Anda di halaman 1dari 11

B.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah dan
volume sel. Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible).Pertumbuhan pada
tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan sebagai hasil
pembelahan sel-sel pada jaringan meristem primer. Pertumbuhan sekunder merupakan
hasil aktivitas jaringan meristem sekunder berupa cambium dan cambium gabus.
 Perkembangan
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tungkat yang lebih
sempurna. Perkembangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif
2. Perkecambahan
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhandan perkembangan embrio. Hasil
perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Perubahan embrio
saat perkecambahan umumnya adalah radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar,
selanjutnya
plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan daun. Berdasarkan letak kotiledon
pada saat berkecambah, dikenal dua macam tipe perkecambahan, yaitu hypogeal dan
epigcal.
 Perkecambahan Hipogeal
Pada perkecambahan hipogeal, terjadi pertumuhan memanjang dari epikotil yang
menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon
tetap berada di dalam tanah. Perkecambahan hipogeal terjadi misalnya pada kacang kapri
dan jagung.
 Perkecambahan Epigeal
Pada perkecambahan epigal, hipokotil tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan
plumula terdorong ke permukaan tanah. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon berada
di atas tanah. Perkecambahan epigeal misalnya pada kacang hijau dan jarak.
3. Fisiologi Perkecambahan
Perkecambahan melibatkan proses fisika dan kimia. Perkecambahan dimulai dengan
proses penyerapan air ke dalam sel-sel biji yang disebut proses ambibisi. Proses ini
merupakan proses fisika. Masuknya air pada biji menyebabkan enzim aktif bekerja.
Bekerjanya enzim merupakan proses kimia Enzim amylase bekerja memecah tepung
menjadi maltose. selanjutnya maltose dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa. Protein
juga dipecah menjadi asam-asam amino. Senyawa glukosa masuk ke proses metabolisme
dan dipecah menjadi energi atau diubah menjadi senyawa karbohidrat yang menyusun
struktur tubuh. Asam-asam amino dirangkaikan menjadi protein yang berfungsi untuk
menyusun struktur sel dan menyusun enzim-enzim baru. Asam-asam lemak terutama
dipakai untuk menyusun membrane sel.
4. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Faktor internal
 Gen, mempengaruhi sifat tumbuhan dan memberikan potensi tinggi bagi
tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
 Hormone, adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan
dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon-hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut.
Auksin
Auksin, berungsi dalam pembelahan sel yang terjadi pada ujung batang, serta
merangsang pembentukan buah dan bunga. Aktifitas auksin akan terhambat jika
terkena cahaya matahari. Jika salah satu sisi batang terkena cahaya, auksin beralih
ketempat yang tidak terkna cahaya Kandungan auksin yang terkena cahaya menjadi
lebih rendah daripada yang tidak terkena cahaya. Dengan demikian, batang akan
membengkok ke arah datangnya cahaya.
Giberelin
Giberelin mengakibatkan tanaman berbuga sebelum waktunya, memacu
aktifitas kambium, mengakibatkan tanaman tumbuh tinggi (tumbuh raksasa),
menghasilkan buah tanpa biji, dan membantu perkecambahan biji. Hormon ini
terdapat di bagian batang dan bunga.
Etilen
Berfungsi mempercepat pemasakan buah, mempertebal pertumbuhan batang,
dan mengakibatkan pengguguran bunga.
Sitokinin
Berfungsi merangsang pertumbuhan akar, mempercepat pelebaran daun,
merangsang pertumbuhan tanaman kea rah samping dan pucuk, merangsang aktifitas
pembelahan sel serta membantu perkecambahan biji. Hormon ini dibentuk pada
sistem perakaran.
Asam absisat (ABA)
Berfungsi mengurahi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel,
membantu pengguran bunga, serta mengakibatkan dormansi.
Kalin
Berfungsi merangsang pembentukan organ pada tumbuhan. Kalin dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu:
 Rizokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan akar.
 Kaulokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan batang
 Filokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan daun.
 Antokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan bunga.
 Asam traumalin
Asam traumalin
Berfungsi merangsang pembelahan sel pada bagian tumbuhan yang terluka. Dengan
demikian jaringan yang rusak dapat diganti dengan jaringan yang baru.
b. Faktor Eksternal
 Temperatur
Temperatur akan mempengaruhi proses fotosinesis, respirasi, dan transpirasi pada
tumbuhan. Temperature yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air pada
jaringan tumbuhan dan mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang
bekerja dalam proses metabolisme. Temperatur untuk pertumbuhan dan perkebangan
setiap jenis tumbuhan berbeda-beda tergantung pada asal wilayah jenis tumbuhan
tersebut. Tumbuhan yang berasal dari wilayah tropis memerlukan temperatur yang
relatif lebih tinggi bila dibandingkan yang berasal dari daerah subtropis atau kutub.
Suhu optimum yang palingbaik untuk perkembangan dan pertubuhan tumbuhan
berkisar antara 15°C 35°C.
 Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangat diperlukan tumbuhan berdaun hijau untuk melakukan
proses fotosintesis. Dari proses fotosintesis ini akan dihasilkan energi untuk proses
perkembangan dan pertumbuhan suatu tumbuhan. Tumbuhan yang tumbuh di suatu
tempat gelap akan tumbuh lebuh cepat, namun dengan kondisi yang pucat, dan
daunnya tidak berkembang (etiolasi). Sebaliknya tumbuhan yang tumbuh di tempat
terang akan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relatif pendek, daunnya
berkembang baik dan berwarna hijau.
 . Nutrisi
Nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah banyak disebut unsure makro
(makronutrien). Contoh unsur makro adalah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen,
sulfur, kalium, kalsium, fosfor dan magnesium. Sementara itu, nutrisi yang
dibituhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (mikronutrien) Contoh unsur
mikro adalah klor, besi, mangan, seng dan tembaga. Tumbuhan yang kekurangan
nutrisi akan mengalami difisiensi. Defisiensi mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan menjadi tidak sempurna.
 Kelembaban
Kelembaban ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun. Bila kondisi
lembab dapat dipertahankan, banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit
yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel
lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan bertambah besar.
 Air, pH, dan oksigen
Air merupakan senyawa yang sangat penting dalam menjaga tekanan turgor dinding
sel Fungsi air dalam tumbuhan adalah:
 Menentukan laju fotosintesis.
Sebagai pelarut universal dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
dan perkembangan tumbuhan Menentukan proses transportasi unsur hara yang ada
di dalam tanah: Mengedarkan hasil-hasail fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan;
Sebagai medium reaksi kimia (metabolisme) dalam sel
Faktor pH (derajat keasaman) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan adalah pH tanah. Faktor pH tanah sangat ditentukan oleh
jenis tanah. Misalnya, tanah padsolik merah kuning (PMK) memiliki pH yang
bersifat asam. Agar tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, pH jenis tanah tersebut diturunkan dengan cara pengapuran. Tumbuhan
dapat keracunan jika pH tidak cocok untuk tumbuhan tersebut.
Oksigen merupakan faktor pembatas pada setiap organisme. Kondisi ini
juga berlaku untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Konsentrasi oksigen
sangat ditentukan oleh medium tempat tumbuhan berada. Bagian akar tumbuhan
memerlukan aerasi yang baik untuk mendapatkan oksigen yang cukup. Dengan
dasar itulah petani sering menggemburkan tanuman mereka secara berkala. Aerasi
yang baik mampu meningkatkan proses respirasi akar untuk mengedarkan unsur-
unsur hara yang ada di dalam tanah ke bagian daun.
 Tanah
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus
sebagai penopang akar Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat
yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh tanah juga menjadi habitat hidup
berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan
untuk hidup dan bergerak.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan
gambut dan kelak dapat menjadi batu bara Tanah organik cenderung memiliki
keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil
dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral,
pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk
hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang)
sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi
sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah
capaian optimum
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel
pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel
pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung Tanah pasiran didominasi oleh
pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir,
lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna
tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning,
hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan
warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian
(leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran
bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses
pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran
mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya
disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi, warna yang berbeda terjadi
karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik oksidatif
menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan
suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau
warna yang terkonsentrasi.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari
komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari
tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang
antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini.
Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi
perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran
kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang
cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi
semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
 jenis-jenis tanah
1. Tanah humus tanah Humus berada di lapisan atas, berwarna gelap, dan bersifat
gembur. Tanah humus terbentuk dari pembusukan tumbuhan-tumbuhan. Tanah
humus banyak ditemukan di hutan tropis termasuk di Indonesia.
2. Tanah kapur : Tanah kapur terbuat dari pelapukan batuan kapur. Tanah kapur
sangat mudah dilalui air dan sedikit mengandung humus. Tanah jenis ini cocok
untuk pertumbuhan jati.
3. Tanah gambut : Tanah gambut terbentuk di daerah rawa. Tanah ini bersifat asam,
berwarna gelap, dan bertekstur lunak dan basah. Tanah gambut kurang subur
sehingga tak cocok untuk pertanian
4. Tanah vulkanik : Tanah valkanik banyak terdapat di lereng gunung berapi. Tanah
ini terbentuk dari material abu yang tertinggal setelah terjadi letusan gunung
berapi. Tanah ini bersifat sangat subur dan sangat cocok untuk bercocok tanam.
5. Tanah pasir tanah pasir sangat mudah dilalui air atau bersifat porous. Tanah ini
terbentuk dari pelapukan batuan Tanah pasir kurang baik bagi pertanian, karena
mengandung sedikit humus, tetapi cocok untuk bahan bangunan.
6. Tanah podzolik : Tanah podzolik mudah ditemukan di pegunungan bercurah
tinggi dan beriklim sedang. Tanah jenis ini terbetuk dari pelapukan batuan yang
mengandung banyak kuarsa sehingga warna tanah ini kecoklatan. Tanah ini
kurang sur karena mineral terbawa oleh air hujan.
7. Tanah aluvial : Tanah aluvial disebut juga tanah endapan karena terbentukdari
endapan lumpur yang terbawa air hujan ke dataran rendah, Tanah ini bersifat
subur karena terbentuk dari kikisan tanah humus.
8. Tanah laterit : Tanah laterit berada di lapisan bawah. Tanah ini berwarna kemera-
merahan dan tidak subur.
9. Tanah liat Tanah liat tau lempung terdiri atas butiran-butiran liat yang halus
sehingga bersifat liat. Tanah ini sukar dilalui air, tetapi mudah dibentuk sehingga
dimanfaatkan untuk membuat gerabah
2.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian tentang pertumbuhan kacang hijau dengan media tanah hitam dan
cokelat dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Mungkin tanah sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman kacang
hijau.
2. Mungkin tanaman kacang hijau lebih cepat dan lebih bagus tumbuh pada medium
tanah hitam yang mungkin sudah diberi pupuk sementara pada tanaman yang ditanam
di tanah coklat kurang dalam pertumbuhannya.
3. Mungkin bagian akar tanaman kacang hijau lebih cepat tumbuh.

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
NO Kontrol (cm) Eksperimen (cm)
1 13,5 10,5
2 13,5 13,5
3 14 14,5
4 16,5 16
5 18 17
6 19 17
7 20,5 17,5
8 21 18,4
9 21 19
10 21 19,5
11 21,5 20
12 22 20,2
13 22 20,5
14 23 20,9
15 23 21
16 23,5 22
17 23,5 23
18 25 25

Susun kedua hasil Pengamatan menjadi satu kelompok sampel dan buat peringkat
seperti berikut:
Panjang
Rangking Keterangan
batang
10,5 1 1 Eksperimen
13,5 2 kontrol
13,5 3 2+ 3+4 Kontrol
=3
13,5 4 3 Eksperimen
5
5
14 =5 Kontrol
1

6
14,5 6 =6 Eksperimen
1
7
16 7 =7 Eksperimen
1
8
16,5 8 =8 Kontrol
1
17 9 9+10 Eksperimen
= 9,5
17 10 2 Eksperimen
11
17,5 11 = 11 Eksperimen
1
12
18 12 = 12 Kontrol
1
13
18,4 13 = 13 Eksperimen
1
19 14 14+15 Kontrol
= 14,5
19 15 2 Eksperimen
16
19,5 16 = 16 Eksperimen
1
17
20 17 = 17 Eksperimen
1
18
20,2 18 = 18 Eksperimen
1
20,5 19 19+20 Kontrol
= 19,5
20,5 20 2 Eksperimen
21
20,9 21 = 21 Eksperimen
1
21 22 Kontrol
21 23 22+ 23+24+ 25 Kontrol
=23 ,5
21 24 4 Kontrol
21 25 Eksperimen
26
21,5 26 = 26 Kontrol
1
22 27 Kontrol
27+28+29
22 28 = 28 Kontrol
3
22 29 Eksperimen
23 30 Kontrol
30+31+32
23 31 = 31 Kontrol
3
23 32 Eksperimen
23,5 33 33+34 Kontrol
= 33,5
23,5 34 2 Kontrol
25 35 35+36 Kontrol
= 35,5
25 36 2 Eksperimen

No Sampel 1 ( K ) Rangking Sampel 2 ( E ) Rangki


ng
1 13,5 3 10,5 1
2 13,5 3 13,5 3
3 14 5 14,5 6
4 16,5 8 16 7
5 18 12 17 9,5
6 19 14,5 17 9,5
7 20,5 19,5 17,5 11
8 21 23,5 18,4 13
9 21 23,5 19 14,5
10 21 23,5 19,5 16
11 21,5 26 20 17
12 22 28 20,2 18
13 22 28 20,5 19,5
14 23 31 20,9 21
15 23 31 21 23,5
16 23,5 33,5 22 28
17 23,5 33,5 23 31
18 25 35,5 25 35,5
Jumlah 382 284

 Hitung Nilai statistic uji U


Uji Man Whitney
Rumus :

Keterangan:
U1 = Jumlah peringkat sampel ke 1
U2 = Jumlah peringkat sampel ke 2
n1 = sampel ke 1
n2 = sampel ke 2
R1 = Jumlah sampel ke 1
R2 = Jumlah sampel ke 2
 Kontrol ( sampel 1 )
n 1(n 1+1)
U kontrol= n1 . n2 + – R1
2
18(18+1)
= 18.18 + – 382
2
325
= 324 + - 382
2
= 324 + 162,5 – 382
= 104,5

 eksperimen( sampel 2 )
n 1(n 1+1)
U eksperimen= n1 . n2 + – R2
2
(18+1)
= 18 . 18 + – 284
2
325
= 324 + – 284
2
= 324 + 162,5 – 284
= 202,5

Jadi ditemukan untuk nilai U1 = 202,5 dan U2 = 104,5

 Mencari nilai tabel U


Gunakan tabel U dengan n1 =18 dan n2 = 18
Ditemukan nilai tabel U dengan n1 = 18 dan n2 = 18 yaitu 98

Anda mungkin juga menyukai