Anda di halaman 1dari 29

KODE KELAS : 02

Laporan Praktikum ( sesi 1)

Fisiologi
Tumbuhan
Dalam Masa Pandemi Covid-19

Kelompok : 3 (Tiga)
Anggota : 1. Asmaul Nadira/1814040005
2. Siti Nurfadhila M.A/1814040008
3. Riza Risky Yulianti/1814042024

Jurusan Biologi
Universitas Negeri Makassar
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup dalam pertumbuhannya tidak pernah lepas dengan aspek atau komponen
lainnya termasuk segala macam bentuk nutrisi yang diperlukannya untuk terus berkembang.
Salah satu aspek yang dimaksud ialah keberadaan air dengan segala macam bentuk potensi
yang dapat diberikan air kepada mahluk hidup. Air sangat penting manfaatnya terhadap
pertumbuhan tanaman yang mempengaruhi segala bentuk aktivitas fisiologis dari tumbuhan.
Selain itu juga sangat berperan terhadap semua organisme hidup yang ada di bumi.
Pertumbuhan tanaman sejumlah besarnya dipengaruhi oleh aktivitas dan kadar air yang
diperoleh tanaman dari tanah ataupun lingkungan sekitarnya. Tanaman yang hidup dengan
subur dan mempunyai keadaan fisik yang baik akan sangat jelas memperlihatkan peranan air
dalam segala aktivitasnya. Untuk mencapai puncak tanaman dan menjalankan fungsinya air
mempunyai kadar dan juga proses pengangkutannya sendiri. Transfer molekul ini
dipengaruhi oleh potensial dan juga proses pengangkutannya menuju bagian tanaman yang
paling atas.
Air mencapai puncak tanaman itu dengan melewati beberapa aktivitas. Kemudian
pemikiran inilah yang memicu kita untuk melakukan pengkajian terhadapa bagaimana
sebenarnya pergerakan air agar dapat mencapai puncak tanaman serta bagaimana sebenarnya
pengaruh konsentrasi air atau larutan terhadap sel yang ada pada tanaman. Maka dari itu
dilakukanlah pengamatan atau praktikum untuk menentukan potensial air serta proses difusi
dan osmosis air pada tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu
juga pengamatan ini dilakukan agar kiranya peserta didik dapat mengetahui pengaruh
konsentrasi air dan aktivitas lainnya dengan pengamatan langsung oleh peserta.
Laju transpirasi tumbuhan itu bervariasi dan dipengaruhi oleh keberadaan air. Dalam
daur hidrologi air berpartisipasi penuh dalam proses transpirasi ini. Transpirasi juga
bergantung pada keadaan tanahn potensial air tanah, serta laju aktivitas osmosis maupun
difusinya dalam proses pertumbuhannya. karena sebagian besar volume tumbuhan adalah air
maka volume total dari tumbuhan akan termasuk volume air yang diserapnya. Dengan
demikian dilakukannya pengamatan ini agar kiranya dapat diketahui bagaimana proses
transpirasi tumbuhan untuk menunjukka pengaruh lingkungannya ataupun faktor
lingkungannya terhadap laju transpirasi yang berlangsung pada tumbuhan dalam proses
petumbuhan dan perkembangannya.
Air merupakan volume terbesar tumbuhan yang ada dalam tumbuhan itu sendiri. Dimana
tanah sebagai tempat tersedianya air untuk tumbuhan yang hidup didarat. Untuk mendukung
susunan atu struktur sel pada tumbuhan maka tumbuhan memerluka air sebagai pendukung
terbesarnay. Selain itu juga air akan membantu tumbuhan menjaga fungsi-fungsi
metanolisme pada tumbuhan, transpor nutrisi, dan untuk fotosintesis. Tumbuhan juga
membutuhkan zat-zat penting untuk menopang kehidupannya secara kolektif dengan
ketersediaan nutrisi yang berlimpah disekitar tumbuhan tersebut agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
Tumbuhan mendapatkan unsur organik dan anorganiknya dari tanah dan lingkungan
sekitarnya. Tanah dan lingkungan tempat tumbuhan tumbuh menjadi media alami untuk
tumbuhan khususnya tumbuhan yang hidup di darat. Sebagai lapisan terluar yang menutupi
permukaan bumi tanah memiili peran yang tidak hanya tekhusus untuk kelangsungan mahluk
hidup tapi juga menjamin kekayaan yang ada dobimu berupa kekayaan alamnya. Kualitas
tanah dan lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bagi
tumbuhan yang hidupnya didarat dan bergantung pada kemurnian sumber daya yang dapat
diperolehnya dari dalam tanah dan lingkungan sekitarnya.
Persoalan nutrisi pada tumbuhan ini bergantung pada tanah dan lingkungan sekitarnya
sebagaimana dijelaskan diatas. Maka dengan demikian dilakukannya pengamatan ini agar
kiranya ketika ada kelainan pada tumbuhan yang ada disekitar semisal daunnya yang tidak
berwarna hijau secara keseluruhan ataupun masalah-masalah anomali lainnya kita dapat
mengetahui apa sebenarnya persoalan ataupun yang salah terhadap kelangsungan hidup dari
tumbuhan tersebut. Sebagai sebuah rujukan yang nyata bahwasanya ada beberapa masalah
pada tumbuhan ketika nutrisi-nutrisi yang diperlukannya tidak sampai pada tahap maksimal
pemenuhannya.

B. Tujuan praktikum
Unit I : Pengaruh Konsentrasi Larutan terhadap Sel
Tujuan dilakukannya praktikum ini ialah untuk menegtahui pengaruh konsentrasi larutan
terhadap sel dengan menentukan potensial air serta proses difusi dan osmodid dalam
segala bentuk aktivias sel itu sendiri.
Unit II : Transpitasi Tumbuhan
Tujuan praktikum ini dilakukan adalah untuk mengetahui bagaiman proses terjadinya
respirasi pada tumbuhan serta pengaruh lingkungan terhadap laju trasnpirasi.
Unit III : Nutrisi Tumbuhan
Tujuan dari praktikum ini adalah utnuk mengenali bahwa tumbuhan juga memerlukan
nutrisi sebagaimana mahluk hidup lainnya dengan menggunakan bahan referensi untuk
mengdiagnosis kekurangan nutrisi tumbuhan baik yang mobile maupun yang immibile.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan dan air sangat erat kaitannya satu sama lain terlebih lagi ketika menyangkut
dengan konsentrasi larutan yang ikut mempengaruhi sel dengan aktivitas osmosi dan juga
difusi pada tanaman ataupun mahluk hidup lainnya (Ulfah, 2011) . Jika sanisitas lingkungan
baik dan tumbuhan yang tumbuh juga sesuai maka transpirasi akan berjalan dengan baik pula
(Fathi. Dkk, 2005). Selain dari itu tanah ataupun lingkungan hidup tumbuhan mempunyai
sifat yang beragam. Disamping menghasilkan biomasa untuk memenuhi kebutuhan tumbuhan
tanah bertindak sebagai reaktor berbagai tumbuhan dalam menjalankan respirasinya
(Notohadiprabowo, 2006) . Sebagai organisme yang hidup dari serapan nutrisi dari dalam
tanah tumbuhan sangat bergantung pada lingkungannya (Barus, 2004)
Naryanto (2008) mengatakan bahwa air merupakan salah satu sumber yang sangat
esensial dalam mencukupi kebutuhan mahluk hidup dimuka bumi termasuk kedalamnya
tanaman untuk kebutuhan domestik maupun industri. Jika dibandingkan dengan sumber daya
lainnya air sangat besar peranannya terhadap pertumbuhan tanaman dalam aspek
fisiologisnya. Maka dengan itu keberadaan dari air harus dijaga dan dipertahankan dengan
menjaga keseimbangan dan pengelolaannya.
Pentingnya air terhadap tanaman dan mahluk hidup lainnya ditandai dengan adanya
beberapa aturan untuk menjaga keberlimpahan air didalam tanah (Subekti, 2012) . Arti
penting air lainnya juga mempengaruhi transpirasi. Transpirasi merupakan proses pergerakan
air dalam tubuh tumbuhan dan hilang menjadi uap air ke atmosfer. Proses transpirasi dimuali
dari absorbsi air tanah oleh akar tanaman yang kemudian akan ditransport melalui batang
menuju daun dan dilepaskan sebagai uap air ke atmosfer (Prijono. dkk. 2016) . Air dan
mineral yang diserap kemudian akan menguap ke atmosfer sebagai buih air ataupun carbon
dioksida tumbuhan (Wulandari, 2009) .
Potensial dan juga segala macam aktivitas yang berlangsung itu dimulai dari dalam tanah
yang kemudian akan diangkut menggunakan jaringan pengangkut pada tanaman menuju
puncak tertinggi tanaman itu sendiri (Halik, 2008) . Sehingga berbicara potensial air maka
kita akan berbicara mengenai fungsinya berupa komponen utama sel baik berupa reaktan
maupun sebagai upaya pemanjangan sel (Priyono, 2011) . Ketersediaan air juga merupakan
faktor pembatas untuk mencapai produk yang optimal. Karena defisit air akan menurunkan
transpirasi yang berakibat pada rendahnya biomasa tumbuhan. Tumbuhan yang mampu
menghasilkan biomasa tertentu berdasarkan kondisi kekurangan air melalui mekanisme
mengurangi laju transpirasi adalah tumbuhan yang toleran terhadap kekeringan (Bora, dkk.
2008)
Difusi sendiri merupakan proses transportasi pasif yang berlangsung dalam sel tanaman.
Trasportasi ini cenderung bergerak dari wilayah atau dari konsentrasi yang lebih tinggi
menuju konsentrasi yang lebih rendah (Anwar. dkk, 2014) . Transportasi ini akan
menyebabkan dinding sel semakin kuat dan memeberikan kekuatan serta membentuk sel
pada tanaman dimana lapisan terluarnya tersusun atas glukosa dan polisakarida lainnya
(Wahyuni, 2017) . Selanjutnya ada air tanah yang sangan esensial fungsinya terhadap laju
transpirasi tumbuhan, karena tumbuhan tidak dapat melanjutkan transpirasi jika kehilangan
air (Ismail.dkk, 2020) . Keberadaan mikroorganisme yang lumayan banyak sehingga
membantu menggemburkan tanah bersama dengan makroorganisme lainnya yang juga
memilii peran yang sama (Aditiwati. dkk, 2013) .
Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa osmosis adalah difusi air melalui selapu semipermeabel yang secara diferensiasi dari
suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Tekanan yang terjadi
karena difusi molekul air tersebut karena tekanan osmosis (Rahmawati, 2011) . melalui
osmosis dan difusi tumbuhan mendapatkan nutrisi dari tanah. Nutrisi merupakan kebutuhan
esensial bagi tumbuahan dala proses pertumbuhannya sebagai bahan pokok dalam
menjalankan sel-sel dalam tumbuahan tersebut (Rahmawati. Dkk, 2017) .
Nutrisi pada tumbuhan itu ragamnya banyak sehingga kebutuhan nutrisi tumbuhan juga
banyak. Dengan demikian muncukkah yang dinamakan defisiensi nutrisi. Untuk proses-
proses pertanian sendiri ada banyak macam media yang dapat diguanakn untuk mengetahui
konsep defisiensi nutrisi pada tumbuhan. Coopper (1972) dalam Suprijadi, dkk (2009)
mengatakan bahwa nutrisi pada tumbuhan dan defisiensinya serupa dengan lautan nutrisi
yang jika kering maka akan mempengaruhi sistem lainnya yaitu kerja sel dalam pertumbuhan
tumbuhan tersebut.
Unsur hara merupakan salah-satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan yang optimal. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk
meningkatkan produktivitas tumbuhan sangat membudaya hingga saat ini. Penggunaan pupuk
yang dimaksud ini adalah pupuk organik dan pupuk anorganik yang dapat digunakan secara
terpisah maupun secara bersamaan. Dampak dari penggunaan pupuk sendiri akan
menghasilkan produktivitas tumbuhan yang cukup tinggi (Parman, 2007) .
Semua jenis unsur hara sangat penting dalam pertumbuhan tumbuhan seperti yang
dijelaskan oleh Bates and Lynch (2000) dalam Adiputra (2010) bahwasanya unsur hara yang
digunakan dalam biosintesis tumbuhan adalah makronutrient dan mikronutrien. Semakin
banyak media yang dikembangkan untuk mengetahui defisiensi nutrisi tumbuhan yang
ragamnya juga tidak main-main dalam hal modernitas (Mas’ud, 2009) . Untuk menghindari
adanya kesalahn dalam uji coba maka peneliti memberikan atau menetapkan beberapa
variabel yang harus ada misalnya saja tanah, pupuk organik dan juga pupuk anorganik.pupuk
organik sendiri adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanamandan
hewan yang dapat dirombak menjadi unsur hara tersedia utnuk tumbuhan (Suriadikarta. dkk,
2006) .
. Roidah (2013) mengatakan bahwa berdasarkan mobilitasnya maka unsur hara dalam
tanah terbagi atas mobile dan immobile. Mengenai nutrisi ini sendiri pada dasarnya
bergantung pada bagaiman dan seperti apa pengangkutan unsur hara yang berlangsung dari
tanah sampai pada puncak tertinggi dari sebuah tumbuhan didaerahnya masing-masing atau
di tempat diamna ia berkembang dan tumbuh. Selain daripada nutrisi laju fotosintesis juga
turut mendukung kedaan atau defisiesi dari tumbuhan apapun (Rizqiani, 2007) .
BAB III

METEDOLOGI

A. Alat dan Bahan


1. Unit I :
Alat :
1. Gelas plastik
2. Gelas ukur
3. Pipet tetes
4. Stopwatch
5. Pisau
6. Sendok
7. Batang pengaduk
8. Timbangan analitik
9. Pengalas (aluminium foil, magkuk plastic, gelas arlogi)

Bahan :

1. Larutan glukosa 0.0 M ; 0.2 M; 0.4M; 0.6 M; 0.8M; 1.0M.


2. Kentang
3. Gula
4. Tinta biru
5. Aquades
6. Label
2. Unit II :
Kegiatan I
a. Alat
1) Gelas ukur 10 ml 3 buah
2) Gelas kimia 100 ml 1 buah
3) Sumbat gabus 3 buah
4) Penggaris 1 buah
5) Kipas angin 1 buah
6) Pipet tetes 1 buah
7) Stopwatch 1 buah
b. Bahan
1) Tumbuhan herba (Ipomoea aquatica) 3 batang
2) Air 25 ml
2. Kegiatan II
a. Alat
1) Plastik bening 1 buah
2) Tali rafia secukupnya
3) Gelas ukur 10 ml 1 buah
b. Bahan
1) Tanaman kaktus (Opuntia tuna)
2) Tanaman mangga (Mangifera indica)

3. Unit III
1. Dua jenis tumbuhan yang mengalami gejala defisiensi.
2. Pupuk MPK dan pupuk organik.
3. Buku referensi untuk penentuan jenis defisiensi nutrisi.
4. Penggaris
5. Buku catatan

B. Langkah kerja
Unit I :
Kegiatan 1 (Metode Graviometri)
1. Membuat larutan glukosa dengan konsentrasi 0.0 M ; 0.2 M; 0.4M; 0.6 M; 0.8M;
1.0M.
2. Memasukkan larutan glukosa kedalam gelas plastic dengan konsentrasi yang
berbeda-beda serta diberi labeb masing-masing.
3. Kentang dipotong-potong dengan berat sekitar 2 gr sebanyak 6 potong.
4. Potongan-potongan kentang dimasukkan kedalm gelas yang berisi larutan glukosa
masing-masing satu potongan.
5. Kentang didiamkan dalam larutan tersebut selama 2 jam.
6. Berat akhir kentang dihitung kembali setelah selang wakyu 2 jam.

Kegiatan 2 (Metode Chardakof)


1. Mwnyiapkan dua gelas plastic berisi larutan glukosa bekas perendaman kegiatan 1
dengan konsentrasi yang paling rendah.
2. Meneteskan tinta biru kedalam larutan glukosa tersebut senbanyak 2 tetes.
3. Mengamati perubahan pada larutan glukosa apakah tinta biru tenggelam atau
melayang.

Unit II :
Kegiatan I
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Akar tanaman herba (Ipomoea aquatica) dipotong hingga bagian leher akar
dilakukan secara miring.
3. Ukur panjang batang dan luas daun mula-mula.
4. Tanaman herba (Ipomoea aquatica) yang telah dipotong hingga bagian leher
akarnya dimasukkan kedalam masing-masing gelas ukur dan ditutup menggunakan
sumbat gabus.
5. Masing-masing gelas ukur diisi dengan air sebanyak 10 ml.
6. Setiap gelas ukur diberi perlakuan berbeda. Gelas ukur pertama diletakkan di luar
ruangan (terkena cahaya matahari), gelas ukur kedua diletakkan di dalam ruangan
(terkena kipas), dan gelas ukur ketiga diletakkan di dalam ruangan (tempat teduh).
7. Pengukuran volume air dan luas permukaan daun dilakukan setiap 2 jam hingga 10
jam dan mencatat hasil pengamatan.
8. Setelah dilakukan pengamatan selama 10 jam kemudiam membuat hasil pengukuran
datanya.

Kegiatan II

1. Percobaan transpirasi lambat pada tanaman kaktus (Opuntia tuna) Siapkan alat dan
bahan.
a. Untuk menentukan transpirasi lambat, batang kaktus dimasukkan kedalam
plastik bening kemudian diikat menggunakan tali rafia, dibungkus dengan hati-
hati agar bagian duri tidak tersentuh.
b. Untuk mengetahui hasil dari proses transpirasi yang terjadi pada tanaman kaktus
ditunggu selama 10 jam dan mengamati hasilnya dengan cara air yang berada di
dalam plastik dimasukkan kedalam gelas ukur sehingga diperoleh volume
airnya.
c. Setelah dilakukan pengamatan selama 10 jam catat hasil pengamatan.
2. Percobaan transpirasi cepat pada tanaman mangga (Mangifera indica)
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Untuk menentukan proses terjadinya transpirasi cepat, daun mangga
dimasukkan kedalam plastik bening kemudian diikat menggunakan tali rafia
secara rapat.
c. Untuk mengetahui hasil dari proses transpirasi yang terjadi pada tanaman
mangga ditunggu selama 10 jam dan mengamati hasilnya dengan cara air yang
berada didalam plastic.
d. Setelah dilakukan pengamatan selama 10 jam hasil pengamatan dicatat dan
bandingkan dengan volume uap air pada tanamam.

Unit III :
1. Mengamati tumbuhan yang menunjukkan gejala defisiensi.
2. Memperhatikan tanah atau lingkungan tempat tumbuhan tumbuh dan jenis sumber
nutrisi yang diberikan (pupuk organic atau pupuk anorganik)
3. Mencatat setiap gejala-gejala defisiensi yang ditunjukkan (semisal daun menguning).
4. Menentukan jenis defisiensi yang dialami oleh tumbuhan tersebut dengan
membandingkan gejala yang ada dengan referensi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan pembahasan unit I


Hasil :
Tabel Gravimetri

Jenis Konsentrasi Berat Berat berat akhir−berat awal


% perubahan berat= × 100 %
Larutan (M) Awal Akhir berat awal

Aquades 0 2,2081 2,4758 12,12


Larutan
0,2 2,0272 2,1163 4,39
Gula
Larutan
0,4 2,3011 2,3249 1,03
Gula
Larutan
0,6 2,1316 1,9998 -6,18
Gula
Larutan
0,8 2,0579 1,7653 -14,21
Gula
Larutan
1,0 2,1845 1,7353 -20,56
Gula

Grafik persentase perubahan berat kentang


% Perubahan Berat
20
Perubahan Persentase Berat

15
10
5
0
-50 M 0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1,0 M
-10
-15
-20
-25
Konsentrasi

Dari hasil pengamatan pada tabel gravinometri dapat diperoleh data bahwa larutan yang
memiliki konsentrasi rendah yaitu pada larutan 0,0 M; 0,2 M; dan 0,4 M mengalami
penambahan berat pada kentang sedangkan pada larutan dengan konsentrasi tinggi yaitu 0,6
M; 0,8 M; dan 1,0 M berat dari kentang berkurang dari berat awal.

Tabel Chardakov

No Konsentrasi (M) Hasil pengujian


.
1. 0,0 Melayang
2. 1,0 Mengapung
Dari hasil pengamatan pada tabel chardakov dapat diperoleh data bahwa larutan yang
memiliki konsentrasi yang tinggi akan membuat tinta biru akan mengapung dan larutan yang
memiliki konsentrasi yang rendah akan membuat tinta biru akan melayang.

Pembahasan :

Air mencapai puncak tanaman itu dengan melewati beberapa aktivitas. Kemudian
pemikiran inilah yang memicu kita untuk melakukan pengkajian terhadapa bagaimana
sebenarnya pergerakan air agar dapat mencapai puncak tanaman serta bagaimana sebenarnya
pengaruh konsentrasi air atau larutan terhadap sel yang ada pada tanaman. Maka dari itu
dilakukanlah pengamatan atau praktikum untuk menentukan potensial air serta proses difusi
dan osmosis air pada tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu
juga pengamatan ini dilakukan agar kiranya peserta didik dapat mengetahui pengaruh
konsentrasi air dan aktivitas lainnya dengan pengamatan langsung oleh peserta.
Dari hasil pengamatan pada tabel gravinometri dapat diperoleh data bahwa larutan yang
memiliki konsentrasi rendah yaitu pada larutan 0,0 M; 0,2 M; dan 0,4 M mengalami
penambahan berat pada kentang sedangkan pada larutan dengan konsentrasi tinggi yaitu 0,6
M; 0,8 M; dan 1,0 M berat dari kentang berkurang dari berat awal.
Dari hasil pengamatan pada tabel chardakov dapat diperoleh data bahwa larutan yang
memiliki konsentrasi yang tinggi akan membuat tinta biru akan mengapung dan larutan yang
memiliki konsentrasi yang rendah akan membuat tinta biru akan melayang.
Air menyediakan media berupa zat terlarut dalam jumlah yang banyak untuk keperluan
tanaman agar dapat tumbuh dengan baik. Kebutuhan air pada tanaman dewasa dan kecil juga
beragam sehingga pada tanaman itu sendiri dilengkapi dengan organ yang mampu
menyesuaikan kebutuhannya dengan molekul air yang harus masuk kedalam selnya. Peranan
air itu kemudian kita kenal sebagai potensial air yang dapat mempengaruhi sel atau dengan
kata lain untuk mengetahui konsentrasi laruan terhadap sel pada tanaman. Selain itu juga
proses-proses pengangkutan atau proses transfer molekul air dari akar sampai pada bagian
tertinggi tanaman.

B. Hasil dan pembahasan unit II


Hasil :
1. Kegiatan 1
a. Tabel hasil pengamatan selisih volume rata-rata tingkat transpirasi dari
pemotongan bagian leher akar tumbuhan herba (Ipomoea aquatica).
Rerata
2 2 2 2 2
Selisish
Jam Jam Jam Jam Jam
Gelas Volume Volume
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
ukur awal (ml) (ml)
V0- V1- V2- V3- V4-
V1 V2 V3 V4 V5
V1 V2 V3 V4 V5
Gelas
10 8,3 1,7 7,5 0,8 7,0 0,5 6,4 0,6 6,0 0,4 0,8
ukur 1
Gelas
10 8,6 1,4 8,2 0,4 7,8 0,4 6,8 1 5,2 1,6 0,96
ukur 2
Gelas
10 9,2 0,8 8,8 0,4 8,4 0,4 8,0 0,4 7,8 0,2 0,44
ukur 3

b. Data hasil pengamatan rata-rata luas daun pada ketiga gelas ukur yang berisi
tumbuhan herba (Ipomoea aquatica).
Luas Daun
Gelas
Volume awal
ukur V1 V2 V3 V4 V5
(ml)
p = 16 cm p = 16,1 cm p = 16,2 cm p = 16,3 cm p = 16,4 cm p = 16,5 cm
Gelas
l = 8,2 cm l = 8,7 cm l = 8,9 cm l = 9,0 cm l = 9,1 cm l = 9,3 cm
ukur 1 2 2 2 2 2
L=131,2 cm L=140,07 cm L=144,18 cm L = 146,7 cm L=149,24 cm L=153,45 cm2
p = 13,5 cm p = 13,6 cm p = 13,7 cm p = 13,8 cm p = 13,9 cm p = 14,0 cm
Gelas
l = 8,5 cm l = 8,9 cm l = 9 cm l = 9,1 cm l = 9,3 cm l = 9,5 cm
ukur 2
L=114,75 cm2 L=121,04 cm2 L=123,3 cm2 L=125,58 cm2 L=129,27 cm2 L=133 cm2
p = 15 cm p = 15 cm p = 14,5 cm p = 13,8 cm p = 13,8 cm p = 13,7 cm
Gelas
l = 7,2 cm l = 7,1 cm l = 7,5 cm l = 7,6 cm l = 7,5 cm l = 7,5 cm
ukur 3 2 2 2 2 2
L=108 cm L=106,5 cm L=108,75cm L=104,88 cm L=103,5 cm L=102,75 cm2

Rerata luas daun :


a. Gelas ukur 1
Rerata luas daun gelas ukur 1 (cm2)
= (140,07 cm2 + 144,18 cm2 + 146,7 cm2 + 149,24 cm2 + 153,45 cm2) : 5
= 146,728 cm2
b. Gelas ukur 2
Rerata luas daun gelas ukur 2 (cm2)
= (121,04 cm2 + 123,3 cm2 + 125,58 cm2 + 129,27 cm2 + 133 cm2) : 5
= 126,438 cm2
c. Gelas ukur 2
Rerata luas daun gelas ukur 3 (cm2)
= (106,5 cm2 + 108,75 cm2 + 104,88 cm2 + 103,5 cm2 + 102,75 cm2) : 5
= 105,276 cm2

c. Investigasi gravitopisme pada batang dengan menggunakan tumbuhan herba


(Ipomoea aquatica).
Proses Pergerakan Gravitopisme (cm)
Gelas Ukur
0 jam 10 jam
Gelas ukur 1 18,2 cm 19 cm
Gelas ukur 2 17,2 cm 17,9 cm
Gelas ukur 3 20 cm 23 cm

d. Kecepatan transpirasi tumbuhan herba (Ipomoea aquatica)


a. Gelas ukur 1 (dipanaskan di cahaya)
Selisih volume rata−rata
Kecepatan transpirasi Ipomoea aquatica=
Waktu rata−rata
Luas daun rata−rata
0,8
¿ =0,000009 ml/menit /cm2
600
146,728
b. Gelas ukur 2 (terkena kipas angin)
Selisih volume rata−rata
Kecepatan transpirasi Ipomoea aquatica=
Waktu rata−rata
Luas daun rata−rata
0,96
¿ =0,000012 ml/menit /cm2
600
126,438
c. Gelas ukur 3 (di dalam ruang teduh)
Selisih volume rata−rata
Kecepatan transpirasi Ipomoea aquatica=
Waktu rata−rata
Luas daun rata−rata

0,44
¿ =0,000006 ml / menit/cm2
600
105,276

2. Kegiatan 2
Terdapat dua jenis transpirasi yaitu trasnpirasi lambat dan transpirasi cepat :
a. Transpirasi lambat pada tanaman kaktu
= Hanya menghasilkan uap air.
b. Transpirasi cepat pada tanaman mangga
= Sudah terdapat gelembung air dengan volume air 1,4 ml

Pembahasan :
Kegiatan transpirasi adalah proses penyerapan air dan pelepasan CO2 ke atmosfer
dalam bentuk uap air. Berdasarkan data dan hasil percobaan yang dilakukan, kegiatan
pertama menunjukkan bahwasanya tumbuhan yang dibiarkan diluar ruangan (terkena cahaya
matahari) laju transpirasinya semakin cepat, sedangkan yang diletakkan didalam ruangan
(terkena kipas angina dan yang diletakkan di tempat yang teduh) tidak berlangsung secara
cepat.
Pemotongan akar pada tumbuhan herba menunjukkan selisih volume rata-rata tingkat
transpirasi dari pemotongan bagian leher akar tumbuhan herba. Hal ini diamati selama kurang
lebih dari lima jam. Hasil pengamatan tersebut menunjukkan perbedaan selisih volume rerata
dimana gelas ukur pertama memiliki volume sebesar 0.8 cm, pada gelas ukur kedua sebanyak
0.96 cm, sedangkan pada gelas ukur ketiga sebanyak 0.44 cm
Pengamatan rata-rata luas daun pada ketiga gelas ukur yang berisi tumbuhan herba
setelah diukur ,gelas ukur pertama menunjukkan penambahan luas daun seluas 153,45 cm.
selanjutnya gelas ukur kedua menunjukkan penambahan luas daun 133 cm. gelas ukur ketiga
menunjukkan penambahan luas yaitu 102.75 cm.
Kegiatan kedua menunjukkan bahwasanya pada pengamatan transpirasi mangga yang
berlangsung cepat terdapat gelembung air yang banyak dan volume airnya dapat dihitung.
Sedangkan hasil pengamatn pada kaktus yang terjadi secara lambat uap air yang dihasilkan
hanya sedikit sehingga volumenya tidak dapat dihitung. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan laju transpirasi antara manga dan kaktus.
Pengmatan pada daun manga dan juga kaktus menunjukkan bahwa terdapat dua jenis
transpirasi yaitu trasnpirasi lambat dan transpirasi cepat .Transpirasi lambat terjadi pada
tanaman kaktu s yang hanya menghasilkan uap air sedikit dengan volume yang tidak dapat
dihitung.Transpirasi cepat terjadi pada tanaman mangga yang sudah terdapat gelembung air
dengan volume air 1,4 ml dibandingkan dengan kaktus.

C. Hasil dan pembahasan unit III


Hasil :
Data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung menunjukkan bahwa tumbuhan
yang diamati yaitu Merica (Piper nigrum) dan Cabai (Capsicum annum) mengalami gejala
defisiensi mobile dan immobile. Merica mengalami gejala defisiensi unsur Nitrogen (N) dan
mangna (Mg) dengan sifat yang mobile. Hal ini ditunjukkan oleh adanya gejala yang
ditunjukkan pada sebagian besar warna daun pada tumbuhan Merica tersebut.
Data lainnya menunjukkan bahwa tumbuhan lain yang mengalami gejala defisiensi ialah
tumbuhan Cabai. Tumbuhan Cabai ini mengalami gejala defisiensi unsur Belrang (S) dan
juga Besi (Fe) . Hal ini di tunjukkan dengan adanya perubahan warna baik pada daun muda
dan tua tumbuhan tersebut yang mengalami pemudaran warna daun yang seharunya hijau
namun menunjukkan warna lain berupa warna kuning dan bahkan kemerahan.

Pembahasan :

Nutrisi tumbuhan berdasarkan mobilitasnya sendiri, unsur hara pada tumbuhan dibagi
atas unsur yang monile dan immobile.unsur hara mobile sendiri adalah unsur hara yang dapat
ditranslokasikan dari jaringan tua menuju jaringan muda tumbuhan apabila jaringan muda
mengalami defisiensi. Sehingga gejala yang tampak adalah daun tua pada tumbuhan biasanya
mengalami klorosis atau perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning.
Unsur hara yang immobile sendiri adalah unsur hara yang tidak dapat ditranslokasikan
atau dipindah tempatkan dari jaringan tua menju jaringan muda. Sehingga gejala defisiensi
yang muncul adalah perubahan warna daun pada daun muda yang tidak memproleh unsur
hara dari daun tua.selain itu pula perubahan warna pada daun muda ini akan mengakibatkan
semua organ bagian atas atau bagaian puncak tumbuhan ikut bermaslah yaiutu pada bungan
dan buahny.
Tumbuhan yang digunakan sebagai objek uji coba adalah tumbuhan Merica dan juga
tumbuhan Cabai. Kedua tumbuhan ini masing-masing menunjukkan dua gejala yang
immobile dan mobile. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan warna daun atau anomali
warna daun pada kedua tumbuhan tersebut yang seharunya hijau seperti pada umunya
berubah warna menjadi kuning hingga merah kecoklatan.
Tumbuhan Merica tumbuh didaerah yang lembab dengan menumpang tumbuhan lainnya,
selain itu sumber nutrisi yang diperolehnya sebagian besar dari pupuk organik yaitu kotoran
ayam dan kotoran kambing serta pupuk anorganik yaitu pupuk urea. Kedua jenis nutrisi ini
diberikan sejak awal hingga pada proses pertumbuhannya sebagai sebuh bentuk uji coba
dengan mengasumsikan pupuk sebagai sumber nutrisi tumbuhan tersebut.gejala defisiensi
yang terlihat pada Merica yaitu unsur Nitrogen dan Mangan. Kedua unsur ini menunjukkan
perubahan warna daun yang kemudian disebut klorosis karena warna daun mengalami
perubahan warna. Perubahan warna yang dimaksud adalah warna daun menjadi kuning, atau
kecoklatan yang menyebar dari daun dewasa ke daun muda.
Tumbuhan cabai dibiarkan tumbuh sembarangan, misalnya ditempat yang lebib lembab
atau disekitar aliran air agar dapat diprediksi apa-apa saja sumber nutrisi yang diperolehnya.
Dari apa yang diamati lokasi tempatnya tumbuh adalah daerah aliran air dengan banyak sisa-
sisa metbolisme rumah tangga manusia yang sifatnya organik. Dengan demikian maka
sumber nutrisinya sudah dapat dipastikan adalah unsur hara organik.
Cabai mengalami defisiensi unsur hara yang immobile, akibatnya tumbuhan ini
mengalami gejala defisiensi pada daun mudanya dengan perubahan warna daun. Perubahan
warna daunnya menjadi kuning dengan bintik serta sedikit mengerut selebihnya bunga dan
buahnya memiliki sel yang sudah mati sebelum menjalankan fungsinya masing-
masing.defisiensi pada Cabai yaitu unsur hara Belerang dan Besi. Hal ini ditunjukkan oleh
perubahan warna yang dimaksudkan tersebut.
BAB V

KSIMPULAN

Berdasarkan dari data pengamatan pada tabel gravinometri dapat diperoleh data bahwa
larutan yang memiliki konsentrasi rendah yaitu pada larutan 0,0 M; 0,2 M; dan 0,4 M
mengalami penambahan berat pada kentang sedangkan pada larutan dengan konsentrasi
tinggi yaitu 0,6 M; 0,8 M; dan 1,0 M berat dari kentang berkurang dari berat awal. Hasil
pengamatan lainnya pada tabel chardakov dapat diperoleh data bahwa larutan yang memiliki
konsentrasi yang tinggi akan membuat tinta biru akan mengapung dan larutan yang memiliki
konsentrasi yang rendah akan membuat tinta biru akan melayang.
Transpirasi terjadi mulai dari akar yang diserap secara osmosis dan diteruskan menuju
seluruh bagian tumbuhan. Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar O2,
cahaya, suhu, aliran udara, kelembapan dan tersedianya air tanah. Factor-faktor ini
mempengaruhi perilaku stomata pada tumbuhan untuk melangsungkan fungsinya melakukan
transpirasi dengan baik.
Laju transpirasi pada tumbuhan umunya berbeda satu sama lain tergantung dari
lingkungan tempat tumbuhan tersebut tumbuh dan juga bagaiman proses transpirasi dari
tumbuhan itu sendiri. Kegiatan transpirasi sendiri adalah proses penyerapan air dan pelepasan
CO2 ke atmosfer dalam bentuk uap air. Kegiatan tersebut menunjukkan bahwasanya
tumbuhan yang dibiarkan diluar ruangan (terkena cahaya matahari) laju transpirasinya
semakin cepat, sedangkan yang diletakkan didalam ruangan (terkena kipas angina dan yang
diletakkan di tempat yang teduh) tidak berlangsung secara cepat.
Kegiatan lainnya menunjukkan adanya perbedaan antara transpirasi semua jenis
tumbuhan yang ada. Setiap tumbuhan mempunyai leju transpirasi masing-masning
berdasarkan factor-faktor tersebut. Tumbuhan manga dan kaktus pun juga deikian. Tumbuhan
kaktus mempunyai llaju transpirasi yang lambat dengan uap air yang sedikit pada saat
pengamatan. Sedangkan manga mempunyai laju transpirasi yang cepat yang ditunjukkan
dengan banyaknya uap air yang dihasilkan.
Tumbuhan pada dasarnya mengalami defisiensi nutrisi apabila tidak memperoleh suatu
unsur hara yang baik untuk pertumbuhannya karena berbagai sebab.defisiensi nutrsi ini
sendiri terbagi atas unsur hara yang monbile dan immobile sebgaiman dijelaskan dalam
pembahasan diatas. Yaitu unsur hara mobile yang ditranslokasikan dari jaringan tua menuju
muda sedangkan immobile yaitu translokasi yang tidak dapat terjadi dari jaringan tua menuju
muda.
Hasil pengamatan menunjukkan pada tumbuhan Merica yang tumbuh didaerah yang
lembab dengan sumber nutrisi yang diperolehnya sebagian besar dari pupuk organik yaitu
kotoran ayam dan kotoran kambing serta pupuk anorganik yaitu pupuk urea. Gejala defisiensi
yang terlihat pada Merica yaitu unsur Nitrogen dan Mangan. Kedua unsur ini menunjukkan
perubahan warna daun yang kemudian disebut klorosis karena warna daun mengalami
perubahan warna. Perubahan warna yang dimaksud adalah warna daun menjadi kuning, atau
kecoklatan yang menyebar dari daun dewasa ke daun muda.
Tumbuhan cabai dibiarkan tumbuh ditempat yang lebib lembab atau disekitar aliran air
agar dapat diprediksi apa-apa saja sumber nutrisi yang diperolehnya. Sumber nutrisinya
sudah dapat dipastikan adalah unsur hara organik. Karena tidak ada tindakan pemberian
pupuk anorganik.
Cabai mengalami defisiensi unsur hara yang immobile, akibatnya tumbuhan ini
mengalami gejala defisiensi pada daun mudanya dengan perubahan warna daun. Perubahan
warna daunnya menjadi kuning dengan bintik serta sedikit mengerut selebihnya bunga dan
buahnya memiliki sel yang sudah mati sebelum menjalankan fungsinya masing-
masing.defisiensi pada Cabai yaitu unsur hara Belerang dan Besi. Hal ini ditunjukkan oleh
perubahan warna yang dimaksudkan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Aditiwati. P., Kusnadi. 2013. Kultur Campuran dan Faktor Lingkungan Mikroorganisme
yang berepran dalam Pertumbuhan. Jurnal PROCK. ITB & Tek. Vol. 35 A. No. 2.

Adiputra. I. G. K. 2010. Penilaian Status Unsur Hara pada Tumbuhan Menggunakan


Pendekatan Biosintesis Sukrosa. Jurnal Widya Biologi. Vol. 1. No. 1.

Affan. J. M. 2012. Identifikasi Lingkungan untuk Pengembangan Budidaya Keramba Jaring


Aping berdasarkan Faktor Lingkungan. Jurnal Depik. Vol. 1. No. 1.

Anwar. Y., Rustaman. N. Y., Redjeki. S. 2014. Kajian Fisiologis Mahluk Hidup sebagai
Bekal Pedagogi Guru Biologi. Jurnal Pengajaran MIPA. Vol. 19. No. 1.

Barus. T. A. 2004. Faktor-faktor Lingkungan Abiotik terhadap Tanah dalam Subsisi Nutrisi
untuk Mahluk Hidup. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Vol. 11. No. 2.

Bora. C.Y., Sulistyono. E., Yahya. S., Mahmud. Z. Hubungan Transpirasi dengan Hasil dan
Rendeman Minyak Biji Jarak Pagar. Berita Biologi. Vol. 9. No. 3.

Fathi., Keman. S., Wahyuni. C. U. 2005. Peran Faktor Lingkungan terhadap Transportasi Zat
pada Tumbuhan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 2. No. 1.

Halik. G. 2008. Pendugaan Potensial Air. JAI. 110.

Ismail., Muis. Abd. 2020. Fisiologi Tumbuhan. Makassar : Badan Penerbit UNM.

Mas’ud. H. 2009. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Selada. Media Litbang Sulteng. Vol. 2. No. 2.

Naryanto. H. S. 2008. Potensi Air di Daerah Cikarang yang Lembab berdasarkan Analisi
Pengukuran. Jurnal JAI. Vol. 4. No. 1.

Nutohadiprawiro. T. 2006. Tanah dan Lingkungan. Artikel Repro Ilmu Tanah Gadjah Mada.
Hal : 20.

Paraman. S. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap ertumbuhan dan
Produksi Kentang. Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol. 15. No. 2.

Prijono. S., Laksamana., M. T. S. 2016. Studi Laju Tarnspirasi pada Sistem Budidaya
Tanaman Pagar serta Pengaruhnya terhadap Konduktivitas Hidrolik tidak Jenuh. Jurnal
PAI. Vol. 7 No. 1.

Priyono. P., Rizal. N. S. 2011. Kajian Potensial Air sebagai Antisipasi Kelangkaan Air.
Jurnal Agrotech. Vol. 3. No. 1.

Rahmawati. A., Hizqiyah. I. Y. N. 2017. Implementasi Model Pembelajaran berbasi


Praktikum untuk Meningkatkan Penguasaan Defisiensi Nutrisi Tumbuhan pada
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Pasundan. Jurnal BIOSFERP, Jurnal Bio. &
Pendidikan Biologi. Vol. 2. No. 1.
Rahmawati. I. 2011. Difusi Molekul dan Tekanan Osmotik Cairan Sel. Pekanbaru :
Percetakan Universitas Riau Program Studi Pendidikan Biologi.

Rizqiani. N. F., Ambarwati. E., Yuwono. N. W. 2007. Pengaruh Dosis dan Frekuensi
Pemberian Pupuk Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis Dataran Rendah.jurnal
Ilmu Tanah dan Lingkungan. Vol. 7. No. 1.

Roidah. I. S. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organikuntuk Kesuburan Tanah. Jurnal


Universitas Tulungagung BONROWORO.Vol. 1. No. 1.

Subekti. S. 2012. Studi Identiikasi Kebutuhan dan Potensial Air di daerah Pasuruan dengan
Tanah Lembab. Momentum. Vol. 8. No. 2.

Suprijadi., Nuraini. N., Yusuf. M. 2009. Sistem Kontrol Hodroponik dengan Menggunakan
Logika Fuzzy. Jurnal Oto. Inst (J. Auto. Ctrl. Inst) . Vol. 1. No. 1

Suriadikarta. D. A., Simanungkalit. R. D. M. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati


sebagai Media Tambahan dalam Budidaya Tumbuhan. Bogor : Penulisan dan Percetaan
Satker Balai Penelitian Bogor.

Ulfah. M. 2011. Pengaruh Konsentrasi Laritan Asam Asetat dan Lama Waktu Perendaman
terhadap Sifat-sifat Gelatin Ceker Ayam. Jurnal Agrotech. Vol. 31. No. 3.
Wahyni. F. D. 2017. Anatomi Fisiologi Tumbuhan. Artikel. Hal : 3.
Wulandari. A. P. 2009. Hubungan antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosiodemografi
dengan Kejadian Transpirasi pada Tumbuhan. Artikel : Hal: 19.
LAMPIRAN

Jawaban pertanyaan unit I

1. Jelaskan perubahan massa dalam 0,0 M (aquades) dan larutan 1,0 M glukosa
Jawab:

Perubahan massa dalam 0,0 M (aquades) memiliki perubahan berat sebesar 12,10%,
bernilai positif karena berat akhir kentang lebih besar daripada berat awal kentang.
Larutan 0,0 M (aquades) dengan berat awal yaitu 2,2084 dan berat akhir 2,4758.
Akhirnya terjadi penambahan berat berat jaringan oleh air dari larutan glukosa.

 Cara menghitung perubahan massa (%) yaitu:

berat akhir−berat awal


% perubahan berat= × 100 %
berat awal

2,4758−2,2084
% perubahan berat= × 100 %
2,2084

0,2674
¿ × 100 %
2,2084

¿ 0,1210 ×100 %

¿ 12,10 %

 Perubahan massa dalam 1,0 M glukosa memiliki perubahan berat sebesar -20,69%
bernilai negative karena berat awal kentang lebih besar daripada berat akhir kentang.
Akibatnya terjadi penyusutan berat jaringan karena air keluar dari sel menuju larutan
glukosa. Cara menghitung perubahan massa (%) yaitu:

berat akhir−berat awal


% perubahan berat= × 100 %
berat awal

Larutan 1,0 M (glukosa) dengan berat awal yaitu 2,1844 dan berat akhir 1,7324.
1,7324−2,1844
% perubahan berat= ×100 %
2,1844
−0,452
¿ ×100 %
2,1844
¿−0,2069 ×100 %
¿−20,69 %
2. Istilah apa yang digunakan untuk mengambarkan penampilan sel dalam 0,0 M aquades
Jawab :
larutan 0,0 M aquades dapat dikatakan sebagai larutan hipotonis yang merupakan larutan
dengan kandungan solute lebih rendah atau konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah
dari larutan yang lain
3. Jelaskan perubahan dalam larutan g1ukosa 1,0 M dalam potensial air
Jawab :
1,0 M perubahan berat kentang bernilai negatif. Nilai ini diperoleh dari berat akhir
kentang yang lebih kecil dari berat awal kentang, akibat terjadi penyusutan berat jaringan
karena air dalam sel kentang keluar dari sel menuju larutan glukosa sehingga dapat
disimpulkan merupakan larutan hipertonis (kandungan solutenya lebih tinggi daripada
sekelilingnya)

Jawaban pertanyaan unit II

1. Jelaskan mengapa tingkat rata-rata hasil transpirasi berdasarkan apa yang Anda
ketahui tentang potensi air dan pergerakan air melalui tananaman. Minimal 3 aspek
yang dibahas : panas, angin dan kelembaban.
Jawab :
Beberapa gerak yang dilakukan oleh tumbuhan, dihasilkan sebagai resposn
tumbuhan terhadap sejumlah rangsangan dari luar atau dari lingkungannya. Gerak
pada tumbuhan paling banyak berorientasi pada cahaya dan gravitasi. Potensi air dan
pergerakan air melalui tanaman dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a) Panas/ temperatur/ cahaya atau suhu
Kenaikan temperatur mempercepat transpirasi karena meningkatkan laju
respirasi sehingga kadar CO2 dalam daun akan meningkat, pH akan turun dan
stomata menutup dan peningkatan suhu memacu terjadinya perubahan wujud air
dari cair ke gas.
b) Angin
Angin akan memindahkan uap air dari permukaan daun, bila angin terlalu
kencang daun akan kehilangan air dan turgornya turun, sehingga stomata menutup
kemudian udara lembab digantikan oleh udara kering. Tetapi bila tidak ada angin
sepoi-sepoi, udara di sekitar daun menjadi lebih lembab. Dengan demikian,
mengurangi kecepatan transpirasi.
c) Kelembaban
Semakin kering udara (semakin rendah kelembaban udara) di sekitar
tumbuhan akan menyebabkan semakin cepat transpirasi.Tetapi semakin tinggi
kelembaban udara maka akan menyebabkan laju transpirasi semakin lambat. Oleh
karena itu, untuk menjaga kehilangan air sekecil mungkin, tumbuhan harus
diletakkan di tempat yang udaranya lembab. Kecepatan difusi suatu tumbuhan
meningkat apabila perbedaan konsentrasi tumbuhan pada dua daerah meningkat.
Bila udara di sekitar kering, difusi air dari daun akan lebih cepat.

2. Apa keuntungan stomata tertutup bagi tanaman di lingkungan kering? Apa


kerugiannya?
Jawab :
Keuntungan :
a. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap lingkungan
yang kering. Pada kondisi kering maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk
menahan laju transpirasi.
Kerugian :
a. Penutupan atau penyempitan stomata menghambat proses fotosintesis, hal ini
menyangkut transportasi air dalam tubuh tanaman dan menurunnya aliran CO 2
pada daun. Penurunan konsentrasi CO2 pada daun mempengaruhi mobilisasi pati
dan berpotensi meningkatkan respirasi. Tanaman akan mengurangi penggunaan
cadangan karbohidrat untuk mempertahankan proses metabolismenya, dan hal ini
memicu kekurangan karbon sehingga tanaman akan mengalami penurunan
pertumbuhan dan semakin lama tanaman akan mengalami kematian.
b. Membuat kandungan air pada tumbuhan berkurang, dengan kata lain tumbuhan ini
kehilangan air melalui proses absorpsi. Jadi, ketika tumbuhan melakukan
transpirasi pada siang hari di panas yang terik, akan terlihat layu, karena tumbuhan
telah banyak kehilangan turgornya.

3. Jelaskan beberapa adaptasi yang memungkinkan tanaman mengurangi kehilangan air


dari daunnya. Termasuk adaptasi struktural dan fisiologis.
Jawab :
Adaptasi struktural :
Adaptasi struktural daun xerofit. Xerofit merupakan tumbuhan yang
beradaptasi dengan iklim kering. Memiliki berbagai modifikasi daun yang
mengurangi laju transpirasi. Banyak xerofit memiliki daun kecil dan tebal sebagai
adaptasi untuk membatasi kehilangan air dengan cara mengurangi luas permukan
relatif terhadap volume daun. Daun ini memiliki konsistensi yang kuat dengan adanya
kutikula yang tebal. Stomata terkonsentrasi pada permukaan daun bagian bawah, dan
sering kali terletak pada bagian yang lebih rendah atau pada lekukan yang melindungi
pori itu dari angin yang kering. Misalnya beberapa tumbuhan gurun menggugurkan
daunnya pada bulan-bulan dengan kekeringan tinggi. Seperti kaktus, bertahan dengan
air yang disimpan dalam batangnya yang berdaging selama musim hujan. (Batang
yang dimodifikasi ini merupakan organ fotosintetik kaktus, durinya adalah daun yang
telah dimodifikasi). Terdapat juga adaptasi struktural stomata yang ditunjukkan dari
segi bentuk, ukuran, dan sebaran atau rasio antara permukaan atas dan bawah daun.
Adaptasi fisiologis :
Adaptasi fisiologis stomata yang mengendalikan membuka-menutupnya
stomata. Melalui cara ini konduktivitas stomata bersifat dinamik-adaptif yaitu
kemampuan adaptifnya terhadap perubahan dan stress dari lingkungannya. Secara
fisiologis, tumbuhan mampu mengatur tingkat konduktivitas stomata, dengan cara
mengatur tingkat buka – tutupnya stomata. Mekanisme membuka dan menutupnya
stomata merupakan peristiwa yang kompleks karena perubahan atau pengaturan
turgor sel penutup. Tekanan turgor terbentuk oleh adanya aliran air dari sel-sel
sekitarnya. Keluar masuknya air dari dan ke sel penutup pada dasarnya adalah
peristiwa osmosis (difusi air melalui membran). Masuknya air secara osmotik ke sel
penutup membuat stomata membuka. Sebaliknya, stomata akan menutup seiring
dengan keluarnya air dari sel penutup ke sel-sel sekitarnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas buka-tutupnya stomata. Kondisi
lingkungan tersebut antara lain seperti konsentrasi CO2, suhu, kelembaban udara,
intensitas pencahayaan, dan kecepatan angin. Pada umumnya stomata membuka pada
siang hari, kecuali tumbuhan gurun. Mmebukanya stomata pada malam hari untuk
tumbuhan gurun merupakan bentuk adaptasi fisiologis untuk mengurangi resiko
hilangnya air berlebihan.
4. Kemukakan usul ide Anda dalam hal metode pengukuran transpirasi mana yang lebih
akurat.
Jawab :
Metode pengukuran transpirasi yang menurut kami lebih akurat yaitu
pengussmpulan uap air yang ditranspirasi. Cara ini dapat dilakukan secara mudah dan
hasil yang terlihat begitu jelas. Metode ini mengharuskan tumbuhan atau bagian
tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana tembus cahaya sehigga uap air yang
ditranspirasikan dapat dipisahkan dan dapat dibandingkan dalam waktu yang sama,
bahwa terdapat tumbuhan yang hanya meghasilkan uap air sedikit disebut trasnpirasi
lambat sedangkan terdapat tumbuhan yang menghasilkan uap air banyak disebut
transpirasi cepat.

Jawaban pertanyaan unit III

1. Bagaimana mineral mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?


Jawab :
Mineral terlibat untuk mengatur struktur pada tumbuhan dalam mengkatalis berbagai
nutrisi dalam tumbuhan. Dalam fungsinya sebagai katalis, mineral terlibat pada bagian
aktif (active site) suatu enzim. Mineral-mineral yang termasuk kedalam kelompok unsur
makro (makronutrien) memiliki ketiga peranan tersebut di atas, sedangkan kelompok
unsur mikro (mikronutrien) hanya mendukung fungsi katalis. Salah satu contoh pengaruh
mineral misalnya saja adalah Mineral Besi (Fe).
Mineral Fe diperlukan dalam jumlah yang cukup tinggi. Tingginya kebutuhan akan
besi ini mungkin ada hubungannya dengan kuatnya kecendrungan besi membentuk
bermacam-macam senyawa yang tidak larut dalam tanah dan dalam tumbuhan, sehingga
menjadi sukar diperoleh atau menjadi tidak bermanfaat. Beberapa peran Fe sangat
penting dalam kehidupan tumbuhan, seperti : Besi merupakan bagian proses katalis dari
banyak enzim oksidasi-reduksi. Penting dalam pembentukan klorofil, meskipun bukan
bagian dari melekul klorofil tersebut.
2. Bagaimana tumbuhan mendapatkan nutrisi dari tanah?
Jawab :

Nutrisi tanaman adalah studi tentang unsur - unsur kimia dan senyawa


yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, metabolisme tanaman dan pasokan
eksternal mereka. Dengan tidak adanya tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidup
normal, atau bahwa unsur tersebut adalah bagian dari konstituen atau metabolit tanaman
penting. Ini sesuai dengan hukum minimum Justus von Liebig . Total unsur hara
tanaman esensial mencakup tujuh belas unsur berbeda: karbon , oksigen ,
dan hidrogen yang diserap dari udara, sedangkan unsur hara lain termasuk nitrogen
biasanya diperoleh dari tanah (kecuali beberapa tanaman parasit atau karnivora ). Unsur
hara tinggal di bawah tanah sebagai garam , sehingga tanaman mengkonsumsi unsur-
unsur ini sebagai ion . 

Makronutrien dikonsumsi dalam jumlah yang lebih besar; hidrogen, oksigen,


nitrogen, dan karbon berkontribusi lebih dari 95% dari seluruh biomassa tanaman
berdasarkan berat bahan kering. Zat gizi mikro hadir dalam jaringan tanaman dalam
jumlah yang diukur dalam bagian yang sama banyaknya. Proses penyerapan nutrisi,
Tumbuhan mengambil unsur-unsur penting dari tanah melalui akarnya dan dari udara
(terutama terdiri dari nitrogen dan oksigen) melalui daunnya. Serapan hara dalam tanah
dicapai dengan pertukaran kation , di mana rambut akar memompa ion hidrogen (H + )
ke dalam tanah melalui pompa proton . Ion hidrogen ini memindahkan kation yang
melekat pada partikel tanah yang bermuatan negatif sehingga kation tersedia untuk
diambil oleh akar. Pada daun, stomata terbuka untuk menyerap karbon dioksida dan
mengeluarkan oksigen. Molekul karbon dioksida digunakan sebagai sumber karbon
dalam fotosintesis .Akar , terutama rambut akar, adalah organ penting untuk penyerapan
nutrisi. 

Struktur dan arsitektur akar dapat mengubah tingkat serapan hara. Ion nutrisi
diangkut ke pusat akar, prasasti , agar nutrisi mencapai jaringan penghantar, xilem dan
floem. [5] Strip Kasparian , dinding sel di luar prasasti tetapi di dalam akar, mencegah
aliran air dan nutrisi pasif, membantu mengatur penyerapan nutrisi dan
air. Xylem menggerakkan ion air dan mineral di dalam pabrik dan floem menyumbang
transportasi molekul organik. Potensi air memainkan peran penting dalam serapan hara
tanaman. Jika potensi air lebih negatif di dalam tanaman daripada tanah di sekitarnya,
nutrisi akan berpindah dari daerah konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi — di dalam
tanah — ke area konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah — di dalam tanaman. Ada tiga
cara mendasar tanaman menyerap nutrisi melalui akar:
a. Difusi sederhana terjadi ketika molekul nonpolar, seperti O 2 , CO 2 , dan
NH 3 mengikuti gradien konsentrasi, bergerak secara pasif melalui membran bilayer
lipid sel tanpa menggunakan protein transpor.
b. Difusi yang difasilitasi adalah gerakan cepat zat terlarut atau ion mengikuti gradien
konsentrasi, difasilitasi oleh transportasi protein.
c. Transport aktif adalah penyerapan oleh sel-sel ion atau molekul terhadap gradien
konsentrasi; ini membutuhkan sumber energi, biasanya ATP, untuk menyalakan
pompa molekuler yang menggerakkan ion atau molekul melalui membrane.
3. Apakah beberapa nutrisi lebih penting daripada yang lain agar tumbuhan dapat tumbuh?

Jawab :

Kebutuhan nutrisi setiap tumbuhan itu berbeda-beda. Sehingga untuk


mendeskripsikan pentingnya suatu nutrisi dibandingkan yang lainnya adalah suatu hal
yang sangat sulit karena kebutuhan yang berbeda tersebut. Nutrisi pada tumbuhan itu
bergantung pada lingkungan dimana ia tinggal maka akan sesuai dengan apa yang
dibutuhkannya. Hanya saja ada beberapa nutrisi yang dibutuhkan lebih banyak dari yang
lainnya. Namun bukan berarti nutrisi tersebut lebih penting. Baik banyak ataupun
sedikitnya kebutuhan nutrisi tersebut tetap saja fungsinya krusial terhadap tumbuhan.
Karena jika salah satu nutrisi tidak terpenuhi maka akan terjadi gejala defisiensi pada
tumbuhan. Maka dari itu tidak ada nutrisi yang lebih penting hanya karena ia lebih
banyak dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai