Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“PENGARUH KEMISKINAN TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH”

DI SUSUN OLEH:

NAMA: URIA EMA JULIA AJAN

NPM: 1860201071

LOKAL: VI B

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

STIEBULTAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini tepat
pada waktunya dalam rangka untuk memenuhi Tugas mata kuliah “ REGIONAL II”. Dalam
makalah ini saya akan membahas mengenai “PENGARUH KEMISKINAN TERHADAP
PEMBANGUNAN DAERAH”.

Dalam hal ini kami sebagai penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Ibu Cancy Alexiana S.E.,M.Ec.Dev selaku dosen pengampu Mata Kuliah Regional
II.

Dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak rintangan dan tantangan yang saya
hadapi sehingga tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu tidak menutup kesempatan bagi
pembaca yang hendak memberi kritik dan saran yang berkenaan dalam makalah ini.
Demikian makalah ini saya buat, semoga dapat berguna bagi kita semua.

Tnjung Selor, April 2021

i
Daftar isi
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I Pendahuluan 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Pokok Permasalahan 4
1.3 Maksud dan Tujuan 4
BAB II Pembahasan 5
2.1 Kemiskinan 5
2.2 Hubungan kemiskinan dengan indeks pembangunan manusia 5
2.3 Definisi pembangunan manusia.............................................................................................5
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhui pertumbuhan ekonomi................................................6
2.5 Kemiskinan antarwilayah.......................................................................................................7

BAB III Penutup 9


3.1 Kesimpulan 9
Daftar Pustaka10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakikatnya pembangunan adalah proses perubahan yang berjalan secara terus
menerus untuk mencapai suatu kondisi kehidupan yang lebih baik, secara material maupun
spiritual. Pembangunan haruslah dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang
mencakup berbagai perubahan struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, serta institusi-institusi
nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan
ketimpangan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan.
Sebagai suatu proses, pembangunan tentu saja dilakukan dengan melihat kebutuhan-
kebutuhan yang ada sekaligus merespon perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan
tuntutan-tuntutan pergeseran waktu akibat berkembangnya peradaban, sistem sosial
kemasyarakatan, dan teknologi yang lebih maju.
Paradigma pembangunan yang sedang berkembang saat ini adalah pertumbuhan ekonomi
yang diukur dengan pembangunan manusia yang dilihat dengan tingkat kualitas hidup
manusia di tiap-tiap negara. Salah satu tolak ukur yang digunakan dalam melihat kualitas
hidup manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang diukur melalui kualitas
tingka pendidikan, kesehatan dan ekonomi (daya beli). Melalui peningkatan kualitas hidup
manusia.
Pertumbuhan ekonomi sangat penting karena pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan
outputperkapita yang menunjukan pertumbuhan upah riil dan meningkatnya standar hidup.
Peran pemerintah dalam pembangunan adalah sebagai katalisatordan fasilitator. Melalui
anggaran belanja, pengeluaran pemerintah sebagian digunakan untuk kegiatan pembangunan
di berbagai jenis infrastruktur yang penting.

3
1.2 Maksud dan Tujuan
- Sebagai salah satu untuk memenuhi tugas “REGIONAL II”.
- Supaya dapat mengetahui bagaimana pengaruh kemiskinan terhadap pembangunan
daerah.
- Untuk mengetahui kemiskinan itu apa
1.3 Rumusan Masalah
- Sudah sejauh mana mengetahui pengaruh kemiskinan terhadap pembangunan daerah
- Sudah sejauh mana pembangunan daerah

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kemiskinan
Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan.21 Kemiskinan
adalah suatu permasahan yang tidak saja dialami oleh negara berkembang namun dinegara
maju pun kemiskinan suatu masalah yang pelik untuk diselesaikan.
Garis kemiskinan merupakan nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup, baik kebutuhan hidup minimum makanan maupun kebutuhan hidup minimum non-
makanan.
Penyebab kemiskinan adalah karena kurangnya pendapatan dan aset (lack of income and
assets) untuk memnuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan tingkat
kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima (acceptable). Disamping itu kemiskinan juga
berkaitan dengan lapangan pekerjaan dan biasanya mereka yang dikatakan miskin (poor)
adalah tidak memilki pekerjaan (pengangguran), serta tingkat pendidikan dan kesehatan tidak
memadai. Menurut Bappeda kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya aset terhadap pendidikan dan pekerjaan.

2.2 Hubungan Kemiskinan dengan Indeks Pembangunan Manusia


Menurut Kanbur dan Squire mengakaji bahwa terdapat hubungan penting IPM dan kapasitas
pendapatan produktif. Pendapatan merupakan penentu utama dan hasil dari pembangunan
manusia. Orang miskin menggunakan tenaga mereka untuk berpartsipasi dalam
pertumbuhan ekonomi, tetapi kemiskinan akibat kurangnya pendidikan, serta gizi dan
kesehatan yang buruk mengurangi kapasitas mereka untuk bekerja. Dengan demikian akibat
rendahnya IPM orang miskin tidak dapat mengambil keuntungan oportunitas pendapatan
produktif karena terjadinya pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu, penyediaan pelayanan
sosial dasar merupakan unsur penting dalam penanganan kemiskinan.
2.3 Definisi Pembangunan Manusia
Pertumbuahan ekonomi sangat penting karena pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan
output per kapita yang menunjukan pertumbuhan upah riil dan meningkatnya standar

