Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR TEORI PELUANG

TEKNIK MEMBILANG

Oleh:
Kelompok 3

Rizki Fitriani A1I123025


Nurfadilla A1I123092
Ikra Usman Eli A1I123084
Rifal A1I123023
Asrianti A1I123003
Iin Permatasari A1I122191

KELAS A
DOSEN MATAKULIAH :
Dr. La Misu, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul "Teknik membilang" dengan tepat
waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah "Pengantar Teori
Peluang". Selain itu, makalah ini bertujuan agar Mahasiswa mampu memahami serta
mengaplikasikan materi yang ada di dalam makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. La misu M.Pd. selaku dosen
Mata Kuliah Pengantar Teori Peluang. Dan ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Rekan-rekan kelompok serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikannya
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 17 Maret 2024

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI...................................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 5
A. Permutasi Melingkar (Siklis) .................................................................................................. 5
B. Sampel yang berurutan............................................................................................................ 6
C. Kombinasi ............................................................................................................................... 7
D. Koefisien Binomial ................................................................................................................. 9
BAB III .............................................................................................................................................12
Kesimpulan ......................................................................................................................................12
A. Kesimpulan ...........................................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................................................12
Daftar Pustaka.................................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam materi ini kita akan membahas teori permutasi dankombinasi. Yang mungkin
sudah pernah anda pelajari pada waktu SMA.Namun demikian, materi ini akan diberikan
dalam makalah ini bukanhanya sekedar mengulang, tetapi diharapkan pula dapat
memberikanwawasan yang luas mengenai pendefinisian permutasi dan kombinasi.Untuk
mendukung kelancaran anda terhadap penguasaan materidalam makalah ini perlu juga
dipelajari teknik menghitung yang mencakupprinsip perkalian dan penjumlahan serta
permutasi dan kombinasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Permutasi Melingkar (Siklis) ?
2. Bagaimana Sampel Yang Berurutan ?
3. Bagaimana Cara Mengunakan Kombinasi Dalam Teknik Pembilang ?
4. Bagaimana Koefesien Binomial ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Permutasian Melingkar (Siklis)!
2. Bagaimana Sempel Yang Berurutan!
3. Mengetahui Cara Menggunakan Kombinasi Dalam Teknik Pembilang!
4. Mengetahui Koefesien Binomial!

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Permutasi Melingkar (Siklis)
Permutasi melingkar adalah penyusunan unsur atau objek dalam bentuk lingkaran.
Banyaknya permutasi n unsur yang disusun melingkar dirumuskan dengan (n – 1)!. Untuk
lebih jelasnya perhatikan contoh soal permutasi susunan melingkar dan pembahasannya
dibawah ini.
Misalkan kita mempunyai sejumlah objek yang berbeda. Permutasi yang dapat
dibentuk dari sejumlah objek itu yang membentuk sebuah lingkaran dinamakan permutasi
melingkar. Oleh karena itu, dalam penentuan permutasi melingkar diperlukan lingkaran
lingkaran yang banyaknya bergantung pada permasalahannya.
Dalam permutasi melingkar yang perlu diperhatikan adalah penetapan lebih dahulu
salah satu objeknya. Setelah ditentukan satu permutasi, penentuan permutasi lainnya harus
memperhatikan susunan objek-objek dari permutasi sebelumnya. Penghitungan banyak
permutasi melingkar yang dapat dibentuk bergantung pada banyak objek yang
digunakannya.
Jika kita mempunyai n objek yang berbeda, maka banyak permutasi melingkar yang dapat
dibentuk ada (n – 1)! susunan.
Rumus Permutasi Siklis (Melingkar):

𝑃𝑛 = (𝑛 − 1)!
Contoh :

1. Berapa banyak cara 5 anak laki-laki dan 3 anak perempuan dapat disusun pada suatu
lingkaran jika anak perempuan selalu berdekatan (berkumpul)
Jawab :

3 anak perempuan selalu berdekatan dapat disusun


menjadi
3! = 3 × 2 × 1 = 6 𝑐𝑎𝑟𝑎
Menyusun 5 anak laki-laki dan 3 anak perempuan
L1, L2, L3, L4, L5, (3P)

𝑃𝑆𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 6 = (6 − 1)!
= 5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 120 𝑐𝑎𝑟𝑎
Jadi banyak cara menyusun 5 anak laki-laki dan 3 anak
perempuan. Jika anak perempuan selalu berdekatan
adalah 6 𝑐𝑎𝑟𝑎 × 120 𝑐𝑎𝑟𝑎 = 720 𝑐𝑎𝑟𝑎

5
B. Sampel yang berurutan
Pemilihan sampel dengan cara berurutan (consekutive) yaitu penentuan sampel
dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam
penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden yang diperlukan
terpenuhi.
Misalnya sebuah kotak berisi n buah bola pingpong. Selanjutnya, kita mengambil
sebuah bola pingpong secara acak dari kotak itu. Kemudian, kita mengambil sebuah bola
pingpong lagi secara acak dari kotak itu sesudah pengambilan bola pingpong sebelumnya.
Demikian seterusnya, kita mengambil sebuah bola pingpong seperti itu sampai
pengambilan bola pingpong ke-r. Pengambilan bola pingpong seperti itu dikatakan
pengambilan sebuah sampel yang berurutan berukuran r. Pengambilan bola pingpong
sesudah pengambilan bola pingpong sebelumnya dapat terjadi dalam dua kasus, yaitu:
1. Sampling Dengan Pengembalian
Dalam hal ini, bola pingpong yang sudah terambil disimpan kembali ke dalam
kotak, sebelum bola pingpong berikutnya diambil. Akibatnya, banyak bola pingpong yang
ada di dalam kotak tetap. Sehingga pengambilan setiap bola pingpong dari dalam kotak
mempunyai n cara. Dengan demikian, kita mempunyai sampel berurutan yang berbeda
berukuran r dengan pengembalian sebanyak:
n×n×n×…..×n=𝑛𝑟
contoh :
empat huruf yang pertama yaitu A, B, C,dan D; N=4 dan n=2 maka sampel yang mungkin
seluruhnya ada 𝑁𝑛 = 42 = 16
hasilnya :{AA,AB,AC,AD,BA,BB,BC,BD,CA,CB,CC,CD,DA,DB,DC,DD}
2. Sampling Tanpa Pengembalian
Dalam hal ini, bola pingpong yang sudah terambil tidak disimpan kembali ke dalam kotak,
sebelum bola pingpong berikutnya diambil. Akibatnya, banyak bola pingpong yang ada di
dalamkotak berkurang sesuai dengan banyak pengambilan bola pingpongnya. Maka
banyaknya sampel yang mungkin dapat di ambil adalah
𝑁!
𝑐𝑛𝑁= 𝑛!(𝑁−𝑛)!

Contoh :
Untuk populasi berukuran 5 dengan anggota-anggotanya A,B,C,D,E dan sampel yang
diambil berukuran 2 maka banyaknya sampel yang mungkin dapat di ambil adalah
Jawab
𝑐5 = 5! = 10 buah sampel
2 2!(5−2)!

Kesepuluh buah sampel itu adalah : AB,AC,AD,AE,BC,BD,BE,CD,CE,DE.

6
C. Kombinasi
Kombinasi adalah suatu teknik yang menyatakan banyaknya cara dalam menyusun
beberapa objek dari suatu grup tanpa memperhatikan urutan. Dengan demikian jika ada
objek yang hanya berbeda urutan, maka tidak diperbolehkan atau akan dianggap sama
objeknya.
{1,2,3} 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 {2,3,1} 𝑑𝑎𝑛 {3,1,2}.
Karena tidak memperhatikan urutan maka disinilah letak perbedaan antara kombinasi
dan permutasi.
Pada kombinasi, susunan XY sama saja dengan susunan YX, sedangkan pada permutasi
Susunan XY dan YX dianggap susunan yang berbeda.

Lambang notasi dari kombinasi adalah 𝐶. Jika disebutkan n kombinasi r, maka dapat
ditulis menjadi n𝐶𝑟.
Perhatikan contoh berikut.
Ada 4 orang anak, yaitu Ayu (A), Ema (E), Caca (C), dan Rina (R). Guru meminta
perwakilan 3 orang secara bebas untuk ikut lomba Olimpiade Matemkatika mewakili
sekolah. Tentukan berapa variasi tim yang terbentuk!
Penyelesaian:
Kita akan membentuk tim yang terdiri dari 3 orang saja tanpa memperhatikan urutannya,
sehingga akan terbentuk variasi sebagai berikut.
A E C R → AEC, AER, ACR, ECR = 4 variasi Penyelesaian:

1. Kombinasi Tanpa Pengulangan


Ketika pada suatu urutannya tidak diperhatikan akan tetapi pada setiap objek yang ada
hanya bisa dipilih satu kali maka jumlah dari kombinasi yang ada yaitu :
Yang mana (n) yaitu suatu jumlah dari objek yang bisa dipilih sedangkan (r) yaitu jumlah
yang harus kita dipilih.
n 𝑛!
𝐶𝑟 =
𝑟!(𝑛−𝑟)!

Keterangan:
C = kombinasi
n = jumlah kejadian yang bisa dipilih
r = jumlah kejadian yang harus dipilih
! = simbol factorial

7
Contoh Soal :
1. Terdapat 10 orang yang lulus seleksi pada suatu perusahaan. Namun kebutuhan tenaga
kerja sebanyak 4 orang. Tentukan berapa banyak cara yang dilakukan perusahaan
dalam memilih 4 orang dari 10 orang lulus seleksi ?.

Pembahasan
Diketahui :
n = 10, menyatakan jumlah yang lulus seleksi
r = 4, menyatakan tenaga kerja yang diterima atau dipilih.
n 𝑛! 10! 10.9.8.7.6! 5040
𝐶𝑟 = = 𝐶(10,4) = = = = 210
𝑟!(𝑛−𝑟)! (10−4)!.4! 6!4.3.2.1 24

Jawaban :c
2. Misalkan ada 4 warna cat, yaitu : Merah, Kuning, Hijau dan Biru. Jika 2 warna cat
dicampurkan akan membentuk warna baru. Maka berapa banyak warna baru yang
diperoleh ?
a. 6
b. 12
c. 8
d. 60

Pembahasan
Diketahui :
n = 4, menyatakan jumlah warna cat (Merah, Kuning, Hijau dan Biru).
r = 2, menyatakan jumlah warna cat yang dicampurkan

n 𝑛! 4! 4.3.2! 12
𝐶𝑟 = = 𝐶(4,2) = = = =6
𝑟!(𝑛−𝑟)! (4−2)!2! 2!.2! 2

2. Kombinasi Pengulangan
Definisi
Kombinasi dengan pengulangan berukuran r dari n objek adalah pengambilan seleksi
berukuran r dari kumpulan n objek dengan urutan tidak diperhatikan dan pengulangan/
pengembalian dibolehkan.
Jika pada urutannya tidak diperhatikan dan sebuah objek dapat dipilih lebih dari satu kali,
maka jumlah dari kombinasi yang ada yaitu:

Yang mana (n) yaitu jumlah dari sebuah objek yang dapat dipilih dan (r) merupakan
jumlah yang harus dipilih.

8
Contoh :
1. Tulislah semua kombinasi-3 dari {a, b, c, d} sedemikian sehingga pengulangan
diperbolehkan.
Jawab!
Karena urutan dari anggota yang dipilih tidak diperhatikan, maka sebaiknya kita
menulis kombinasi-3 tersebut dengan urutan menaik, untuk memastikan bahwa tidak
adanya kombinasi yang sama ditulis lebih dari satu kali.
[𝑎, 𝑎, 𝑎], [𝑎, 𝑎, 𝑏], [𝑎, 𝑎, 𝑐], [𝑎, 𝑎, 𝑑]
[𝑎, 𝑏, 𝑏], [𝑎, 𝑏, 𝑐], [𝑎, 𝑏, 𝑑]
[𝑎, 𝑐, 𝑐], [𝑎, 𝑐, 𝑑], [𝑎, 𝑑, 𝑑]
[𝑏, 𝑏, 𝑏], [𝑏, 𝑏, 𝑐], [𝑏, 𝑏, 𝑑]
[𝑏, 𝑐, 𝑐], [𝑏, 𝑐, 𝑑], [𝑏, 𝑑, 𝑑]
[𝑐, 𝑐, 𝑐], [𝑐, 𝑐, 𝑑], [𝑐, 𝑑, 𝑑]
[𝑑, 𝑑, 𝑑]
Jadi, terdapat 20 kombinasi-3 dari {a, b, c, d} sedemikian sehingga pengulangan
diperbolehkan.
D. Koefisien Binomial
Koefisien binomial merupakan bilangn-bilangan yang muncul dari hasil penjulahan dua
perubahan dipangkatkan, misalnya (𝑎 + 𝑏)𝑛 tidak ada hubungan dengan kombinasi,tetapi
kenyataannya kita bias mendapatkan rumus penjabaran (𝑎 + 𝑏)𝑛 dengan menggunakan
rumusnya banyaknya kombinasi-r dari n unsur. Teori unutk menurunkan rumus yang
diperoleh dari prnjabaran (𝑎 + 𝑏)𝑛 dengan menggunakan kombinasi dikenal dengan
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑒𝑚𝑎 𝐵𝑖𝑛𝑜𝑚𝑖𝑎𝑙.
Sebelum membahas teorema ini, perhatikan ilustrasi berikut ini. Dalam aljabar kita tahu
bahwa
(𝑎 + 𝑏)3 = 𝑎3 + 3𝑎2𝑏 + 3𝑎𝑏2 + 𝑏3
Penjabaran dari (𝑎 + 𝑏)3 yang merupakan perkalian 3 faktor (𝑎 + 𝑏), yaitu
(𝑎 + 𝑏)3 = (𝑎 + 𝑏)(𝑎 + 𝑏)(𝑎 + 𝑏)
Adalah pemilihan baik 𝑎 maupun 𝑏 dari masing-masingketiga factor (𝑎 + 𝑏) tersebut,
selanjutnya, hasil pemilihan tersebut dikalikan bersama-sama dan kemudian hasil kalinya
dijumlahkan. Misalnya, jika kita memilih 𝑎dari setiap factor dan mengalikanya, maka kita
peroleh 𝑎𝑎𝑎. Jika kita memilih 𝑎 dari factor pertama, 𝑎 dari factor kedua dan 𝑏 dari factor
ketiga kemudian mengalikanya, maka kita peroleh 𝑎𝑎𝑏, dan seterusnya. Sehingga semua
kemungkinan pemilihan baik 𝑎 maupun 𝑏 dari masing-masing faktor adalah
𝑎𝑎𝑎, 𝑎𝑎𝑏, 𝑎𝑏𝑎, 𝑎𝑏𝑏, 𝑏𝑎𝑎, 𝑏𝑎𝑏, 𝑏𝑏𝑎, 𝑏𝑏𝑏
Atau kalau dikalikan diperoleh
𝑎3, 𝑎2𝑏, 𝑎2𝑏, 𝑎𝑏2, 𝑎2𝑏, 𝑎𝑏2, 𝑎𝑏2, 𝑏3
Jika semua suku-suku diatas dijumlahkan, maka hasilnya adalah

9
𝑎3 + 3𝑎2𝑏 + 3𝑎𝑏2 + 𝑏2
Bilangan 3 yang merupakan koefisien dari 𝑎2𝑏 muncul dari pemilihan 𝑎dari 2 faktor dan
𝑏dari 1 faktor sisanya. Hal ini bisa dilakukan dalam 𝑐(3,2) atau 𝑐(3,1) cara. Cara yang
sama bisa dilakukan untuk memperoleh koefisien 𝑏3 yang dalam hal ini merupakan
pemilihan 𝑎 dari 0 faktor dan 𝑏 dari 3 faktor lainya yang dapat dilakukan dalam
𝑐(3,0)𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑐(3,3) cara, dan seterusnya. Sehingga acara umum koefisien-koefisien
tersebut bisa di tentukan berdasarkan Teorema Binomial berikut ini.
Teorema 1
Jika a dan b adalah bilangan real dan n adalah bilangna bulat positif, maka
𝑛
(𝑎 + 𝑏)𝑛 = ∑ 𝐶(𝑛, 𝑟)𝑎𝑛−𝑟𝑏𝑟
𝑟=0

Bukti :
Penjabaran dari (𝑎 + 𝑏)𝑛 merupakan perkalian (𝑎 + 𝑏) sebanyak n faktor, yaitu
(𝑎 + 𝑏)𝑛 = (𝑎 + 𝑏)(𝑎 + 𝑏) … (𝑎 + 𝑏)
Koefisien dari 𝑎𝑛−𝑟𝑏𝑟 dapat ditentukan dengan banyaknya cara pemilihan a dari 𝑛 − 𝑟
faktor di antara n faktor yang ada atau pemilihan b dari k faktor diantara n faktor. Hal ini
bisa dilakukan dengan 𝐶(𝑛, 𝑛 − 𝑟) atau 𝐶(𝑛. 𝑘) cara. Penentuan koefisien ini berlaku
untuk setiap 𝑘 = 0,1, … , 𝑛. Sehingga
(𝑎 + 𝑏)𝑛 = 𝐶(𝑛, 0)𝑎𝑛−0𝑏0 + 𝐶(𝑛, 1)𝑎𝑛−1𝑏1 + ⋯ + 𝐶(𝑛, 𝑛)𝑎𝑛−𝑛𝑏𝑛
= ∑ 𝑛𝑟=0 𝐶 (𝑛, 𝑟)𝑎𝑛−𝑟𝑏𝑟
Jadi teorema tersebut terbukti
Contoh Soal :
1. Jabarkan (𝑎 + 𝑏)4

Jawab :
(𝑎 + 𝑏)4 = 𝐶(4,0)𝑎4−0𝑏0 + 𝐶(4,1)𝑎4−1𝑏1 + 𝐶(4,2)𝑎4−2𝑏2 + 𝐶(4,3)𝑎4−3𝑏3
+𝐶(4,4)𝑎4−4𝑏4
= 𝑎4 + 4𝑎3𝑏 + 6𝑎2𝑏2 + 4𝑎𝑏3 + 𝑏4

2. Tentukan koefisien dari 𝑎5𝑏6 dalam penjabaran (𝑎 + 𝑏)11

Jawab :
11! 11.10.9.8.7.6!
𝐶(11,6) = = = 462
5!.6! 5.4.3.2.1.6!

10
3. Jabarkan (2𝑥 − 3𝑦)5
Jawab!

(2𝑥 − 3𝑦)5 = 𝐶(5,0)(2𝑥)5−0(−3𝑦)0 + 𝐶(5,1)(2𝑥)5−1(−3𝑦)1


+𝐶(5,2)(2𝑥)5−2(−3𝑦)2 + 𝐶(5,3)(2𝑥)5−3(−3𝑦)3
+ 𝐶(5,4)(2𝑥)5−4(−3𝑦)4 + 𝐶(5,5)(2𝑥)5−5(−3𝑦)5
= (2𝑥)5 + 5(2𝑥)4(−3𝑦) + 10(2𝑥)3(−3𝑦)2 + 10(2𝑥)2(−3𝑦)3
+5(2𝑥)(−3𝑦)4 + (−3𝑦)4 + (−3𝑦)5
= 32𝑥5 − 250𝑥4𝑦 + 720𝑥5𝑦2 − 1080𝑥2𝑦3 + 810𝑥𝑦5 − 243𝑦5

11
BAB III

Kesimpulan
A. Kesimpulan
Setelah mempelajari tentang teknik pembilangan yang lebih mendalam, dapat
ditarik kesimpulan bahwa teknik pembilang adalah pengaturan mengisihan tempat atau
aturan perkalian.
Teknik pebilangan juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan
mengunakan konsep dan teknik dari pembilangan.
B. Saran
Dengan menggunakan teknik pembilangan kita dapat dengan mudah tau cara
pengambilan data yang baik dengan banyaknya cara yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, oleh karaena itu marilah kita menggunakan teknik pembilang dalam
kegiatan sehari-hari.

12
Daftar Pustaka

koefisien-binomial.pdf. (n.d.).

Kombinasi. (n.d.). Kombinasi Tanpa Pengulangan.

https://www.rumusstatistik.com/2012/06/rumus-kombinasi.html

https://www.zenius.net/blog/rumus-kombinasi-dan-permutasi

https://yos3prens.wordpress.com/2013/11/25/kombinasi-dengan-pengulangan/

https://rumus.co.id/kombinasi/

13

Anda mungkin juga menyukai