CROSSING OVER
(BERANGKAI
DAN PINDAH SILANG)
BERANGKAI PADA AUTOSOM
Peristiwa beberapa gen bukan alel terdapat pada
satu kromosom yang sama disebut berangkai.
Teori kromosom menurut Boveri and Sutton
(1903): kromosom adalah bagian dari sel yang
membawa gen selama miosis mempuyai
kelakuan berdasarkan prinsip mendel yaitu
memisah secara bebas. Akan tetapi prinsip ini
hanya berlaku bila gen-gen tersebut letaknya
lepas satu sama lain dalam kromosom
Gen-gen yang bebas satu dengan yang lain
A
a
B
b
Gen-gen yang terangkai dalam satu kromosom
A B atau a B
a b A b
Morgan dan Sutton mendapatkan bahwa
setiap kromosom terdiri dari banyak gen.
Pada keadaan normal (menurut pewarisan
Mendel) kromosom yang sehomolog akan
berpisah ke arah kutub yang berbeda.
Pada keadaan tertentu gen yang
berdekatan lokus pada kromosom yang
sama dan sehomolog tidak dapat memisah
secara bebas (linkage)
Secara fisik gen tersebut bertaut pada
kromosom, namun kombinasi baru dapat terjadi
dengan adanya pindah silang (crossing over)
Bila tautan sempurna : gen-gen tersebut selalu
diwariskan bersama-sama, berasal dari tetua yang
sama
Biasanya tautan gen tidak sempurna : sebagian
dapat bergabung secara bebas
Posisi Gen Berangkai Pada Hukum pemisahan gen
Kromosom Mendel; gen yang tidak
bertaut/berangkai
Bukti adanya linkage
Bateson and Punnet
Sifat P = bunga ungu L = pollen panjang
(1905)
p = bunga merah l = pollen bulat
Ungu panjang 1 1 1
Ungu bulat 7 7 1
Merah panjang 7 7 1
Merah bulat 1 1 1
Jadi rasio penotip juga tak sesuai dengan teori Mendel
Untuk Gen Tidak Terangkai Berlaku:
Terangkai Sempurna
Perkawinan dihibrid terangkai Sis (AB/ab x AB/ab),
keturunan 3 : 0 : 0 : 1 atau 3 : 1
Perkawinan dihibrid terangkai Trans (Ab/aB x Ab/aB),
keturunan 2 : 1 : 1 : 0 atau 2 : 1 : 1
Terangkai Tidak Sempurna
Uji silang dihibrid terangkai Sis (AB/ab x ab/ab),
keturunan n : 1 : 1 : n
Uji silang dihibrid terangkai Trans (Ab/aB x ab/ab),
keturunan 1 : n : n : 1
Lingkage dibedakan menjadi :
1. Coupling (Sis) : Gen dominan terangkai
pada satu kromosom, sedangkan alelnya
terangkai pada kromosom homolognya
Pada Persilangan
PPLL x ppll
P L
p l
Repulsion (trans) : Gen dominan dan gen resesif yang
bukan alelnya terangkai pada kromosom yang sama,
dan alel resesif dari gen yang pertama dengan alel
dominan dari gen yang kedua terangkai pada
kromosom homolognya.
Contoh pada persilangan
PPll x ppLL
P l
p L
Rangkai Sempurna
Terangkai sempurna apabila letak gen-gen amat
berdekatan satu sama lain, sehingga sewaktu
pemisahan selama miosis/pembentukan gamet, gen-
gent tersebut selalu bersama-sama menuju gamet.
Individu dengan genotif AB/ab akan membentuk
dua macam gamet saja yaitu AB dan ab, demikian
pula dengan individu Ab/aB akan membentuk
gamet Ab dan aB.
Contoh pada lalat Drosophila dikenal gen terangkai:
Cu = gen sayap normal cu = gen sayap keriput
Sr = gen dada polos sr = gen dada bergaris
Rangkai Sempurna Coupling/Sis
Bila lalat jantan bersayap normal dada polos
homozigotik (Cu Sr/Cu Sr) disilangkan dengan
betina sayap keriput dada bergaris-garis (cu sr/cu sr).
F1 semua sayap normal dada polos heterozigotik
(Cu Sr/cu sr).
Bila lalat F1 disilangkan dengan sesamanya, maka
gametnya hanya ada dua macam (Cu Sr dan cu sr),
karena gen-gen ini terangkai sempurna dalam Sis.
Akibatnya fenotif F2 tidak lagi 9: 3: 3: 1, melainkan 3
sayap normal dada polos: 1 sayap keriput dada
bergaris-garis (Perhatikan tabel).
Lanjutan Terangkai Sempurna Sis…
♂ Cu sr cu Sr cu sr
Cu Sr
(Tidak ada) (Tidak ada)
♀
Cu Sr/Cu Sr Cu Sr/cu sr
Cu Sr (sayap normal - - (sayap normal
dada polos) dada polos)
Cu sr (Tidak
ada) - - - -
cu Sr
(Tidak ada) - - - -
cu sr Cu Sr/cu sr cu sr/cu sr
(sayap normal - - (sayap keriput
dada polos) dada bergaris)
♂ PB Pb pB p b
F1 ♀
(tidak ada) (tidak ada)
♂ PB p b
F1 ♀
(tidak ada) Pb pB (tidak ada)
P b/p b p B/p b
pb - (polidaktil (jari normal -
mata biru) mata hitam)
F1 + +/m b (coupling/sis)
ungu panjang
Uji silang ♀ + +/m b X ♂ m b/m b
ungu, panjang merah, bulat
♂
♀ mb Banyaknya Frakwensi
Terangkai Tidak Sempurna Repulsion/Tans
Contoh yang sama Pada Pisum sativum dikenal gen terangkai
untuk: + = (pengganti huruf besar M) bunga ungu
m = bunga merah
+ = (pengganti huruf besar B) serbuk sari panjang
b = serbuk sari bulat
Ercis berbunga merah serbuk sari panjang (m +/m +) di-
silangkan dengan bunga ungu serbuk sari bulat (+ b/+ b),
diperoleh F1 bunga ungu serbuk sari panjang heterozigot (+
b/m +). Sewaktu F1 diujisilang diperoleh: 14 bunga ungu
serbuksari panjang, 178 bunga ungu serbuk sari bulat, 160
bunga merah serbuk sari panjang, dan 18 bunga merah serbuk
sari bulat.
Lanjutan Terangkai Tidak Sempurna Trans….
Lanjutan Terangkai Tidak Sempurna Trans…
P ♂ + b/+ b X ♀ m +/m +
ungu, bulat merah, panjang
F1 + b/m + (repulsion/trans)
ungu, panjang
Uji silang ♀ + b/m + X ♂ m b/m b
ungu, panjang merah, bulat
♂
♀ mb Banyaknya Frakwensi
P L
P L Gametnya
P l PL
p L Pl
pL
p l p l pl
Persilangan di atas akan menghasilkan :
F1 : PL/pl x plpl
Keturunan : berdasarkan frekuensi 7:1:1:7 yang
diperoleh Bateson dan Punnet
Fenotipe Genotipe Frekuensi Tipe
Ungu, Panjang PL/p1 0.4375 Tetua
Ungu, Bulat Pl/pl 0.0625 Rekombinan
Merah, Panjang pL/p1 0.0625 Rekombinan
Merah, bulat pl/pl 0.4375 Tetua
Pindah Silang
Gen-gen menampakkan tautan karena gen-gen
terletak sangat dekat satu sama lain pada
kromosom yang sama
Rekombinasi dapat terjadi apabila bagian-bagian
kromosom saling bertukar (pindah silang)
Pindah silang terjadi selama pembelahan meiosis
pertama
Proses Pindah silang tunggal
Diperoleh empat macam gamet (perhatikan
gambar)
Proses Pindah Silang Ganda