Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan Materi Bab VI : PENGOLAHAN HASIL TES

Nama : Seren Regina Wilhelmina Bupu Mame

NIM : 1901040032

Kelas : Biologi A

A. Tujuan Instruksional Khusus


Dalam pembaruan sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia sekarang ini,
setiap guru dituntut untuk menyadari tujuan dari kegiatannya yaitu mengajar dengan
titik tolak kebutuhan siswa. Oleh karena itu, dalam merancang sistem belajar yang
akan dilakukannya, langkah- pertama yang ia lakukan adalah membuat tujuan
instruksional.
Tujuan Instruksional sendiri terbagi menjadi 2 yaitu tujuan instruksional umum
dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional umum merupakan tujuan
pengajaran yang perubahan prilaku siswa yang belajar masih merupakan perubahan
internal yang belum dapat dilihat dan diukur. Sedangkan tujuan instruksional khusus
merupakan tujuan pengajaran dimana perubahan prilaku telah dapat dilihat dan diukur.
Sebagai mahasiswa calon guru di masa yang akan datang, kita perlu mengetahui
langkah-langkah yang tepat dalam membuat tujuan instruksional khusus yaitu yang
pertama adalah membuat sejumlah TIU (tujuan instruksional umum) untuk setiap mata
pelajaran/bidang studi yang akan diajarkan yang mana dalam membuat TIU harus
menggunakan kata kerja yang sifatnya masih umum dan tidak dapat diukur karena
perubahan tingkah laku masih terjadi di dalam diri manusia (intern). Kedua,
menjabarkan TIU yang telah dibuat menjadi TIK yang rumusannya jelas, khusus, dapat
diamati, terukur dan menunjukan perubahan tingkah laku. Dalam menjabarkan TIU
dapat menggunakan kata-kata kerja seperti memahami, mengetahui, mengerti,
menghayati, menyadari, menghargai, dan masih ada beberapa lagi yang sifatnya masih
terlalu umum sehingga penafsirannya dapat berbeda antara orang yang satu dengan
yang lain. Contohnya menyadari pentingnya mengikuti proses KBM dengan baik,
menghargai hasil kerja siswa dalam menyelesaikan suatu tugas.
Menurut Sudjarwo (1984:36) Ada tiga fungsi dasar tujuan instruksional. Fungsi
yang pertama dapat dipakai untuk membantu mendefinisikan arah instruksional secara
umum dan sebagai dan sebagai petunjuk tentang materi pelajaran yang perlu dicakup.
Kedua, memberikan pengarahan tentang metode/ mengajar yang sebaiknya diterapkan.
Ketiga, membantu dan mempermudah pengukuran hasil belajar yang dituangkan
dalam prosedur perencanaan dan penilaian.

B. Jenis Penilaian
a. Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah proses penilaian dengan mengumpulkan data mengenai
sejauh mana kemajuan peserta didik dalam menguasai kompetensi kemudian
menginterpretasikan data tersebut, dan memutuskan kegiatan pembelajaran yang
efektif bagi peserta didik agar dapat menguasai materi atau kompetensi secara optimal.

Penelitian formatif itu sendiri secara langsung melibatkan aktivitas yang terjadi
antara guru dan siswa yang bertujuan memantu kemajuan dan perkembangan belajar
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian formatif yang dilakukan
pendidik tidak hanya penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning), akan
tetapi juga penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning). Penilaian sebagai
pembelajaran, yaitu proses penilaian yang dilakukan pendidik yang memungkinkan
peserta didik melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk menentukan target
belajar, misalnya dalam bentuk penilaian diri atau penilaian antarteman.

Tujuan penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, tidak


hanya untuk menentukan tingkat kemampuan peserta didik jika dalam proses
pembelajaran sebelumya ada kesalahan yang membuat proses pembelajaran tidak
sesuai dengan apa yang dicapai dalam tujuan pembelajaran. Selain itu, penilaian
formatif bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan
pembelajaran yang telah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung sehingga
dapat dijadikan acuan untuk pembelajaran yang lebih baik di masa yang akan datang
untuk memperbaiki, mengubah atau memodifikasi pembelajaran agar lebih efektif dan
dapat meningkatkan kompetensi peserta didik.
Terdapat lima faktor kunci yang dapat meningkatkan pembelajaran melalui
penilaian formatif sebagai berikut.

1. Menyediakan umpan balik yang efektif untuk peserta didik.


2. Secara aktif melibatkan peserta didik dalam pembelajaran.
3. Mengatur pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memperoleh nilai baik
ketika dilakukan penilaian.
4. Memperkenalkan pengaruh besar penilaian terhadap motivasi.
5. Mempertimbangkan kebutuhan peserta didik untuk menilai dirinya sendiri dan
untuk memahami bagaimana cara meningkatkan hasil belajarnya.

b. Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan
waktu. Di dalam penilaian sumatif mencakup lebih dari satu pokok bahasan yang
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah memahami suatu
materi pelajaran atau tidak untuk dapat melanjutkan pembelajaran ke materi pelajaran
selanjutnya. Penilaian sumatif dapat juga diartikan sebagai penggunaan tes-tes pada
akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit
pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan
suatu bidang studi atau yang kita kenal UTS atau UAS.

Fungsi penilaian sumatif, yaitu untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan
pemahaman peserta didik dan sebagai sarana memberikan umpan balik kepada peserta
didik. Penilaian sumatif juga berfungsi untuk memberikan umpan balik kepada staf
akademik sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan standar
pemantauan staf akademik, serta sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai