Anda di halaman 1dari 9

1

“Meningkat-Nya Angka Kriminal Di Indonesia”


1
Yosi Imelda Sihombing ₂ Indah Purnama Sari Dalimunthe ₃ Petrus Purba Dr.
Junita Friska, S.Pd., M.Pd
Universitas Negeri Medan

ABSTRAK
Masalah kemiskinan, pengangguran dan keadaan kependudukan seperti Fertilitas,
Mortalitas dan Mobilitas/Migrasi penduduk memberikan kontribusi terhadap terjadinya
konflik sosial dan kriminalitas secara langsung maupun tidak langsung. Kriminalitas di
wilayah Provinsi Banten mengalami peningkatan cukup signifikan atau mencapai 68
persen sepanjang tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Peningkatan kriminalitas
konvensional dan transnasional di wilayah hukum Polda Banten dibandingkan tahun lalu
merujuk data, tindak kriminalitas tahun 2013 sebanyak 3.569 kasus, sedangkan ditahun
2014 meningkat menjadi 5.857 kasus. dari 5.857 kasus yang terjadi di wilayah Polda
Banten, sebanyak 2.191 kasus dapat diselesaikan. Jumlah tersebut menurun dibanding
2013, dari 3.569 kasus yang terjadi, sebanyak 2.077 kasus yang dapat terselesaikan
(Polda Banten, 2015). Pertumbuhan penduduk yang cepat sebagai provinsi baru, tingkat
pengangguran yang tinggi, kesenjangan pendidikan dan antar kabupaten/kota,
kesenjangan kesejahteraan antar kabupaten/kota dan wilayah rawan kriminalitas
merupakan latarbelakang penelitian ini. Menggunakan Teori Ekologi Kriminalitas
(Meliala, 2011). hasil analisis bahwa dari variabel Kualitas Penduduk yang berperan kuat
mempengaruhi kejadian kriminalitas adalah aspek Kepadatan Penduduk, variabel
Kuantitas Penduduk adalah aspek Angka Partisipasi Sekolah usia 19-24 tahun,
Ketersediaan Fasilitas Kesehatan dan, Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Sedangkan untuk variabel Mobilitas Penduduk yang berpengrauh secara positif
secara kuat dan signifikan adalah aspek Migrsi Risen.

Kata kunci: Dampak Kependudukan, Tingkat Kriminalitas


2

ABSTRACT
Problems of poverty, unemployment and population conditions such as
Fertility, Mortality and Mobility / Population Migration contributes to the occurrence of
social conflicts and criminality directly or indirectly. Criminality in the Province of Banten
has increased significantly or reached 68 percent during the year 2014 compared to the
year 2013. Increase in conventional and transnational criminality in the jurisdiction of
Banten Police compared to last year referring data, crime in 2013 as many as 3,569 cases,
while in 2014 increased to 5.857 case. of 5,857 cases that occurred in the Banten Police
Region, as many as 2191 cases can be resolved. The number decreased compared to 2013,
from 3,569 cases, 2,077 cases that can be resolved (Banten Police, 2015). Rapid
population growth as a new province, high unemployment rate, education gap and inter-
district / city, welfare gaps between districts / municipalities and crime prone areas are the
background of this study. Using Ecological Theory of Crime (Meliala, 2011). result of
analysis that from variable of Quality of Population which have strong role affecting crime
incident is aspect of Population Density, Population Quantity variable is aspect of School
Participation Rate of age 19-24 years, Availability of Health Facility and, Percentage of
Open Unemployment Rate (TPT). As for the variable Mobility of People who have
positively influenced strongly and significantly is the aspect of Migrsi Risen. The two main
solutions to overcome this problem are consistent implementation of rules relating to
population administration so that all residents, especially migrants, are well-regulated and
equitable with development and provide employment in each region, especially villages or
other small towns, so that the population density is not concentrated in one or some areas
and to anticipate the crime caused by Migration.

Keyword : Population Impact, Crime Level


3

PENDAHULUAN kriminalitas menunjukkan semakin


Kebutuhan fundamental setiap banyak tindak kejahatan pada masyarakat
manusia terdiri dari kebutuhan biologis yang merupakan indikasi bahwa kondisi
seperti makan, minum, serta tidur, dan masyarakat menjadi semakin tidak aman.
kebutuhan sosial, seperti status sosial, Upaya untuk memenuhi dan menciptakan
peranan sosial, aktualisasi diri dan rasa rasa aman pada masyarakat merupakan
aman. Saat ini dapat dikatakan bahwa rasa langkah strategis yang turut memengaruhi
aman merupakan salah satu kebutuhan Statistik Kriminal 2020 keberhasilan
dasar manusia dalam menjalankan aktivitas pembangunan nasional. Terciptanya dan
sehari-harinya. Menurut Maslow (1943) terpenuhinya keamanan pada masyarakat
dalam teori hierarki kebutuhan manusia, akan membangun suasana yang kondusif
rasa aman berada pada tingkatan yang bagi masyarakat untuk melakukan
kedua di bawah kebutuhan dasar manusia berbagai aktivitas termasuk aktivitas
seperti sandang, pangan, dan papan. Hal ini ekonomi. Kondisi ini pada skala makro
menunjukkan bahwa rasa aman merupakan akan menciptakan stabilitas nasional yang
kebutuhan manusia yang penting. merupakan salah satu prasyarat bagi
tercapainya pembangunan dalam rangka
Rasa aman (security) merupakan mewujudkan masyarakat yang adil dan
salah satu hak asasi yang harus diperoleh makmur.
atau dinikmati setiap orang. Hal ini tertuang
dalam UUD Republik Indonesia 1945 Pasal
28G ayat 1 yang menyebutkan: “Setiap
Dari pernyataan diatas, maka pokok-
orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta pokok permasalahan yang akan dibahas di
benda yang di bawah kekuasaannya, serta dalam penelitian ini antara lain:
berhak atas rasa aman dan perlindungan dari 1. Angka Kejahatan Secara
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak Umum (Nasional) ?
berbuat sesuatu yang merupakan hak 2. Angka Kejahatan Secara
asasi”.Rasa aman merupakan variabel yang Umum (Provinsi)?
sangat luas karena mencakup berbagai aspek 3. Angka Kejahatan
dan dimensi, mulai dari dimensi politik, berdasarkan Klasifikasi dan Jenis
hukum, pertahanan, keamanan, sosial, dan Kejahatan?
ekonomi. Statistik dan indikator yang biasa
digunakan untuk mengukur rasa aman
masyarakat merupakan indikator negatif,
misalnya jumlah angka kejahatan (crime
total), jumlah orang yang berisiko terkena
tindak kejahatan (crime rate) setiap 100.000
penduduk. Semakin tinggi angka
4

TINJAUAN PUSTAKA
HASIL DAN PEMBAHASAN
Masalah Kemiskinan, pengangguran
dan tekanan hidup dalam hal ini memberikan Angka Kejahatan Secara Umum
(Nasional)
kontribusi Terhadap terjadinya konflik sosial
dan kriminalitas secara langsung maupun Indikator yang biasa digunakan
untuk mengukur kejahatan adalah angka
tidak langsung dipengaruhi oleh tekanan
jumlah kejahatan (crime total), angka
penduduk. Jumlah penduduk yang terlalu kejahatan per 100.000 penduduk (crime
banyak dan terdistribusi tidak merata, rate), dan selang waktu terjadinya suatu
tindak kejahatan (crime clock). Meski
sumberdaya yang terbatas dan
demikian perlu kehatian-hatian dalam
perpindahan/pergerakan penduduk memaknai angka kejahatan secara umum
memberikan sumbangan untuk terlahirnya karena merupakan aritmetika sederhanayang
menggabung semua jenis kejahatan dalam
konflik. Hal tersebut di atas setidaknya yang
perhitungan tanpa mempertimbangkan
terjadi di wilayah kajian penelitian yaitu tingkat keseriusannya (Savitz, 1978).
Provinsi Banten . Tingginya angka kriminal di
Selama periode tahun 2017-2019, jumlah
Indonesia disebabkan oleh berbagai macam kejadian kejahatan atau tindak kriminalitas
faktor, antara lain kemiskinan, disfungsi di Indonesia cenderung menurun. Seperti
norma dan hukum, ketidak harmonisan unsur yang disajikan pada data Polri
memperlihatkan jumlah kejadian kejahatan
terkait serta karakter bangsa yang sudah (crime total) pada 2017 sebanyak 336.652
bergeser. Hal ini diperparah dengan system kejadian, menurun menjadi sebanyak
pendidikan yang tidak lagi mengajarkan nilai- 294.281 kejadian pada tahun 2018 dan
menurun pada tahun 2019 menjadi 269.324
nilai etika termasuk pendidikan agama yang
kejadian. Sejalan dengan crime total, tingkat
hanya menekankan pada aspek kognitif saja resiko terkena tindak kejahatan (crime rate)
(Randan, 2012). setiap 100.000 penduduk juga mengalami
penurunan selama 3 tahun, yaitu 129 tahun
METODE PENELITIAN 2017, menjadi 113 tahun 2018, dan menjadi
103 tahun 2019. Crime rate merupakan
angka yang dapat menunjukkan tingkat
Metode penelitian Menggunakan kerawanan suatu kejahatan pada suatu kota
Dengan Menggunakan Penelitian kualitatif tertentu dalam waktu tertentu.Semakin
deskriptif yaitu sebuah Penelitian dari data tinggi angka crime rate maka tingkat
yang diambil dari Statiska. kerawanan akan kejahatan suatu daerah
semakin tinggi pula, dan
5

sebaliknya.Indikator kriminalitas lainnya


selama periode 2017-2019 juga Jumlah kejahatan (crime total) dan
menunjukkan pola perkembangan yang tingkatrisiko terkena kejahatan (crime rate)
serupa. Selang waktu terjadinya suatu tindak hanya menggambarkan peristiwa kejahatan
kejahatan (crime clock) 00.01'33'' (1 menit secara umum. Angka kejahatan tersebut
33 detik) pada tahun 2017 dan menjadi dapat lebih bermanfaat khususnya dalam
sebesar 00.01'47'' (1 menit 47 detik) pada menggambarkan kondisi keamanan dan
tahun 2018. Intervalnya menjadi semakin ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dan
panjang pada tahun 2019 yaitu menjadi tingkat kerawanan suatu wilayah apabila
sebesar 00.01'57'' (1 menit 57 detik). dilihat secara lebih detail. Publikasi ini
Interval waktu yang semakin panjang mengelompokkan jenis kejahatan
menunjukkan intensitas kejadian tindak berdasarkan beberapa kriteria, yakni
kejahatan yang semakin menurun.
1. Target dari kejadian kejahatan
Angka Kejahatan Secara Umum (orang, harta benda, ketertiban
(Provinsi) umum, negara, dan sebagainya).
2. Tingkat keseriusan kejahatan
Dari sisi jumlah kejahatan untuk
(kejahatan terhadap nyawa,
level provinsi/polda selama tahun 2019, kejahatan terhadap fisik, kejahatan
Polda Metro Jaya mencatat jumlah kejahatan terhadap hak milik/barang, dan
terbanyak (31.934 kejadian), disusul oleh sebagainya).
Polda Sumatera Utara (30.831 kejadian), 3. Bagaimana kejahatan tersebut
dan Polda Jawa Timur (26.985 kejadian). dilakukan (kejahatan terhadap
Sementara itu, Polda Sulawesi Tenggara, hak/milik dengan penggunaan
Kalimantan Utara, dan Maluku Utara, kekerasan, kejahatan terhadap hak
merupakan tiga wilayah dengan jumlah milik/barang tanpa kekerasan, dan
kejahatan paling sedikit, yaitu berturut-turut sebagainya). Hal ini secara umum
sebanyak 1.213; 876; dan 718.Terkait crime sejalan dengan pengelompokan yang
rate, Papua Barat mencatat tingkat kejahatan tertuang dalam Kitab Undang-
tertinggi, yakni 325 (setiap 100.000 Undang Hukum Pidana (KUHP)
penduduk) disusul oleh Polda Sulawesi Republik Indonesia dan The
Utara (302) dan Sumatera Utara (216). International Classification of Crime
Sementara wilayah dengan tingkat kejahatan for Statistical Purposes (ICCS) yang
(crime rate) terendah adalah Jawa Tengah digagas Lembaga Perserikatan
dan Jawa Barat. Bangsa-Bangsa (PBB), yakni
UNODC (United Nation Office on
Drugs and Crime)
4. (UNODC, 2015).
6

Jenis-jenis Kejahatan terhadap fisik/badan (violence) pada 2019


jumlah kejadian di Indonesia cenderung
 Kejahatan Terhadap Nyawa menurun.Pada tahun 2018 terjadi 39.567
(Pembunuhan) kejadian, pada tahun 2019 menurun menjadi
38.983 kejadian.
Kejahatan Terhadap Nyawa
(Pembunuhan) merupakan salah satu  Kejahatan Terhadap Kesusilaan
kejahatan yang paling tinggi hierarkinya
Dalam klasifikasi kejahatan terhadap
dalam klasifikasi kejahatan internasional,
kesusilaan terdiri dari jenis kejahatan
selain itu juga merupakan kejahatan yang
perkosaan dan pencabulan. Jumlah kejadian
paling berat hukumannya dalam KUHP
kejahatan terhadap kesusilaan (perkosaan
Indonesia. Jumlah kejadian kejadian tidak
dan pencabulan) di Indonesia selama 2015-
mencerminkan jumlah korban karena pada
2019 berfluktuasi.memperlihatkan bahwa
satu kejadian bisa jadi lebih dari satu orang.
pada tahun 2017 tercatat sebanyak 5.513
Selama periode lima tahun terakhir, jumlah
kejadian kejahatan terhadap kesusilaan, pada
kejadian kejahatan terhadap nyawa
tahun 2018 menurun menjadi 5.258
(pembunuhan) di Indonesia cenderung
kejadian. Kemudian jumlah kejahatan
menurun. memperlihatkan jumlah kejadian
menurun pada tahun 2019 menjadi 5.233
kejahatan terhadap nyawa pada tahun 2015
kejadian.
hingga 2019 mengalami penurunan Pada
tahun 2015 tercatat ada 1.491 kejadian  Kejahatan Terhadap Kemerdekaan
(tertinggi pada kurun waktu lima tahun
terakhir). Angka ini menurun pada tahun Orang Dalam klasifikasi kejahatan terhadap
2016 menjadi 1.292 kejadian, tahun 2018 kemerdekaan orang terdiri dari jenis
menjadi 1.024 kejadian, dan turun kembali kejahatan penculikan dan mempekerjakan
menjadi 964 kejadian pada tahun 2019. anak di bawah umur. Untuk kejadian
kejahatan terhadap kemerdekaan orang pada
Jumlah kejadian kejahatan terhadap nyawa 2016-2019 cenderung menurun.Pada 2017
terbesar adalah Polda Sumatera Selatan (136 terjadi 2.636 kejadian, dan menurun menjadi
kejadian), Sumatera Utara (104 kejadian), 2.545 kejadian pada 2018. Kemudian
dan Jawa Timur (65 kejadian). Wilayah menurun lagi menjadi 2.303 kejadian pada
dengan jumlah kejadian paling sedikit tahun 2019.
terdapat di Bali, Maluku Utara, dan
Kalimantan Utara dengan jumlah kejadian  Kejahatan Terhadap Hak/milik
masing-masing sebanyak lima, tiga, dan satu dengan Penggunaan Kekerasan
kejadian.
Jenis kejahatan terhadap hak/milik dengan
 Kejahatan Terhadap Fisik/Badan penggunaan kekerasan ini secara hierarki
(Violence) tergolong tinggi karena selain menyangkut
kejahatan terhadap properti juga merupakan
Kejahatan terhadap fisik termasuk di kejahatan terhadap fisik. Yang termasuk
dalamnya adalah penganiayaan ringan, dalam kejahatan ini adalah adalah Pencurian
penganiayaan berat, dan kekerasan dalam
rumah tangga. Untuk kejadian kejahatan
7

dengan Kekerasan Menggunakan Senjata setiap tahunnya. Kejahatan ini banyak


Api (Senpi), dan Pencurian dengan didominasi oleh kejahatan pencurian biasa
Kekerasan Menggunakan Senjata Tajam dan pencurian kendaraan
(Sajam). Pada tahun 2019 jumlah kejadian bermotor.menunjukkan jumlah kejadian
kejahatan terhadap hak/milik dengan kejahatan terhadap hak milik/barang tanpa
penggunaan kekerasan di Indonesia kekerasan. Polda Sumatera Utara
menurun.jumlah kejadian kejahatan terhadap menduduki peringkat pertama dengan 8.693
Hak/ Milik dengan Penggunaan Kekerasan kejadian kejahatan. Di posisi kedua terdapat
pada tahun 2019 sebanyak 7.321 kejadian, wilayah Jawa Timur dengan 6.929 kejadian.
menurun dibanding tahun 2018 sebanyak Dua wilayah dengan jumlah kejadian paling
8.423 kejadian.jumlah kejadian kejahatan sedikit adalah Polda Kalimantan Utara dan
terhadap hak milik/barang dengan kekerasan Maluku Utara masing-masing sebanyak 346
di tahun 2019, Wilayah dengan jumlah dan 101 kejadian.
kejadian terbanyak adalah Polda Sumatera
Selatan yaitu sebanyak 723 kejadian Di  Kejahatan Terkait Narkotika
posisi kedua terbanyak adalah Sumatera Kejahatan terkait narkotika termasuk dalam
Utara dengan 685 kejadian Dua wilayain kejahatan luar biasa (extraordinary crime).
dengan jumlah kejadian kejahatan paling Pada tahun 2019, jenis kejahatan ini
sedikit adalah Sulawesi Tenggara dan memiliki pola yang mirip dengan jenis
Maluku Utara masing-masing terjadi kejahatan lainnya. jumlah kejadian
sebanyak 15 dan 6 kejadian. kejahatan terkait narkotika di Indonesia pada
 Kejahatan terhadap Hak/Milik tanpa 2015 - 2019 cenderung fluktuatif.jumlah
Penggunaan Kekerasan kejadian kejahatan terkait narkotika tertinggi
terjadi pada tahun 2018 yaitu sebanyak
Klasifikasi kejahatan terhadap hak/milik 39.588 kejadian. Angka ini meningkat
tanpa penggunaan kekerasan ini termasuk dibandingkan tahun 2017 (35.142 kejadian).
pencurian, pencurian dengan pemberatan Namun, pada tahun 2019 angka ini turun
pencurian kendaraan bermotor, menjadi 36.478 kejadian. menunjukkan
pengrusakan/ penghancuran barang. bahwa pada tahun 2019 tiga wilayah dengan
pembakaran dengan sengaja, dan penadahan. jumlah kejahatan terkait narkotika paling
Jumlah kejadian kejahatan terhadap banyak adalah Metro Jaya sebanyak 6.338
hak/milik tanpa penggunaan kekerasan kejadian, Sumatera Utara sebanyak 6.201
selama periode 2017-2019 cenderung kejadian, dan Jawa Timur sebanyak 3.640
menurun Pada 2017 terjadi 107.042 kejadian.Pada tahun 2019 tiga wilayah
kejadian, menjadi 90 757 kejadian pada dengan jumlah kejahatan terkait narkotika
2018 dan menurun menjadi 80 450 kejadian terendah adalah Polda Sulawesi Tenggara,
pada tahun 2019. Papua, dan Nusa Tenggara Timur masing-
masing sebanyak 45 kejadian, 26 kejadian,
Kejadian kejahatan pencurian tanpa dan 2 kejadian, Sebagai informasi, kejahatan
penggunaan kekerasan merupakan jenis yang termasuk dalam kelompok kejahatan
kejahatan yang paling banyak jumlahnya
8

