Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH GENETIKA DAN EVOLUSI

KEMUNGKINAN

Dosen Pengampu:
Dr. Syahmi Edi, M.Si

DISUSUN OLEH

NAMA : THIFAL ZAHRAH

NIM : 8226174006

KELAS : PPs BIOLOGI DIK B 2022

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Pertama sekali penulis ingin mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan ini disajikan
secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki, dan tugas makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas makalah mata kuliah genetika dan evolusi.

Adapun tujuan penulis menyusun makalah ini adalah agar para pembaca dapat
mengetahui dan menambah wawasan mengenai isi makalah ini. Penulis menyadari bahwa
pengetahuan yang dimiliki penulis masih sangat terbatas, sehingga makalah yang disusun masih
jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak.

Medan, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
1.1Latar Belakang........................................................................................................................
1.2Rumusan Masalah...................................................................................................................
1.3Tujuan Penelitian....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................
2.1 Dasar- Dasar Teori Kemungkinan.........................................................................................
2.2 Penggunaan Rumus Binomium..............................................................................................
2.3 Tes X2(“Chi-Square Test”)....................................................................................................
2.4 Tes X2 untuk dua kelas fenotip..............................................................................................
2.5 Tes X2 untuk tiga kelas fenotip atau lebih..............................................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Konsep genetika pada perkembangan terkini telah berbeda dengan yang dipahami oleh
kebanyakan orang. Pemahaman lama, genetika sebagai ilmu yang mempelajari penurunan sifat.
Perkembangan selanjutnya pemahaman ini sudah tidak tepat lagi. Hampir atau tidak satupun
ilmu biologi yang dapat berkembang tanpa tahu konsep genetika. Dengan kata lain bangunan
dasar biologi adalah genetika. Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang materi
genetik.
Genetika saat ini yang telah tumbuh dan berkembang sejak temuan hasil percobaan J.G.
Mendel diumumkan pada 1966. Ilmu genetika terus tumbuh dan berkembang; bahkan pada
beberapa dekade terakhir ini, laju pertumbuhan dan perkembangan genetika sangat pesat, banyak
aplikasinya sudah terbukti mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari (Russel, 1992). Masyarakat
luas juga semakin banyak yang menyadari peranan gen terhadap keberadaan makhluk hidup.
Ternyata gen berperan dalam menentukan kehidupan seluruh makhluk hidup penghuni bumi.
Oleh karena itu sebenarnya banyak harapan yang berkaitan dengan masa depan manusia, telah
dipercayakan pada pertumbuhan dan perkembangan genetika selanjutnya.
Berbagai istilah seperti kemungkinan, keboleh-jadian, peluang dan sebagainya biasanya
dipergunakan untuk membicarakan peristiwa/kejadian yang hasilnya tidak dapat dipastikan.
Dapat juga berupa suatu pernyataan yang tidak diketahui akan kebenarannya.
Sesungguhnya banyak hal tidak akan terhindar dari adanya kemungkinan yang harus
dihadapi. Misalnya: saudara ingin bepergian sedangkan udaranya mendung tentunya menghadapi
kemungkinan akan turun hujan ataukah tidak, seorang mahasiswa yang menantikan hasil
ujiannya tentunya menghadapi kemungkinan apakah ia akan lulus ataukah tidak, seorang
mahasiswa yang kos (menumpang) dan pulang dari kuliah tentunya menghadapi kemungkinan
akan mendapat telur ataukah tahu dan tempe sebagai lauk pauk, seorang ibu yang hendak
melahirkan anak tentunya menghadapi kemungkinan apakah anaknya nanti laki-laki ataukah
perempuan. Masih banyak contoh lainnya semacam itu.
Dalam Ilmu Genetika, kemungkinan ikut mengambil peranan penting. Misalnya
mengenai pemindahan gen-gen dari induk/ orang tua ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh
spermatozoon, berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi bebagai
macam kombinasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana Dasar- Dasar Teori Kemungkinan?
2. Bagaimana Penggunaan Rumus Binomium?
3. Bagaimana Penerapan Tes X2(“Chi-Square Test”)?
4. Bagaimana Penerapan Tes X2 untuk dua kelas fenotip?
5. Bagaimana Tes X2 untuk tiga kelas fenotip atau lebih?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Dasar- Dasar Teori Kemungkinan
2. Untuk mengetahui Penggunaan Rumus Binomium
3. Untuk mengetahui Penerapan Tes X2(“Chi-Square Test”)
4. Untuk mengetahui Penerapan Tes X2 untuk dua kelas fenotip
5. Untuk mengetahui Tes X2 untuk tiga kelas fenotip atau lebih
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar- Dasar Teori Kemungkinan


Agar supaya kita lebih memahami teori kemungkinan, ada baiknya apabila kita mengenal
dasar-dasarnya terlebih dahulu.

1) Kemungkinan atas teriadinya sesuatu yang dinginkan ialah sama dengan perbandingan
antara sesuatu yang dinginkan itu terhadap keseluruhannya.

Singkatnya:
x
K(x)= x+ y

Keterangan:

K = kemungkinan
K(x) = besarnya kemungkinan untuk mendapat (x)
x+y = jumlah keseluruhannya
Contoh:
a). Uang logam mempunyai dua sisi, yaitu sisi atas (disebut juga kepala) dan sisi bawah (disebut
juga ekor). Jika kita melakukan tos (melempar uang logam ke atas) dengan sebuah uang logam,
berapa kemungkinannya kita akan mendapat kepala?

Jawabnya:

kepala 1 1
K(kepala) =
kepala+ ekor
= =
1+ 1 2
= 0,5

b) Jika kita melempar sebuah dadu, berapa kemungkinannya akan mendapat angka 6?

Jawabnya: Sebuah dadu mempunyai 6 sisi, masing-masing diberi angka dari 1 sampai 6. Jadi ada
satu angka 6.

angka6 1
K(angka 6) = = = 0,16
jumlah sisi 6

jadi kecil sekali kemungkinannya untuk mendapat angka 6.


c). Berapa kemungkinannya seorang ibu akan melahirkan anak laki-laki?

Jawabannya: Dalam keadaan normal hanya ada dua kemungkinan bagi seorang ibu di waktu
hendak melahirkan anaknya, yaitu akan lahir seorang laki-laki atau seorang perempuan.

♂ 1 1
K(♂) = ♂+♀ = 1+ 1 = 2 = 0,5

d). Di dalam sebuah kantong terdapat 20 bola berwarna, terdiri dari 5 bola merah, 12 kuning dan
3 hijau. Jika saudara disuruh mengambil sebuah bola dari dalam kantong (tentunya tanpa dilihat),
berapa kemungkinannya akan mendapat sebuah bola hijau?

bola hijau 3
K(hijau) = = = 0,15
jumlah semua bola 20

e). Dalam perayaan Sekaten di alun-alun Yogyakarta, sebuah stand menyelenggarakan undian.
Dengan membayar Rp. 500, - pengunjung diperkenankan menarik sehelai kartu dari setumpuk
kartu bridge. Jika ia bisa mendapatkan kartu Aas (dengan tanda huruf A), ia akan menerima
sebuah radio transistor seharga Rp. 4.000, - sebagai hadiah. Berapa kemungkinannya ia akan
mendapat hadiah itu?

Jawabnya: Setumpuk kartu bridge terdiri dari 52 helai kartu, di antaranya terdapat 4 helai kartu
Aas.

jumlah kartu Aas 4 1


K(Aas) =
jumlah seluruh kartu
= 52 = 13 =¿ 0,077

2. Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri sendiri
ialah sama dengan hasil perkalian dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa-peristiwa itu.

Singkatnya:
K(x+x)= K(x) X K(x)
Contoh:

a). Jika kita melakukan tos dengan 2 uang logam bersama-sama (satu di tangan kiri dan satunya
lagi di tangan kanan), berapa kemungkinannya akan mendapat kepala pada kedua uang logam
itu?
Jawabnya:

K(kepala) = ½.

K(kepala + kepala) = ½ × ½ = ¼.
Dapat diartikan bahwa setiap 4 kali melakukan tos dengan dua uang logam bersama-
sama, kesempatan untuk mendapat kepala pada dua uang logam itu adalah satu kali saja.

b). Berapa kemungkinannya bahwa dua anak pertama dari suatu keluarga adalah laki-laki?

Jawabnya: Di muka telah diketahui bahwa kemungkinan lahirnya anak laki-laki atau perempuan

adalah sama, yaitu ½.

1 1 1
K(♂+♂) = 2 x 2 = 4 = 0,25

Hal ini dengan mudah dapat dibuktikan sebagai berikut:

Anak pertama Anak kedua


Laki-laki Perempuan
Perempuan Laki-laki
Perempuan Perempuan
Laki-laki Laki-laki
Dapat diartikan pula bahwa dari setiap 4 keluarga beranak dua akan diketemukan 1 keluarga
yang kedua anaknya laki-laki.
c). Suami istri masing-masing normal tetapi pembawa gen untuk albino. Berapa
kemungkinannya mereka akan mendapatkan seorang anak perempuan albino?

Jawabnya: Diagram perkawinan suami istri itu sebagai berikut:

P ♂Aa x ♀Aa Dari diagram disebelah kiri dapat diketahui bahwa:


Normal normal K(albino)= ¼
F1 AA = normal
Aa = normal = 3/4 Sedangkan K(♀) = ½
Aa= normal
Maka K(♀albino) = ½ x ¼ = 1/8
aa= albino = 1/4

3. Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang saling mempengaruhi, ialah
sama dengan jumlah dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa-peristiwa itu.
Singkatnya:
K(x atau y)= K(x) X K(y)
Contoh:

a). Jika kita melakukan tos dengan dua uang logam bersama-sama, berapa kemungkinannya akan
mendapatkan dua kepala atau dua ekor pada kedua uang logam itu?

Jawabannya: K(kepala) = ½ K(ekor)= ½

K(dua kepala) = ½ x ½=¼ K(dua ekor)= ½ x ½=¼


K(2 kepala atau 2 ekor = ¼ + ¼ = 2/4 = ½.
Hal ini dengan mudah dapat dibuktikan sebagai berikut:
Anak logam I Anak Logam II
Kepala Ekor
Ekor Kepala
Kepala Kepala
Ekor Ekor
b). Jika kita menarik sehelai kartu dari setumpuk kartu bridge, bera-pa kemungkinannya kita
akan mendapat sehelai kartu Aas atau sehelai kartu Raja (diberi tanda huruf K)?
jawabannya:
4 1 4 1
K(Aas) = = 13 K(Raja) = =
52 52 13
1 1 2
K(Aas atau Raja) =
13
+ 13 = 13

2.2 Penggunaan Rumus Binomium (a+b)n


Untuk mencari kemungkinan biasanya dapat ditempuh jalan yang lebih mudah, yaitu
dengan menggunakan rumus binomium (a + b)n.
Disini a dan b merupakan kejadian/peristiwa yang terpisah, sedangkan n menyatakan
banyaknya percobaan.

Contoh:

1). Kita melakukan tos dengan 3 uang logam bersama-sama. Berapa kemungkinannya kita akan
mendapatkan satu kepala dan dua ekor pada ketiga uang logam?

Jawabnya: Karena digunakan 3 uang logam, tentunya n = 3.


Di atas telah diketahui bahwa di waktu melakukan tos dengan sebuah uang logam, kemungkinan
untuk mendapatkan kepala adalah sama besarnya dengan kemungkinan untuk mendapatkan ekor,
yaitu ½.

Andaikan: a = kemungkinan untuk mendapatkan kepala (½),

b = kemungkinan untuk mendapatkan ekor (½).


(a + b)3 = a3+ 3 a2b + 3 ab2 + b3

Sekarang kita masukkan perumpamaan di atas ke dalam rumus, sehingga:

3
K(1 kepala, 2 ekor) = 3 ab2 = 3(½)(½)2 =
8

2). Mempelai baru tidak setuju dengan anjuran Pemerintah untuk ber-KB, karena mereka
beranggapan bahwa anak adalah rezeki dari Tuhan YME. Berhubung dengan itu mereka
merencanakan mempunyai 6 orang anak. Berapakah kemungkinannya bahwa anak-anak mereka
akan terdiri dari:

a). 3 anak perempuan dan 3 anak laki-laki.


b). 2 anak perempuan dan 4 anak laki-laki.
c). 6 anak laki-laki.
d). urutan tertentu, yaitu laki-laki, perempuan, laki-laki, perempuan, laki-laki, perempuan?
Jawabnya: Karena dinginkan 6 anak, maka n = 6.
Untuk mencari uraian dari pangkat 6 dapat digunakan pedoman segitiga Pascal, yaitu:

Andaikan: a = kemungkinan lahirnya anak laki-laki (½).


b = kemungkinan lahirnya anak perempuan (½).
20
a). K(3 perempuan, 3 laki-laki) = 20 a3b3 = 20(½)3(½)3 =
64
15
b). K(2 perempuan, 4 laki-laki) = 15 a462 = 15(1/2 )4(1/2)2 =
64
1
c). K(6 laki-laki) = b6 = (1/2)6 =
64
Jadi untuk mendapatkan kombinasi yang pertama (3 perempuan, 3 laki-laki) kemungkinannya
adalah 20 kali lebih besar daripada kombinasi yang ketiga (6 laki-laki).

d). Karena dinginkan urutan tertentu, maka digunakan dasar teori kemungkinan yang kedua,
yaitu dengan mengalikan kemungkinan dari tiap peristiwa.

1
Jadi K(♂,♀,♂,♀,♂,♀) = ½ × ½ ×½×½×½×½ =
64
3). Suami isteri masing-masing normal tetapi heterozigotik untuk albino ingin mempunyai 4
orang anak. Berapa kemungkinannya bahwa:
a). semua anak itu akan normal.
b). seorang anak saja yang albino, sedang yang 3 lainnya normal.
c). anak yang terakhir saja yang albino, jika toh ada yang akan albino?
Jawabnya: Karena dinginkan 4 orang anak, maka:
(a +b)4 = a4 + 4 a36 + 6 a2b2 + 4 ab3 + b4
Suami istri itu masing-masing mempunyai genotip Aa, sehingga perkawinan mereka
dapat dilukiskan sbb.:

P ♂Aa x ♀Aa Dari diagram perkawinan disamping ini dapat


Normal normal dilihat, bahwa kemungkinan lahirnya anak normal
F1 AA = normal dan anak albino tidak sama, yaitu ¾ untuk anak
Aa = normal = 3/4 normal dan ¼ untuk anak albino.
Aa= normal Berhubung dengan itu, andaikan:
aa= albino = 1/4

a = kemungkinan lahirnya anak normal (3/4)

b = kemungkinan lahirnya anak albino (1/4)

81
a). K(4 normal) = a4 = (¾)4 =
256
108
b). K(3 normal, 1 albino) = 4 a3b = 4(¼)3(1/4) =
256

27
c). K(normal, normal, normal, albino) = ¾ × ¾ × ¾ × ¼ =
256

Nampaknya pertanyaan b) dan c) seolah-olah sama, tetapi sebenar-nya lain. Perhatikan saja
jawabannya!

2.3 Tes X2(“Chi-Square Test”)


Seringkali percobaan perkawinan yang kita lakukan menghasilkan keturunan yang tidak
sesuai benar dengan hukum Mendel. Kejadian ini biasanya menyebabkan kita bersikap ragu-
ragu, apakah penyimpangan yang terjadi itu karena kebetulan saja ataukah karena memang ada
faktor lain? Berhubung dengan itu perlu diadakan evaluasi terhadap kebenaran atau tidaknya
hasil percobaan yang kita lakukan dibandingkan dengan keadaan secara teoretis.

Suatu cara untuk mengadakan evaluasi itu ialah melakukan tes X 2 (bahasa Inggrisnya:

chi-square test). Sebenarnya itu bukan huruf X, tetapi huruf Yunani "phi' ( ᵡ ). Untuk mudahnya,
huruf Yunani itu lalu dianggap sebagai huruf X.

Tes X2 dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

ᵡ = ∑ ¿¿)
e = hasil yang diramal/ diharapkan (Inggrisnya: expected).

d = deviasi/penyimpangan (Inggrisnya: deviation), yaitu selisi antara hasil yang diperoleh


(Inggrisnya: observed, disingkat o) dan hasil yang diramal

∑ = sigma (jumlah).