5
hidup.46 Pertumbuhuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur prestasi ekonomi suatu negara.47 Ada beberapa definisi mengenai pertumbuhan
ekonomi:
1. Kuznet mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan kapsitas dalam jangka
panjang dari suatu negara untuk menyediakan berbagai jenis barang dan jasa kepada
penduduk .
2. Menurut barimbing, pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu
negara dalam jangka penjang, karena masalah utama keberhasilan pembangunan dan
hasilnya akandapat dinikmati masyarakat sampai lapisan bawah.
3. Menurut Sukirno, Petumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan
kemakmuran bertingkat.
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai definisi pertumbuhan ekonomi dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi dampaknya sangat berpengaruh terhadap
masyarakat kecil maupun besar naik turunya pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi
tingkat kesejahteraan masyarakat untuk itu pemeritah harus berperan secara aktif dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang sejahtera.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Sumber Daya Manusia
Cepat lambatnya proses pembangunan itu tergantung kepada sejauh mana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunanya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembangunan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknolog

6
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat dapat mendorong
proses pembangunan akan tetapi, hal tersebut dapat juga menjadi penghambat
pembangunan.
4. Faktor Budaya
Faktor Budaya mempunyai suatu fungsi sebagai pendorongproses pembangunan tetapi
juga dapat menjadi hambatan bagipembangunan.
5. Sumber Daya Modal
Sumber Daya modal dibutuhkan dibutuhkan manusia untuk memperoleh dan mengola
sumber daya alam (SDA) dan dapat meningkatkan kualitas IPM.
2.5 Kemiskinan Antarwilayah

Kemiskinan antarwilayah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013-2017


dilihat dari persentase keluarga miskin sangat bervariatif. Tahun 2013, persentase keluarga
miskin terendah di Kecamatan Purwareja Klampok sebesar 8,77% sedangkan yang tertinggi
di Kecamatan Pagentan sebesar 33,88% atau selisih 25,11%. Persentase keluarga miskin ini
meningkat pada Tahun 2017 dengan persentase terendah di Kecamatan Banjarnegara sebesar
10,76% dan tertinggi di Kecamatan Wanayasa sebesar 41,54% atau selisih 30,78%.
Disparitas kemiskinan antar wilayah tertinggi terjadi pada tahun 2015 dimana terdapat
selisih 34,84% dengan persentase terendah di Kecamatan Banjarnegara sebesar 10,86% dan
tertinggi di Kecamatan Wanayasa sebesar 45,70%. Secara umum kemiskinan tinggi terjadi
di wilayah Sisi Utara Sungai Serayu, sedangkan wilayah Selatan tingkat kemiskinan lebih
rendah. Karakteristik wilayah bagian selatan lebih bersifat perkotaan didukung dengan jalur
jalan nasional, sedangkan bagian utara lebih bersifat perdesaan dengan bentang alam
pegunungan.

ADD dan Program infrastruktur merupakan kondisi penting yang diperlukan untuk hasil
penurunan jumlah keluarga miskin di wilayah kecamatan. Anggaran infrastruktur walaupun
mempunyai konsistensi rendah namun memiliki cakupan yang besar dalam tingkat
kemiskinan wilayah.

Identifikasi kondisi yang diperlukan (necessary) dan mencukupi (sufficient) berdasarkan


kondisi ada dalam ketiga kombinasi, yaitu anggaran infrastruktur, program infrastruktur dan
program ekonomi. Kombinasi variabel pada QCA 2 tidak ada yang menghasilkan nilai

7
konsistensi 1. Kombinasi variabel pada QCA 3 dengan nilai tertinggi juga menunjukkan
hasil yang sama. Berdasarkan kondisi yang selalu ada dalam ketiga kombinasi, maka
anggaran infrastruktur dan program ekonomi merupakan kondisi necessary dan sufficient
pada wilayah kecamatan dengan penurunan jumlah keluarga miskin.

Berdasarkan ketiga set data QCA dengan periode waktu yang berbeda, kondisi yang selalu
muncul pada kombinasi variabel dengan nilai konsistensi 1 adalah anggaran infrastruktur
dan program ekonomi. Hasil ini menunjukkan bahwa anggaran infrastruktur dan program
ekonomi menjadi kondisi yang diperlukan dan harus ada untuk mencapai penurunan jumlah
keluarga miskin di tingkat kecamatan.

Kemiskinan menjadi salah satu indikator adanya disparitas wilayah yang dipengaruhi oleh
banyak faktor sesuai dengan sifat dan konsep kemiskinan yang multidimensi. Intervensi
pemerintah dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat disparitas dan kemiskinan wilayah.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan.21 Kemiskinan
adalah suatu permasahan yang tidak saja dialami oleh negara berkembang namun dinegara
maju pun kemiskinan suatu masalah yang pelik untuk diselesaikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/hp/Downloads/101-Article%20Text-591-2-10-20201019.pdf

http://repository.radenintan.ac.id/7807/1/SKRIPSI.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai