FISIOLOGI TUMBUHAN
DISUSUN OLEH :
WIDYA PINONDANG SIRAIT
8226174013
Pada proses osmosis dengan menggunakan kentang diperoleh bahwa pada konsentrasi
gula 0% dan konsentrasi air 100% (Hipotonik) menyebabkan kentang tenggelam karena
massa nya bertambah. Pada konsentrasi gula 50% dan 75% (Hipertonik) kentang
mengapung karena massanya berkurang (gbr 1). Setelah 30 menit panjang kentang pada
air biasa bertambah sedangkan pada larutan gula 50% dan 75 % . Panjang kentang
berkurang, karena konsentrasi larutan di dalam sel kentang lebih tinggi dibanding
konsentrasi air yang menyebabkan larutan air masuk ke dalam kentang. Berkurannya
panjang kentang ini disebabkan karena larutan gula memiliki konsentrasi tinggi
sedangkan molekul di dalam sel hipotonik yang menyebabkan keluarnya larutan dari
dalam sel kentang.
Pada proses difusi didapatkan bahwa saat teh celup di masukkan ke dalam air dengan
suhu yang berbeda menyebabkan perbedaan kecepatan berdifusinya. Difusi yang terjadi
di air bersuhu tinggi lebih cepat dibandingkan dengan air yang bersuhu rendah. Gerakan
molekul akan lebih cepat ketika kenaikan suhu, ketika suhu semakin tinggi partikel akan
mendapat energi lebih besar untuk bergerak sehingga kecepatan difusinya semakin besar.
Suhu mempengaruhi kecepatan difusi pada larutan, semakin tinggi suhu maka semakin
cepat proses difusi. Konsentrasi larutan memperngaruhi osmosis, semakin tinggi larutan/
semakin pekat maka semakin cepat peristiwa osmosis terjadi
RESUME 2
TOPIK : TRANSPIRASI
PEMATERI : ELITA ASRI
RINGKASAN
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian
tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan
dengan yang hilang melalui stomata.
Manfaat Transpirasi
• Transpirasi dapat membawa garam mineral dari dalam tanah.
• Transpirasi dapat mencegah kenaikan temperatur yang membahayakan bagi tanaman.
• Transpirasi dapat menyuplai air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar
keberlangsungan hidup dapat terjamin
Mini riset yang dilakukan adalah mengetahui factor yang mempengaruhi
banyaknya uap air yang dihasilkan pada transpirasi di Tanaman Syzygium aqueum. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan didapatkan beberapa poin diantaranya:
Pada bungkusan yang berisi empat helai daun ditemukan lebih banyak uap air
dibandingkan dengan dua perlakuan lainnya.
Pada daun yang dibungkus (tanaman di tempat terik) memiliki uap air lebih banyak
dibandingkan dengan daun yang dibungkus pada tanaman di tempat sejuk.
Proses transpirasi yang dilakukan pada percobaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a. Jumlah Daun : Semakin banyak daun, maka semakin banyak stomata sehingga semakin
besar transpirasinya
b. Luas permukaan daun : Daun yang lebar memiliki jumlah stomata yang banyak,
sehingga mengakibatkan tingginya laju transpirasi
c. Ketebalan daun : Daun yang tebal memiliki kutikula yang lebih tebal dibanding dengan
daun yang tipis. Kutikula yang tebal dapat menghalangi terjadinya transpirasi
d. Cahaya matahari : Cahaya matahari turut berperan dalam proses transpirasi. Semakin
tinggi intensitas cahaya, maka laju transpirasi akan semakin cepat.
e. Suhu : Semakin rendah suhu tempat tinggal tanaman maka laju transpirasi semakin
meningkat.
RESUME 3
Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup.
Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup,
tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal
menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga
ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun.
Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang
tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein.
Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik)
dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik). Enzim mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a) Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
b) Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena enzim tersusun dari
protein yang mempunyai sifat thermolabil.
c) Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
d) Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh
ektoenzim: amilase,maltase.
e) Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang
mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, meng-katalisis pembentukan dan penguraian
lemak.
Dari mini riset yang dilakukan dengan judul “Proses Pencoklatan Enzimatis Pada Buah Apel
Dan Beberapa Cara Pencegahannya” diperoleh beberapa kesimpulan melalui hasil pengamatan
yang dilakukan , diantaranya :
Reaksi pencoklatan enzimatis adalah reaksi yang disebabkan oleh oksidasi senyawa
fenolik pada buah yang dikatalisis oleh enzim polifenol oksidase (PPO) ketika buah
mengalami kerusakan struktur sel dan kemudian menghasilkan senyawa kuinon dan
menyebabkan apel berwarna coklat. Ada 3 larutan yang digunakan oleh peneliti dalam
mencegah reaksi pencoklatan pada apel diantaranya : penggunaan larutan garam,
larutan gula dan perasan air lemon. Dan ketiga larutan tersebut berperan sebagai
inhibitor yang menghambat kerja enzim polifenol oksidase (PPO dengan cara
menurunkan pH permukaan buah apel.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pencoklatan (browning) pada apel
adalah : keberadaan enzim enzim polifenolase/ PPO , oksigen dan pH permukaan buah
apel.
Diantara ketiga larutan berbeda yang digunakan pada percobaan ini dapat disimpulkan
bahwa cara paling efektif untuk mencegah terjadinya proses pencoklatan pada apel
adalah dengan menggunakan perasan buah lemon karena kandungan Vitamin C
RESUME 5
Pada botol A yang berisi kecambah, ditemukan air tampak lebih keruh,
dikarenakan di dalam botol tersebut terjadi proses respirasi yang menghasilkan gas
C02.Hal ini terjadi karena larutan kapur mampu mengikat senyawa karbondioksida.
Pada botol percobaan ini hasil respirasinya meningkat tinggi sehingga panas yang
dihasilkan dan dilepas pada lingkungan sangat tinggi pula
Pada botol B tidak mengalami perubahan apapun karena tidak terjadi proses respirasi
didalamnya sehingga botol nya tampak lebih jernih dari hal-hal yang mengendap di
dasar udara.
Respirasi menghasilkan CO2 yang ditandai dengan keruhnya air kapur dan
ditemukannya uap air yang menempel pada dinding gelas, hal ini menunjukkan
bahwa proses respirasi melepaskan CO2 dan juga uap air (H2O)
RESUME 6
TOPIK : RESPIRASI ANAEROB (FERMENTASI)
Metabolisme juga berperan mengubah zat yang beracun menjadi senyawa yang tak
beracun dan dapat dikeluarkan dari tubuh. Proses ini disebut detoksifikasi. Umumnya, hasil akhir
anabolisme merupakan senyawa pemula untuk proses katabolisme. Hal itu disebabkan sebagian
besar proses metabolisme terjadi di dalam sel. Mekanisme masuk dan keluarnya zat kimia
melalui membran sel mempunyai arti penting dalam mempertahankan keseimbangan energi dan
materi dalam tubuh. Proses sintesis dan penguraian berlangsung dalam berbagai jalur
metabolisme.
Mini riset yang dilakukan adalah: “Pengaruh Jumlah Glukosa pada Respirasi
Anaerob”. Dari mini riset yang dilakukan diperoleh beberapa hal, diantaranya :
Glukosa bertindak sebagai substrat utama yang disukai oleh ragi. Bakteri yang terdapat
dalam ragi tersebut adalah Sacharomyces cerevesiae. Dimana semakin banyak glukosa
yang kita tambahkan maka semakin banyak pula karbondioksida
Fermentasi merupakan proses peragian makanan oleh jamur dan bakteri yang
berlangsung dalam keadaan anaerob dengan bantuan enzim dan menghasilkan energi.