Anda di halaman 1dari 3

HEWAN TRANSGENIK

1. Pengertian
Hewan transgenik merupakan hewan yang mengandung sisipan gen asing di dalam
genomnya. Penyisipan gen ini menyebabkan terjadinya perubahan fenotipik yang
dapat bersifat menyeluruh maupun parsial. Gen asing dikonstruksi menggunakan
teknologi DNA rekombinan. Gen asing harus disertai dengan sekuen lainnya yang
agar bisa bersatu dengan DNA organisme target dan bisa diekspresikan secara benar.

2. Sejarah singkat hewan transgenik


Rekayasa genetik melalui teknik transgenik telah lama digunakan pada hewan baik
pada taraf penerapan maupun eksperimental. Hewan yang telah berhasil
dikembangkan menjadi hewan transgenik adalah mencit sebagai hewan pioneer yang
pertama kali dibuat. Saat ini telah dikembangkan tikus, kelinci, domba, sapi dan babi.
Domba dan kambing transgenik telah berhasil mengekspresikan protein asing di
dalam susunya. Ayam transgenik bisa mensintesis protein manusia di dalam putih
telurnya.

3. Dua aspek yang dapat diharapkan dalam pemanfaatan teknik transgenik:


(1) “perbaikan” kinerja atau produktivitas ternak/hewan secara lebih cepat
dibandingkan teknik pemuliaan konvensional.
misalnya adalah usaha untuk menyisipkan gen yang merangsang pertumbuhan
dan produksi susu. 
(2) “introduksi” komponen keunggulan tertentu yang sama sekali baru. penyisipan
gen untuk produksi protein farmasetik melalui susu, produksi organ tubuh untuk
pencangkokan pada manusia, ketahanan terhadap penyakit tertentu, sistem kekebalan
tubuh, dan kemampuan pemanfaatan pakan yang lebih baik

4. Hewan transgenik dikembangkan dengan 3 cara/ teknik penyisipan gen:


1. Mikroinjeksi DNA
Mikroinjeksi DNA dilakukan dengan melakukan injeksi langsung gen terpilih
yang diambil dari anggota lain dalam spesies yang sama ataupun berbeda ke dalam
pronukleus ovum yang telah dibuahi. Pada metode ini, sel telur yang telah
dihasilkan dari proses superovulasi dan fertilisasi in vitro diinjeksi dengan gen
asing.
Untuk mempertahankan posisi sel telur digunakan tabung kecil.
Proses injeksi larutan yang berisi copy gen asing (transgen) ke dalam pronukleus
betina dilakukan dengan menggunakan jarum yang sangat halus.
Selanjutnya sel telur diintroduksikan ke oviduk betina pengganti/ induk angkat.

2. Transfer gen dengan media retrovirus


Transfer gen dengan media retrovirus menggunakan retrovirus sebagai vektor,
kemudian menginjeksikan DNA ke dalam sel inang. DNA dari retrovirus
berintegrasi ke dalam genom untuk bekerja.
3. Transfer gen dengan media sel cangkokan embrionik
Transfer gen dengan media sel cangkokan embrionik diaplikasikan dengan
menggunakan sequence DNA yang diharapkan muncul ke dalam kultur in vitro sel
cangkokan embrionik. Sel cangkokan dapat menjadi organisme lengkap. Sel
kemudian berikatan dalam embrio pada tahap perkembangan blastosit. Blastosit
kemudian diimplantasi ke induk angkat sehingga dihasilkan keturunan chimera.
Untuk mendapatkan keturunan yang homozigot dilakukan perkawinan secara
berulang-ulang antara sesama keturunan chimera.

Transfer gen dengan media sel cangkokan embrionik

Manipulasi genetik dilakukan untuk beberapa tujuan, yaitu:


1. Tujuan utama dari pemanfaatan teknik transgenik adalah terjadinya perubahan
fenotipik yang dapat bersifat menyeluruh maupun parsial.
2. Pada bidang pertanian, dengan manipulasi genetik dihasilkan hewan yang
memiliki karakter yang diharapkan (breeding), pangan yang lebih sehat dihasilkan
lebih cepat (kualitas pangan) dan resistensi terhadap infeksi bakteri yang tersebar
bebas (resistensi penyakit).
3. Bidang industri, produk baru (kambing yang menghasilkan sutra laba-laba) dapat
diciptakan.
4. Dalam bidang riset, memunculkan model riset baru (mencit transgenik) dan evolusi
yang dipaksa (organisme baru dengan karakter yang lebih diharapkan).

Anda mungkin juga menyukai