terkait narkotika adalah kejahatan narkotika d) Melakukan Kegiatan Razia


dan psikotropika.
Hal ini dilakukan pada tempat-tempat yang
sering dijadikan tempat para preman
Upaya Menjaga Keamanan dari Kriminal mangkal dan tempat-tempat yang sering
terjadi kejahatan seperti di Pasar, Tempat
Kriminal Umum melakukan tindakan Perbelanjaan, Terminal dan angkutan-
Preventif melalui sistim Abiolisionistik angkutan umum yang kiranya
untuk menghilangkan faktor-faktor mencurigakan”.
penyebab terjadinya kejahatan, dengan cara-
cara sebagai berikut yaitu :
KESIMPULAN
a) Melakukan pengawasan secara ketat dan
tersembunyi di tempattempat umum yang Rasa aman (security) merupakan
diperkirakan sebagai tempat sering salah satu hak asasi yang harus diperoleh
terjadinya atau dinikmati setiap orang. Hal ini tertuang
kejahatan-kejahatan, seperti pada : dalam UUD Republik Indonesia 1945 Pasal
28G ayat 1 yang menyebutkan: “Setiap
- Pusat Perbelanjaan, Pasar dan Mall yang
ada di Kota. orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
- Terminal dan Taman Wisata
benda yang di bawah kekuasaannya, serta
b) Melakukan Kegiatan Patroli berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
menggunakan mobil patroli maupun motor
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
di jalan-jalan sepi dan jalan yang rawan
sering terjadinya kejahatan pada malam hari berbuat sesuatu yang merupakan hak
maupun menjelang subuh; asasi”.Rasa aman merupakan variabel yang
c) Peningkatan Penjagaan petugas, dengan sangat luas karena mencakup berbagai aspek
cara : dan dimensi, mulai dari dimensi politik,
-Biasanya dilakukan dengan menempatkan hukum, pertahanan, keamanan, sosial, dan
petugas berpakaian preman di lokasi-lokasi ekonomi. Statistik dan indikator yang biasa
tertentu yang merupakan daerah rawan
digunakan untuk mengukur rasa aman
kejahatan, ataupun
masyarakat merupakan indikator negatif,
-Menempatkan petugas berpakaian dinas
misalnya jumlah angka kejahatan (crime
dan senjata lengkap di tempat-tempat
transaksi keuangan, seperti : Bank, Kantor total), jumlah orang yang berisiko terkena
Pos,maupun tempat transaksi keuangan tindak kejahatan (crime rate) setiap 100.000
lainnya.
9

penduduk. Semakin tinggi angka


kriminalitas menunjukkan semakin banyak
tindak kejahatan pada masyarakat yang
merupakan indikasi bahwa kondisi DAFTAR PUSTAKA
masyarakat menjadi semakin tidak aman.
Hartono, M. R. (2016). “Upaya
Pencegahan Kejahatan Oleh
Direktorat Reserse KriminalUmum
SARAN (Ditreskrimum) Polda Jambi Melalui
Tindakan Preventif”. Jurnal LEX
Saran yang penulis berikan yakni
SPECIALIS, (24), 70-84.
sebaiknya dalam melakukan pencegahan
Pasiza, R., Nugroho, S., & Faisal, F.
kejahatan, Pihak Kepolisian selalu
(2015). “Analisis Jalur Faktor-Faktor
berkoordinasi dengan instansi pemerintah, Penyebab Kriminalitas di Indonesia”.
stake holders, dan masyarakat. Hal ini Bengkulu: UNIB.
dilakukan untuk mencari sumbangan saran Badan Pusat Statistik,.”Statistik
dan pemikirin serta sekaligus mengajak Kriminal 2020”.Penerbit:BPS RI
peran serta berbagai pihak terutama
masyarakat dalam memerangidan mencegah
agar tindak kejahatan tidak terjadi di
lingkungan tempat tinggalnya secara khusus
dan di kota,secara umum; selain itu Kerja
sama yang baik dalam melakukan
pencegahan tindak kejahatan akan
mendapatkan hasil yang optimal, mulai dari
kerja sama tim Ditreskrimum/petugas
kepolisian, adanya sarana dan prasana yang
memadai, serta daya dukung dan peran serta
masyarakat dalam ikut berpartisipasi
memberikaninformasi dan melakukan
tindakan pencegahan kejahatan
dilingkungannya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai