Anda di halaman 1dari 7

MUTASI

(Drosophila melanogaster)
Materi Praktikum Genetika
Nama : Pira Nilatul
Hasil Hikmah NIM : F1C419036

Pengamatan
Nama
Pembahasa
: Pira Nilatul Hikmah NIM
n
: F1C419036
Drosophila melanogaster merupakan jenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya dan merupakan
pemakan jamur yang tumbuh pada buah. Lalat ini merupakan lalat buah yang dapat dengan mudah berkembang biak.
Contohnya dari satu perkawinan saja dapat menghasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat
dikembangbiakkan setiap dua minggu. Drosophila melanogaster pada kondisi lingkunagan normal adalah organisme diploid
dengan empat buah kromosom. Masing-masing kromosom mempunya empat pasang kromosom homolog keculai
kromosom X dan kromosom Y. Gen yang sifat jantan dan betina masing- masing tersebar diantara autosom dan terletak
pada kromosom X. Ada kecenderungan betina yang kuat pada kromosom X. Dengan adanya satu kromosom X, maka akan
memberikan 1,5 kecenderungan betina, sedangkan satu set autosom cenderung akan menjadi jantan, jadi
perbansingannya 1,5 : 1. Kromosom Y tidak menentukan jenis jantan ataupun kehidupan lalat Drosphila, akan tetapi
kromosom Y diperlukan untuk menjaga fertilitas (Sisunandar, 2014).
Lalat buah (Drosophila melanogaster) diketahui telah mengalami banyak mutasi yang menghasilkan variasi
genotip intraspesifik yang disebut strain. Selain dalam keadaan normal (N) ditemukan ada beberapa strain yang merupakan
hasil mutasi dan menghasilkan mutan-mutan yang berbeda dari keadaan normal. Perbedaan tersebut terutama terkait
dengan warna mata, bentuk mata, dan bentuk sayap (Karmana, 2010). Beberapa jenis mutasi pada D. melanogaster yang
terlihat dari fenotipnya adalah mutasi warna mata, bentuk mata, bentuk sayap, dan warna tubuh sehingga dikenal berbagai
strain dari D. melanogaster antara lain w (white), se (sepia), eym (eyemissing), cu (curled), tx (taxi), dp (dumpy), dan vg
(vestigial). Perbedaanperbedaan fenotip yang tampak tersebut disebabkan telah terjadi perubahan pada genotip dari
keadaan normal. Selain memberikan dampak pada fenotip, perubahan pada genotip akan menyebabkan perubahan secara
fisiologis misalnya proses reproduksi (Taufika et all, 2020).
penentuan jenis kelamin (ekspresi kelamin) ditentukan oleh gen. Gen yang bertanggung jawab atas penentuan jenis kelamin
makhluk hidup tidak hanya satu pasang tetapi banyak pasangan gen. D. melanogaster jantan memiliki kromosom kelamin XY, sedangkan D.
melanogaster betina memiliki kromosom kelamin XX. Dalam hubungan ini, individu betina D. melanogaster mewarisi satu kromosom X dari induk
jantan dan satu kromosom X lainnya dari induk betina, sedangkan individu jantan D. melanogaster mewarisi satu kromosom X dari induk betina
dan satu kromosom Y dari induk jantan. hadirnya gen letal pada kromosom X juga akan mempengaruhi jenis kelamin, dimana dari persilangan
antara betina (heterozigot) yang membawa gen letal dengan jantan normal diperoleh keturunan jantan : betina sama dengan 1 : 2 (Campbell et
all., 2010)

Jenis kelamin mempengaruhi fenotip dari D. melanogaster, karena fenotip atau sifat yang tampak antara jenis kelamin jantan dan
betina berbeda, dilihat dari morfologinya, pada bagian betina ujung tubuh nya lancip dan berwarna hitam tetapi sedikit sedangkan pada jantan
ujung tubuhnya tumpul dan berwarna hitam cukup lebar. Terkait dengan jenis kelamin keturunan, D. melanogaster dinyatakan bahwa penentuan
jenis kelamin keturunannya merupakan masalah kemungkinan, dengan peluang keturunan jantan dibanding dengan betina adalah 50 banding
50. Penentuan jenis kelamin atau ekspresi kelamin ditentukan oleh gen . Gen yang bertanggung jawab atas penentuan jenis
kelamin makhluk hidup tidak hanya satu pasang tetapi banyak pasangan gen. D.melanogaster jantan memiliki kromosom kelamin XY, sedangkan
D. melanogaster betina memiliki kromosom kelamin XX . Dalam hubungan ini, individu betina D. melanogaster mewarisi satu kromosom X dari
induk jantan dan 1 kromosom X lainnya dari induk betina, sedangkan individu jantan D. melanogaster mewarisi satu kromosom X dari induk
betina dan satu kromosom Y dari induk jantan.

Lalat buah (Drosophila melanogaster) diketahui telah mengalami banyak mutasi yang menghasilkan variasi genotip intraspesifik
yang disebut strain. Selain dalam keadaan normal (N) ditemukan ada beberapa strain yang merupakan hasil mutasi dan menghasilkan mutan-
mutan yang berbeda dari keadaan normal. Perbedaan tersebut terutama terkait dengan warna mata, bentuk mata, dan bentuk sayapBeberapa
jenis mutasi pada D. melanogaster yang terlihat dari fenotipnya adalah mutasi warna mata, bentuk mata, bentuk sayap, dan warna tubuh
sehingga dikenal berbagai strain dari D. melanogaster antara lain w (white), se (sepia), eym (eyemissing), cu (curled), tx (taxi), dp (dumpy), dan
vg (vestigial). Perbedaan perbedaan fenotip yang tampak tersebut disebabkan telah terjadi perubahan pada genotip dari keadaan normal. Selain
memberikan dampak pada fenotip, perubahan pada genotip akan menyebabkan perubahan secara fisiologis misalnya proses reproduksi.
Manfaat mutasi pada D. melanogaster adalah apabila digunakan sebagai bahan praktikum sangat efektif dan efisien, Alasan
digunakannya Drosophila melanogaster untuk percobaan mutasi ini adalah karena jumlah kromosomnya sedikit, siklus hidupnya singkat yaitu
7 sampai 10 hari bergantung pada kondisi lingkungan dan suhu sekitar, sehingga dalam waktu satu tahun dapat diperoleh lebih dari 25
generasi. Mempunyai tanda tanda kelamin yang mudah dibedakan karena hanya memiliki 8 kromosom saja, yaitu 3 pasang autosom dan 1
pasang kromosom seks, dan dapat menghasilkan banyak telur ketika sekali bertelur. Mutasi dapat diwariskan kepada keturunannya melalui
persilangan monohibrid dan dihibrid karena terdapat keturunan yang mutasi dari hasil perkawinan lalat wild type dengan lalat yang mutasi
ataupun lalat mutasi dengan lalat mutasi. Meskipun dipercobaan monohibrid, jika wild type disilangkan dengan salah satu jenis sifat mutasi,
sifat mutasi tidak muncul di F1, tetapi akan muncul diketurunan berikutnya atau F2. Hipotesis yang dapat saya ambil dari lembar kerja
praktikum saya yaitu pada semua percobaan yan g saya buat menggunakan aplikasi virtual tersebut memiliki nilai chi square di atas 0,05
yang dimana hal tersebut membuat data tidak signifikan dan hipotesis ditolak.
Nama
Foto
: Pira Nilatul Hikmah NIM
Pelaksanaan
: F1C419036
Nama
Daftar
: Pira Nilatul Hikmah NIM
Pustaka
: F1C419036
Sisunandar. (2014). Penuntun Praktikum Genetika. UM, Purwekerto.

Taufika, R., Nugroho, S, A dan Nuraisyah, N. 2020). Perbedaan Strain dan Umur Betina terhadap Jumlah Keturunan Lalat Buah
(Drosophila Melanogaster Meigen). Jurnal Tambora, 4(1), 50-56.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V. Minorsky, dan Robert B.
Jackson. 2010. Biologi. Jilid 1. Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai