Dosen Pengampu:
Dr. Zairin Thomy, MSi. E-mail: z_thomy@yahoo.com
PAUTAN GEN
PENDAHULUAN
• Pada kenyataannya gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama
tidak selalu diturunkan secara bebas.
• Jika ada beberapa gen yang terletak pada kromosom yang sama, maka
gen-gen tersebut kemungkinan ada hubungan pautan (linkage) yang
dapat diturunkan bersama-sama.
• Kekuatan pautan tergantung jarak antar gen.
• Meskipun gen tersebut secara fisik berpautan pada kromosom, tetapi
dapat terjadi kombinasi baru karena gennya dapat pindah silang (crossing
over).
• Kombinasi baru antar gen yang berpautan merupakan sumber keragaman
genetik. Perubahan yang terjadi pada nisbah fenotip atau genotip dari
aturan Mendel dapat terjadi karena adanya interaksi antar gen, dan juga
karena adanya pautan gen.
• Dengan adanya pautan gen maka muncul konsep susunan linear gen-gen
pada suatu kromosom dengan jarak tertentu.
TUJUAN
• Mempelajari pautan gen : pautan sempurna dan pautan tidak
sempurna.
• Mempelajari pindah silang dan rekombinasi antar gen-gen
yang berpautan.
• Mempelajari cara pemetaan pada kromosom, menghitung
frekuensi rekombinasi, menentukan jarak antar gen dan
menentukan letak gen pada kromosom.
PAUTAN (LINKAGE) GEN
• Pautan gen adalah beberapa gen yang bukan alel terdapat
pada kromosom yang sama, karena jmlh gen jauh lebih
banyak daripada jumlah kromosom.
• Antara satu gen dengan gen yang lain pada satu kromosom
dapat berpautan (linkage). Kekuatan pautan antar gen-gen
tersebut tergantung pada jaraknya.
• Bukti adanya pautan ini dapat terlihat pada perubahan nisbah
fenotip atau genotip yang menyimpang dari aturan Mendel.
• Untuk mengetahui ada tidaknya pautan antar gen biasanya
dilakukan suatu “test cross”
• Adanya pautan telah banyak dipelajari oleh peneliti seperti :
Sutton (1903), Bateson & Punnet (1905), T. H. Morgan (1910)
dan peneliti lainnya.
• Untuk membedakan apakah gen-gen letaknya terpisah atau
berpautan pada kromosom yang sama, maka diadakan
perbedaan cara penulisannya.
a. Pautan dalam susunan sis (coupling)
• Pautan dalan susunan sis adalah gen-gen dominan terpaut
pada satu kromosom, sedangkan alel-alelnya yang resesif
pada kromosom homolognya.
• Misalnya genotip dituliskan AaBb, maka kalau ada pautan
dalam susunan sis dapat ditulis :
AB atau (AB) (ab) atau AB/ab
ab
b. Pautan dalam susunan trans (repulsion)
• Pautan dalam susunan trans adalah gen dominan terpaut
dengan gen resesif yang bukan alelnya pada satu kromosom,
sedangkan alel resesif dari gen pertama dan alel dominan dari
gen kedua terpaut pada kromosom homolognya.
• Misalnya genotip AaBb, ada pautan dalam susunan trans
dapat ditulis :
Ab atau (Ab) (aB) atau Ab/aB
aB
I. Pautan sempurna
• Pautan sempurna terjadi apabila gen-gen yang terpaut letaknya sangat
berdekatan satu dengan yang lain, selama meiosis (?) tidak mengalami
perubahan letak sehingga gen-gen tersebut bersama-sama menuju ke
gamet.
Contoh pada lalat buah Drosophila dikenal gen-gen terpaut, yaitu :
• Cu = gen untuk sayap normal
• cu = gen untuk sayap keriput
• Sr = gen untuk dada polos (normal)
• sr = gen untuk dada bergaris.
• Lalat dihibrid dengan fenotip : sayap normal dan dada normal mempunyai
2 kemungkinan genotip :
• Cu Cr/cu sr (gen-gen terpaut dalam susunan sis)
Cu Sr cu sr
F1: Betina pr+ vg+/pr vg x jantan pr+ vg+/ pr+ vg+ (tc)
F1: Betina pr+ vg/pr vg+ x jantan pr+ vg+/ pr+ vg+ (tc)
• EC_____________SC________vg
5,5
8,2
Peta genetiknya :
va gl v
Interferensi dan Koinsidensi
• Interferensi adalah : efek penghambatan pindah silang di suatu
tempat dapat menghalangi terjadinya pindah silang lain di
tempat lain yang berdekatan.
• Derajat penghambatan ini dinyatakan dengan koefisien
koinsidensi.
• Koefisien Koinsidensi :
% Pindah silang ganda yang diamati dibagi % Pindah silang
ganda yang diharapkan
• % Pindah silang ganda yang diamati =
Saat kita lihat dari data percobaan yaitu angka genotip terkecil
masing-masing.
• Pindah silang ganda yang diharapkan =
• Hasil kali masing-masing pindah silang tunggal.
• Koinsidensi + Interferensi = 1 artinya :
• Bila interferensi sempurna = 1, maka tidak ada pindah silang
ganda yang diamati.
• Bila pindah silang ganda yang diharapkan dapat diamati, maka
interferensinya = 0
Frekuensi rekombinasi
Contoh Soal : Pada contoh soal 3 terlihat :
• Pindah silang yang diamati = 3 + 5/1448 x 100% =
5,52 x 10 -3
• Pindah silang yang diharapkan = (6,4%) (13,2%)
= (0,064) (0,132) = 0,45 x 10 -3
• Koefisien Koinsidensi = 5,52 x 10 -3 / 0,45 x 10 -3
=0,65