Dalam perhitungan nanti harus diperhatikan pula besarnya derajat kebebasan (bahasa
Inggrisnya: Degree of Freedom), yang nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip dikurangi
dengan satu. Jadi andaikan perkawinan monohibrid menghasilkan keturunan dengan
perbandingan 3:1 (ada dominansi penuh), berarti ada 2 kelas fenotip, sehingga derajat
kebebasannya = 2-1= 1 jika terdapat sifat intermedier, keturunannya memperlihatkan
perbandingan 1:2:1. Berarti di sini ada 3 kelas fenotip, sehingga derajat kebebasannya = 3 - 1 =
2.

Pada perkawinan dihibrid didapatkan keturunan dengan perbandingan 9:3:3:1. Berarti ada
4 kelas fenotip, sehingga derajat kebebasannya = 4 -.1 = 3. Mengapa demikian? Pembuktiannya
sebenarnya dapat dicari lewat matematika, akan tetapi di sini diterangkan pengertian yang
sederhana saja. Misalnya 10 orang finalis tampil secara bergantian di depan dewan juri pada
waktu diselenggarakan kontes keluwesan. Untuk memilih siapa yang menjadi ratu keluwesan,
dewan juri masih mempunyai kesempatan untuk memilih seorang di antara 10 orang finalis itu.
Tetapi begitu sang ratu terpilih, maka dewan juri tinggal menghadapi 9 orang finalis saja untuk
menetapkan siapa yang akan keluar sebagai "runner-up" I (yaitu pemenang II). Untuk memilih
"runner up" II, dewan juri tinggal mempunyai kesempatan memilih di antara 8 orang finalis.
Demikianlah seterusnya. Jelaslah kiranya bahwa kebebasan untuk memilih bagi dewan juri selalu
berkurang dengan satu.

2.4 Tes X2 untuk dua kelas fenotip


Contoh:
1). Suatu tanaman berbatang tinggi heterozigotik (Tt) menyerbuk sendiri dan menghasilkan
keturunan yang terdiri dari 40 tanaman berbatang tinggi dan 20 tanaman berbatang pendek.
Apakah hasil tersebut dapat dipercaya akan kebenarannya?

Jawabnya: Menurut Mendel, maka suatu monohibrid (Tt) yang menyerbuk sendiri seharusnya
menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip 3 tinggi: 1 pendek. Jadi secara teoretis
akan didapatkan 45 tanaman berbatang tinggi dan 15 tanaman berbatang pendek

Tinggi Pendek Jumlah


Diperoleh (o) 40 20 60
Diramal (e) 45 15 60
Deviasi (d) -5 +5
(d-1/2)*) -4,5 +4,5
(d-1/2)2 0,45 1,35
X2= 0,45 + 1,35 = 1,80
Selanjutnya kita menggunakan table X2

Tabel X2

Dalam tabel itu, deretan angka paling atas mendatar ialah nilai kemungkinan. Makin ke
arah kanan nilai kemungkinan itu makin men-jauhi nilai 1, yang berarti bahwa data hasil
percobaan yang diperoleh itu tidak baik. Makin ke arah kiri, nilai kemungkinan makin mendekati
nilai 1 (100%), yang berarti bahwa data percobaan yang diperoleh adalah baik.

Deretan angka dalam kolom paling kiri (dari atas ke bawah) menyatakan besarnya derajat
kebebasan.

Angka-angka lainnya di dalam tabel itu merupakan nilai X2.

Penyelidikan secara matematik oleh para ahli statistik menyatakan bahwa apabila nilai X2
yang didapat dari perhitungan terletak di bawah kolom nilai kemungkinan 0,05 atau kurang (0,01
atau 0,001) itu berarti bahwa faktor kebetulan hanya berpengaruh sebanyak 5% atau kurang. Ini
berarti pula bahwa ada faktor lain yang ikut mengambil peranan dan yang lebih berpengaruh
pada kejadian itu, sehingga data percobaan yang didapat ainyatakan buruk! Nilai X 2 tersebut
dikatakan signifikan atau berarti. Maksudnya deviasi (penyimpangan) sangat berarti dan ada
faktor lain di luar faktor kemungkinan yang mengambil peranan di situ.
Apabila nilai X2 yang didapat dari perhitungan letaknya di dalam kolom nilai
kemungkinan 0,01 atau bahkan 0,001 itu berarti bahwa data yang diperoleh dari percobaan itu
sangat buruk. Nilai X2 itu lalu dikatakan sangat berarti (bahasa Inggrisnya: highly significant).
Jadi deviasi ini sangat berarti dan faktor kemungkinan sangat besar perananпуа.

Mari kita kembali dan lanjutkan uraian dari contoh diatas. Dari perhitungan telah
didapatkan bahwa X2 = 1,80. Karena ada dua kelas fenotip (yaitu batang tinggi dan batang
pendek), berarti ada derajat kebebasan 2 - 1 = 1. Kita ikuti nilai-nilai X 2 dari kiri ke arah kanan
pada baris teratas dari tabel. Angka 1,80 tidak tercantum, tetapi terletak antara angka 1,07 dan
2,71. Ini berarti lebih kecil daripada 3,84. Nilai kemungkinannya terletak antara 0,10 dan 0,30,
berarti lebih besar daripada 0,05.

Jadi K(1) = antara 0,10 dan 0,30

Besarnya derajat kebebasan

Nilai kemungkinan

Karena nilai kemungkinannya lebih besar dari 0,05 maka data percobaan itu dapat
dianggap masih bagus, masih memenuhi perbandingan 3:1 dan tidak ada faktor lain di luar faktor
kemungkinan yang berperanan.

2). Misalmya sekarang kita mengadakan percobaan dengan melakukan testcross pada tanaman
berbatang tinggi heterozigotik (Tt) itu. Hasilnya misalnya berupa 40 tanaman berbatang tinggi
dan 20 tanaman berbatang pendek (Sengaja di sini dipakai angka-angka yang sama dengan
contoh pertama, sekedar untuk perbandingan saja). Apakah data hasil testcross itu dapat
dianggap baik dan dipercaya?

Jawabnya: Teoretis testcross pada monohibrid (Tt × tt) akan menghasilkan keturunan dengan
perbandingan 1 batang tinggi: 1 batang pendek.
Tinggi Pendek Jumlah
o 40 20 60
e 30 30 60
d +10 -10
(d-1/2) +9,5 -9,5
Koreksi Yates

( ) 3,0,1 3,01
2
1
d−
2
e
X2= 3,01 + 3,01 = 6,02
K(1) = antara 0,01 dan 0,05

Karena nilai kemungkinan kurang dari 0,05 (yaitu angka yang dianggap sebagai batas
signifikan), maka deviasi cukup berarti. Berhubung dengan itu data hasil percobaan testcross
tersebut tidak baik dan tidak dapat dipercaya. Tentu ada faktor lain di luar faktor kemungkinan
yang berperanan di situ.

2.5 Tes X2 untuk tiga kelas fenotip atau lebih

Contoh:
1). Misalnya kita melakukan percobaan dengan membiarkan suatu tanaman bunga menyerbuk
sendiri. Setelah tanaman ini menghasilkan buah dan biji-bijinya ditanam didapatkan keturunan
yang terdiri dari 72 tanaman berbunga ungu, 28 tanaman berbunga merah dan 28 tanaman
berbunga putih. Menurut dugaan saudara, peristiwa apakah yang berperan di sini dan apakah
hasil percobaan itu dapat dianggap benar?
Jawabnya: Melihat hasil itu dapat diduga bahwa ada peristiwa epistasi resesip, yang secara
teoretis seharusnya menunjukkan perbandingan fenotip 9:3:4.

Ungu Merah Putih Jumlah


o 72 28 28 128
e 72 24 32 128
d 0 +4 -4
2
d - 0,67 0,50
e
X2= 0,67 + 0,50 = 1,17
K(1) = antara 0,50 dan 0,70
Karena nilai kemungkinan di sini jauh lebih besar daripada 0,05 maka tidak ada faktor
lain yang mempengaruhi hasil tersebut, kecuali faktor kemungkinan. Jadi adanya deviasi itu
hanya karena kebetulan saja, dan deviasi itu sendiri tidak berarti. Maka hasil percobaan tersebut
baik dan dapat dianggap benar.

2). Pada lalat buah Drosophila dikenal beberapa sifat keturunan seperti warna tubuh kelabu
normal (B), tubuh hitam (b), sayap normal (V), sayap pendek (v). Waktu dilakukan percobaan
perkawinan antara lalat-lalat dihibrid tubuh, kelabu sayap normal (BbVv X BbVv) didapatkan
sejumlah keturunan yang terdiri dari:

370 lalat warna tubuh kelabu, sayap normal (B-V-)


176 lalat warna tubuh kelabu, sayap pendek (B-vv)
136 lalat warna tubuh hitam, sayap normal (bbV-)
38 lalat warna tubuh hitam, sayap pendek (bbvv)
Jumlah 720 lalat
Apakah data tersebut dapat dianggap baik, artinya sesuai dengan hukum Mendel?
Jawabnya: Karena yang dikawinkan itu lalat-lalat dihibrid, secara teoretis hasil perkawinan
tersebut seharusnya memperlihatkan perban-dingan 9:3:3:1. Marilah data tersebut di atas kita uji
lewat X2.
Tubuh Tubuh kelabu, Tubuh Tubuh Jumlah
kelabu, sayap sayap pendek kelabu, kelabu,
normal sayap sayap
normal pendek
o 370 176 136 38 720
e 405 135 135 45 720
d -35 +41 +1 -7

d
2
3,02 12,45 0,01 1,09
e
X2= 3,20 + 12,45 + 0,01 + 1,09 = 16,57

Di sini ada 4 kelas fenotip, berarti derajat kebebasannya = 4-1 =3.


Apabila dikuti tabel X2 pada derajat kebebasan 3, maka nilai X2 sebesar 16,57 tidak
tercantum. Yang ada ialah paling besar 16,27. Ini berarti bahwa nilai kemungkinannya lebih
kecil dari 0,001 dan deviasi terlalu besar. Selain faktor kemungkinan, masih ada terlalu banyak
faktor luar lainnya yang ikut mengambil peranan pada kejadian tersebut. Berhubung dengan itu
data percobaan it sangat buruk, tidak sesuai dengan hukum Mendel.
3. Andaikan sekelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada pada suatu
waktu ditugaskan untuk mengadakan sensus penduduk di Kotamadya Yogyakarta, khususnya
menghitung banyaknya keluarga yang memiliki 4 anak saja. Ternyata misalnya didapatkan 160
keluarga yang beranak 4, dengan variasi sebagai berikut:
7 keluarga memiliki anak 4 perempuan, 0 laki-laki
50 keluarga memiliki anak 3 perempuan, 1 laki-laki
55 keluarga memiliki anak 2 perempuan, 2 laki-laki
32 keluarga memiliki anak 1 perempuan, 3 laki-laki
16 keluarga memiliki anak 0 perempuan, 4 laki-laki
Apakah pembagian banyakya keluarga pada berbagai macam variasi itu sesuai dengan
hipotesa bahwa laki-laki dan perempuan itu seharusnya sama jumlahnya, mengingat bahwa
kemungkinan lahirnya anak laki-laki dan perempuan itu sama, yaitu masing-masing ½.
Jawabnya: Andaikan: a = kemungkinan dari perempuan (½)
b = kemungkinan dari laki-laki (½).
Karena ada 4 anak, maka:
(a + b)4 = a4 + 4 a3b + 6 a2b2 + 4 ab3 + b4
4♀ 3♀ 2♀ 1♀ 4♀

0♂ 1♂ 2♂ 3♂ 0♂

=(1/2)4+ 4(1/2)3(1/2) + 6(1/2)2(1/2)2+ 4(1/2)(1/2)3 + (1/2)4


= 1 + 4 + 6 + 4 + 1
16 16 16 16 16
1
Diramal (e) untuk : 4♀ dan 0♂ = x 160 keluarga = 10 keluarga.
16
4
3♀ dan 1♂ = 16 x 160 keluarga = 40 keluarga.

6
2♀ dan 2♂ = 16 x 160 keluarga = 60 keluarga.
4
1♀ dan 3♂ = 16 x 160 keluarga = 40 keluarga.

1
4♀ dan 0♂ = 16 x 160 keluarga = 10 keluarga.
Berdasarkan perhitungan diatas, maka:
4♀, 0♂ 3♀, 1♂ 2♀, 2♂ 1♀, 3♂ 4♀, 0♂ Jumlah
o 7 50 55 32 16 160
e 10 40 60 40 10 160
d -3 +10 -5 -8 +6

d
2
0,90 2,50 0,42 1,60 3,60
e
X2= 0,90 + 2,50 + 0,42+ 1,60+ 3,60 = 9,02

Karena ada 5 kelas fenotip, berarti ada derajat kebebasan 5-1 = 4.


K(4) = antara 0,05 dan 0,10.
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05, maka faktor lain di luar
faktor kemungkinan kurang mengambil peranan. Berarti deviasi yang terjadi itu kurang berarti
dan kebetulan saja. Berhubung dengan itu data sensus itu dapat dianggap baik.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan pada materi kemungkinan yaitu:


1) Dasar- Dasar Teori Kemungkinan terdiri dari Kemungkinan atas teriadinya sesuatu yang
dinginkan, Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri
sendiri, dan Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang saling mempengaruhi.
2) Penggunaan Rumus Binomium yang digunakan untuk kemungkinan jenis kelamin anak dan
lainnya.
3) Penerapan Tes X2(“Chi-Square Test”) pada percobaan perkawinan yang menghasilkan
keturunan yang tidak sesuai benar dengan hukum Mendel. Kejadian ini biasanya
menyebabkan kita bersikap ragu-ragu, apakah penyimpangan yang terjadi itu karena
kebetulan saja ataukah karena memang ada faktor lainnya maka perlu diadakan evaluasi
terhadap kebenaran atau tidaknya hasil percobaan dilakukan dan dibandingkan dengan
keadaan secara teoretis dengan Tes X2 .
4) Penerapan Tes X2 untuk dua kelas fenotip dilihat dari contoh tanaman berbatang tinggi
heterozigotik (Tt) menyerbuk sendiri dan menghasilkan keturunan yang terdiri dari 40
tanaman berbatang tinggi dan 20 tanaman berbatang pendek. Dari hasil tes didapatkan nilai
kemungkinan kurang dari 0,05 (yaitu angka yang dianggap sebagai batas signifikan), maka
deviasi cukup berarti. Hasil percobaan testcross tidak baik dan tidak dapat dipercaya. Tentu
ada faktor lain di luar faktor kemungkinan yang berperanan di situ
5) Penerapan Tes X2 untuk tiga kelas fenotip atau lebih yaitu pada contoh percobaan dengan
membiarkan suatu tanaman bunga menyerbuk sendiri. Setelah tanaman ini menghasilkan
buah dan biji-bijinya ditanam didapatkan keturunan dengan berbagai jenis warna bunga.
Hasil tes dengan nilai kemungkinan jauh lebih besar daripada 0,05 maka tidak ada faktor lain
yang mempengaruhi hasil tersebut, kecuali faktor kemungkinan. Maka hasil percobaan
tersebut baik dan dapat dianggap benar.

3.2 SARAN

Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi pembaca untuk dapat mengenal lebih
jauh mengenai Kemungkinan.
DAFTAR PUSTAKA

Burns, G.W., 1983. The Science of Genetics, 5 ed., Macmillan Publ. Co., Inc., New York.
Emery, A.EH., 1975. Elements of Medical Genetics,4th ed., Churchill Livingstone Med. Div. of
Longman Group Ltd., Edinburgh.
Gardner, E.J. and D.P. Snustad, 1984. Principles of Genetics. 7 I ed.. John Wiley & Sons, Inc.,
New York.
Goodenough, U., 1978. Genetics, 2nd ed., Holt-Saunders, Japan Ltd., Tokyo.
MsKusick, V.A. 1969. Human Genetics. 2nd ed., Prentice-Hall Inc., Englewood Cliffs.
Moody, P.A., 1967. Genetics of Man, W.W. Norton and Co., Inc., New York.
Patt, D.I. and G.R. Patt, 1975, An Intruduction to Modern Genetics. Addison-Wesley Publ. Co.,
Inc., Massachusets.
Strickberger, M.W., 1976. Genetics. 2nd ed., The Macmillan Co., Inc., New York.
Suryo. 2019. Genetika untuk Strata 1. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta. Hal. 346
Thompson, J.S. and M.W. Thompson, 1966. Genetics in Medicine. W.B. Saunders Co.,
Philadelphia.
Wagner, R.P. et al., 1980. Introduction to Modern Genetics. John Wiley & Sons, Inc., New
York.

Anda mungkin juga menyukai