Disusun oleh:
Npm : 3019005
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran allah SWT karena atas segala limpahan rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudulMasa Pemerintahan Kolonial Inggris di Amerika Utara ”
makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah sejarah Amerika Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada bapak/ibu selaku dosen mata kuliah sejarah Amerika yang telah membimbing
kami dalam penyusunan makalah ini hingga selesai Kami juga menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan maka dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan saran dan kritik bagi pembaca makalah.
Lubuklinggau,06,Oktober2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
Latar belakang.......................................................................................................... 1
Rumusan masalah.................................................................................................... 1
Tujuan penulisan...................................................................................................... 1
BAB 11 PEMBAHASAN
3.Perahliaan status sosial ekonomi kaum pribumi dan pergerakan Nasional Indonesia...............
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi,
meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.
Pada dasarnya pengertian dari perkembangan ekonomi adalah indikasi dari adanya pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan perubahan kondisi dari perekonomian suatu negara
yang secara berkesinambungan menuju ke keadaan yang lebih baik selama satu periode. Nah,
perkembangan ekonomi ini mengikuti dari pertumbuhan ekonomi tersebut. Perkembangan ekonomi
lebih kearah bagaimana pertumbuhan ekonomi suatu perusahaan atau lainnya mengalami perubahan
berupa perkembangan dari beberapa sektor atau faktor pendukungnya.
Ada pun pengertian perkembangan ekonomi sendiri adalah proses perkembangan berupa kenaikan
dalam jangka panjang dari satu negara (misalnya) atau perusahaan (misalnya) untuk menyediakan
banyak barang yang mendukung perkembangan ekonomi yang disesuaikan dengan tingakat kebutuhan.
Adanya perkembangan ekonomi ini tidak jauh dari pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan suatu pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk yang disertai dengan adanya
perubahan fundamental di dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi
penduduk di suatu negara tersebut. Untuk melihat bagaimana perkembangan ekonomi kita bisa melihat
faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi.
Seperti sudah dijelaskan bahwa pengertian perkembangan ekonomi saling berkolerasi dengan
pertumbuhan ekonomi. Berikut ini faktor-faktor perkembangan ekonomi yang berkaitan dengan
pertumbuhan ekonomi, antara lain:
1. SDM (Sumber Daya Manusia)
Hal pertama yang dipengaruhi dari proses pertumbuhan ekonomi ke arah perkembangan ekonomi
adalah dipengaruhi oleh faktor SDM. Faktor SDM ini memiliki pengaruh yang penting terutama dalam
hal proses perkembangan ekonomi. Proses perkembangan ekonomi ini dimunculkan juga dalam proses
pembangunan yang mengikuti. Di dalam proses pembangunan ini entah cepat atau lambat bergantung
dari SDM yang menjadi subjek dalam pembangunan dan kompetensi yang dimiliki memadai untuk
proses perkembangan ekonomi sendiri.
Selain SDM, SDA atau Sumber Daya Alam juga menjadi faktor yang penting dalam mempengatuhi
pertumbuhan ekonomi. Mengapa? Hal ini dikarenakan sebagian besar dari negara berkembang,
menjadikan perkembangan ekonomi negaranya bergantung dari SDA yang dimiliki. Akan tetapi, jika
sebuah negara tersebut memiliki SDA yang baik namun tidak didukung dengan kualitas SDM yang
berkualitas maka tentunya tidak akan mudah untuk mendapatkan hasil produksi yang baik dari SDA.
3. IPTEK
IPTEK atau Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga menjadi salah satu faktor penting dalam
perkembangan teknologi. Dengan melihat perkembangan teknologi yang canggih maka dalam
mendapatkan proses perkembangannya juga lebih cepat. Tentunya hal ini akan mendukung
perkembangan ekonomi.
4. Budaya
Ternyata budaya juga memberikan dampak tersendiri dalam proses perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi. Faktor budaya memiliki fungsi untuk membangkitkan dan mendorong terjadinya proses
pengembangan dan pembangunan ekonomi. Faktor budaya menjadi faktor utama karena sikap kerja,
cerdas ulet dan jujur.
5. Modal
Modal menjadi salah satu faktor yang menentukan perkembangan ekonomi. Modal sendiri juga
berkesinambungan dengan SDM. Modal menjadi salah satu kebutuhan yang penting untuk proses
perkembangan ekonomi. Sebab, modal inilah yang nantinya akan meningkatkan hasil produktivitas dari
pekerjaan yang akan dikerjakan.
Bab II
PEMBAHASAN
Sosial ekonomi
Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan
oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan.[1] Dalam pembahasannya sosial dan
ekonomi sering menjadi objek pembahasan yang berbeda.[2] Dalam konsep sosiologi manusia sering
disebut dengan makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan dari
orang lain, sehingga arti sosial sering diartikan sebagai hal yang berkanaan dengan masyarakat.
[2]Ekonomi barasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos
yang berarti peraturan.[3]
Kurang meratanya pendidikan merupakan salah satu penyebab buruknya sosial ekonomi seseorang
dalam masyarakat
Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi seseorang
dalam masyarakat yaitu :
Tingkat pendidikan.
Jenis pekerjaan.
Tingkat pendapatan.
Tempat tinggal.
Kepemilikan kekayaan.
Aktivitas ekonomi
Dilihat sejak masa kolonialisme, pendidikan dianggap sebagai faktor penting untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsa. Masyarakat Indonesia yang biasa dikenal dengan penduduk pribumi pada masa
kolonial mendapat kesempatan untuk menyekolahkan anak-anaknya, meskipun masih banyak
keterbatasan karena adanya pembedaan perlakuan dalam masyarakat, adanya perbedaan jenjang
pendidikan pada masa kolonial pada umumnya membuat peluang masyarakat untuk memperoleh
pekerjaan lebih sedikit sehingga berdampak pada pandapatan yang mempengaruhi kesejahteraan.
Masyarakat pribumi memperoleh fasilitas berbeda dengan kelompok timur asing cina, india, dan arab,
apalagi dengan kelompok eropa
Dualisme perekonomian yaitu adanya dua sistem ekonomi yang berbeda dan berdampingan kuat yaitu
antara sistem ekonomi tradisonal dan modern
Dalam perkembangannya kegiatan ekonomi lebih berkembang di pulau Jawa dan sedikit di pulau lainya
seperti Sumatera dan Kalimantan.Pembangunan regional di Indonesia pada tahun 1960-an digambarkan
sebagai pembagunan sosial ekonomi yang dramatis. Sementara itu terlihat jelas terdapat kesenjangan
ekonomi yang serius antar wilayah, dengan ditandai tidak meratanya pembangunan antara wilayah Jawa
dan di luar pulau Jawa.
Kabinet Ampera.
Adanya dominasi kegiatan ekonomi di pulau jawa dan lebih sedikit dipulai lain.
Dari awal kemerdekaan sampai era reformasi kesenjangan antar provinsi masih terlihat dalam hal ini
diukur dari tingkat harapan hidup, tingkat pendidikan, pembangunan serta pendapatan.[4] Dalam hal
pembangunan sosial ekonomi yang tidak merata menyebabkan tingkat kemiskinan yang masih tinggi
khususnya di Indonesia.
Sosial ekonomi
Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan
oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan.[1] Dalam pembahasannya sosial dan
ekonomi sering menjadi objek pembahasan yang berbeda.[2] Dalam konsep sosiologi manusia sering
disebut dengan makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan dari
orang lain, sehingga arti sosial sering diartikan sebagai hal yang berkanaan dengan masyarakat.
[2]Ekonomi barasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos
yang berarti peraturan.[3]
Kurang meratanya pendidikan merupakan salah satu penyebab buruknya sosial ekonomi seseorang
dalam masyarakat
Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi seseorang
dalam masyarakat yaitu :
Tingkat pendidikan.
Jenis pekerjaan.
Tingkat pendapatan.
Tempat tinggal.
Kepemilikan kekayaan.
Dilihat sejak masa kolonialisme, pendidikan dianggap sebagai faktor penting untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsa.[4] Masyarakat Indonesia yang biasa dikenal dengan penduduk pribumi pada
masa kolonial mendapat kesempatan untuk menyekolahkan anak-anaknya, meskipun masih banyak
keterbatasan karena adanya pembedaan perlakuan dalam masyarakat, adanya perbedaan jenjang
pendidikan pada masa kolonial pada umumnya membuat peluang masyarakat untuk memperoleh
pekerjaan lebih sedikit sehingga berdampak pada pandapatan yang mempengaruhi kesejahteraan.
1. Pada fase pertama, ribuan orang budak dimobilisasi ke Batavia (Jakarta) untuk membangun sebuah
kota baru untuk pemukiman orang-orang Belanda yang terutama bekerja pada VOC. Para budak
tersebut berasal dari Madura, Makasar, Ambon, dan beberapa tempat di Nusa Tenggara. Mereka
dipekerjakan sebagai pekerja kasar dan buruh angkut pelabuhan. Sementara itu, penduduk asli cikal
bakal etnis Betawi mulai menyingkir ke daerah lebih selatan dan barat. Kota yang baru tersebut semula
berbentuk kota di dalam benteng (Kastil Batavia), namun kemudian bergeser ke utara di daerah Kota
Tua Jakarta (saat ini).
Sekali lagi, pelacakan toponim dapat membuktikan adanya urbanisasi. Di Jakarta saat ini, terdapat
toponim Kampung Ambon, Kampung Makasar, dan Kampung Manggarai. Daerah tersebut merupakan
tempat pemukiman para budak yang didatangkan oleh VOC pada awal abad 17.
2.Fase kedua, urbanisasi terjadi pada masa revolusi industri dan kapitalisme perkebunan. Revolusi
industri di Indonesia ditandai dengan munculnya pabrik-pabrik gula beserta perkebunan tebu. Lokasi
pabrik gula dan perkebunan tebu tersebar di Sumatera dan Jawa. Mungkin pada masa inilah sistem
buruh mulai dikenal di Indonesia. Pabrik dan perkebunan tebu membutuhkan tenaga cukup besar.
Demikian pula dengan perkebunan-perkebunan tembakau, tembakau, karet, dan teh yang dimiliki oleh
para invenstor asing non-pemerintah (Hindia Belanda).
Contoh dari urbanisasi yang terjadi pada fase revolusi industri dan kapitalisme perkebunan adalah
migrasi orang-orang Madura dari Pulau Madura ke Kota Jember antara 1886 hingga 1900. Daerah
Jember merupakan daerah perkebunan tembakau yang dimiliki oleh swasta. Orang Madura dimobilisasi
ke Jember selain karena mudah diperoleh dan dapat diupah rendah, orang Madura juga telah terbiasa
menanam tembakau walau hanya untuk konsumsi sendiri. Selain itu, Pulau Madura merupakan daerah
miskin sehingga tawaran bekerja di perkebunan cukuplah menarik.
3. Fase ketiga, urbanisasi terjadi karena politik etis. Penerapan politik etis yang diterapkan di Hindia
Belanda memungkinkan orang pribumi (dalam kalangan yang sangat terbatas) untuk mendapatkan
pendidikan hingga perguruan tinggi. Tujuan utama adalah kota-kota seperti Jakarta, Semarang,
Surabaya, dan Bandung. Di Jakarta, terdapat School tot Opleiding van Indische Artsen / STOVIA (Sekolah
Pendidikan Dokter Pribumi), di Bandung terdapat Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang
bernama Institut Teknologi Bandung).
C. Perahlian struktur sosial ekonomi kaum pribumi dan pergerakan Nasional Indonesia
BAB I
PERGERAKAN NASIONAL:
Pengerakan Nasional merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut satu fase dalam sejarah
Indonesia
tahun awal?, alasannya karena pada masa inilah perjuangan yang dilakukan rakyat termasuk dalam
kategori
disertai lahirnya organisasi modern sejak 1908, menandai lahirnya satu kebangkitan dengan semangat
yang
berbeda. Dengan demikian, masa awal perjuangan bangsa periode ini dikenal pula dengan sebutan
kebangkitan
nasional. Istilah pergerakan nasional lainnya juga digunakan untuk melukiskan proses perjuangan bangsa
dalam bahasa Inggris. Alasan mengapa disebut pergerakan nasional, karena orientasi perjuangan yang
dilakukan melalui wadah organisasi modern menyangkut arah perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia.
Artinya, pergerakan tersebut merupakan refleksi rasa
Mencapai kemerdekaan bersama sebagai bangsa, merupakan cita-cita nasional dan usaha terorganisir
ini
Kaitannya dengan pergerakan nasional, yakni kesadaran bersama tentang nasib merupakan sebentuk
identifikasi diri atas sejumlah penderitaan yang diakibat-
instrumental yakni menjadikan organisasi modern sebagai alat untuk mencapai tujuan bersama yakni
merebut
tingkat reaksi berkaitan dengan kondisi memperihatinkan yang dialami oleh rakyat di Nusantara selama
bertahun-tahun.
AHMADIN|4
nasional, kebangkitan nasional, dan kebangunan nasional. Dua istilah terakhir cenderung berkonotasi
penggambaran atas satu situasi awal atau hanya melukiskan
Sartono Kartodirjo menggunakan istilah “Kebangunan Nasional”, tatkala melukiskan dimulainya fase
baru
(Jakarta). Menurutnya, kelahiran organisasi ini didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lampau
dengan
belum ada tujuan yang jelas; (2) Setelah 1900; perjuangan rakyat berciri perjuangan bersifat nasional,
diplomasi, dan perjuangan dengan organisasi modern.4
tetapi, melewati serangkaian proses mulai dari bentuknya yang relatif sederhana (tradisional) dengan
semangat kedaerahan, hingga pergerakan dalam kategori
modern dengan rasa sebangsa sebagai energi penggeraknya. Dengan demikian, untuk menjelaskan
penyebab
(eksternal).
melawan penjajah;
AHMADIN|6
Inggris, Perancis, dan Jepang. Belanda merupakan penjajah terlama menanamkan pengaruhnya di
Nusantara,
Kesadaran akan pentingnya kebersatuan untuk mewujudkan impian bersama (membebaskan diri dari
belenggu penjajah), pada gilirannya membentuk kesadaran
nasional.
Kemauan sebagai buah dari kesadaran subyektif rakyat untuk menentang penjajah dan membebaskan
diri
air. Rasa ini mewujud dalam kerangka kepentingan (citacita) yang sama sebagai pihak yang menderita
bersama di
bawah tekanan hegemoni kaum kolonial selama betahuntahun lamanya. Artinya, mereka berjuang
bukan lagi
halnya negara-negara Asia Tenggara lainnnya, mempunyai basis historis pada kolonialisme dan
munculnya
AHMADIN|8
mengerahkan kehidupan politik nasional; dan penguasaan berbagai sumber daya nasional.9
Pada tingkat nasional, nasionalisme dapat didefinisikan sebagai peralihan dari pandangan sosial yang
sosial-politik bukanlah sesuatu yang ada dengan sendirinya secara alamiah, melainkan sesuatu yang
dibangun
Dalam konteks perubahan seperti inilah kesadaran nasional dan dinamika pergerakan nasional di
Indonesia sejak
Satu hal yang tidak boleh diabaikan bahwa ketiga prakondisi atau faktor internal penyebab timbulnya
gerakan
kondisi lainnya. Maksudnya, sebab-sebab internal tersebut berproses secara regular, sedangkan
sejumlah
faktor eksternal merupakan momentum mewujudkan
pelaksanaan Politik Etis (1902), yang menimbulkan wawasan secara luas bagi pelajar Indonesia,
melenyapkan imperialisme Barat untuk membentuk persatuan semua umat Islam di bawah satu
11
termasuk semangat nasionalisme di kalangan bangsabangsa Asia tak terkecuali Indonesia. Demikian pula
pada gilirannya menjadikan organisasi-organisasi pergerakan dalam berbagai bentuknya sebagai alat
untuk
meraih kemerdekaa.
D.Struktur sosial masyarakat keresidenan Palembang ( Sumatera Selatan) abad XX
A. Bidang Politik
struktur sosial politik masyarakat Palembang pada peralihan abad XIX dan abad
XX, yang mencakup bidang politik, sosial, ekonomi, dan keagamaan. Hal ini
Taufik Abdullah berpendapat bahwa proses Islamisasi di wilayah ini lebih tampak
pada zaman Kolonial Belanda dari pada Zaman Kesultanan. Selain kehancuran
hubungan antar daerah dan kota, keterlepasan dari kekuasaan sultan, merupakan
salah satu faktor bagi perkembangan yang dimaksud. Selain peristiwa menteng
tahun 1819 M, tidak pernah terjadi peristiwa pemberontakan dan peperangan yang
melibatkan ulama Sumatera-Selatan sepanjang abad XIX dan awal abad XX. Hal
pada kegiatan-kegiatan yang bersifat religius dan sosio kultural, tidak pada kegiatan
dakwah Islam dan mungkin juga dilatar belakangi oleh kebebasan yang diberikan
pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Dalam melaksanakan kegiatan pengajaradan dakwah Islam,
administrasi dan pembatasan yang diterapkan oleh penguasa
kolonial mungkin masih di pandang wajar dan dapat di toleransi, karena terutama
melanjutkan prinsip dan prosedur pengaturan Islam yang telah dijalankan penguasa
kesultanan.1
Pada awal abad XX, masih tampak sikap ragu-ragu sehingga lebih banyak
membiarkan saja. Menjelang pertengahan abad XX, masih ada keraguan yang
diiringi rasa takut terhadap ancaman Islam, sehingga muncul berbagai aturan yang
ketat dan kadang-kadang terasa aneh dalam menghadapi urusan agama Islam.3
di
2 Husni Rahim, Sistem Otoritas & Administrasi Islam Studi Tentang Pendapat Agama
rakyat agar tidak terjadi pemberontakan. Tentunya hal pertama yang harus
Agama dan jajarannya, yang ditugaskan oleh pemerintah belanda sebagai anggota
hanya bila diperlukan ketika suatu perkara harus dilakukan sumpah di bawah
Islam ke daerah pedalaman, tetapi hal ini hanya menyentuh pada bagian kuantitas
umat, sedangkan dalam bidang pemerintahan dan hukum adat kurang memberikan
warisan.
dipimpin oleh seorang residen. Residen dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
duga jaringan ulama yang pernah belajar di timur tengah, mereka membuat
berkepanjangan.
Mereka yang di sebut ulama independent (ulama bebas), sama hal nya
5 Husni Rahim, Sistem Otoritas & Administrasi Islam: Studi Tentang Pejabat Agama Masa
B. Bidang Sosial
Palembang Darussalam dapat dikatakan sangat baik, karena dapat dilihat dari
penggunaan bahasa dikehidupan sehari-hari. Sistem kekerabatan, organisasi
kesultanan. Dengan demikian dapat mempercepat dan memperluas tukarmenukar unsur sosial budaya
antar bangsa. Pada masa perkembangan
dipengaruhi dua kebudayaan yang besar yaitu Melayu dan Jawa. Budaya Jawa
dikenal dengan nama Keraton Kuto Gawang, letak Keraton Kuto Gawang ini
berada ditepian sungai Ogan dan sungai Komering yang dilindungi oleh pulau
Jawa, maka mulai berbaurnya dua kebudayaan yang berbeda yaitu Melayu dan
Jawa. Budaya Melayu yang ada pada masyarakat Palembang dipengaruhi oleh
7 Basister: Asas atau Dasar. Lihat Di Team Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa
8 Maskur, “Peranan Pangeran Keramo Jayo Selama Menjadi Pejabat Negara Palembang di
Bawah Pemerintah Kolonial Belanda (1823-1853)i, (Palembang, Jurusan SKI Fak. Adab
terhadap masyarakat Palembang, kita lihat dari segi bahasa yang digunakan
diadaptasi dari kosa kata bahasa Jawa. Namun, kosa kata Jawa dengan dialek
menghadap raja. Selain dari segi bahasa yang dipakai oleh masyarakat
keraton oleh pasukan Belanda tidak saja mempunyai dampak politik, tetapi
yang berdiri di dalam dan sekitar keraton disita sebagai kediaman untuk
keraton, kemudian dinding keraton yang tebal dibiarkan saja menjadi sebuah
benteng. Namun, kaum priyai meminta kembali rumah- rumah mereka, lalu
jatuh, tidak ada alasan lagi untuk memakai bahasa Jawa sebagai bahasa etiket
menghilang pula pelindung lama sastra Jawa. Dalam waktu satu generasi,
perlahan- lahan mulai diberlakukan proses mobilisasi sosial bagi kaum ningrat
yang tidak dapat dielakan. Dalam laporan kolonial kita berkali-kali
dalam dakwah, ada yang mementingan dan memperkaya dirinya, ada pula
yang lebih menyukai ilmunya bermanfaat bagi orang banyak, ada diantara
mereka yang suka mengucilkan diri demi mencapai tujuan, ada yang lebih
Dalam hal ini K.H. Abubakar Bastari termasuk ulama yang aktif dan
yang mengkhwatirkan pada waktu itu. Sebab kurang lebih pada tahun 1821
akhirnya diasingkan. Di dalam peperangan ini tidak sedikit alim ulama yang
penjajahan Belanda pun berjalan dengan baik, dari segi ekonomi hingga
terkikis oleh keadaan. Dengan berbekal ilmu yang beliau miliki dari pelajaran
yang diperoleh dari Madrasah Sholatiyah, K.H. Abubakar Bastari
mengajarkan kembali ilmu agama Islam yang pernah diajarkan oleh ulamaulama sebelum beliau semasa
berguru di tanah Arab. Dalam upaya perbaikan
C. Bidang Ekonomi
hubungan “sekutu” dan “seteru”, dan juga dalam kaitan “overlord” dan
merupakan salah satu tema yang menetap. Tema lain yang bermain diantara
12 Husni Rahim, Sistem Otoritas & Administrasi Islam: Studi Tentang Pejabat Agama
jalan raya perdagangan Internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan
Eropa.13 Jalan tersebut selama lima belas abad mempunyai arti penting dalam
Singapura, Pulau Penang, Malaka, Lingga dan Negeri Siam. Disamping itu
dagangan. Barang dagangan berupa, kain linen, kain cita Eropa dan juga
barang-barang dari Cina seperti sutera, benang emas, panic, besi, pecah belah,
penting lainnya adalah minyak kelapa dan minyak kacang (dari Jawa dan
Siam), gula jawa, bawang, asam, beras, gula pasir, besi, baja, barang- barang
dammar, kapur barus, kemenyan, kayu lako, lilin, gading dan pasir emas,
barang tersebut merupakan hasil bumi yang berasal dari hutan dan tepian
sungai. Selain itu barang ekspor yang di peroleh melalui pertanian berupa
lada, kopi, tebu, gambir, pinang, tembakau dan nila, terdapat barang lain juga
seperti ikan kering dan ikan asin, barang pecah belah, tikar rotan dan jerami,
dengan negara-negara Eropa seperti Belanda dan Inggris. Awalnya bangsabangsa barat datang ke
Indonesia hanya untuk mengambil langsung rempahrempah yang pada masa itu menjadi barang dagang
internasional yang sangat
kegiatan diambil alih oleh Belanda dan salah satunya dalam bidang
Sumatera Bagian Selatan. Bagi rakyat yang memiliki kebun atau pun ladang,
apabila datang panen maka hasil kebun atau ladang mereka tersebut dibayar
dengan harga yang sangat murah, dan terkadang tidak sesuai dengan biaya
mencari kayu-kayu bakar untuk dijual dan terkadang mereka juga menjala
ikan di sungai yang hasilnya nanti separuh untuk dijual dan separuhnya lagi
bertawakal kepada Allah SWT. Pada paruh kedua abad ke-19 Palembang
bukan lagi khas keraton, sebagai hak istimewa terakhir keturunan sultan,
masih berhak untuk memakai kopiah yang dihiasi bordiran benang emas dan
namun di balik topeng sosial ini sering bersembunyi kehidupan yang miskin.
tenaga kerja budak, yang semula masih tersedia, dianggap sebagai degradasi
akibat tekanan ekonomi. Pada paro kedua abad ke-19 telah banyak priyai
pembuatan keris, songket dan benda ukiran gading, suatu pekerjaan yang
Dalam peraturan agraria tahun 1870, semua tanah yang bukan milik
pribumi dinyatakan sebagai tanah domein (domein van de staat), ini disebut
juga tanah bebas sedangkan tanah yang dikuasai rakyat pribumi juga disebut
tanah bebas. Disini dinyatakan pula bahwa penyewa adalah warga negara
Belanda yang ada di Nederland atau Hindia Belanda atau kepada perusahaan
yang terdaftar di Hindia Belanda. Maksimum areal yang disewa 500 bau
mereka untuk dua puluh tahun, selanjutnya perjanjian harus terdaftar. Suatu
akibat dari peraturan itu adalah bahwa ada kecendrungan menjadikan status
Peraturan agraria ini berlaku juga untuk semua kolonial Belanda yang
yang ditopang pada maju pesatnya tambang timah di pulau Bangka dan ekspor
sebagai tempat tinggal pedagang dari sebelah lautan. Akibatnya pada akhir
pendatang Arab sebagai mitra baru dalam berniaga dan mereka mendapat
fasilitas yang khusus dari Sultan Palembang yang antara lain memperbolehkan
menyentuh lantai, sedangkan orang Arab boleh duduk di kursi di sisi sultan.22
D. Bidang Keagamaan
sangat perlu diperhatikan. Dalam hal ini ulama merupakan faktor penting
sebagai pemberi fatwa yang memberikan ketentuan tentang suatu masalah
yang berkaitan dengan agama. Fatwa tersebut diberikan ulama bila ada
kepada masyarakat luas untuk diketahui dan dilaksanakan. Fatwa ini sering
komunikasi untuk menerapkan suatu hal dalam masa kolonial. Fatwa ini
musyawir atau juru rembuk. Bila terjadi perselisihan pendapat antara berbagai
pihak yang sulit dipertemukan maka penghulu sering diminta bantuan untuk
mendamaikan dan sebagai juru rembuk, ulama tentunya bertindak secara adil,
tidak merugikan salah satu pihak. Dalam hal ini kehidupan sosial masyarakat
Belanda. Penghulu disini bersifat pasif yang artinya seluruh kegiatannya telah
dimasa kesultanan. Oleh karena itu, maka syarat utama calon penghulu adalah
menjadi mengambang, Selain itu Belanda juga mengadakan gerakangerakan kristenisasi, mereka sedikit
demi sedikit, memperkenalkan.
Jum’at tetapi pada hari Rabu. Potret suasana keagamaan di daerah Palembang
begitu menarik, disatu sisi agama Islam merupakan nama resmi Kesultanan
dan adanya juga lembaga keagamaan. Di sinilah masih bisa kita lihat tingkat
karena itu, tidaklah heran bila para pejabat Belanda di Palembang, masih
merasa ragu atas tingkah laku mereka yang di anggap berbeda dengan
ulama yang dapat mempengaruhi tingkah laku penduduk.26 Maka para ulama
formal.
adalah K.H. Abubakar Bastari dengan hasil dari musyawarah para ulama
pelajaran Agama Islam haruslah dipilih oleh pemerintah Belanda melalui Raat
Agama atau orang pribumi yang menjadi pejabat pemerintah pada masa itu.
sebuah Perguruan Tinggi Islam Sumatera Selatan yang kelak akan menjadi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang dan sekarang
Palembang.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Pengertian struktur sosial dapat dikatakan sebagai pola hubungan sosial antar manusia atau
kelompok dalam suatu masyarakat di kehidupan sehari-hari. ... Yaitu suatu proses penyesuaian unsur-
unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat, sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
Struktur perekonomian adalah susunan elemen-elemen yang ada dalam suatu negara yang berfungsi
untuk mengatur rumah tangga suatu negara yang mana didalamnya terdiri dari : sistem perekonomian,
rumah tangga, perusahaan, pemerintah, pasar input dan pasar output.Keresidenan (ejaan lama:
karesidenan) adalah sebuah daerah administratif yang dikepalai oleh residen.[1] Menurut sejarah,
pembagian administratif jenis keresidenan hanya pernah digunakan di India Britania dan
kemaharajaannya, dan Hindia Belanda serta Indonesia dengan Britania sebagai pencetusnya.
Semenjak krisis pada tahun 1950-an, sudah tidak ada keresidenan lagi dan yang muncul faktor
kekuasaannya adalah kabupaten. Keresidenan kemudian dikenal dengan istilah "Pembantu Gubernur".
Istilah ini sudah tidak digunakan lagi, tapi sebutan "eks-keresidenan" masih dipakai secara informal.
Setelah itu, muncul nomenklatur baru yaitu Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) yang berada di bawah
pemerintahan provinsi. Kepala Bakorwil tidak memiliki kewenangan otomom dan administatif karena
hanya bertugas mengoordinasikan hal-hal tertentu kepada wali kota atau bupati. Cakupan Bakorwil
tidak sama dengan karesidenan. Semisal Jawa Tengah, eks karesidenan Kedu, Banyumas, dan
Pekalongan masuk dalam satu Bakorwil.
Sebuah sisa pemakaian keresidenan adalah tanda kendaraan bermotor (pelat nomor). Pembagiannya,
terutama di pulau Jawa masih banyak berdasarkan karesidenan.
Daftar pustaka
Referensi
a b I Wayan Gede Astrawan.2014.Jurnal Penelitian Analisis Sosial Ekonomi Penambang Galian C di Desa
Sebudi Kecamatan Selat Kabupaten Sarang Asem.3
a b Waluya, Bagja (2007). Sosiologi. Bandung: PT Setia Purna Inves. hlm. 85-86.