1. Pendahuluan
Semenjak kita duduk di bangku kuliah di Perguruan Tinggi jenjang Strata 1, dalam tugas akhirnya,
kita diwajibkan untuk membuat suatu karya tulis ilmiah yang disebut dengan skripsi. Saat itulah
secara teoritik dan pragmatik kita mengetahui dan terjun langsung ke dalam dunia peneilitian.
Penelitian yang kita lakukan didasari atas rasa keinginantahuan kita sebagai manusia terhadap
suatu hal. Rasa ingin tahu manusia merupakan produksi otak khas manusia. Otak manusia
mempunyai kemampuan untuk menerima, mengorganisasikan dan menyimpan data, lebih besar
dari sekedar kemampuan mempertahankan hidup saja (Pohan, R 2007).
Pengertian penelitian pada penulis pendahulu telah dijelaskan secara panjang lebar. Kata penelitian
sebenarnya lebih luas cakupannya, namun kita terkadang kurang memaknainya secara global.
“Seorang koki yang terkenal di sebuah restoran ternama, ketika hendak menyajikan masakan,
mendapatkan permasalahan bagaimana caranya membuat masakan yang lezat, mencoba mencari
teori dan konsep tentang bagaimana membuat masakan yang lezat, menemukan dan menggali
ilmu dan pengalaman dari koki lainnya, mencoba mengambil kesimpulan sementara bahwa inilah
ramuan masakan yang lezat, akhirnya berhasil meramu sendiri masakannya menjadi masakan
yang lebih lezat” itu sudah merupakan penelitian tetapi dalam arti yang sederhana dan masih
banyak lagi contoh lainnya dari penelitian.
Saat ini, penulis tidak membahas bagaimana meramu masakan yang lezat. Pemakalah mencoba
membahas salah satu bagian langkah-langkah penelitian yaitu hipotesis dan asumsi. Pengertian,
fungsi, penggolongan dan bagaimana cara merumuskan hipotesis yang selanjutnya mencoba
memberikan contoh aplikasinya dalam penelitian bahasa Arab.
Makalah yang ada di depan pembaca, pemakalah meyakini banyak terdapat kekurangan di sana-
sini. Masukan yang konstruktif, sangat pemakalah nantikan demi perbaikan isi makalah yang lebih
baik.
1.1 Pengertian:
Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian. (Pohan, R 2007). Menurut
Arikunto, A (2002) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Dari arti katanya hipotesis memang berasal dua (2) penggalan kata, hypo yang artinya di bawah
dan thesa yang artinya kebenaran. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan
dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Asumsi
Salah satu dari delapan (8) karakteristik sebuah penelitian adalah adanya asumsi-asumsi yang
menurut Paul Leedy dalam Practical Research, merupakan hal penting untuk ditetapkan. Asumsi
adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan penelitian/ riset jelas batasnya. Asumsi juga
bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan penelitian/riset (Notohadiprawiro, T
1991).
Menurut Notohadiprawiro, T (1991), asumsi didefinisikan sebagai latar belakang intelektual suatu
jalur pemikiran. Asumsi merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu yang
diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian. Asumsi diperlukan untuk
menyuratkan segala hal yang tersirat. Dengan penyuratan itu terbentuk suatu konteks untuk
mewadahi pemikiran. Semua pemikiran berlangsung dalam konteks tertentu. Tanpa konteks,
pemikiran menjadi simpang-siur dan rancu. Asumsi adalah titik beranjak memulai segala kegiatan
atau proses. Suatu sistem tanpa asumsi menjadi melingkar (Notohadiprawiro, T 1991).
1.2 Fungsi
Hipotesis
Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Manfaatnya dapat
dirinci sebagai berikut (Pohan, R 2007).
1. Memberikan arah yang tegas bagi perumusan tujuan penelitian.
2. Membantu menentukan arah yang harus ditempuh bagi pembatasan ruang lingkup
(scope) penelitian.
3. Membantu mengarahkan metodologi atau cara-cara kerja mengumpulkan data,
pengolahan data serta analisisnya.
4. Mencegah terjadinya suatu penelitian yang tak terarah dan menghindarkan cara
pengumpulan data yang tak relevan dengan masalah yang diteliti.
Asumsi
Di dalam penelitian, asumsi/anggapan dasar sangat perlu untuk dirumuskan secara jelas sebelum
melangkah mengumpulkan data. Perlunya peneliti merumuskan asumsi/anggapan dasar antara lain
(Pohan, R 2007).
1. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.
2. Untuk mempertegas variable yang menjadi pusat perhatian.
3. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.
1.3 Penggolongan/ jenis-jenisnya
Hipotesis
Dilihat dari segi tingkatan hipotesis dibedakan antara hipotesis major dan hipotesis minor.
Hipotesis major artinya hipotesis induk yang merupakan satu rumusan hipotesis yang menjadi
sumber hipotesis minor atau (anak-anak hipotesis). Berarti hipotesis minor dijabarkan dari
hipotesis major (Pohan, R 2007).
1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja
menyatakan adanya hubungan antara variable X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua
kelompok.
Rumusan hipotesis kerja
a) Jika…………maka…………………….
Contoh: Jika orang banyak membaca teks Arab, maka kemampuan membaca teks Arab
akan naik.
c) Ada pengaruh…………terhadap…………………
Contoh: Ada pengaruh kelulusan (asal sekolah siswa) terhadap kemampuan berbicara
bahasa Arab.
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik, yaitu yang diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol
menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variable, atau tidak adanya pengaruh variable
X terhadap variable Y. Pemberian nama “hipotesis nol” atau “hipotesis nihil” dapat
dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan antara dua variabel. Dengan kata lain,
selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.
Rumusan hipotesis nol:
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak mempunyai
prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian
dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis Arikunto, A (2002)
Asumsi
2. Postulat, yaitu suatu pernyataan yang dimintakan persetujuan umum tanpa pembuktian atau
suatu fakta yang hendaknya diterima saja sebagaimana adanya. Postulat biasa diajukan
untuk menyamakan pengertian suatu istilah atau ungkapan dalam suatu argument, sementara
dilangsungkan pembahasan mengenai suatu masalah tertentu. Misalnya, “Kurangnya
motivasi belajar siswa merupakan faktor penting yang mendorong kemalasan siswa
mempelajari bahasa Arab.”
3. Pangkal pendapat (Premise) tersamar dalam suatu entimen (enthymene) ordo pertama atau
kedua. Entimen ordo pertama adalah suatu silogisme yang pangkal pendapat pertama
tersirat. Suatu silogisme yang pangkal pendapat pendamping (perantara) tersirat adalah
entimen ordo kedua.
1.4 Cara Perumusan/penentuan:
Hipotesis
Suatu hipotesis haruslah secara sederhana sehingga akan dapat diuji kebenarannya oleh peneliti
lainnya. Dalam penelitian korelasional, rumusan hipotesis adalah dalam bentuk pernyataan adanya
hubungan antara satu variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya. Rumusan yang menyatakan
“harapan” kesimpulan sementara adanya dan seberapa kuat hubungan itu akan memberi petunjuk
bagaimana langkah pengujian hubungan itu.
Karena hipotesis adalah jawaban teoritis terhadap pertanyaan penelitian, maka hipotesis
dirumuskan berdasarkan rumusan masalahnya. Bagaimana caranya agar kita dapat menyusun
sebuah hipotesis yang baik? Hipotesis itu dapat muncul dari tiga (3) sumber, yaitu (Pohan, R
2007):
1. Dari pengalaman dan dugaan si peneliti sendiri. Hipotesis yang dibentuk dari pengalaman,
pengamatan dan dugaan si peniliti merupakan hipotesis yang baik tapi lemah. Hipotesis
semacam ini biasa dipakai dalam penelitian deskriptif yang nantinya digunakan
mendapatkan hipotesis-hipotesis yang lebih tegas. Misalnya dalam penilitian yang menguji
pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar Bahasa Arab bagi siswa MAN se-DIY,
masalahnya dirumuskan dengan kalimat, “Apakah prestasi belajar Bahasa Arab bagi
kelompok siswi (perempuan) MAN se-DIY lebih tinggi dibanding prestasi belajar Bahasa
Arab bagi kelompok siswa (laki-laki) MAN se-DIY? Hipotesisnya dengan kalimat, “Prestasi
belajar Bahasa Arab bagi kelompok siswi (perempuan) MAN se-DIY lebih tinggi dibanding
prestasi belajar Bahasa Arab bagi kelompok siswa (laki-laki) MAN se-DIY.”
Untuk menentukan asumsi harus didasarkan atas kebenaran yang telah diyakini oleh peniliti.
Sebelum menentukan asumsi peneliti harus lebih mengetahui terhadap sesuatu dengan cara:
1. Dengan banyak membaca buku, surat kabar atau terbitan lain. Dalam hal ini Prof. Drs.
Sutrisno Hadi MA, mengklasifikasikan bahan pustaka (yang disebut sumber acuan) menjadi
dua kelompok, yaitu:
a. Sumber umum: buku, teks, ensiklopedi dan sebagainya.
b. Sumber acuan khusus: buletin, jurnal, periodikal (majalah-majalah yang terbit secara
periodik), disertasi, skripsi dan sebagainya.
Dari sumber acuan umum dapat diperoleh teori-teori dan konsep-konsep dasar, sedang dari
sumber acuan khusus dapat dicari penemuan-penemuan atau hasil penelitian yang sudah dan
sedang dilaksanakan.
5. bahwa krisis global kedua akan berpengaruh terhadap omset para pengusaha di seluruh
Indonesia.
Kesimpulan
Asumsi adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh penilti yang harus dirumuskan secara
jelas yang memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Untuk memperkuat permasalahan
2. Membantu peneliti dalam memperjelas, menetapkan objek penelitian, wilayah pengambilan
data, instrumen pengumpulan data.
Untuk dapat merumuskan anggapan dasar, penilti harus banyak membaca buku, mendengarkan
informasi dari berbagai sumber dan mengunjungi lokasi penelitian.
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian yang menurut Arikunto, A (2002)
hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Manfaatnya dapat
dirinci sebagai berikut:
Dalam kegiatan penelitian, peneliti bertujuan untuk menemukan aturan (sistem, pola, atau
formula) yang menjadi hukum berfungsinya objek penelitian, memiliki asumsi bahwa objek
penelitian di alam ini memiliki sistem (pola, aturan, atau formula) kerja tertentu dan sistem kerja
itu bisa ditemukan melalui penelitian.
Berangkat dari asumsi adanya sistem pada objek penelitian yang bisa ditemukan melalui penelitian
itulah peneliti berusaha menemukan sistem tersebut melalui kegiatan penelitian. Tidak mungkin
peneliti berusaha menemukan sistem tersebut kalau dia tidak yakin bahwa sistem itu ada atau dia
yakin sistem itu ada tetapi tidak yakin bisa ditemukan melalui penelitian.
Asumsi tidak untuk diuji tetapi sudah otomatis menjadi dasar tindakan, sementara hipotesis adalah
prediksi terhadap apa yang akan dihasilkan dari penelitian yang dilakukan peneliti.
Seperti yang disampaikan di depan bahwasanya makalah ini jauh dari kesempurnaan yang
tentunya belum memenuhi standar ‘kepuasaan’ pembaca. Penulis sangat menantikan masukan-
masukan yang membangun demi kesempurnaan isi dari makalah ini.
Daftar Pustaka
Yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah bahwa penelitian ada asumsi yang mendasarinya dan
hipotesis yang dirumuskan untuk diuji. Suatu permasalahan umumnya terdiri dari beberapa
asumsi, namun satu permasalahan umumnya hanya melahirkan satu hipotesis. Dengan demikian
dapat pula di katakan bahwa beberapa asumsi secara eksplisit sebelum merumuskan hipotesis.
Adakalanya peneliti membedakan antara hipotesis umum dan hipotesis khusus dalam konteks ini,
satu permasalahan dapat saja melahirkan beberapa hipotesis penelitian.
1. Asumsi
Secara umum, asumsi didefenisikan sebagai hasil abstraksi pemikiran yang oleh peneliti dianggap
benar dan dijadikan sebagai pijakan untuk mengkaji satu atau beberapa gejala. Asumsi dianggap
benar dan tidak perlu diuji, sedangkan hipotesis perlu diuji. Oleh karena itu, asumsi berkenaan
dengan komponen-komponen teori aksiomatik, maka beberapa istilah yang relevan dengan itu,
akan didefenisikan disini yaitu postulat, aksioma, teoterm, dan generalisasi.
Aksioma lebih dipersepsikan dari pengdekatan kuantitatif atau matematik. Postulat diangkat dari
bukti-bukti empiris. Teoterm adalah deduksi dari sejumlah aksioma atau postulat. Generalisasi
empiris dibedakan dengan teoterm dari segi pendekatannya, teoterm dibangun berdasarkan
pendekatan deduktif, sedangkan generalisasi empiris dibangun berdasarkan pendekatan induktif.
Artinya generalisasi empiris merupakan suatu abstraksi dari sejumlah data penelitian yang
diperoleh berdasarkan pendekatan insuktif.
Jadi secara emplisit dapat dinyatakan bahwa asumsi dibangun atas dasar teori, apakah dia semacam
teoterm atau generalisasi empiris. Untuk merumuskan asumsi, karenanya mahasiswa harus
berteori dan teori itu sendiri diperoleh melalui kajian yang luas dan mendalam terhadap
kepustakaan yang ada, terutama kepustakaan ilmiah. Kalaupun ada pengarang yang meyatakan
bahwa asumsi adalah sebuah pernyataan kebenarannya diterima oleh penyelidik, namun tidak
berarti asumsi sama dengan “apa saja” yang dinyatakan dan diterima oleh penyelidik.
2. Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua kata, yaitu “hypo” yang artinya dibawah, dan “thesa” yang artinya
kebenaran. Jadi hipotesis kemudian di Indonesia disesuaikan dengan ejaan bahasa indonesia
menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Hipotesis adalah penjelasan (jawaban) sementara terhadap masalah penelitian yang berkenaan
dengan tingkah laku, fenomena, peristiwa tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Peneliti bukan membuktikan hipotesisnya tapi mengumpulkan data yang mendukung atau
menolak hipotesis tersebut.
Hipotesis dirumuskan setelah dilakukan kajian pustaka dan sebelum penelitian dilakukan.
Hipotesis secara logis seharusnya sejalan dengan kajian pustaka dan didasarkan pada implikasi
penelitian-penelitian terdahulu.
Jenis hipotesis:
Ada dua jenis hipotesis yang sering digunakan dalam penelitian, yaitu:
a. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (ha). Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan
antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:
1) Jika……………maka……….
Contoh: Jika orang banyak makan, maka berat badannya akan naik.
3) Ada pengaruh…………terhadap…………
Contoh: Ada pengaruh makanan terhadap berat badan.
b. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol sering disebut sebagai hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik, yaitu dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol
menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak ada pengaruh variabel X
dan Y.
Rumusan hipotesis nol:
1) Tidak ada perbedaan antara…………dengan………….
Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat II dalam disipsin
kuliah.
2) Tidak ada pengaruh…………terhadap ……………
Tidak adak pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan mengikuti kuliah
Rumusan hipotesis:
Model umum rumusan hipotesis dalam penelitian eksperimen adalah:
Xs yang mendapatkan Y menjadi baik dalam hal Z dibanding dengan Xs yang tidak
mendapatkan Y.
Dalam penelitian ini Xs = subjek penelitian, Y = perlakuan (variabel bebas), sedangkan Z =
hasil pengamatan (variabel terikat).
Menguji hipotesis:
Untuk dapat menguji hipotesis, si peneliti menentukan sampel, alat (instrumen), rancangan
penelitian, dan prosedur yang memungkin si peneliti mengumpulkan data-data yang
diperlukan. Data-data yang terkumpul kemudian dianalisis sedemikian rupa sehingga
peneliti dapat menentukan tingkat validitas dari hipotesis.
Menguji hipotesis untuk mengetahui variabel-variabel mana yang berhubungan sama
pentingnya dengan mengetahui variabel-variabel mana yang tidak berhubungan.