuhan antara lain Fenol, Tanin, Antrakuinon,
Flavonoid, Antosian, Steroid, Minyak atsiri, Saponin, Antrakuinon, Alkaloid, Terpenoid,
Vitamin dan Mineral (Rohyani dkk, 2015:388-391).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di kecamatan rawas
ilir Kabupaten Musi Rawas Utara tepatnya di Desa Bingin Teluk pada tanggal 28-29 Mei
2022. Desa Bingin Teluk merupakan salah satu daerah yang masyarakatnya masih
menjaga tradisi leluhur dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai obat untuk mengobati
suatu penyakit, bahan kerajinan,bahan pengawet dan lain-lainnya. Banyaknya masyarakat
yang masih memanfaatkan tumbuhan di Kecamatan Rawas Ilir, tetapi penelitian tentang
etnobotani tumbuhan belum pernah dilakukan sehingga jenis-jenis dan cara pemanfaatan
tumbuhan di daerah tersebut secara terperinci belum teridentifikasi dengan lengkap. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian tentang etnobotani tumbuhan, maka peneliti
melakukan penelitian yang berjudul "Etnobotani Tumbuhan Pada Masyarakat di Desa
Bingin Teluk Kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara".
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu:
1. Apa saja jenis-jenis tumbuhan obat, tumbuhan sebagai bahan kosmetik dan
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian mengenai Etnobotani tumbuhan ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengelolahan dan pemanfaatan tumbuhan obat, tumbuhan sebagai
bahan kosmetik dan upacara adat/ritual, tumbuhan sebagai bahan pengawet, tumbuhan
beracun, tumbuhan pangan, tumbuhan sebagai bahan kerajinan, etnoveteriner dan
tumbuhan sebagai bahan pewarna di Desa Bingin Teluk Kecamatan Rawas Ilir
Kabupaten Musi Rawas Utara.
2. Untuk mengetahui pengelolahan dan pemanfaatan tumbuhan obat, tumbuhan sebagai
bahan kosmetik dan upacara adat/ritual, tumbuhan sebagai bahan pengawet, tumbuhan
beracun, tumbuhan pangan, tumbuhan sebagai bahan kerajinan, etnoveteriner dan
tumbuhan sebagai bahan pewarna di Desa Bingin Teluk Kecamatan Rawas Ilir
Kabupaten Musi Rawas Utara.
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu:
Penelitian ini diharapkan dapat salah satu informasi dan acuan untuk melalukan
kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai sumber data dan informasi mengenai pengetahuan masyarakat di
Desa Bingin Teluk kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara terhadap
tumbuhan yang bisa dijadikan obat, sehingga dapat dikembangkan usaha budidaya serta
pelestarian tumbuahn obat guna membangun masyarakat yang sehat, mandiri dan
sejahtera.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Pengertian Etnobotani
Etnobotani merupakan asal kata dari “ethos” dan “botani”, yang berarti suatu ciri kelompok
tertentu yang memiliki sejarah di sebuah populasinya, sedangkan botani adalah ilmu yang
mempelajari tentang tumbuhan (Novitasari, 2011). Etnobotani muncul sebagai sebuah pendekatan
multidisiplin keilmuan, etnobotani mempelajari ilmu pengetahuan terkait hubungan suatu
kelompok etnik masyarakat yang memiliki budaya tertentu dengan sumber daya alam di
lingkungan sekitarnya. Etnobotani berfokus pada hubungan suatu masyarakat yang memiliki etnik
budaya yang kental dengan sumber daya alam. Pengembangan terkait studi etnobotani memiliki
manfaat penting dalam mengenalkan sumber daya alam pada daerah yang memiliki kebudayaan
melalui pengumpulan kearifan lokal masyarakat secara bersama. Etnobotani menggambarkan dan
menjelaskan kaitan antara budaya dan kegunaan tumbuhan, bagaimana tumbuhan digunakan,
dirawat dan dinilai memberikan manfaat untuk manusia, contohnya sebagai makanan, obat,
kosmetik, pewarna, pakaian, dalam upacara, dan dalam kehidupan masyarakat.
Etnobotani merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara manusia dengan lingkungannya meliputi pemanfaatan tumbuhan dan persepsi
masyarakat tentang sumber daya tumbuhan (Purwanto,1999). Etnobotani tidak hanya
mempelajari pemanfaatan tumbuhan dari segi botani ekonomi, tetapi juga sistem
pengetahuan, persepsi masyarakat tentang tumbuhan dan lingkungan sekitarnya serta
hubungan budaya antara masyarakatdengan tumbuhan (Rifai, 1998).Inventarisasi
merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari dua aspek yaitu aspek fisik (bentuk, luas,
volume, jenis, alamat dan lain-lain) dan aspek yuridis atau legal (status penguasaan,
masalah legal, batas akhir penguasaan dan lain-lain) dengan proses kerja yang dilakukan
adalah pendataan, kodifikasi, dan pengelompokan (Aira, 2014:31-32).
Ilmu etnobotani semakin berkembang setelah masa Powers dan Harsberger. Objek
penelitian etnobotani akhirnya berkembang merambah masyarakat modern. Para peneliti
etnobotani mulai melakukan penelitian di akhir abad ke-19. Seiring berkembangnya
zaman, pada akhir abad ke-20, etnobotani berkembang pesat hingga menjadi ilmu
multidisiplin bahkan transdisipliner. Peneliti tidak hanya mengkaji tentang pemanfaatan
tumbuhan oleh masyarakat, tetapi lebih jauh lagi merambah pada sistem taksonomi
tradisional, ekologi dan budaya (Ford, 2011).
B. Tumbuhan Obat
1. Tumbuhan Obat Tradisional
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang salah satu atau seluruh bagian tumbuhan
tersebut mengandung zat aktif yang berkhasiat yang dapat dimanfaatkan sebagai
penyembuh penyakit, bagian tumbuhan yang dimaksud adalah daun, buah, bunga, akar,
rimpang, batang (kulit) dan getah (Sada & Tanjung, 2010:40).
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turuntemurun,
berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik
bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan
tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan dan saat ini penggunaannya cukup gencar
dilakukan karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat
tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu
menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Bagian dari obat tradisional
yang banyak digunakan atau dimanfaatkan di masyarakat adalah akar, rimpang, batang, buah,
daun dan bunga.
Adapun jenis tumbuhan obat tradisional terhadap berbagai penyakit diantaranya :
a. Jahe
Jahe adalah salah satu jenis tanaman obat yang populer digunakan sebagai bahan
pembuat jamu dan obat tradisional. Jahe mengandung senyawa aktif kuat bernama gingerol
yang mampu mengatasi banyak masalah pencernaan seperti sakit perut dan mual-muntah,
pusing karena vertigo, hingga mengurangi sakit akibat nyeri haid serta nyeri sendi seperti
osteoarthritis dan rematik. Gingerol juga dilaporkan dapat mencegah pertumbuhan sel
kanker usus besar. Selain itu, jahe dapat membantu menurunkan berat badan. Jika ingin
menggunakan jahe sebagai obat herbal, pilihlah yang segar. Senyawa gingerol paling
banyak dan paling kuat ditemukan dalam jahe segar ketimbang jahe bubuk.
b. Kunyit
Kunyit disebut macam tanaman obat yang kaya kandungan kurkumin. Kurkumin dapat
meringankan gangguan pencernaan, mengatasi penyakit hati, penyakit kulit, mengurangi
risiko penyakit jantung, dan stroke. Manfaat macam tanaman obat dan cara membuatnya ini
wajib diketahui. Bahkan mampu membantu mencegah kanker usus besar dan melindungi
kesehatan fungsi saraf. Meski begitu, jangan mengonsumsi dalam jumlah yang terlalu
banyak. Hal ini justru dapat memicu kenaikan asam lambung.
Kunyit mengandung zat kurkumin yang memberikan warna oranye khasnya. Kurkumin
jugalah yang memberikan khasiat obat dari kunyit untuk membantu menjaga kesehatan serta
mencegah penyakit. Berkat senyawa kurminnya, simpang oranye ini sudah sejak dulu
digunakan dalam pengobatan tradisional indonesia untuk meringankan gejala gangguan
pencernaan, gejala penyakit kulit, mengatasi penyakit hati, mengurangi risiko penyakit
jantung dan stroke, hingga mencegah kanker usus besar. Berdasarkan penelitian, kurkumin
juga berfungsi melindungi kesehatan fungsi saraf.
c. Kumis kucing
Kumis kucing adalah tanaman obat yang cukup terkenal dalam meringankan beberapa
masalah kesehatan, seperti luka di kulit dan gusi bengkak. Selain itu, zat antiradang dalam
kumis kucing dapat membantu mengendalikan gejala alergi, rematik dan asam urat, penyakit
ginjal, hingga menghentikan kejang.
d. Lidah Buaya
Lidah buaya adalah tanaman obat yang memiliki ciri khas berduri dan berdaging tebal.
Selain bisa dijadikan sebagai manisan, ternyata lidah buaya bisa dijadikan obat herbal.
Manfaat macam tanaman obat dan cara membuatnya ini wajib diketahui.
Tanaman ini bisa membantu menangkal radikal bebas yang masuk ke tubuh karena
antioksidan alaminya. Bisa membantu mengobati luka bakar, sembelit, meningkatkan nafsu
makan, dan menutrisi kulit dan rambut.
e. Daun Kemangi
Daun kemangi termasuk bagian dari macam tanaman obat. Daun yang sering dijadikan
lalapan ini bisa meringankan perut kembung. Manfaat macam tanaman obat dan cara
membuatnya ini wajib diketahui. Bisa juga membantu meningkatkan nafsu makan dan
mengobati luka goresan pada kulit. Tanaman ini juga bisa membuat nafas menjadi lebih
segar karena kandungan mintnya.
f. Daun Sirih
Tanaman obat daun sirih ini sudah banyak dijumpai di pekarangan rumah. Sebab,
daun sirih dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam mulut. Dampaknya
akan membuat penyakit gusi dan gigi berlubang lebih mudah dicegah.
Manfaat macam tanaman obat dan cara membuatnya ini wajib diketahui. Kandungan
antioksidan tannin dapat membantu merespon tubuh untuk membekukan darah dan
menyembuhkan luka. Tidak heran jika banyak yang menggunakan daun sirih untuk
mengobati luka bakar dan menghentikan mimisan.
g. Lengkuas
Lengkuas merupakan macam tanaman obat yang juga dikenal dengan nama laos.
Tanaman ini mengandung galangin, beta-sitosterol, dan flavonoid. Manfaat macam
tanaman obat dan cara membuatnya ini wajib diketahui.
Tanaman obat sekaligus rempah ini mengandung vitamin A, vitamin C, zat besi, serat,
dan karbohidrat. Bisa digunakan sebagai antioksidan, mengurangi nyeri dan peradangan,
melawan infeksi, meningkatkan kesuburan pria, serta berpotensi sebagai antikanker.
2. Tumbuhan Obat Antimalaria
Malaria merupakan penyakit yang mengancam hampir di 100 negara yang ada di
dunia yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, P. falciparum, maupun P. malariae.
Hampir setiap tahunnya 500 juta manusia terinfeksi malaria dan ditemukan lebih dari 1
juta jiwa meninggal (Snow, Guerra, Noor, dan Myint. 2005). Di Indonesia sendiri
menurut data dari Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2007 menyatakan
sebanyak 424 dari 576 kabupaten di Indonesia telah ditetapkan sebagai daerah endemis
malaria. Sebanyak 107.96 juta atau 44% dari 244.42 juta penduduk Indonesia
bermukim di wilayah endemis malaria, dan kasus malaria telah mencapai > 500.000
penduduk dengan tingkat kematian mencapai 900 orang (WHO, 2010). Obat anti
malaria yang pertama kali ditemukan pada tahun1820 adalah quinine yang berasal dari
tanaman Kina (Rubiaceae) (Namdeo, Mahadik, dan Kadam, 2006).
Artemisinin terbukti lebih efektif mengobati penyakit malaria dibandingkan
dengan quinine yang terkandung dalam tanaman Kina (Ebadi, 2002). Kurang efektifnya
penggunaan obat yang berasal dari tanaman Kina di indikasi karena terjadinya
resistensi dari P. falciparum, sehingga artemisinin dikembangkan sebagai obat anti
malaria (Avery, Chang dan White, 1992). Artemesinin merupakan senyawa
seskuiterpena lakton yang berasal dari tanaman Artemesia yang merupakan famili dari
Asteraceae. Beberapa jenis dari Artemisia diantaranya A. annua, A. cina, A. vulgaris
dan A. sacrorum (Alzoreky dan Nakahara, 2 2003). Penggunaan artemisinin dalam
skala luas ternyata terkendala karena pasokan artemisinin di pasar obat dunia yang
ketersediaan masih sangat terbatas (Enserink, 2005). Untuk Indonesia sendiri
kebutuhan akan artemisinin sangat besar dan semuanya masih di impor. Berdasarkan
data dari Kimia Farma (2006) kadar artemisinin yang tersedia di Indonesia masih
rendah yaitu kurang dari 1%.
Adapun Macam-Macam Tumbuhan Sebagai Antimalaria sebagai berikut :
a. Tumbuhan Pulai (Alstonia scholaris)
memiliki manfaat yang dapat digunakan untuk kesehatan. Kulit kayu pulai dapat
digunakan untuk mengobati malaria, asma, penyakit kulit, epilepsi dan hipertensi.
Getah dari batang pulai dapat digunakan untuk mengobati sariawan dan keseleo.
Kayu pulai dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan batang pensil, topeng dan
kerajinan kayu lainnya.
b. Tumbuhan Mengkudu (Morinda citrifolia)
Tanaman mengkudu terutama buahnya memiliki banyak kegunaan antara lain:
untuk obat tekanan darah tinggi, beri-beri, malaria, melancarkan kencing, radang
ginjal, radang empedu, radang usus, disentri, sembelit, nyeri limpa, limpa bengkak,
sakit lever, liur berdarah, kencing manis (diabetes melitus), cacingan, cacar air,
kegemukan (obesitas), sakit pinggang (lumbago), sakit perut (kolik), dan perut
mulas karena masuk angin, kulit kaki terasa kasar (pelembut kulit), menghilangkan
ketombe, antiseptik, peluruh haid (emenagog), dan pembersih darah. Air perasan
buah masak yang diparut digunakan untuk kumur-kumur (gargle) pada difteri atau
radang amandel. Godogan buah, kulit batang atau akar digunakan untuk mencuci
luka dan ekzema (Wijayakusuma dkk., 1996).
c. Tumbuhan Pepaya(CaricaPepaya)
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang diperkirakan
berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. Pepaya
kini telah menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil
buahnya. C. papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama pepaya
dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada
gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya". Dalam bahasa
Jawa pepaya disebut "katès" dan dalam bahasa Sunda "gedang".
d. Tumbuhan Kumis kucing (Orthosiphon aristatus)
Tanaman kumis kucing selama ini banyak dimanfaatkan sebagai obat herbal
untuk manusia, diantaranya untuk menyembuhkan infeksi saluran kemih,
mengobati asam urat, menurunkan tekanan darah, anti malaria, mengatasi rematik,
menurunkan kadar gula darah, menyehatkan jantung, mengatasi masalah
menstruasi, mengobati gangguan ginjal, meredakan batuk, mengobati gusi bengkak
dan masih banyak lagi. Bagian tanaman yang sering digunakan sebagai obat
terutama adalah daunnya baik yang segat maupun yang telah dikeringkan. Herba
kumis kucing rasanya manis sedikit pahit.
e. Tumbuhan Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis)
Tanaman pecut kuda termasuk ke dalam tanaman obat yang umum dimanfaatkan
sebagai bentuk pengobatan tradisional. Tanaman ini pun banyak dibudidayakan karena
mempunyai kandungan kimia berupa alkaloid dan glikosa. Manfaat lain dari tumbuhan ini
adalah bisa mengobati infeksi kencing batu, rematik,antimalarial, haid tidak teratur dan
keputihan. Sementara, bagian tanaman pecut kuda yang dimanfaatkan untuk pengobatan
adalah bunga, akar, dan juga daun
f. Tumbuhan Tapak Dara (Catharanthus roseus)
Tumbuhan tapak dara merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika tengah,
umumnya ditanam sebagai tanaman hias (Dalimartha, 2008). Tumbuhan ini memiliki nama
yang beraneka ragam dari berbagai daerah seperti : Tapak dara (Indonesia), Perwinkle
(Inggris), Chang Chun Hua (Cina), Keminting Cina dan Rumput Jalang (Malaysia)
(Pandiangan, 2006).
b. Daun sirih merah dengan nama latin Piper ornatum juga merupakan salah satu
tanaman obat yang paling banyak digunakan Daun sirih merah mengandung
alkaloid, saponin, tanin, dan flavonoid. Senyawa alkaloid dan flavonoid
mempunyai aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah. Cara
pengolahannya yaitu siapkan 3 lembar daun sirih
merah setengah tua cuci bersih kemudian iris kecil-kecil. Rebus dengan air
sebanyak tiga gelas sampai mendidih minum tiga kali sehari sebelum makan.
Cara penggunaannya yaitu Tunggal.
c. mahkota dewa dengan nama latin Phaleria macrocarpa karena dianggap sangat
ampuh menurunkan kadar gula darah. buah Mahkota dewa mengandung
senyawa golongan alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol. Senyawa safonin
inilah yang berkhasiat sebagai antidiabetes. Cara pengolahannya yaitu ambil
minimal 3 buah mahkota dewa lalu bersihkan kemudian tumbuk sampai halus
kemudian ditambahkan dua gelas air kemudian saring, jika sudah disaring
kemudian ambil airnya lalu diminum. Cara penggunaanya yaitu Tunggal tidak
memadukan obat dari dokter
d. Daun binahoang dengan nama latin Basella rubra Linn juga digunakan oleh
masyarakat sebagai obat antidiabetes Kandungan yang terdapat dalam daun
binahoang diantaranya saponin, alkaloid, asam oleanotik, minyak atsiri, asam
askorbat, dan antioksidan. Zat yang berfungsi menurunkan kadar gula darah
dalam tubuh adalah alkaloid. Cara pengolahannya yaitu ambil 11 lembar daun
binahoang yang masi segar, cuci bersih, rebus didalam panci dengan air tiga
gelas, jika mendidih dan tersisa dua gelas air kemudian didinginkan setelah itu
diminum dapat dikonsumsi 1 kali sehari. Cara penggunaannya yaitu campuran
dari obat modern atau obat dokter yaitu obat moderen diminum terlebih dahulu
setelah 1 sampai 2 jam kemudian diminum obat tradisional.
e. Buah pare dengan nama latin Momordica charantia merupakan salah satu
tanaman yang juga digunakan masyarakat sebagai obat antidiabetes. Zat aktif
yang terdapat dalam buah pare yaitu charantin, alkaloid, vicine, dan peptida
dapat memicu aktivitas pelepasan insulin yang lebih baik sekaligus melawan
resistensi insulin. Cara pengnaannya yaitu ambil dua buah pare, kemudian
ditumbuk, setalah halus ditambahkan dua gelas air, kemudian disaring,
kemudian disisahkan satu gelas dan diminum dua kali sehari. Cara
penggunaannya yaitu campuran dari obat modern atau obat dokter yaitu obat
modern diminum terlebih dahulu setelah 1 sampai 2 jam kemudian diminum
obat tradisional
f. Daun kelor dengan nama latin Moringa oleifera salah satu tanaman yang
digunakan Masyarakat sebagai obat antidiabetes, Kandungannya yaitu vitamin
C, kalsium, flavonoid, vitamin A, alkaloid, protein, kolkisin, vitamin B2,
pottasium. Cara pengolahannya yaitu siapkan satu genggam daun kelor cuci
dengan air hingga bersih tambahkan air tiga gelas rebus hingga mendidih dan
tersisa satu gelas, kemudian saring, lalu minum air rebusan tersebut 3 kali sehari
masing-masing satu gelas. Cara penggunaannya yaitu tunggal tidak memadukan
obat dari dokter.
g. Daun kemangi dengan nama latin Ocimum basilicum. Cara pengolahannya yaitu
siapkan daun kemangi yang segar, cuci bersih, tambahkan air satu gelas lalu
rebus hingga mendidih, setelah mendidih saring dan minum air yang sudah
direbus 1 kali sehari. Cara penggunaannya yaitu campuran dari obat modern
atau obat dokter yaitu obat modern diminum terlebih dahulu setelah satu sampai
dua jam kemudian diminum obat tradisional .
h. Daun salam dengan nama latin Sizygium polyanthum. Cara pengolahan yaitu
ambil 7 lembar daun salam cuci hingga bersih, rebus daun salam hingga
mendidih, angkat air rebusan, saring, dan minum 2 kali sehari. Cara
penggunaannya yaitu tunggal tidak memadukan obat dari dokter.
j. Daun murbei dengan nama latin Morus alba L. Cara pengolahannya yaitu ambil
daun murbei, kemudian bersihkan, lalu rebus hingga mendidih, lalu ambil
airnya yang sudah direbus lalu diminum 1 kali dalam sehari. Cara
penggunaannya yaitu campuran dari obat modern atau obat dokter yaitu obat
modern diminum terlebih dahulu setelah satu sampai dua jam kemudian obat
tradisional di minum.
k. Daun kumis kucing dengan nama latin orthosiphon aristatus adalah tanaman
obat sebagai obat antihipertensi daun kumis kucing memiliki kandungan
Minyak atsiri, Sapofonin, Minositol, Kalium kandungan diatas adalah senyawa
alami yang terkandung di dalam tanaman kumis kucing, dari senyawa tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai obat antidiabetes. Cara pengolahannya yaitu
sediakan daun kumis kucing sebanyak 20 lembar masukkan dalam air 150 ml
dan panaskan dengan api kecil hingga menjadi 100 ml. Minum 3 kali sehari.
Cara penggunaanya yaitu tunggal tidak memadukan obat dari dokter.
m. Daun Pepaya dengan nama latin Carica papaya L. Cara pengolahannya siapkan
tiga lembar daun pepaya mudah cuci bersih kemudian tambahkan air, saring
ramuan tersebut dan minum dua kali sehari pagi dan sore. Cara penggunannya
yaitu tunggal tidak memadukan obat dari dokter.
n. Daun Sirsak dengan nama latin Anonna muricata L. Cara pengolahannya ambil
daun sirsak 7 lembar kemudian tambahkan air rebus sampai mendidihkan sisa
airnya satu gelas minum airnya dua kali sehari. Cara penggunaannya yaitu
tunggal tidak memadukan obat dari dokter. Kulit manggis dengan nama latin
Garcinia mangostana. Cara pengolahannya siapkan 5 buah kulit manggis yang
telah dikeringkan terlebih dahulu cuci kulit manggis hingga bersih, lalu halus
kulit manggis hingga kulit manggis benar-benar hancur, rebus hingga mendidih,
minum ramuan kulit manggis dua kali sehari. Cara penggunannya yaitu tunggal
tidak memadukan obat dari dokter.
o. Daun Alpukat dengan nama latin Tersea americana. Cara pengolahannya yaitu
sediakan lima sampai tujuh lembar daun alpukat cuci hingga bersih, tambahkan
dua gelas air putih rebus sampai mendidih hingga berkurang setengahnya,
setelah hangat rebusan tadi disaring lalu minum air rebusan alpukat secara rutin.
Cara penggunannya yaitu campuran dari obat modern atau obat dokter.
p. Daun Belimbing wuluh dengan nama latin Averrhoa belimbi.Cara
pengolahannya yaitu cuci belimbing wuluh hingga bersih potong belimbing
wuluh hingga menjadi kecil kemudian rebus, lalu tunggu hingga air tersisa
sepertiga bagian saja minum dua kali sehari. Cara penggunannya yaitu
campuran dari obat modern atau obat dokter yaitu obat modrn diminum terlebih
dahulu setelah satu sampai dua jam kemudian diminum obat tradisional.
q. Daun seledri dengan nama latin Avium graveolens. Cara pengolahannya yaitu
Siapkan seledri secukupnya bersihkan, kemudian potong-potong tambahkan air,
kemudian rebus, dikomsumsi dua kali sehari hingga tekanan darah membaik.
Cara penggunannya yaitu campuran dari obat modern atau obat dokter yaitu
obat modern diminum terlebih dahulu setelah satu sampai dua jam kemudian
diminum obat tradisional.
r. Labu Siam dengan nama latin Sechium edule. Cara pengolahannya yaitu ambil
satu Labu Siam kemudian dicuci bersih, diparut dan ditambahkan air kemudian
disaring, selanjutnya hasil saringan tersebut diminum dua kali sehari. Cara
penggunaannya yaitu tunggal tidak memadukan obat dari dokter.
s. Bawang Putih dengan nama latin Aliium sativum. Siapkan beberapa siung
bawang putih cuci bersih, parut bawang putih sampai halus, campurkan bawang
putih yang sudah halus dengan air lalu peras, minumlah air saringannya setiap
pagi sampai sembuh. Cara penggunannya yaitu campuran dari obat modern atau
obat dokter yaitu obat modern diminum terlebih dahulu setelah satu sampai dua
jam kemudian diminum obat tradisional.
b. Biji Kepayang
Pohon tanaman ini memiliki tinggi hingga 40 m dengan diameter batang 2,5
m. Jika melihat uraian diatas, maka dapat dikatakan tanaman ini tumbuh tersebar luas
hampir di seluruh Nusantara. Kepayang mulai berbuah di awal musim hujan pada
umur 15 tahun dengan jumlah 300 biji di setiap pohonnya. Bijinya dapat digunakan
sebagai pengawet karena mengandung bahan kimia beragam, seperti tanin dan asam
sianida yang efektif mengendalikan perkembangbiakan bakteri pada ikan dan daging,
seperti bakteri pseudomonas aeruginosa, escherichia coli.
Tanaman ini telah lama digunakan sebagai bahan pengawet ikan. Untuk dapat
memanfaatkannya sebagai pengawet, terlebih dahulu biji dicincang halus dan dijemur
selama 2-3 hari. Hasil cincangan tanaman ini kemudian dimasukkan ke dalam perut
ikan laut yang telah dibersihkan isi perutnya. Cincangan biji kepayang memiliki
efektivitas sebagai pengawet ikan hingga 6 hari . Khusus untuk pengangkutan jarak
jauh, tanaman ini dicampur garam, dengan perbandingan 1 bagian garam dan 3 bagian
biji Kepayang.
c. Gambir
Tanaman gambir (Uncariae Romulus et Uncus) di Indonesia, daun dan getahnya
digunakan untuk bahan kelengkapan untuk menyirih. Tanaman yang termasuk
keluarga Rubiaceae ini juga sering digunakan untuk obat luka bakar, sakit kepala, diare,
disentri, sariawan, dan sakit kulit, serta bahan tekstil. Secara alami para produsen
makanan sering menggunakan tanaman yang daunnya berbentuk bujur sangkar dengan
permukaan licin ini untuk pengawet makanan. Pasalnya, dalam daun ini terdapat sebuah
kandungan katekin yang dapat mengawetkan makanan dari kerusakan akibat
mikroorganisme dan degradasi reaksi oksidasi (penyebab basi).
Gambir merupakan sejenis getah berwarna coklat kehitaman yang dikeringkan,
berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan Uncaria gambir Roxb. Ekstrak
gambir merupakan ekstrak dari sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir
dan mengandung senyawa antioksidan yang berfungsi sebagai pengawet
pangan. Gambir memiliki dua komponen utama yaitu katekin dan asam
katekutannat. Gambir mengandung polifenol atau katekin yang bekerja sebagai
antioksidan dan antimikroba. Katekin adalah kelompok metabolik sekunder yang
diproduksi secara alami oleh tumbuhan merupakan senyawa flavonoid yang termasuk
dalam golongan polifenol. Antioksidan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal
bebas dari makanan dengan menyumbangkan atom hidrogen. Zat katekin akan menjaga
makanan dari pengaruh mikroorganisme penyebab basi dan kerusakan pada makanan.
d. Kunyit
Kunyit dapat digunakan sebagai pengawet makanan karena berfungsi sebagai
antibiotik, antioksidan, antibakteri, anti radang dan antikanker. Kunyit basah
kandungan utamanya adalah kurkuminoid 3-5 %. Sedangkan pada kunyit ekstrak,
kandungan kurkuminoid mencapai 40-50%. Untuk penggunaan kunyit disarankan agar
tidak melalui pemanasan, terkena cahaya dan lingkungan yang basah. Sebaiknya kunyit
ditumbuk, digiling dan diperas airnya.
Menurut hasil penelitian Mulyadi (1997) membuktikan bahwa dengan konsentrasi
kunyit 18,73 % (b/v) dengan perendaman 30 menit terhadap tahu dapat meningkatkan
daya tahan tahu yaitu lebih lama 5 jam dibanding dengan tahu yang tidak direndam
dengan larutan kunyit. Selain digunakan sebagai pengawet namun kunyit juga
digunakan sebagai pewarna juga memberi rasa khas pada tahu sehingga lebih menarik
minta pembeli. Penggunaan kunyit sebagai pengawet alami pada makanan dapat
digunakan secara langsung, maupun melalui proses pengkapsulan.
e. Lidah Buaya
Selain digunakan sebagai obat, tanaman lidah buaya ini juga dapat dijadikan sebagai bahan
pengawet pangan alami karena memiliki kemampuan sebagai antimikroba. Senyawa bioaktif
yang terkandung di dalam gel daun lidah buaya seperti glukomannan, antrakuinon, dan saponin
dapat berperan sebagai zat aktif antimikroba, mampu menyembuhkan luka pada jaringan buah,
dan dapat melapisi bagian jaringan (Aminudin dan Nawangwulan, 2014). Oleh sebab itu, gel
lidah buaya dapat digunakan sebagai pengawet bahan pangan alami terutama buah-buahan
melalui edible coating untuk memperpanjang umur simpan, mempertahankan mutu, serta
meningkatkan tampilan bahan pangan.
Edible coating merupakan pelapis tipis yang terbuat dari bahan pangan (food grade) yang
berfungsi menghambat bakteri sehingga umur simpan makanan dapat ditingkatkan. Pembuatan
gel edible coating dari lidah buaya dilakukan dengan terlebih dahulu mencuci, mengupas, dan
memblender lidah buaya hingga membentuk jus, kemudian disaring hingga terpisah dengan
ampasnya. Kemudian, larutan lidah buaya dipanaskan pada suhu 75 oC selama 15 menit, lalu
didinginkan pada suhu ruang. Setelah itu ditambahkan larutan CMC untuk meningkatkan
kestabilan dan viskositas larutan dengan konsentrasi 0,5% dan 1%. Selanjutnya daging buah
yang akan dilapisi segera dicelupkan ke dalam larutan lidah buaya selama 5 menit, kemudian
dikering anginkan selama 30 menit. Selanjutnya, dapat disimpan pada suhu rendah agar lebih
tahan lama (Ansar dkk., 2020).
f. Jahe
Ekstrak jahe merupakan salah satu bahan alami yang dapat memperpanjang umur
simpan susu kedelai. Penambahan ekstrak jahe berfungsi sebagai bahan pengawet,
dengan jalan menghambat pertumbuhan mikroba dan menabah cita rasa. Menurut
Astawan (2005), zat anti mikroba dapat bersifat bakterial (membunuh bakteri), bakteri
statik (menghambat pertumbuhan bakteri), fungisidal (membunuh kapang), ataupun
germisidal (menghambat germinasi spora bakteri).
Tanpa bahan tambahan pangan khususnya bahan pengawet maka bahan pangan
yang tersedia di pasar atau swalayan menjadi kurang menarik, tidak dapat dinikmati
secara layak, dan tidak awet (Cahyadi, 2006). Menurut Prasetiyo (2003), rimpang jahe
mengandung minyak menguap (volatil) dan minyak tidak menguap (non-volatil), serta
pati. Minyak menguap juga sebagai minyak atsiri, merupakan komponen pemberi
aroma (bau) khas pada jahe. Minyak atsiri tersebut terdapat dalam kadar 1,5%-3,0%.
Minyak atsiri tersusun dari beberapa komponen yang meliputi kanifen, sineol,
bornewol, gereniol, zingiberen dan zingeberol. Kanifen merupakan senyawa anti
mikroba yang terdapat pada jahe.
g. Daun belutas
Daun beluntas mempunyai fungsi antibakteri dan antioksidan serta berpotensi
untuk dikembangkan sebagai pengawet makanan dan obat. karena zat-zat berkhasiat
obat yang dikandung tanaman ini.
Tanaman beluntas menunjukkan kemampuan (betakaroten dan minyak atsiri
beluntas) memiliki potensi sebagai antioksidan. Dari penelitian-penelitian itu dapat
disimpulkan bahwa daun beluntas memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
pengawet makanan karena memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab keracunan dan penyebab kerusakan makanan.
j. Bawang putih
Bawang putih memiliki potensi sebagai bahan pengawet alami. Hal ini karena
ekstrak bawang putih mengandung senyawa allisin dan ajoene yang memiliki
kemampuan sebagai antimikroba. Daya antimikrobanya mampu menghambat
pertumbuhan bakteri, jamur, virus, dan protozoa. Senyawa ajoene memiliki aktivitas
antivirus lebih tinggi dibandingkan senyawa allisin, sedangkan senyawa allisin
memiliki kemampuan tertinggi sebagai antibakteri (Moulia dkk., 2018). Senyawa
allisin pada bawang putih dapat menghambat bakteri patogen maupun pembusuk
seperti E.coli, Staphylococcus aureus, Salmonella, dan Bacillus cereus (Tamal dan
Dhani, 2018). Daya antibakteri ekstrak bawang putih lebih sensitif pada bakteri Gram
positif dibandingkan bakteri Gram negatif seperti E.coli dan P.aeruginosa (Moulia
dkk., 2018).
k. Daun salam
Daun salam merupakan tanaman yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia
sebagai bumbu dapur karena memiliki aroma dan cita rasa yang khas. Daun salam
(Syzygium polyanthum) merupakan salah satu tanaman antibakteri karena mengandung
senyawa flavonoid, tannin, dan minyak atsiri (Kusumaningrum dkk., 2013). Senyawa
antibakteri yang terkandung dalam daun salam memiliki kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri patogen, seperti Salmonella sp., Bacillus cereus,
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, E. coli, dan Pseudomonas fluorescens
(Setiawan, 2002)
.
l. Daun sirih
Daun sirih merupakan salah satu bahan alami yang memiliki kemampuan sebagai
antimikroba, antifungi, dan antioksidan. Hal tersebut disebabkan karena dalam ekstrak
daun sirih mengandung minyak atsiri, tanin, fenol, dan flavonoid yang dapat digunakan
sebagai pengawet alami (Dalimantra, 2008). Komponen-komponen tersebut dapat
mencegah adanya bakteri patogen dalam makanan yang diketahui sebagai pembusuk.
E. Tumbuhan Beracun
Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk ke dalam tubuh dengan berbagai
cara yang menghambat respons pada sistem biologis sehingga dapat menyebabkan
gangguan kesehatan,penyakit, bahkan kematian. Sedangkan tumbuhan beracun adalah
tumbuhan yang dapat menyebabkan rasa sakit, mabuk / kematian jika
dimakan/diminum/menyentuh bagian-bagian tertentu.
Umumnya berbagai bahan kimia yang mempunyai sifat berbahaya atau bersifat racun,
telah diketahui. Namun, tidak demikian halnya dengan beberapa jenis hewan dan
tumbuhan, termasuk beberapa jenis tanaman pangan yang ternyata dapat mengandung
racun alami, walaupun dengan kadar yang sangat rendah.
Untuk mengetahui apakah suatu tumbuhan beracun atau tidak kita dapat melakukan
beberapa cara untuk memastikannya seperti mengetahui terlebih dahulu apakah tumbuhan
tersebut memiliki bau atau tidak, lalu menggosoknya kekulit apakah mengakibatkan gatal
atau tidak meletakan ke bagian yang sensitif yakni bibir selama waktu tetentu apakah gatal
atau tidak, panas atau tidak dan seterusnya. Selain cara diatas kita juga dapat mengetahui
tumbuhan beracun dengan melihat dari beberapa karakteristik yang dimiliki kebanyakan
tumbuhan beracun. Berikut adalah beberapa ciri umbuhan beracun yaitu :
1) warnanya mencolok,
2) berduri,
3) berkersik,
4) berbulu,
5) memiliki getah kental dengan warna bervariasi,
6) memiliki bau aroma menyengat.
Adapun macam-macam tumbuhan yang beracun sebagai berikut :
a. Castor Bean (Biji Kasturi)
Castor bean atau biji kasturi yang sering disebut sebagai jarak pagar dengan
nama latin Ricinus comunis, ternyata mengandung racun yang sangat berbahaya
bagi manusia. Racun yang terkandung disebut ricin yang sangat berbahaya bagi
manusia. Walaupun minyak jarak digunakan sebagai bahan tambahan makanan
dalam permen dan coklat. Namun demikian kita tidak pernah keracunan, karena
ricin yang terkadung dalam biji jarak ketika diekstraksi untuk memperoleh
minyaknya, molekul ricin tidak bercampur dengan dengan minyak sehingga
terbuang sebagai hasil samping.
Jumlah 500 mikrogram (1 mikrogram = satu per sejuta gram) risin atau hanya
sebesar ujung peniti sudah cukup untuk membuat manusia menemui kematiannya.
Kemampuannya ini membuat risin menjadi zat bioteroris yang ditakuti. Namun di
sisi lain, kemampuan potensialnya membunuh sel menjadi harapan bagi
pengembangan teknik penyembuhan penyakit seperti tumor, kerusakan sumsum
tulang, dan AIDS.
b. Rosary Pea (Kacang Polong Rosary)
Rosari Pea atau Biji kacang polong rosari degan nama Latin Abrus
precatorius, merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh di daerah tropis dan
subtropis. Biji tanaman ini mengandung lectin khusus yang disebut abrin. Biji
kacang polong rosari terdiri dari dua jenis yakni yang berbiji putih Biji dan berbiji
merah hitam.
Abrin yang terkandung dalam biji kacang polong rosari jika masuk ke dalam
tubuh menyebabkan ribosom tidak bekerja. Satu molekul abrin akan membunuh
hingga 1.500 ribosom per detik. Gejala identik dengan risin, kecuali abrin lebih
beracun oleh hampir dua lipat, dosis fatal abrin adalah sekitar 75 kali lebih kecil dari
dosis fatal risin. Abrin dapat membunuh dengan jumlah kurang dari 3 mikrogram.
c. Monkshood atau wolfsbane
Tanaman disebut juga wolfsbane karena sering digunakan oleh para petani
untuk membasmi serangga. Tanaman ini dalam cerita-cerita fiksi digunakan untuk
mendeteksi manusia srigala. Tanaman ini disebut juga sebagai “tanaman arsenik “
dan pada zaman dahulu digunakan sebagai racun untuk mencemari pasokan air
musuh. Racun yang dikandung dalam tumbuhan ini disebut alkaloidpseudaconitine,
yang digunakan oleh orang-orang Ainu Jepang digunakan pada ujung panah mereka
sebagai racun untuk berburu.
Monkshood dapat ditemukan tumbuh di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.
Karena semua bagian tanaman beracun, maka penanganannyapun ekstra hati-hati.
Kontak dengan kulit dapat menyebabkan mati rasa sementara dan anak-anak yang
memegang umbi untuk jangka waktu yang panjang dapat menyerap alkaloid beracun
dan mati. Menelan atau penyerapan tanaman dapat menyebabkan gejala jantung dan
kelumpuhan. Jika tertelan, gejala meliputi terbakar pada tungkai dan perut. Dalam
kasus dosis besar, kematian dapat terjadi dalam 2-6 jam dan 20ml cukup untuk
membunuh manusia dewasa.
d. Bushman
Tanaman bushman atau Acokantheraoppositifolia paling banyak ditemukan
didaerah-daerah beriklim panas dan biasanya tumbuh dibawah pohon lain ayaupun
dipinggiran semak. Racun bushman ini terkenal digunakan oleh suku Khoisan di
Afrika Selatan sebagai obat racun untuk anak-anak panah mereka. Meski tanaman
ini berbunga harum dan buahnya yang enak, tetapi getahnya merupakan racun
berbahaya. Daun-daunnya sendiri bisa dijadikan bahan obat-obatan
e. Terompet Malaikat
Angel’s trumpet atau terompet malaikat atau disebut juga bunga terompet
karena bentuknya yang menyerupai terompet. Bunga terompet mengandung zat
hallucinogen, yakni zat yang dapat menyebabkan seseoarang mengalami halusinasi.
Karena hal inilah bunga terompet termasuk salah satu narkotika. Kandungan
aktifnya dalam bunga terompet adalah atropine, hyoscyamine dan scopolamine yang
diklasifikasikan sebagai zat penghilang kesadaran atau anticholinergics.
Tanaman ini kadang-kadang dibuat menjadi teh dan dicerna sebagai obat
halusinogen. Tingkat toksisitas yang bervariasi tergantung lokasi tanaman, dan
bagian ke bagian, hampir tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak racun
yang Anda telan. Karena hal inilah banyak pengguna yang overdosis dan meninggal.
f. Water Hemlock
Water hemlock atau cikutamaculata dikenal sebagai tanaman paling
mematikan di Amerika Utara dan Eropa. Bunga, batang dan akar tanaman ini
mengandung suatu senyawa yang beracun disebut cicutoxin dan sebagian besarnya
terkonsentrasi diakar. Walaupun dalam jumlah sedikit cicutoxin dapat menyebabkan
kejang-kejang kemudian diikuti dengan kematian jika tubuh tidak mampu bertahan
lagi. Kematian biasanya disebabkan oleh kegagalan pernafasan atau fibrilasi
ventrikel dan dapat terjadi hanya beberapa jam setelah konsumsi.
g. Pucuk Bambu (Rebung)
Racun alami pada pucuk bambu termasuk dalam golongan glikosida sianogenik.
Untuk mencegah keracunan akibat mengkonsumsi pucuk bambu, maka sebaiknya
pucuk bambuyang akan dimasak terlebih dahulu dibuang daun terluarnya, diiris
tipis, lalu direbus dalamair mendidih dengan penambahan sedikit garam selama 8-10
menit. Gejala keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong, antara lain
meliputi penyempitan saluran nafas.
h. Parnship
Parsnip mengandung racun alami yang disebut furokumarin (furocoumarin).
Senyawa ini dihasilkan sebagai salah satu cara tanaman mempertahankan diri dari
hama serangga. Kadar racun tertinggi biasanya terdapat pada kulit atau lapisan
permukaan tanaman atau di sekitararea yang rusak. Racun tersebut antara lain dapat
menyebabkan sakit perut dan nyeri pada kulit jika terkena sinar matahari. Kadar
racun dapat berkurang karena proses pemanggangan atau perebusan. Lebih baik bila
sebelum dimasak, parsnip dikupas terlebih dahulu.
i. Singkong
Singkong mengandung senyawa yang berpotensi racun yaitu linamarin dan
lotaustralin.Keduanya termasuk golongan glikosida sianogenik. Linamarin terdapat
pada semua bagiantanaman, terutama terakumulasi pada akar dan daun. Singkong
dibedakan atas dua tipe, yaitupahit dan manis. Singkong tipe pahit mengandung
kadar racun yang lebih tinggi daripadatipe manis. Jika singkong mentah atau yang
dimasak kurang sempurna dikonsumsi, makaracun tersebut akan berubah menjadi
senyawa kimia yang dinamakan hidrogen sianida,yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan.
Singkong manis mengandung sianida kurangdari 50 mg per kilogram,
sedangkan yang pahit mengandung sianida lebih dari 50 mg perkilogram. Meskipun
sejumlah kecil sianida masih dapat ditoleransi oleh tubuh, jumlah sianida yang
masuk ke tubuh tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram berat badan per hari.Gejala
keracunan sianida antara lain meliputi penyempitan saluran nafas, mual, muntah,
sakitkepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian. Untuk
mencegah keracunansingkong, sebelum dikonsumsi sebaiknya singkong dicuci
untuk menghilangkan tanah yangmenempel, kulitnya dikupas, dipotong-potong,
direndam dalam air bersih yang hangatselama beberapa hari, dicuci, lalu dimasak
sempurna, baik itu dibakar atau direbus. Singkongtipe manis hanya memerlukan
pengupasan dan pemasakan untuk mengurangi kadar sianidake tingkat non toksik.
Singkong yang umum dijual di pasaran adalah singkong tipe manis.
F. Tumbuhan Sebagai Bahan Pangan
Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang didalamnya terdapat karbohidrat
dan protein. Sumber:Pixabay-Auntmasako. Selama ini, penyediaan tanaman pangan
dilakukan oleh petani-petani di desa. Kendati begitu, seiring berjalannya waktu, kondisi
yang terjadi saat ini memicu munculnya gagasan agar masyarakat perkotaan turut
membantu menjaga ketahanan pangan dengan melakukan budidaya tanaman pangan di
pekarangan rumah.
Berdasarkan definisinya, tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang
didalamnya terdapat karbohidrat dan protein sebagai sumber energi manusia agar bisa fit
menjalankan aktivitas sehari-hari. Pangan sendiri menjadi perhatian khusus karena
merupakan kebutuhan paling mendasar bagi manusia, selain sandang dan papan. Melansir
laman Dinas Pertanian Tanaman Pangan dah Hortikultura Kabupaten Lampung Tengah,
ketahanan pangan menurut UU No. 18/2012 tentang Pangan adalah kondisi terpenuhinya
pangan bagi negara sampai perorangan, yang tercermin dari ketersediaan pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup
sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Jenis-jenis Tumuhan Bahan Pangan adalah sebagai berikut ;
a. Kentang
Kentang merupakan salah satu tanaman pangan yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Dengan mengkonsumsi kentang secara rutin juga bisa menurunkan risiko
terserang penyakit jantung. Menanam kentang di rumah sendiri adalah hal yang sangat
mudah. Caranya, gali terlebih dahulu tanah hingga kedalaman minimal 10 cm, lalu
tanamkan bibit kentang yang sudah siap tanam ke dalam tanah. Siram tanaman secara
rutin dan jangan lupa untuk memberikan pupuk agar kentang bisa tumbuh dengan baik.
b. Ubi Jalar
Jika Anda menginginkan tanaman pangan yang bisa tumbuh dengan cepat, maka
menanam ubi jalar bisa menjadi solusi utamanya. Tanaman ini bisa tumbuh dalam
waktu kurang lebih 90 hari sejak ditanam hingga siap untuk dipanen. Proses
penanamannya juga sama seperti menanam kentang dan hanya membutuhkan tanah
yang sedikit lepas agar akar dari ubi bisa tumbuh besar.
c. Talas
Talas adalah salah satu tanaman umbi yang memiliki banyak kandungan vitamin dan
mineral sehingga menjadikannya sangat sehat untuk dikonsumsi. Talas juga termasuk
ke dalam salah satu jenis tanaman pangan yang bisa ditanam di rumah dengan mudah.
Siapkanlah bibit talas yang sudah memiliki kuncup, lalu tanamkan di halaman rumah
dengan kuncupnya masih berada di atas permukaan tanah.
d. Jagung
Menanam jagung di rumah sendiri adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan.
Jagung adalah salah satu tanaman pangan yang bisa tumbuh pada tanah yang berbeda-
beda. Pastikan agar Anda menanam bibit jagung pada halaman ketika sudah memasuki
awal musim kemarau. Meskipun tanaman ini bisa tumbuh pada udara yang panas, Anda
tidak boleh lupa untuk menyiram dan memberikan pupuk secara rutin agar tanaman
bisa tumbuh dengan baik dan tidak mengering.
e. Singkong
Singkong merupakan tanaman pangan yang memiliki banyak serat dan vitamin.
Tidak hanya itu saja, singkong juga sangat mudah untuk diolah menjadi berbagai
makanan yang berbeda. Untuk menanam singkong, Anda membutuhkan stem dari
tanaman indukan, potong-potong hingga berukuran kecil dan menanamnya kembali di
dalam tanah.
f. Sukun
Bagi Anda yang tertarik budidaya sukun di rumah, langkah awalnya adalah siapkan
bibit lalu masukkan ke dalam lubang. Timbun dengan tanah biasa di bagian bawah baru
dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang di bagian atas. Saat
penimbunan, berikan pupuk NPK sebanyak 100 gram setiap lubang. Beri sedikit air
agar tanah dapat dimampatkan sehingga posisi tanaman pangan sukun akan menjadi
lebih kuat dan kokoh.
g. Kacang Tanah
Penanaman bibit kacang tanah bisa dilakukan dengan mudah yaitu menanam bibit,
masing-masing 1 bibit per polybag yang telah berisi tanah dengan kedalaman sekitar 3 cm.
Simpan di tempat yang terkena sinar matahari, namun masih relatif teduh. Kacang tanah bisa
dipanen pada umur 3 hingga 4 bulan untuk umur pendek dan 5 hingga 6 bulan untuk umur
panjang.
h. Padi
Padi merupakan tanaman pangan yang menjadi kebutuhan pokok di Indonesia dan
beberapa negara di dunia. Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia belum
merasa makan kalau belum mengonsumsi nasi. Oleh karena itu, kebutuhan padi selalu
meningkat dan tidak pernah turun.
i. Tebu
Bertahta di urutan pertama adalah bahan dasar penghasil gula yang diambil dari
beberapa jenis tanaman dalam keluarga tebu atau Saccharum. Dengan total akumulasi
panen mencapai lebih dari 1,9 miliar ton, tebu menjadi komoditas yang paling banyak
diperjualbelikan. Dua negara pemasok utama, yaitu Brazil dan India yang menyumbang
lebih dari 70% kebutuhan dunia.
j. Gandum
Masih berkerabat dekat dengan beras, gandum yang merupakan bagian dari
keluarga serealia dari suku padi-padian juga menjadi jenis tanaman pangan paling
penting yang jumlah produksinya hanya sedikit berada di bawah beras. Secara tingkat
konsumsi, gandum paling banyak didominasi negara-negara barat seperti Amerika
Serikat dan Eropa. Kendati demikian, produsen terbesarnya justru adalah Tiongkok
dengan kontribusi sebesar 21%, dari total 734 juta ton panen dunia.
k. Kacang kedelai
Tanaman dengan sejuta manfaat ini pastinya sudah sangat akrab di kalangan
masyarakat Indonesia, apalagi kalau bukan bahan dasar tempe dan tahu, yaitu kacang
kedelai. Berada di posisi ke-6, FAO mencatat sejumlah 348 juta ton panen kacang
kedelai dari seluruh gabungan produksi dunia yang dikuasai oleh Amerika Serikat,
Argentina, Tiongkok, dan Brazil.
l. Sagu
Sagu amerupakan salah satu sumber pangan populer bagi sebagian masyarakat
Indonesia di Indonesia Timur dan sebagian daeah Pulau Sumatera. Di Indonesia sendiri
potensi mengenai sagu sebagai produk alteratif pangan nasional sangat berpeluang dan
menjanjikan.Hal tersebut mengingat areal penghasil sagu dunia yang saat ini masih
dipegang indonesia dengan besaran mencapai angka 60% dari total areal sagu dunia.
Selain berpotensi sebgai salah satu sumber karbohidrat yang menjanjikan tanaman sagu
juga dapat digunakan sebgai salah satu bahan pembuat perekat, sirup dan bahan baku
etanol. Sagu juga dapat digunakan untuk membuat tepung, yang mana memiliki
kandungan gizi yang tidak kalah dengan tepung tapioka maupun aci garut
bunga yang indah berwarna ungu muda. Daunnya berbentuk bulat telur dan berwarna
hijau segar serta mengkilat bila terkena sinar matahari. Daun-daun tersebut ditopang
oleh tangkai berbentuk silinder memanjang yang kadang- kadang sampai mencapai 1
meter dengan diameter 1-2 cm. Tangkai daunnya berisi serat yang kuat dan lemas
serta mengandung banyak air. Eceng gondok memiliki dua macam cara untuk
berkembangbiak, yaitu dengan biji dan tunas yang berada di atas akar
danau-danau atau air yang tergenang, eceng gondok merupakan tumbuhan yang
kehidupan habitat lain atau fungsi-fungsi pengairanyang dimilik pada sebuah danau
membatasinya sangat sulit. Untuk itu berbagai upaya pemanfaatan tumbuhan ini terus
dilakukan, antara lain menjadi bahan baku barang anyaman. Produk kerajinan yang
dapat dibuat dengan bahan eceng gondok dengan teknik anyaman, seperti : tas, tikar,
alas piring, keranjang, tempat tissue, tempat pensil, keranjang pakaian (cucian)
(Sukaya, 2002).
b. Rotan
Rotan termasuk suku Palmae, digolongkan anak suku Lepidocaryoideae.
Rotan tumbuh subur di daerah tropis, termasuk Indonesia. Rotan tumbuh sebagai liana,
baik secara berumpun maupun sendiri-sendiri (soliter). Akar tanaman rotan mempunyai
sistem perakaran serabut. Batang tanaman rotan berbentuk memanjang dan bulat seperti
silinder tetapi ada juga yang berbentuk segitiga. Batang tanaman rotan terbagi menjadi
ruas-ruas yang setiap ruas dibatasi oleh buku-buku. Pelepah dan tangkai daun melekat
pada buku-buku tersebut. Tanaman rotan berdaun majemuk dan pelepah daun yang
duduk pada buku menutupi permukaan ruas batang. Daun rotan ditumbuhi duri,
umumnya tumbuh menghadap ke dalam, berfungsi sebagai penguat, mengaitkan batang
pada tumbuhan inang. Rotan termasuk tumbuhan berbunga majemuk. Bunga rotan
terbungkus seludang. Biasanya, bunga jantan dan bunga betina berumah satu tetapi ada
pula yang berumah dua. Karena itu, proses penyerbukan bunga dapat terjadi dengan
bantuan angin atau serangga penyerbuk. Buah rotan terdiri atas kulit luar berupa sisik
yang berbentuk trapesium dan tersusun secara vertikal dari toksis buah. Bentuk
permukaan buah rotan halus atau kasar berbulu, sedangkan bentuk buah rotan
umumnya bulat, lonjong atau bulat telur (Tellu, 2002).
c. Bambu (Bambusa sp)
Tanaman bambu tumbuh tersebar di daerah tropis, sub-tropis dan daerah beriklim
sedang. Bambu dapat tumbuh pada iklim kering sampai tropika basah, pada kondisi
tanah subur dan kurang subur serta dari dataran rendah sampai 4000 m di atas
permukaan laut, dan dari tempat datar sampai lereng-lereng gunung atau tebing-tebing
sungai. Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan),berumpun dan
terdiri dari sejumlah batang yang tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung,
batang muda, dan sudah dewasa pada umur 4-5 tahun. Batang bambu berbentuk
silindris, berbuku-buku, beruas-ruas berongga, berdinding keras, pada setiap buku
terdapat mata tunas atau cabang. Akar bambu terdiri atas rimpang berbuku dan
beruas, pada buku ditumbuhi serabut dan tunas yang dapat tumbuh menjadi batang
(Prabowo, 1994). Bambu banyak digunakan oleh masyarakat secara luas karena
memiliki batang yang kuat, lentur, lurus dan ringan, sehingga mudah diolah untuk
berbagai produk. Bambu yang baik sebagai bahan kerajinan adalah bambu yang
sudah cukup tua, karena bambu yang masih muda banyak mengandung air dan
terlalu besar penyusutannya bila kering. Berbagai kerajinan yang dibuat dari
bamboo antara lain: tempat pulpen, gantungan kunci, cup lampu, keranjang, tas, topi,
peralatan dapur, tirai dan lain-lain (Prabowo, 1994).
d. Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia. Batang tumbuhan tegak lurus ke atas sesuai dengan arah sinar
matahari, tidak bercabang dan tidak berkambium. Di ujung batang terdapat titik tumbuh
yang berfungsi membentuk daun, batang dan bunga. Tinggi pohon kelapa bergantung
pada faktor iklim, kesuburan tanah serta lingkungan lahan. Tanaman kelapa berakar
serabut. Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar. Bunga kelapa
merupakan bunga berkarang, dikenal dengan sebutan mayang. Bunga jantan dan betina
terdapat dalam satu pohon, bunga betina terletak di pangkal cabang dan bunga jantan
di ujung cabang. Pohon kelapa mulai menghasilkan buah pada usia 3-4 tahun. Setelah
dibuahi, bunga betina mulai tumbuh menjadi buah kira-kira 3-4 minggu setelah mayang
terbuka. Buah mencapai ukuran maksimum pada usia 9-10 bulan (Suharto, 2000).
Tanaman kelapa disebut juga tanaman serbaguna, karena dari akar sampai ke
daun kelapa dapat dimanfaatkan, diantaranya digunakan untuk bahan kerajinan, baik
dari daun (khususnya tulang daun kelapa/lidi), bunga (khususnya pelindung bunga/
mancung), maupun buahnya (khususnya sabut dan tempurung kelapa). Lidi dapat
digunakan untuk kerajinan anyaman. Tapas dapat digunakan untuk kerajinan tas.
Mancung digunakan untuk kerajinan lampu duduk dan lampu dinding. Sabut dapat
digunakan untuk kerajinan bunga kering. Batok/tempurung dapat digunakan untuk
kerajinan tas, kancing, hiasan dinding dan pigura (Suharto, 2000).
e. Pisang (Musa paradisiaca)
Pohon pisang berakar serabut dan tidak mempunyai akar tunggang. Akar berpangkal
dari umbi batang yang sebagian besar letaknya di bawah tanah. Batang pisang adalah
batang semu, bagian bawahnya merupakan umbi batang dan bagian atas berupa batang
yang dibentuk oleh upih daun yang memanjang dan saling menutupi dengan ketebalan
mencapai 20 – 50 cm. Pangkal batang yang berbentuk membulat dan besar merupakan
ciri khas dari tanaman pisang. Umbi batang terdiri atas bagian dalam dimana tumbuh
akar-akar baru, dan bagian luar yang ditembus oleh akar. Dari bagian ini tumbuh tunas-
tunas yang kemudian menjadi anakan yang baru. Helai daun berbentuk lanset tipis,
mempunyai tangkai daun yang lunak, dengan pelepah yang berhimpitan menjadi satu
bagian pada batang yang lunak. Daun berukuran besar dan lebar tersusun spiral, lamina
melebar dengan urat daun pinnatus yang paralel satu sama lain dan menggulung pada
waktu muda (Ashari, 1995).Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan
daerah penghasil pisang. Pohon pisang selama ini lebih banyak diambil buah dan
daunnya. Pisang adalah tanaman yang tidak berbuah dua kali, setelah berbuah
daunnya diambil, pohonnya ditebang dan menjadi sampah. Limbah pelepah pisang
memiliki serat yang banyak, tahan terhadap air (air tawar maupun air laut) dan
bertekstur kuat, sehingga cocok sebagai bahan baku produk kerajinan. Tekstur dan
warna daripelepah pisang sangat unik dan alami serta tahan lama, jika dimanfaatkan
menjadi suatu karya yang unik dan menarik. Pelepah pisang yang telah dikeringkan
dapat digunakan sebagai bahan anyaman kerajinan, bahan tersebut juga dapat
dibentuk dan dirangkai menjadi setangkai bunga kering yang indah, pigura, tempat
pulpen, tempat tissu dan sebagainya (Agustina, 2009).
Akar wangi tumbuh secara alami di tempat-tempat berpayau. Selain dapat tumbuh
di wilayah tropis, tanaman ini juga bisa ditemukan di wilayah subtropis. Akar wangi
termasuk tanaman rumput menahun, yang membentuk rumpun yangbesar, padat,
dengan arah tumbuh tegak lurus. Akarnya bercabang-cabang, memiliki rimpang,
dengan sistem akar serabut yang dalam, serta beraroma harum. Daun berbentuk garis,
pipih, kaku, dengan permukaan bawah daun licin. Perbungaan malai (tandan majemuk)
terminal. Setiap tandan memiliki panjang sekitar 10 cm. Ruas yang terbentuk antara
tandan dan tangkai bunga berbentuk benang, tetapi di bagian apeksnya tampak menebal
(Indrawanto, 2009).
Kerajinan akar wangi merupakan kerajinan yang terbuat dari akar wangi yang
tumbuh dan berkembang di negara-negara beriklim tropis. Keistimewaan kerajinan
Akar Wangi adalah memiliki fungsi tertentu (misalnya tempat tisue), memiliki
karakteristik menarik dan unik (karena dibuat dari bahan minor yang masih langka),
serta dapat menjadi pengharum yang menyegarkan ruangan, tekstur akar yang tidak
merata juga dapat menjadikan hasil kerajinan memiliki nilai seni yang unik. Kerajinan
akar wangi menampilkan beberapa produk sepertitas, boneka, gorden, hiasan dinding,
sarung bantal, tempat majalah, penutup galon, penutup kulkas dan sebagainya
(Indrawanto, 2009).
Pandanus umumnya merupakan pohon atau semak yang tegak, bercabang, kadang-
kadang batang berduri, dengan akar tunjang sekitar pangkal batang. Daun umumnya
besar, panjang 2-3 m, lebar 8-12 cm, ujung daun segitiga lancip, tepi daun dan ibu
tulang daun bagian bawah berduri, tekstur daun berlilin, berwarna hijau muda
sampai hijau tua. Buah letaknya terminal atau lateral, soliter atau berbentuk bulir
atau malai yang besar (Rahayu, 2008). Jenis-jenis dari marga Pandanus merupakan
anggota Pandanaceae yang paling luas persebarannya dan kisaran habitat yang
ditempatinya. Tumbuhan tersebut dapat ditemukan mulai dari pantai berpasir hingga
hutan dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 3500 m dari permukaan laut; dan mulai
dari hutan sekunder dan padang rumput dengan corak ragam tanah mulai dari tanah
basah subur berhumus, kapur, rawa gambut hingga tanah berpasir yang relatif kering
dan sedikit zat-zat hara (Rahayu, 2008).
Pandan dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri kerajinan, antara lain
anyaman. Untuk menghasilkan produk anyaman dari bahan tumbuhan diperlukan
tumbuhan yang memiliki serat yang panjang dan kuat. Salah satu ragam tumbuhan yang
memenuhi kedua persyaratan tersebut adalah pandan. Kerajinan pandan menampilkan
beberapa produk seperti tikar, topi, tas, sandal, tempat tissue dan sebagainya (Rahayu,
2008).
H. Tumbuhan Etnoveteriner
Etnoveteriner merupakan usaha pengobatan dan pemeliharaan ternak secara tradisonal
yang meliputi pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, bahan-bahan yang digunakan
serta metode yang diterapkan dan juga cara yang berkaitan dengan kepercayaan yang
dianut dalam pengobatan dan pemeliharaan ternak (Rahayu, 2006).
Pakan merupakan faktor penting untuk meningkatkan produktivitas ternak, selain
itu terdapat juga suplemen untuk ternak yang juga penting untuk meningkatkan
produktivitas ternak agar ternak memiliki nafsu makan yang tinggi sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan. Tumbuhan yang biasanya digunakan sebagai suplemen
ternak yaitu kunyit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan hewan ternak (Farida,2018)
dan juga masih banyak tumbuhan yang bisa digunakan sebagai pengobatan dan
pemeliharaan hewan ternak.
Tanaman jenis rumput-rumputan tersebut merupakan sumber serat kasar untuk
membentuk energi bagi ternak tersebut,sedangkan jenis legum merupakan merupakan
sumber protein untuk ternak (Suherman,2015).
Jenis-jenis pakan, yaitu :
1) Hijauan
Hijauan makanan ternak (HMT) merupakan pakan yang berasal dari tanaman
atau tumbuhan yang diberikan pada ternak terutama ternak ruminansia dalam bentuk
segar maupun layu, baik dipotong oleh manusia maupun langsung oleh ternak dari
lahan penggembalaan. Hijauan segar tersebut umumnya berupa dedaunan yang
berasal dari rumput-rumputan dan tanaman berupa biji-bijian ataupun kacang-
kacangan.
2) Konsentrat
Pakan konsentrat merupakan bahan makanan yang konsentrasi gizinya tinggi
tetap, kandungan serat kasarnya relative rendah dan mudah dicerna. Konsentrat ini
mudah dicerna karena terdiri dari beberapa campuran bahan pakan yang bersumber
dari biji-bijian atau kacang-kacangan, hasil olahan bahan pangan, limbah pertanian
dan limbah industri yang banyak mengandung protein, vitamin dan mineral. Pakan
konsentrat diberikan dalam beberapa bentuk yaitu bentuk tepung (mash), bentuk
pellet, crumble dan kibble.
3) Suplemen
Pakan suplemen adalah pakan yang diberikan pada ternak yang banyak
mengandung vitamin, mineral yang fungsinya untuk memperkaya kandungan nutrisi
ransum terutama mineral dan vitamin. Pemberian pakan suplemen dalam bentuk
premik.
4) Pakan Fermentasi
Pakan fermentasi adalah hasil dari proses amoniasi, atau sering juga disebut
sebagai peragian/pemerana. Tujuan pembuatan pakan fermentasi adalah untuk
memaksimalkan pengawetan kandungan gizi pada pakan hijauan atau bahan pakan
lainnya agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan tanpa mengurangi jumlah
nutrisinya.
Adapun Tumbuhan Yang Digunakan Untuk Bahan Makanan Dan Kesehatan Ternak
sebagai berikut :
a. Gamal (glirisideae)
Gamal/ glirisidae, di Kepulauan Bangka Belitung biasa disebut dengan dadap.
Gamal sering juga digunakan sebagai tiang panjat sekaligus naungan tanaman lada
karena tanamannya berbentuk pohon. Namun belum banyak diketahui sebagai pakan
ternak sumber protein. Kandungan protein kasar daun gamal berkisar 18-24%. Gamal
tidak dianjurkan pemberiannya dalam jumlah banyak, disebabkan kandunga serat
kasarnya rendah dan dapat menyebabkan kembung. Gamal dapat diberikan dalam
ransum ternak sapi maksimal 10% dari komposisi. Perbanyakan dapat dilakukan
dengan biji dan stek. Gamal mudah tumbuh, dan cocok untuk daerah tropis.
b. Indigofera (indigofera sp)
Indigofera termasuk kelompok leguminosa pohon. Saat ini Indigofera sp telah
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak ruminansia termasuk kambing. Leguminosa
pohon ini memiliki prodiktivitas yang tinggi dan kandungan nutrien yang cukup baik,
terutama kandungan proteinnya yang tinggi. Akbarillah et al (2002) melaporkan nilai
nutrisi tepung daun Indigofera adalah: protein kasar 27,97%; serat kasar 15,25%, Ca
0,22% dan P 0,18%. Selanjutnya disebutkan bahwa sebagai sumber protein, tepung
daun Indigofera sp.mengandung pigmen yang cukup tinggi seperti xantofil dan
carotenoid. Indigofera sangat disukai oleh kambing dan sapi. Dapt diperbanyak
dengan biji.
c. Rumput Raja/ King grass (Pennisetum purpureophoides)
Rumput Raja adalah jenis tanaman perenial yang membentuk rumpun, daya
adaptasi yang baik di daerah tropis, tumbuh baik pada tanah yang tidak terlalu
lembab. Rumput raja merupakan sumber serat kasar, dimana kandungannya 32,6%.
Disamping itu protein kasarnya cukup tinggi yaitu mencapai 15,67%. Dapat
diperbanyak menggunakan stek. Jumlah anakan pada rumput raja lebih banyak dari
pada rumput gajah, dimana jumlah anakkannya berkisar 15-25 batang.
d. Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan rumput tropika yang
mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi lingkungan serta tahan
terhadap kekeringan dan lindungan. Rumput tersebut mempunyai produksi tinggi,
palatabel dan pertumbuhannya cepat. Penanaman dilakukan dengan stek, dapat
dipanen pada umur 60 hst. Pemanenan berikutnya setiap 40 hari. Tinggi tanaman
dapat mencapai ,8 m hingga 4,5 m. Rumput gajah merupakan sumber serat kasar dan
energi. Kandungan serat kasarnya 34,2% dan protein 10,2%. Di Indonesia produksi
segar rumput Gajah jenis Hawaii mencapai 277 ton/ha/tahun (36 ton/ha/tahun bahan
kering).
e. Rumput gajah odot/ gajah dwarf (Pennisetum purpureum cv. Mott)
Rumput gajah dwarf merupakan salah satu rumput unggul yang berasal dari
Philipina dimana rumput ini mempunyai produksi yang cukup tinggi. Selain itu
menghasilkan banyak anakan, mempunyai akar kuat, batang yang tidak keras dan
mempunyai ruas-ruas daun yang banyak serta struktur daun yang muda sehingga
sangat disukai oleh ternak. Walaupun rumput ini lebih pendek yaitu 1-1,5 m, namun
jumlah anakannya lebih banyak yaitu 20-30 batang/rumpun.
f. Rumput signal/ Rumput BD (Brachiaria decumbens)
Rumput BD baik digunakan sebagai rumput gembala karena lebih tahan
injakan, pertumbuhan cepat, tahan terhadap kekeringan, toleran terhadap lahan kritis,
dan cocok di daerah tropis. Kandungan serat kasar 30-35%, dan protein kasar 6-10%.
Kapasitas tampung dalam 1 Ha 9-12 ekor sapi dewasa per tahun.
a. Kunyit
Selain digunakan sebagai bahan memasak ternyata juga bisa digunakan untuk
pewarna alami kain dan tekstil. Warna yang dihasilkan yaitu warna kuning. Sebelum
digunakan biasanya kunyit akan diparut dan direbus terlebih dahulu.
b. Daun Suji
Pohon suji ini merupakan salah satu jenis tumbuhan perdu. Selain digunakan sebagai
pewarna makanan ternyata daun suji juga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna kain dan
tekstil. Warna yang dihasilkan daun ini adalah warna hijau.
c. Buah Pinang
Pewarna alami yang dapat anda gunakan selanjutnya adalah buah pinang. Pohon
pinang merupakan salah satu tanaman yang sangat populer di Indonesia. Maka anda
tidak akan sulit untuk menemukan pohon ini karena tersebar di seluruh daerah. Dalam
penggunaannya sebagai pewarna, tumbuhan pinang yang dimanfaatkan adalah biji
buahnya. Warna yang akan dihasilkan yaitu warna merah. Untuk mendapatkan warna
tersebut dapat dengan menumbuk biji buah pinang sampai mengeluarkan warna.
d. Angsana
Mungkin tumbuhan yang satu ini sangat asing di telinga beberapa orang.
Tumbuhan ini biasa tumbuh di hutan hujan tropis. Untuk digunakan sebagai pewarna
kain dan tekstil, anda dapat memanfaatkan daun dan batangnya. Daun angsana akan
menghasilkan warna coklat, sedangkan batangnya bisa menghasilkan warna merah.
e. Kulit Manggis
Buah manggis adalah buah asli dari Asia Tenggara. Buah ini terkenal karena
rasanya yang manis keasaman. Selain buahnya, kulit manggis juga sering dimanfaatkan
sebagai pengobatan. Namun selain itu ternyata kulit manggis dapat digunakan sebagai
pewarna alami juga. Warna yang dihasilkan kulit manggis yaitu merah, biru, dan ungu.
Hasil warna tersebut berbeda-beda karena tergantung pada kondisi kulit manggis dan
bagaimana proses pengolahannya. Untuk mendapatkan warna secara maksimal, kulit
manggis ditumbuk sampai halus. Setelah itu tumbukan kulit tersebut direndam
menggunakan etanol. Setelah proses perendaman, bubuk akan dikeringkan dan siap
dijadikan sebagai pewarna.
f. Bunga Tarum
Tumbuhan yang satu ini sangat populer di Indonesia khususnya di Indonesia
bagian barat. Bunga tarum sering disebut juga dengan bunga indigo. Warna yang
dihasilkan dari tanaman ini adalah warna biru. Warna tersebut didapatkan dari
merendam daun tarum dengan jumlah banyak selama semalaman. Setelah direndam
selanjutnya dapat merebusnya untuk mendapatkan warna yang bagus.
g. TheSafflower
The safflower memiliki nama lain yaitu saron atau disebut juga bunga kuma-kuma.
Bunga ini merupakan salah satu bunga yang berasal dari Asia Barat Daya. Selan cantik,
teh safflower juga sering digunakan sebagai pewarna alami untuk kain dan tekstil.
Warna yang dihasilkan dari bunga ini adalah kuning keemasan.
h. Secang
Secang adalah tumbuhan yang cukup terkenal di Asia Tenggara. Bahkan pada abad
ke 17, serutan kayu secang sempat menjadi perdagangan yang cukup besar ke seluruh
dunia. Serutan kayu secang tersebut sering dimanfaatkan sebagai rempah-rempah.
Namun selain itu juga memiliki manfaat sebagai pewarna alami untuk kain dan tekstil.
Warna yang dihasilkan dari tumbuhan ini adalah warna merah yang dihasilkan dari
perebusan serutan kayu secang tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Latar penelitian
Bingin Teluk merupakan sebuah desa yang berkelurahan dan terdapat 2 desa Beringin
Makmur I dan beringin makmur 2. Bingin Teluk merupakan bagian dari kecamatan rawas
ilir kabupaten musi rawas utara.
Kecamatan Rawas Ilir berada dibagian utara Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi
Sumatera Selatan yang mempunyai luas wilayah 109.359.59 Ha. Pada lokasi penelitian ini
secara geografis beriklim tropis dan masyarakat disana kurangnya wawasan atau
pengetahuan mengenai Etnobotani tumbuhan. Maka penelitian ini difokuskan pada
Etnobotani Tumbuhan pada masyarakat yang ada di Desa Bingin teluk Kecamatan Rawas
Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara. Etnobotani Tumbuhan yang ada dibingin teluk begitu
banyak dan sangat melimpah baik yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja ditanam
oleh masyarakat di perkarangan rumah ataupun dikebun, sehingga mempermudah peneliti
dalam melaksanakan penelitian.
Nama
No Tumbuhan dan Gambar Bagian khasiat Manfaat
. nama ilmiah
1. Jahe Mencegah kanker.
Rimpang Mengurangi mual pada ibu
(Zingiber
hamil. Menghilangkan perut
Officinale) begah.Perut begah biasanya
muncul karena sembelit perut
bergas. Meningkatkan imun
Menurunkan gula darah dan
menjaga kesehatan jantung
Nama
No Tumbuhan dan Gambar Bagian khasiat Manfaat
. nama ilmiah
1. samibiloto Mulai dari mengatasi flu,
(Andrographis Daun menjaga kesehatan jantung
paniculata ) dan pencernaan,menurunkan
kadar glukosa dalam darah
hingga menyembuhkan infeksi
Nama
No Tumbuhan dan Gambar Bagian khasiat Manfaat
. nama ilmiah
1. Seledri (Apium Menurunkan tekanan darah
graviolens) Daun dan tinggi atau hipertensi. Hal ini
tangkai diduga
berkat kandungan antioksidan
dalam daun seledri yang
mampu menangkal bahaya
radikal bebas.
2. Mengkudu untuk memompa darah,
(Morinda Buah sehingga tekanan darah
citrifolia L) menjadi normal.
Nama
No Tumbuhan dan Gambar Bagian khasiat Manfaat
. nama ilmiah
1. Kapas kandungan gosipol pada biji
(Gossypium Biji kapas kapas sebagai kontrasepsi
hirsutum) herbal pria
mampu meregulasi kesuburan
2. Pepaya (Carica Biji dengan cara mengganggu
papaya) fungsi kerja uterus, ovarium,
dan vagina pada wanita".
Sedangkan pada pria, senyawa
antifertil tersebut bekerja.
dengan cara mengganggu
struktur tubulus seminifirus
seperti terjadi kerusakan pada
epitel germinal,ndegenerasi
pada spermatosid dan
spermatid sehingga
menghasilkan sedikit sperma
akibat proses spermatogenesis
yang abnormal.
Nama
No Tumbuhan dan Gambar Bagian khasiat Manfaat
. nama ilmiah
1. Kencur Menghilangkan jerawat.
(Kaempferia Rimpang memutihkan kulit
galangal) wajah ,mengencangkan kulit
wajah,menghaluskan kulit
wajah dan memiliki sifat anti
anging
8. Sirih (Piper
betle) Daun pewarna bibir dan
mencerahkan bibir
Nama
No Tumbuhan dan Gambar Bagian khasiat Manfaat
nama ilmiah
1. Jeruk nipis keramas dan dipercaya dapat
Citrus Buah mengobati berbagai macam
aurantifolia
(Christm.) penyakit
Sirih (Piper
3. nginang atau sirihan
betle)
Daun
Nama
No Tumbuhan dan Gambar Bagian khasiat Manfaat
. nama ilmiah
1. Kunyit agar tidak melalui pemanasan,
(Curcuma Rimpang terkena cahaya dan
longa)
lingkungan yang basah,
meningkatkan daya tahan,
sebagai pewarna juga
memberi rasa khas
4. Tumbuhan Beracun
Nama
No Tumbuhan dan Gambar Bagian khasiat Bahaya
. nama ilmiah
1. Singkong hidrogen sianida,yang dapat
(Manihot Kulit buah menimbulkan gangguan
esculeta) kesehatan.
6. Tumbuhan Etnoveteriner
Nama
No Tumbuhan dan Gambar Bagian khasiat Manfaat
. nama ilmiah
1. Rumput Raja/ Daun ,batang Memiliki kandungan nutrisi
King grass dan akar dan protein yang begitu
(Pennisetum banyak sehinggan membuat
purpureophoide ternak menjadi
s) berkembangbiak dan sehat.
linn)
2. Suji (Dracaena
Angustifolia) Daun Warna hijau
3. Pinang (Areca
Catechu) Biji Buah warna merah
5. Naga Merah
(hylocereus Buah
undatus)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etnobotani merupakan asal kata dari “ethos” dan “botani”, yang berarti suatu ciri kelompok
tertentu yang memiliki sejarah di sebuah populasinya, sedangkan botani adalah ilmu yang
mempelajari tentang tumbuhan (Novitasari, 2011). Etnobotani muncul sebagai sebuah pendekatan
multidisiplin keilmuan, etnobotani mempelajari ilmu pengetahuan terkait hubungan suatu
kelompok etnik masyarakat yang memiliki budaya tertentu dengan sumber daya alam di
lingkungan sekitarnya. Etnobotani berfokus pada hubungan suatu masyarakat yang memiliki etnik
budaya yang kental dengan sumber daya alam. Pengembangan terkait studi etnobotani memiliki
manfaat penting dalam mengenalkan sumber daya alam pada daerah yang memiliki kebudayaan
melalui pengumpulan kearifan lokal masyarakat secara bersama. Etnobotani menggambarkan dan
menjelaskan kaitan antara budaya dan kegunaan tumbuhan, bagaimana tumbuhan digunakan,
dirawat dan dinilai memberikan manfaat untuk manusia, contohnya sebagai makanan, obat,
kosmetik, pewarna, pakaian, dalam upacara, dan dalam kehidupan masyarakat.
jenis-jenis tumbuhan obat, tumbuhan sebagai bahan kosmetik dan upacara adat/ritual,
tumbuhan sebagai bahan pengawet, tumbuhan beracun, tumbuhan pangan, tumbuhan
sebagai bahan kerajinan, etnoveteriner dan tumbuhan sebagai bahan pewarna di Desa
Bingin Teluk Kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara.
Adapun jenis-jenis etnobotani tumbuhan yang ada Didesa Bingin Teluk Kecamatan
Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara
Daun sirih merah (piper ornatum), Jahe (Zingiber Officinale), Kunyit (Curcuma
Longa),Kemangi(Ocimum basilicum), Lidah buaya(Aloe Vera), Daun sirih(piper betle),
Lengkuas(Alpinia Galanga), Kumis kucing (Orthosiphon aristatus), Kencur(Kaempferia
galanga), Asam jawa(Tamarindus Indica), Jeruk nipis(citrus x aurantiifolia), Belimbing
wuluh(Averroha Bilimbi), Seledri (Apium Graveolens), Jambu biji(Psidium Guajava),
Daun salam(Syzygium Polyantum), Ketepeng cina(Senna Alata), Kapuk Randu(Ceiba
Pentandra), Jarak(Jatropha Curcas), Mawar(Rose), Kelapa(Cocos nucifera), Melati
(jasminum), Rumput, Setaria(Setaria sphacelata , Bambu(Bambusa vulgaris), Biji
karet(Hevea brasiliensis).
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, R., Sugeng, R., 2004, Aktivitas Antioksidan dan Antiradikal Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia, L), Laporan Penelitian, lembaga penelitian UGM, Yogyakarta.
Adi Setiadi, 2016, Sediaan Obat Tradisional di Indonesia, Jakarta
Akiyanma H, Fujii K, Yamasuki O, Oone T & Iwatsuki T. 2001. Antibacterial action of
several tannin agains Staphylococcus aureus. J Antimicrobial Chemotherapy (48):
487-491.
Anisfiani Windi, Iis Nur Asyah, Sulifah Aprylia H. 2014. Etnobotani Bahan Kosmetik Oleh
Masyarakat Using Di Kabupaten Banyuwangi Sebagai Bahan Ajar Populer. Vol. 3,
No. 3. 56-60.
Anonim, 2013, Ramuan Tradisional untuk Menambah Berat Bada
Ashutosh Kar, 2009, Farmakognosi dan Farmakobioteknologi, Alih Bahasa : Juli
Astuti, I.P., S.Hidayat dan IBK Arinasa, 2000, Traditional Plant Usage in Four Villages
Auterhoff and Kovan, 1997, Identifikasi Obat, (Sugiarso), Penerbit ITB Bandung
Bangun, A.P., dan Sarwono, B., 2002, Sehat dengan Ramuan Tradisional: Khasiat dan
Manfaat Mengkudu, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Botanical Garden of Indonesia LIPI All Rights Reserved Printed in Bogor
Dalimarta S., 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.Cetakan I. PT. Pustaka
Depkes Republik Indonesia. 1983. TOGA ( Taman Obat Keluarga). Jakarta.
Dharma A.P. 1985. Tanaman Obat Tradisional Indonesia. (Indonesische
Dharma Putra, Arka, Astarini,Parining, Eniek Kriswiyanti, Oka Adi Parwata.
Fitriani nur laela, sawitri kmarayanti, agus prasetyo utomo. 2018. Etnobotani Tumbuhan
Sebagai Bahan Perawatan Kecantikan Di Dusun Sukojati Kabupaten Bondowoso.
Diakses pada 22 februari 2022, dari
http://repository.unmuhjember.ac.id/4562/1/ARTIKEL.pdf
G. Kartasapoetra. 2006. Budidaya Tanaham Berkhasiat Obta. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Geneeskracchhtige Planten). Cetakan I. PN. Balai Pustaka. Jakart
Hidayat Syamsul, Napitupulu M.Rodame. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Agriflo. Jakarta
Hirazumi, A., Furrasawa, E., Chou, S.C., and Hokama, Y., 1994, Anticancer activity of
Morinda citrifolia, L on Intraperitoneally Inplanted Lewis lungcarcinoma in syingenic
mice, Proc. West Pharmacol Soc, 37, 145-146.
I Nengah Kencana Putra.2014.Potensi Ekstrak Tumbuhan Sebagai Pengawet Produk Pangan.
Media Ilmiah Teknologi Pangan. Vol. 1, no 1,81-95,2014
Indonesia
Istihanah. (2021). 7 Tanaman yang Sering Jadi Bahan Baku Industri Kosmetik. Diakses pada
20 februari 2022, dari https://hortikultura.sariagri.id/64900/7-tanaman-yang-sering-
jadi-bahan-baku-industri-kosmetik
Kartasapoetra. 2006. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Rineka Cipta. Jakarta
Kerjasama Bappeda Bali dengan Kelompok Studi Lingkungan Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Udayana. Denpasar. Bali
Kusumaningrum, A., Widiyaningrum, P. and Mubarok, I., 2013. Penurunan total bakteri
daging ayam dengan perlakuan perendaman infusa daun salam (Syzygium
polyanthum). Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences, 36(1): 14-19.
Liener IE. (ed). 1969.Toxic constituents of plant foodstuffs. Academic Press,
New Linamarin.The Toxic Compound of Cassava, Journal of Venomous Animals and
Toxins York
M., Winny R.S., Jojor S., Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta
Media Agro Redaksi. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta
Moulia, M.N. Rizal, S., Evi, S.I., Harsi, H.K., dan Nugraha, E.S. 2018. Antimikroba Ekstrak
Bawang Putih. PANGAN. 27(1): 55-66.
Neneng Siti Silfi, Sri Irta Widjajanti. 2014. Kosmetika Tradisional. Jakarta : Lembaga
Pengembangan Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.
Nona Lia Mentari, Safrida, Khairil.2016.potensi pemberian ektrak daun sirih (piper betle L)
sebagai bahan pengawet alami ikan selar (selaroides leptolepis).jurnal ilmiah
mahasiswa pendidikan biologi, volume 1, issue 1, agustus 2016, hal1-9
Notoadmojo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta
Noveriza, R. dan Miftakhurohmah. 2010. Efektivitas Ekstrak Metanol Daun Salam (Eugenis
polyantha) dan Daun Jeruk Purut (Cytrus histrix) Sebagai Antijamur Pada
Pertumbuhan Fusarium oxysporum. J Littri 16(1):6-11
of Baliage, Tenganan, Sepang, Tigawasa and Sembiran Bali, Indonesia, By
Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta
Pondokibu.com, Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar Laporan Provinsi Sulawesi Selatan. 2013. Badan Penelitian
DanPengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Setiawan CP. 2002. Pengaruh perlakuan kimia dan fisik terhadap aktivitas antimikroba daun
salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp). Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi
Pertanian, IPB, Bogor
Sholeh Chabib Dkk. 2010. Management Aset Pariwisata. Guardaya Intimarta. Bandung
Siregar, D. 2004. Management Aset Pariwisata. Guardaya Intirmata. Bandung
Sjabana, D. Dan Bahalwan, R.R., 2002, Seri Referensi Herbal : pesona Tradisional dan
Ilmiah Buah mengkudu (Morinda citrifolia, L). Salemba Medika, Jakarta.
Styawan wahyu, riza linda, mukarlina. 2016. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan
Kosmetik Oleh Suku Melayu Di Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah.
Vol. 5 (2). 47-49.
Supardi, S.S. 2014. Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Farmasi. Trans Indo Media;
Jakarta
Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, edisi
kedua, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Syarief, nurbama. 2003.toksikologi II. FK USU. Medan.
Tamal, M.A. dan Dhani, A. 2018. Efektifitas Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.)
Dalam Menghambat Perkembangan Bakteri Escherichia coli pada Bakso Sapi.
Ziraa'ah. 43(3): 321-331.
Tatang Sopandi.2014.Mikrobiologi Pangam-Teori dan Praktik.Yogyakarta : C.V ANDI
OFFSET.