Anda di halaman 1dari 9

PERBEDAAN HIPOTESIS DAN

ASUMSI
endahuluan
Semenjak kita duduk di bangku kuliah di Perguruan Tinggi jenjang
Strata 1, dalam tugas akhirnya, kita diwajibkan untuk membuat suatu
karya tulis ilmiah yang disebut dengan skripsi. Saat itulah
secara teoritik dan pragmatikkita mengetahui dan terjun langsung ke
dalam dunia peneilitian. Penelitian yang kita lakukan didasari atas rasa
keinginantahuan kita sebagai manusia terhadap suatu hal. Rasa ingin tahu
manusia merupakan produksi otak khas manusia. Otak manusia
mempunyai kemampuan untuk menerima, mengorganisasikan dan
menyimpan data, lebih besar dari sekedar kemampuan mempertahankan
hidup saja.[1]
Pengertian penelitian pada pemakalah pendahulu telah dijelaskan
secara panjang lebar. Kata penelitian sebenarnya lebih luas cakupannya,
namun kita terkadang kurang memaknainya secara global. Seorang koki
yang terkenal di sebuah restoran ternama, ketika hendak menyajikan
masakan, mendapatkan permasalahan bagaimana caranya membuat
masakan yang lezat, mencoba mencari teori dan konsep tentang
bagaimana membuat masakan yang lezat, menemukan dan menggali
ilmu dan pengalaman dari koki lainnya, mencoba mengambil kesimpulan
sementara bahwa inilah ramuan masakan yang lezat, akhirnya berhasil
meramu sendiri masakannya menjadi masakan yang lebih lezat itu sudah
merupakan penelitian tetapi dalam arti yang sederhana dan masih banyak
lagi contoh lainnya dari penelitian.
Saat ini, pemakalah tidak membahas bagaimana meramu
masakan yang lezat. Pemakalah mencoba membahas salah satu bagian
langkah-langkah penelitian yaitu hipotesis dan asumsi. Pengertian, fungsi,
penggolongan dan bagaimana cara merumuskan hipotesis yang
selanjutnya mencoba memberikan contoh aplikasinya dalam penelitian
bahasa Arab.
Makalah yang ada di depan pembaca, pemakalah meyakini
banyak terdapat kekurangan di sana-sini. Masukan yang konstruktif,
sangat pemakalah nantikan demi perbaikan isi makalah yang lebih baik.
Pengertian :
1.
Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian.


[2] Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hipotesis dapat diartikan sebagai
suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Dari arti katanya hipotesis memang berasal dua (2) penggalan
kata, hypoyang artinya di bawah dan thesa yang artinya
kebenaran. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan
dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang
menjadi hipotesis.[3]
2.
Asumsi
Salah satu dari delapan (8) karakteristik sebuah penelitian adalah adanya
asumsi-asumsi yang menurut Paul Leedy dalam Practical
Research merupakan hal penting untuk ditetapkan. Asumsi adalah kondisi
yang ditetapkan sehingga jangkauan penelitian/riset jelas batasnya.
Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan
penelitian/riset.[4]
Menurut Tejoyuwono Notohadiprawiro dalam makalahnya Metodologi
Penelitian dan Beberapa Implikasinya dalam Penelitian Geografi, asumsi
didefinisikan sebagai latar belakang intelektual suatu jalur pemikiran.
Asumsi merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu yang
diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian.
Asumsi diperlukan untuk menyuratkan segala hal yang tersirat. Dengan
penyuratan itu terbentuk suatu konteks untuk mewadahi pemikiran.
Semua pemikiran berlangsung dalam konteks tertentu. Tanpa konteks,
pemikiran menjadi simpang-siur dan rancu. Asumsi adalah titik beranjak
memulai segala kegiatan atau proses. Suatu sistem tanpa asumsi menjadi
melingkar.[5]
Fungsi :
1.
Hipotesis
Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu
penelitian. Manfaatnya dapat dirinci sebagai berikut :[6]
1.
Memberikan arah yang tegas bagi perumusan tujuan penelitian.
2.
Membantu menentukan arah yang harus ditempuh bagi pembatasan
ruang lingkup (skope) penelitian.
3.
Membantu mengarahkan metodologi atau cara-cara kerja
mengumpulkan data, pengolahan data serta analisisnya.

4.
Mencegah terjadinya suatu penilitian yang tak terarah dan
menghindarkan cara pengumpulan data yang tak relevan dengan masalah
yang diteliti.
2.
Asumsi
Di dalam penelitian, asumsi/anggapan dasar sangat perlu untuk
dirumuskan secara jelas sebelum melangkah mengumpulkan data.
Perlunya peneliti merumuskan asumsi/anggapan dasar antara lain :[7]
1.
Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang
diteliti.
2.
Untuk mempertegas variable yang menjadi pusat perhatian.
3.
Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.
Penggolongan/jenis-jenisnya :
1.
Hipotesis
Dilihat dari segi tingkatan hipotesis dibedakan antara hipotesis major dan
hipotesis minor. Hipotesis major artinya hipotesis induk yang merupakan
satu rumusan hipotesis yang menjadi sumber hipotesis minor atau (anakanak hipotesis). Berarti hipotesis minor dijabarkan dari hipotesis major.[8]
Ada dua (2) jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian :
1.
Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat
Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variable X dan
Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja :
a)
Jikamaka..
Contoh :
Jika orang banyak membaca teks Arab, maka kemampuan membaca teks
Arab akan naik.
b)
Ada perbedaan antaradan..
Contoh :
Ada perbedaan antara lulusan Pondok Pesantren dan lulusan Madrasah
(umum) dalam kemampuan berbicara bahasa Arab.
c)
Ada pengaruh..terhadap
Contoh :
Ada pengaruh kelulusan (asal sekolah siswa) terhadap kemampuan
berbicara bahasa Arab.
2.
Hipotesis nol ( null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya
dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu yang diuji dengan
perhitunganstatistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan

antara dua variable, atau tidak adanya pengaruh variable X terhadap


variable Y. Pemberian nama hipotesis nol atau hipotesis nihil dapat
dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan antara dua
variabel. Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel
kedua adalah nol atau nihil.
Rumusan hipotesis nol :
a)
Tidak ada perbedaan antara .dengan .
Contoh :
Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat II
dalam kemampuan berbicara bahasa Arab.
b)
Tidak ada pengaruhterhadap
Contoh :
Tidak ada pengaruh tingkatan kelas terhadap kemampuan berbicara
dalam bahasa Arab.
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah
menjadi Ho, agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti
diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian
dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.[9]
2.
Asumsi
Ada tiga (3) jenis asumsi, antara lain :[10]
1.
Aksioma, yaitu suatu pernyataan yang disetujui umum tanpa
memerlukan pembuktian karena kebenarannya sudah membuktikan
sendiri. Misalnya, Keseluruhan itu lebih besar daripada tiap bagiannya.
2.
Postulat, yaitu suatu pernyataan yang dimintakan persetujuan
umum tanpa pembuktian atau suatu fakta yang hendaknya diterima saja
sebagaimana adanya. Postulat biasa diajukan untuk menyamakan
pengertian suatu istilah atau ungkapan dalam suatu argument, sementara
dilangsungkan pembahasan mengenai suatu masalah tertentu.
Misalnya, Kurangnya motivasi belajar siswa merupakan faktor penting
yang mendorong kemalasan siswa mempelajari bahasa Arab.
3.
Pangkal pendapat (premise) tersamar dalam suatu
entimen (enthymene)ordo pertama atau kedua. Entimen ordo pertama
adalah suatu silogisme yang pangkal pendapat pertama tersirat. Suatu
silogisme yang pangkal pendapat pendamping (perantara) tersirat adalah
entimen ordo kedua.
Cara Perumusan/penentuan :
a.
Hipotesis

Suatu hipotesis haruslah secara sederhana sehingga akan dapat diuji


kebenarannya oleh peneliti lainnya. Dalam penelitian korelasional,
rumusan hipotesis adalah dalam bentuk pernyataan adanya hubungan
antara satu variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya. Rumusan
yang menyatakan harapan kesimpulan sementara adanya dan seberapa
kuat hubungan itu akan memberi petunjuk bagaimana langkah pengujian
hubungan itu.
Karena hipotesis adalah jawaban teoritis terhadap pertanyaan penelitian,
maka hipotesis dirumuskan berdasarkan rumusan masalahnya.
Bagaimana caranya agar kita dapat menyusun sebuah hipotesis yang
baik? Hipotesis itu dapat muncul dari tiga (3) sumber, yaitu :[11]
1. Dari pengalaman dan dugaan si peneliti sendiri. Hipotesis yang
dibentuk dari pengalaman, pengamatan dan dugaan si peniliti merupakan
hipotesis yang baik tapi lemah. Hipotesis semacam ini biasa dipakai
dalam penelitian deskriptif yang nantinya digunakan mendapatkan
hipotesis-hipotesis yang lebih tegas. Misalnya dalam penilitian yang
menguji pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar Bahasa Arab
bagi siswa MAN se-DIY, masalahnya dirumuskan dengan kalimat, Apakah
prestasi belajar Bahasa Arab bagi kelompok siswi (perempuan) MAN seDIY lebih tinggi dibanding prestasi belajar Bahasa Arab bagi kelompok
siswa (laki-laki) MAN se-DIY? Hipotesisnya dengan kalimat, Prestasi
belajar Bahasa Arab bagi kelompok siswi (perempuan) MAN se-DIY lebih
tinggi dibanding prestasi belajar Bahasa Arab bagi kelompok siswa (lakilaki) MAN se-DIY.
2. Mencermati hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hipotesisi yang
diilhami oleh penelitian sebelumnya sifatnya lebih kuat dan biasanya
hipotesis ini bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah
diuji dalam penelitian sebelumnya. Jika penelitian yang sekarang dapat
membuktikan kebenaran hipotesis tersebut, hasilnya dapat membantu
merumuskan suatu teori. Misalnya, penelitian menguji efektifitas strategi
pembelajaran Istimamelalui Laboratorium bahasa dengan rumusan
masalah dalam kalimat,Apakah kelompok siswa kelas IX MTsN 1
Yogyakarta tahun 2010 yang belajar istima melalui Lab. Bahasa
berprestasi lebih tinggi dibanding kelompok siswa yang sama yang tidak
belajar istima melalui Lab. Bahasa? Hipotesisnya dalam kalimat,
Kelompok siswa kelas IX MTsN 1 Yogyakarta tahun 2010 yang belajar
istima melalui Lab. Bahasa berprestasi lebih tinggi dibanding kelompok
siswa yang sama yang tidak belajar istima melalui Lab. Bahasa.

3. Berdasarkan teori-teori yang sudah terbentuk. Sumber dari teori


merupakan hipotesis yang paling kuat , karena hipotesis ini menuju
kepada penelitian yang bersifat menerangkan. Hipotesis tersebut amat
membatasi diri untuk menguji ada tidaknya korelasi antara dua atau lebih
variabel dan mengukur kuat lemahnya hubungan tersebut. Sehingga akan
sampai kepada suatu teori atau kaedah tertentu. Misalnya, penelitian
yang bertujuan untuk mengukur hubungan korelasional antara
kemampuan membaca dan kemampuan menulis mahasiswa tingkat
pertama jurusan bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2009,
rumusan masalahnya dirumuskan dengan kalimat, Apakah semakin
tinggi kemampuan membaca mahasiswa tingkat pertama jurusan bahasa
Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2009, semakin tinggi pula
kemampuan menulis mereka? Hipotesis untuk masalah ini dirumuskan
dengan kalimat, Semakin tinggi kemampuan membaca mahasiswa
tingkat pertama jurusan bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tahun 2009, semakin tinggi pula kemampuan menulis mereka.
Berdasarkan salah satu dari tiga sumber tersebut, kita rumuskan
kerangka berfikir yang nantinya menjelmakan sejumlah hipotesis.
b.
Asumsi
Dalam penelitian kita diharuskan untuk menyusun asumsi. Hal ini sebagai
stimulus, agar kita mencari pembuktiaan sebuah kebenaran ilmiah. Dalam
menyusun asumsi ini kita tidak boleh sembarangan, akan tetapi kita harus
melihat konteks atau objek yang kita teliti.
Dalam beberapa tesis atau disertasi, ada bagian khusus yang memuat
asumsi yang digunakan. Asumsi-asumsi tersebut dikemukakan satu per
satu. Pada tesis yang lain para peneliti tidak menempatkannya pada
bagian khusus karena asumsi tersebut telah dimasukkan pada bagian
pendahuluan laporan. Asumsi adalah kenyataan penting yang dianggap
benar tetapi belum terbukti kebenaran. Suatu kejadian atau situasi yang
dianggap benar, sehingga kebenarannya tidak diragukan. Ini tidak sama
dengan hipotesis, karena asumsi tidak memerlukan pengujian atau
pembuktian.
Asumsi berarti : dugaan yang diterima sebagai dasar; landasar berpikir
karena dianggap benar. Sedangkan mengasumsikan berarti menduga;
memperkirakan; memperhitungkan; meramalkan. Asumsi adalah sebagai
dasar dari suatu penelitian. Sebab sebuah penelitian berangkat dari
asumsi. Dalam penelitian asumsi merupakan perekat (lem) atau adonan.
Dikatakan perekat atau adonan karena asumsi menjadi perekat antara

satu variabel dengan variabel lainnya. Asumsi dapat kita gunakan


membangun suatu konstruksi bangunan penelitian yang besar. seperti
menyusun batu-batu. Asumsi bisa dengan sebab akibat, tetapi bisa juga
tentang suatu masalah. Asumsi juga merupakan hal penting dalam
menentukan paradigma penelitian. Asumsi juga berguna untuk
menafsirkan kesimpulan kita.[12]
Untuk menentukan asumsi harus didasarkan atas kebenaran yang telah
diyakini oleh peniliti. Sebelum menentukan asumsi peneliti harus lebih
mengetahui terhadap sesuatu dengan cara[13] :
1.
Dengan banyak membaca buku, surat kabar atau terbitan lain.
Dalam hal ini Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA, mengklasifikasikan bahan
pustaka (yang disebut sumber acuan) menjadi dua kelompok, yaitu :
a.
Sumber umum : buku, teks, ensiklopedi dan sebagainya.
b.
Sumber acuan khusus : buletin, jurnal, periodikal (majalah-majalah
yang terbit secara periodik), disertasi, skripsi dan sebagainya.
Dari sumber acuan umum dapat diperoleh teori-teori dan konsep-konsep
dasar, sedang dari sumber acuan khusus dapat dicari penemuanpenemuan atau hasil penelitian yang sudah dan sedang dilaksanakan.
2.
Dengan banyak mendengar berita, ceramah, pembicaraan orang
lain.
3.
Dengan banyak berkunjung ke tempat (lokasi penelitian).
4. Dengan mengadakan pendugaan meng-abstraksi berdasarkan
perbendaharaan pengetahuannya.
Contoh-contoh dari asumsi yang penulis dapat berikan[14] :
1. bahwa perubahan-perubahan kurikulum hanyalah menambah
kebingungan bagi guru dan peserta didik.
2. bahwa persaingan penerimaan siswa baru antar SMU tidak sejalan
dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.
3. bahwa pendidikan di Indonesia belum memenuhi kriteria pemerataan
kualitas pendidikan antara di kota dan di desa.
4. bahwa kurikulum membatasi kreatifitas guru dalam mengembangkan
anak didik.
5. bahwa krisis global kedua akan berpengaruh terhadap omset para
pengusaha di seluruh Indonesia.
Kesimpulan
Asumsi adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh penilti
yang harus dirumuskan secara jelas yang memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Untuk memperkuat permasalahan

2. Membantu peneliti dalam memperjelas, menetapkan objek penelitian,


wilayah pengambilan data, instrumen pengumpulan data.
Untuk dapat merumuskan anggapan dasar, penilti harus banyak
membaca buku, mendengarkan informasi dari berbagai sumber dan
mengunjungi lokasi penelitian.
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian yang
menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu
penelitian. Manfaatnya dapat dirinci sebagai berikut :
1. Memberikan arah yang tegas bagi perumusan tujuan penelitian.
2. Membantu menentukan arah yang harus ditempuh bagi pembatasan
ruang lingkup (skope) penelitian.
3. Membantu mengarahkan metodologi atau cara-cara kerja
mengumpulkan data, pengolahan data serta analisisnya.
4. Mencegah terjadinya suatu penilitian yang tak terarah dan
menghindarkan cara pengumpulan data yang tak relevan dengan masalah
yang diteliti.
Dalam kegiatan penelitian, peneliti bertujuan untuk menemukan
aturan (sistem, pola, atau formula) yang menjadi hukum berfungsinya
objek penelitian, memiliki asumsi bahwa objek penelitian di alam ini
memiliki sistem (pola, aturan, atau formula) kerja tertentu dan sistem
kerja itu bisa ditemukan melalui penelitian.
Berangkat dari asumsi adanya sistem pada objek penelitian yang
bisa ditemukan melalui penelitian itulah peneliti berusaha menemukan
sistem tersebut melalui kegiatan penelitian. Tidak mungkin peneliti
berusaha menemukan sistem tersebut kalau dia tidak yakin bahwa sistem
itu ada atau dia yakin sistem itu ada tetapi tidak yakin bisa ditemukan
melalui penelitian.
Asumsi tidak untuk diuji tetapi sudah otomatis menjadi dasar
tindakan, sementara hipotesis adalah prediksi terhadap apa yang akan
dihasilkan dari penelitian yang dilakukan peneliti.
Seperti yang disampaikan di depan bahwasanya makalah ini jauh
dari kesempurnaan yang tentunya belum memenuhi standar kepuasaan
pembaca. Penulis sangat menantikan masukan-masukan yang
membangun demi kesempurnaan isi dari makalah ini.

Daftar Pustaka
1. Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan, Lanarka Publisher,
Yogyakarta 2007.
2. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek,
PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002.
3. Umi Proboyekti dalam makalahnya : Apa itu Research, Riset atau
Penelitian?, Fakultas Teknik UKDW, Yogyakarta.
4. Tejoyuwono Notohadiprawiro dalam makalahnya : Metodologi
Penelitian dan Beberapa Implikasinya dalam Penelitian Geografi, Fakultas
Geografi UGM, Yogyakarta 1991.
5. Sumber-sumber dari dunia maya :
a. http://riy4nti.wordpress.com/2009/07/28/hasrat-ingin-tahu-manusia/
b. http://rudien87.wordpress.com/2010/04/15/memilih-danmengemukakan-masalah-penelitian-serta-menyusun-asumsi/

Anda mungkin juga menyukai