Anda di halaman 1dari 33

FENOMENA TERJADINYA CROSSING OVER PADA Drosophila melanogaster

PERSILANGAN ♀N × ♂Bcl dan ♀N × ♂Bvg BESERTA RESIPROKNYA

OLEH :
KELOMPOK 8 OFFERING I
HANIF AMIRUSDI 170342615586
NADILAH NUR ANGGRAENI 170342615521
LATAR BELAKANG
•Gamet dapat menyatu dengan cara acak dalam kemungkinan untuk melakukan
kombinasi dan menghasilkan genotip pada setiap sifat-sifat keturunan
•Ketika kromosom homolog berpasangan pada saat meiosis, kadang-kadang
kromosom bertukar bagian (segmen) dalam proses yang disebut dengan
crossingover yang dijelaskan oleh Thomas Morgan.
•Pindah silang adalah mekanisme yang terjadi pada tahap awal profase dalam
meiosis dan menggabungkan 2 kromosom pasangan menjadi 1 Gamet
rekombinan dihasilkan dari hasil persilangan antar kromosom homolog.
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN

•Bagaimana perbedaan fenotip pada F1 •Untuk mengetahui perbedaan fenotip


dan F2 yang mengalami pindah silang pada F1 dan F2 yang mengalami pindah
pada persilangan D. melanogaster ♀N × silang pada persilangan D. melanogaster
♂Bcl dan ♀N × ♂Bvg beserta
resiproknya, serta ♂Bvgstok dengan ♀N •Untuk mengetahui perbedaan
(F1) dari ♂Bvg ×♀N dan ♂Bclstok dengan perbandingan keturunan tipe rekombinan
♀N (F1) dari ♂Bcl × ♀N beserta yang muncul terhadap jumlah total
resiproknya ? keturunan F2 pada persilangan D.
•Bagaimana perbedaan perbandingan melanogaster
keturunan tipe rekombinan yang muncul
keturunan F2 pada persilangan D.
melanogaster ♀N × ♂Bcl dan ♀N ×
♂Bvg beserta resiproknya, serta
♂Bvgstok dengan ♀N (F1) dari ♂Bvg
×♀N dan ♂Bclstok dengan ♀N (F1) dari
♂Bcl × ♀N beserta resiproknya ?
MANFAAT
Bagi peneliti
1. Penerapan ilmu genetika melalui proyek menggunakan Drosophila melanogaster.
2. Memberikan informasi mengenai fenotip keturunan F1 hasil persilangan P1 N♂ ×
Bcl ♀ beserta resiproknya, P1 N♂ × Bvg ♀ beserta resiproknya.
3. Memberikan informasi mengenai fenomena pindah silang pada Drosophila
melanogaster P1 beserta resiproknya, dan pindah silang Drosophila melanogaster
P2 beserta resiproknya
4. Memberkan informasi mengenai perbedaan frekuensi pindah silang pada
persilangan D. melanogaster ♂Bvgstok dengan ♀N (F1) dari ♂Bvg ×♀N dan
♂Bclstok dengan ♀N (F1) dari ♂Bcl × ♀N.
• Bagi mahasiswa
1. Sarana mempelajari fenomena Hukum Mendel melalui penerapan secara
langsung dalam proyek.
2. Memberikan pengetahuan mengenai prinsip pindah silang pada Drosophila
melanogaster
3. Memberikan dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang fenomena pindah silang
pada Drosophila melanogaster.
• Bagi masyarakat

Memberikan informasi dan wawasan tambahan kepada masyarakat umum


dan pembaca mengenai peristiwa pindah silang pada Drosophila melanogaster.
ASUMSI
•Kondisi medium, ukuran botol, ukuran pemotongan spons, kematangan pisang
dalam satu sisir, kondisi lingkungan yang meliputi suhu, pH, dan kelembapan
dianggap sama.
•Umur Drosophila melanogaster, tingkat kesuburan masing-masing jenis kelamin
dianggap sama.
•Seluruh strain memiliki tingkat produksi telur yang dianggap sama.
•Usia Drosophila melanogaster yang digunakan dianggap sama.
Ruang Lingkup
•Strain yang digunakan dalam proyek ini adalah N, Bcl, dan Bvg.
•Pengamatan yang dilakukan adalah fenotip, jumlah anakan, dan jenis kelamin.
•Drosophila melanogaster yang disilangkan berasal dari ampulan yang telah menetas
dan berusia tidak lebih dari tiga hari di dalam ampulan.
•Pengambilan data atau H1 dilakukan ketika pupa hasil persilangan menetas sampai
hari ke tujuh.
•Persilangan untuk mendapatkan F2 adalah hanya terhadap F1 betina yang
disilangkan dengan jantan resesifnya dari hasil ampulan botol stock.
•Pembahasan penelitian dibatasi pada perbedaan fenotip F1 dan F2 yang mengalami
pindah silang, dan perbandingan keturunan rekombinan pada F2.
•Persilangan yang dilakukan terbatas pada persilangan D. melanogaster ♀N × ♂Bcl
dan ♀N × ♂Bvg beserta resiproknya.
Definisi Istilah
1. Fenotip menurut Ayala, dkk (1984) dalam Corebima (2013) adalah karakter-karakter yang dapat diamati pada
individu yang merupakan hasil interaksi antara genotip dan lingkungannya .
2. Strain menurut Dijkshoorn et. al (2000) yaitu terdiri dari keturunan yang berasal dari isolasi tunggal dalam kultur
murni dan selalu terdiri dari suksesi kultur yang akhirnya berasal dari inisial koloni tunggal.
3. Genotip adalah urutan materi genetik yang terdapat di lokasi tertentu dalam urutan keseluruhan urutan DNA
(Wright & Fessele, 2017). Menurut Ayalah 1984 dalam Corebima (2013), genotip adalah keseluruhan jumlah
informasi genetik yang terkandung pada suatu makhluk hidup.
4. Pindah silang adalah pertukaran materi genetik kromosom maternal dan paternal yang menghasilkan kombinasi
baru alel parental dan meningkatkan keragaman genetik pada hasil meiosis (Jones & Franklin, 2006).
5. Rekombinan adalah salah satu bentuk keragaman genom yang menciptakan persimpangan antara dua urutan
parental yang dapat di teruskan ke generasi selanjutnya (Melé et al., 2010).
6. Homozigot adalah dua salinan gen dari gen yang memiliki alel sama (Snustad & Simmons, 2012). Menurut
Corebima (2013), homozigot adalah karakter yang dikontrol oleh dua gen yang identik.
7. Heterozigot adalah organisme dengan anggota yang tidak seperti pasangan atau serangkaian alel tertentu yang
akibatnya menghasilkan gamet yang berbeda (Snustad & Simmons, 2012). Menurut Corebima (2013), heterozigot
adalah karakter yang dikontrol oleh dua pasang gen yang tidak identik.
8. Chiasma adalah suatu struktur yang terbentuk antara sepasang kromosom homolog dengan rekombinasi pinda
silang dan secara fisik menghubungkan kromosom homolog selama meiosis (Hirose et al., 2011).
9. Alel adalah satu pasangan, atau serangkaian, bentuk-bentuk alternatif gen yang terjadi pada
lokus dalam kromosom (Snustad & Simmons, 2012).
10. Test cross adalah persilangan antar individu yang tidak diketahui secara genetik dengan
sepenuhnya menggunakan penguji resesif untuk menentukan apakah individu yang
dipertanyakan homozigot atau heterozigot untuk alel tertentu (Snustad & Simmons, 2012).
11. Kromatid homolog adalah kromosom yang berpasangan dan umumnya memiliki bentuk dan
ukuran yang sama dan berasal dari induk jantan dan betina, kromosom seperti itu mengandung
susunan gen yang sama (Snustad & Simmons, 2012)
12. Kromosom sister adalah dua kromatid identik yang menghasilkan replikasi DNA selama fase S
interfase. Mereka bergabung bersama oleh sentromer (Panawala, 2017).
13. Kromosom nonsister adalah dua kromatid yang tidak identik lalu menghasilkan replikasi DNA
(Panawala, 2017).
14. Nilai pindah silang adalah nilai yang menunjukkan adanya pengaruh dari faktor-faktor (gen)
yang terlibat dalam peristiwa pindah silang (Corebima, 2013).
15. Rank adalah jumlah level dimana pindah silang terjadi dalam untai. Non-crossover adalah
peringkat 0, pindah silang tunggal adalah peringkat 1, dan sebagainya
Hipotesis
1. Fenotip pada F1 persilangan ♂N × ♀Bcl beserta resiproknya adalah 100% N
heterozigot Fenotip pada F2 persilangan ♀N × ♂Bclstok beserta resiproknya
terdapat 4 macam fenotip, yaitu N, b, cl, Bcl, sedangkan untuk persilangan ♀N
× ♂Bvgstok beserta resiproknya terdapat 4 macam fenotip, yaitu N, b, vg, Bvg.
2. Perbandingan keturunan tipe rekombinan yang muncul terhadap jumlah total
keturunan F2 pada persilangan D. melanogaster ♀N × ♂Bcl dan ♀N × ♂Bvg
beserta resiproknya, serta ♂Bvgstok dengan ♀N (F1) dari ♂Bvg ×♀N dan
♂Bclstok dengan ♀N (F1) dari ♂Bcl × ♀N beserta resiproknya yaitu 1:1:1:1.
KAJIAN PUSTAKA
•Drosophila melanogaster
•Siklus hidup D. melanogaster
• Morfologi D. melanogaster strain N, Bcl, Bvg
•Peta gen pada D. melanogaster
•Pindah silang
•Macam-macam pindah silang:
1) Pindah silang tunggal
2) Pindah silang ganda
STRAIN

Strain Bcl Strain N Strain Bvg


Pindah silang tunggal Pindah silang ganda
NILAI PINDAH SILANG
Nilai pindah silang menunjukkan besarnya persentase
kombinasi baru yang dihasilkan akibat terjadinya pindah
silang

Jumlah tipe rekombinasi


Nps= X 100%
𝑗umlah seluruh individu
Faktor yang Mempengaruhi Pindah
Silang
•Temperatur
•Umur
•Zat kimia
•Penyinaran dengan sinar X
•Jarak antar gen-gen
Kerangka Konseptual
Pindah silang adalah penukaran segmen dari
kromatid-kromatid yang bukan kromatid sister
(non-sister chromatid) dan terjadi ketika profase

Kromatid yang bersilang melekat dan putus di


bagian chiasma, tiap potongan tersebut kemudian
melekat pada kromatid sebelahnya

Semakin jauh letak suatu gen dengan gen


lainnya, maka semakin besar kemungkinan
terjadinya pindah silang

Nilai pindah silang pada kromosom


biasanya ≤ 50%
HIPOTESIS
•Fenotip pada F1 persilangan ♂N × ♀Bcl beserta resiproknya adalah 100% N
heterozigot Fenotip pada F2 persilangan ♀N × ♂Bclstok beserta resiproknya
terdapat 4 macam fenotip, yaitu N, b, cl, Bcl, sedangkan untuk persilangan ♀N ×
♂Bvgstok beserta resiproknya terdapat 4 macam fenotip, yaitu N, b, vg, Bvg.
•Perbandingan keturunan tipe rekombinan yang muncul terhadap jumlah total
keturunan F2 pada persilangan D. melanogaster ♀N × ♂Bcl dan ♀N × ♂Bvg
beserta resiproknya, serta ♂Bvgstok dengan ♀N (F1) dari ♂Bvg ×♀N dan ♂Bclstok
dengan ♀N (F1) dari ♂Bcl × ♀N beserta resiproknya yaitu 1:1:1:1.
RANCANGAN PENELITIAN
• Jenis penelitian : deskriptif observatif
• Pengambilan data dilakukan ketika pupa telah menetas dan dihitung menjadi H1.
Perhitungan mulai H1 sampai H7.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan sejak 23 Januari 2019 sampai 23 April 2019 yang
bertempat di Laboratorium Genetika Ruang 310 Gedung 05, jurusan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Malang.
Populasi : Drosophila melanogaster yang ada di Laboratorium Genetika Ruang 310
Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang.
Sampel : Drosophila melanogaster strain normal (N) jantan dan betina, black cloth
(bcl) jantan dan betina, serta black vestigial (bvg) jantan dan betina.
Alat : pisau, blender, panci, kompor gas, timbangan kue, baskom plastik, toples
plastik, pengaduk kayu, selang pelastik, kuas halus, pelastik tidak berwarna,
mikroskop, kardus, botol selai, lemari es, kertas pupasi, dan alat tulis.
Bahan : Drosophila melanogaster strain (N, Bcl, Bvg), pisang raja mala, tape
singkong, gula merah, fermipan, dan air.
PROSEDUR KERJA
Pembuatan Medium

Pengamatan Fenotip

Peremajaan

Pengampulan

Persilangan Parental 1 (P1)

Persilangan parental 2 (P2)


Hasil anakan F1 dari persilangan ♀N× ♂Bvg

Strain yang Fenotip Jenis Ulangan Jumlah Total


disilangkan kelamin
1 2 3 4 5 6 7

♀N× ♂Bvg N ♂ 61 29 90 223

♀ 95 38 133

Hasil anakan F1 dari persilangan ♀N × ♂Bcl


Strain yang Fenotip Jenis Ulangan Jumlah Total
disilangkan kelamin
1 2 3 4 5 6 7

♀N × ♂Bcl N ♂ 36 64 100 224

♀ 46 78 124
Data Perhitungan Jumlah F2

Ulangan
Strain yang disilangkan Fenotip Jumlah Total
7
1 2 3 4 5 6

♀N× ♂Bvgstok N 19 19

Dari: Bvg 10 10

♂Bvg × ♀N 64
b 20 20

vg 15 15
Rekontruksi Kromosom Tidak Terjadi Pindah Silang

𝑏+𝑐𝑙+
♀ ♂

𝑏+𝑐𝑙+
bcl (N)
𝑏 𝑐𝑙
1. Persilangan ♂N × ♀Bcl
P1 : ♂N × ♀Bcl
𝑏+𝑐𝑙+ 𝑏 𝑐𝑙
G1 : ×
𝑏+𝑐𝑙+ 𝑏 𝑐𝑙

Gamet : b+ cl+ ; b cl
𝑏+𝑐𝑙+
F1 : ( 100 % N heterozigot)
𝑏 𝑐𝑙
𝑏𝑐𝑙
♀ ♂

𝑏 + 𝑐𝑙 + 𝑏+𝑐𝑙+
(N)
𝑏 𝑐𝑙
2. Persilangan ♀N × ♂Bcl
P1 : ♀N × ♂Bcl
𝑏+𝑐𝑙+ 𝑏 𝑐𝑙
G1 : ×
𝑏+ 𝑐𝑙+ 𝑏 𝑐𝑙

Gamet : b+cl+ ; b cl
𝑏+𝑐𝑙+
F1 : ( 100 % N heterozigot)
𝑏 𝑐𝑙
b+ vg+
♀ ♂

bvg 𝑏+𝑣𝑔+
(N)
𝑏 𝑣𝑔

3. Persilangan ♂N × ♀Bvg
P1 : ♂N × ♀Bvg
𝑏+𝑣𝑔+ 𝑏 𝑣𝑔
G1 : ×
𝑏+ 𝑣𝑔+ 𝑏 𝑣𝑔

Gamet : b+ vg+ ; b vg
𝑏+𝑣𝑔+
F1 : ( 100 % N heterozigot)
𝑏 𝑣𝑔
bvg
♀ ♂

b+ vg+ 𝑏+𝑣𝑔+
4. Persilangan ♀N × ♂bvg 𝑏 𝑣𝑔
(N)

P1 : ♀N × ♂Bvg
𝑏+𝑣𝑔+ 𝑏 𝑣𝑔
G1 : ×
𝑏+ 𝑣𝑔+ 𝑏 𝑣𝑔

Gamet : b+ vg+ ; b vg
𝑏+𝑣𝑔+
F1 : ( 100 % N heterozigot)
𝑏 𝑣𝑔
Rekontruksi Kromosom Terjadi Pindah Silang

1. Persilangan ♂N >< ♀Bcl


𝑏+𝑐𝑙+ 𝑏 𝑐𝑙
G1 : 𝑏+𝑐𝑙+ × 𝑏 𝑐𝑙
b+cl+ b+cl bcl+ bcl
Gamet : b+ cl+ ; b cl
♀ ♂
𝑏+𝑐𝑙+ 𝑏+𝑐𝑙+ 𝑏+𝑐𝑙 𝑏 𝑐𝑙+ 𝑏 𝑐𝑙
F1 : 𝑏 𝑐𝑙
( 100 % N heterozigot) bcl
𝑏 𝑐𝑙 𝑏 𝑐𝑙 𝑏 𝑐𝑙 𝑏 𝑐𝑙
P2 : ♀N (dari F1) × ♂Bclstok (N het)
𝑏+𝑐𝑙+ 𝑏 𝑐𝑙 (cl) (b) (bcl)
G2 : ×
𝑏 𝑐𝑙 𝑏 𝑐𝑙

Gamet : b+cl+, b+cl, b cl+, bcl Perbandingan F2 = N : cl : b : bcl


F2 : = 1 : 1: 1 : 1
2. Persilangan ♀N ×♂ Bcl
P1 : ♀N ×♂ Bcl
𝑏+𝑐𝑙+ 𝑏 𝑐𝑙
G1 : ×
𝑏+ 𝑐𝑙+ 𝑏 𝑐𝑙
Gamet + +
: b cl ; b cl
𝑏+𝑐𝑙+
F1 : ( 100 % N heterozigot)
𝑏 𝑐𝑙
P2 : ♀N (dari F1) × ♂Bclstok
𝑏+𝑐𝑙+ 𝑏 𝑐𝑙
G2 : ×
𝑏 𝑐𝑙 𝑏 𝑐𝑙
Gamet : b cl , b cl, bcl+, bcl
+ + +
Perbandingan F2 = N : b: cl : bcl
F2 :
= 1 : 1: 1 : 1
b+cl+ b+cl bcl+ bcl
♂ ♀

bcl 𝑏+𝑐𝑙+ 𝑏+𝑐𝑙 𝑏 𝑐𝑙+ 𝑏 𝑐𝑙


(N het) (b) (cl) (bcl)
𝑏 𝑐𝑙 𝑏 𝑐𝑙 𝑏 𝑐𝑙 𝑏 𝑐𝑙
3. Persilangan ♂N × ♀Bvg
P1 : ♂N × ♀Bvg
𝑏+𝑣𝑔+ 𝑏 𝑣𝑔
G1 : ×
𝑏+ 𝑣𝑔+ 𝑏 𝑣𝑔
+ +
Gamet : b vg ; b vg
𝑏+𝑣𝑔+
F1 : ( 100 % N heterozigot)
𝑏 𝑣𝑔
P2 : ♀N (dari F1) >< ♂Bvgstok
𝑏+𝑣𝑔+ 𝑏 𝑣𝑔
G2 : × Perbandingan F2 = N : b : vg : bvg
𝑏 𝑣𝑔 𝑏 𝑣𝑔
Gamet : b vg , b vg, b vg+, bvg
+ + +
F2 : = 1 : 1: 1 : 1
b+vg+ b+vg bvg+ bvg
♂ ♀

bvg 𝑏+𝑣𝑔+ 𝑏+𝑣𝑔 𝑏 𝑣𝑔+ 𝑏 𝑣𝑔


(N het) (b) (vg) (bvg)
𝑏 𝑣𝑔 𝑏 𝑣𝑔 𝑏 𝑣𝑔 𝑏 𝑣𝑔
4. Persilangan ♀N ×♂ Bvg
P1 : ♀N ×♂ Bvg
𝑏+𝑣𝑔+ 𝑏 𝑣𝑔
G1 : ×
𝑏+ 𝑣𝑔+ 𝑏 𝑣𝑔
Gamet + +
: b vg ; b vg
𝑏+𝑣𝑔+
F1 : ( 100 % N heterozigot)
𝑏 𝑣𝑔
P2 : ♀N (dari F1) × ♂Bvgstok
𝑏+𝑣𝑔+ 𝑏 𝑣𝑔
G2 : ×
𝑏 𝑣𝑔 𝑏 𝑣𝑔
Gamet : b+vg+, b+vg, bvg+, bvg Perbandingan F2 = N : b : vg : bvg
F2 : = 1 : 1: 1 : 1

b+vg+ b+vg bvg+ bvg


♂ ♀

bvg 𝑏+𝑣𝑔+ 𝑏+𝑣𝑔 𝑏 𝑣𝑔+ 𝑏 𝑣𝑔


(N heter) (b) (vg) (bvg)
𝑏 𝑣𝑔 𝑏 𝑣𝑔 𝑏 𝑣𝑔 𝑏 𝑣𝑔
Pembahasan
•Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa persilangan parental ♀N × ♂Bcl beserta
resiproknya dan ♀N ×♂Bvg beserta resiproknya didapatkan fenotip turunan pertama (F1)
adalah 100% strain N.
•Hasil persilangan tersebut sesuai dengan rekonstruksi kromosom dimana F1 dari strain N
yang tersebut bergenotip heterozigot baik jantan maupun betina. Seperti yang telah
dijelaskan dalam Corebima (2013) bahwa heterozigot yaitu dua gen yang tidak sepasang
mengkontrol suatu karakter, dalam hal ini gen normal yang bersifat dominan menutupi gen
bcl yang sifatnya resesif.
•Menurut pendapat Suryo (1984) menganai terbentuknya empat fenotip tersebut karena telah
terjadi pindah silang tunggal, dimana dua macam gamet memiliki gen-gen yang sama
dengan gen-gn yang dimiliki induk atau parental, sehingga disebut dengan gamet tipe
parental, sedangkan dua gamet lainnya merupakan gamet-gamet baru yang terbentuk akibat
adanya pindah silang. Gamet-gamet ini disebut dengan gamet tipe rekombinasi.
•Hasil rekontruksi juga dikaitkan dengan letak gen dalam kromosom yang dapat memicu
terjadinya pindah silang. Gen b terdapat pada kromosom nomor 2 pada lokus 48,5, gen cl
terletak pada kromosom nomor 2 pada lokus 16,5, sedangkan vg terletak pada kromosom
nomor 2 dan lokus 67,0 Sinnot (1958).
Kesimpulan
•Persilangan D. melanogaster strain ♂N × ♀Bcl dan ♂N×♀Bvg beserta
resiproknya menghasilkan fenotip pada keturunan F1 adalah strain N (100% N
heterozigot). Pada keturunan F2 persilangan ♀N × ♂Bclstok dan ♀N×♂Bvgstok
beserta resiproknya menghasilkan 4 macam fenotip. Persilangan ♀N × ♂Bclstok
beserta resiproknya menghasilkan fenotip N, b, cl, bcl, sedangkan persilangan
♀N×♂Bvgstok beserta resiproknya menghasilkan fenotip N, b, vg, bvg.
•Persilangan D. melanogaster ♂N×♀bcl dan ♂N×♀bvg beserta resiproknya
menghasilkan rasio keturunan F1 dengan perbandingan 1:1. Pada keturunan F2
dari persilangan ♀N×♂Bclstok dan ♀N×♂Bvgstok beserta resiproknya memiliki
perbandingan 1:1:1:1.
Saran
Terdapat beberapa saran yang dapat digunakan untuk memperbaiki penelitian
mengenai crossing over antara lain :
•Ketelitian peneliti dalam menyilangkan Drosophila, sehingga data yang didapatkan
bisa sesuai dengan teori-teroi maupun hukum yang sudah ada.
•Efisiensi waktu yang sangat penting diperhatikan oleh peneliti agar perolehan jumlah
data menjadi maksimal.
•Memperkaya sumber literatur untuk sebagai bahan pendukung dalam penelitian ini.
•Kebersihan dari peralatan dan bahan yang digunakan perlu menjadi perahatian
peneliti agar mengurangi faktor penghambat pertumbuhan dari Drosophila.
•Takaran bahan-bahan saat pembuatan medium perlu diperhatikan agar medium tidak
mudah ditumbuhi oleh jamur.

Anda mungkin juga menyukai