Anda di halaman 1dari 11

PERBEDAAN HIPOTESIS DAN ASUMSI

TP IKIP MATARAM September 17, 2013

1. Pendahuluan
Semenjak kita duduk di bangku kuliah di Perguruan Tinggi jenjang Strata 1, dalam tugas akhirnya,
kita diwajibkan untuk membuat suatu karya tulis ilmiah yang disebut dengan skripsi. Saat itulah
secara teoritik dan pragmatik kita mengetahui dan terjun langsung ke dalam dunia peneilitian.
Penelitian yang kita lakukan didasari atas rasa keinginantahuan kita sebagai manusia terhadap
suatu hal. Rasa ingin tahu manusia merupakan produksi otak khas manusia. Otak manusia
mempunyai kemampuan untuk menerima, mengorganisasikan dan menyimpan data, lebih besar
dari sekedar kemampuan mempertahankan hidup saja (Pohan, R 2007).
Pengertian penelitian pada penulis pendahulu telah dijelaskan secara panjang lebar. Kata penelitian
sebenarnya lebih luas cakupannya, namun kita terkadang kurang memaknainya secara global.
“Seorang koki yang terkenal di sebuah restoran ternama, ketika hendak menyajikan masakan,
mendapatkan permasalahan bagaimana caranya membuat masakan yang lezat, mencoba mencari
teori dan konsep tentang bagaimana membuat masakan yang lezat, menemukan dan menggali
ilmu dan pengalaman dari koki lainnya, mencoba mengambil kesimpulan sementara bahwa inilah
ramuan masakan yang lezat, akhirnya berhasil meramu sendiri masakannya menjadi masakan
yang lebih lezat” itu sudah merupakan penelitian tetapi dalam arti yang sederhana dan masih
banyak lagi contoh lainnya dari penelitian.

Saat ini, penulis tidak membahas bagaimana meramu masakan yang lezat. Pemakalah mencoba
membahas salah satu bagian langkah-langkah penelitian yaitu hipotesis dan asumsi. Pengertian,
fungsi, penggolongan dan bagaimana cara merumuskan hipotesis yang selanjutnya mencoba
memberikan contoh aplikasinya dalam penelitian bahasa Arab.

Makalah yang ada di depan pembaca, pemakalah meyakini banyak terdapat kekurangan di sana-
sini. Masukan yang konstruktif, sangat pemakalah nantikan demi perbaikan isi makalah yang lebih
baik.
1.1 Pengertian:

Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian. (Pohan, R 2007). Menurut
Arikunto, A (2002) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Dari arti katanya hipotesis memang berasal dua (2) penggalan kata, hypo yang artinya di bawah
dan thesa yang artinya kebenaran. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan
dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Asumsi
Salah satu dari delapan (8) karakteristik sebuah penelitian adalah adanya asumsi-asumsi yang
menurut Paul Leedy dalam Practical Research, merupakan hal penting untuk ditetapkan. Asumsi
adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan penelitian/ riset jelas batasnya. Asumsi juga
bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan penelitian/riset (Notohadiprawiro, T
1991).
Menurut Notohadiprawiro, T (1991), asumsi didefinisikan sebagai latar belakang intelektual suatu
jalur pemikiran. Asumsi merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu yang
diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian. Asumsi diperlukan untuk
menyuratkan segala hal yang tersirat. Dengan penyuratan itu terbentuk suatu konteks untuk
mewadahi pemikiran. Semua pemikiran berlangsung dalam konteks tertentu. Tanpa konteks,
pemikiran menjadi simpang-siur dan rancu. Asumsi adalah titik beranjak memulai segala kegiatan
atau proses. Suatu sistem tanpa asumsi menjadi melingkar (Notohadiprawiro, T 1991).

1.2 Fungsi

Hipotesis

Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Manfaatnya dapat
dirinci sebagai berikut (Pohan, R 2007).
1. Memberikan arah yang tegas bagi perumusan tujuan penelitian.

2. Membantu menentukan arah yang harus ditempuh bagi pembatasan ruang lingkup
(scope) penelitian.
3. Membantu mengarahkan metodologi atau cara-cara kerja mengumpulkan data,
pengolahan data serta analisisnya.

4. Mencegah terjadinya suatu penelitian yang tak terarah dan menghindarkan cara
pengumpulan data yang tak relevan dengan masalah yang diteliti.
Asumsi

Di dalam penelitian, asumsi/anggapan dasar sangat perlu untuk dirumuskan secara jelas sebelum
melangkah mengumpulkan data. Perlunya peneliti merumuskan asumsi/anggapan dasar antara lain
(Pohan, R 2007).

1. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.
2. Untuk mempertegas variable yang menjadi pusat perhatian.
3. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.
1.3 Penggolongan/ jenis-jenisnya

Hipotesis
Dilihat dari segi tingkatan hipotesis dibedakan antara hipotesis major dan hipotesis minor.
Hipotesis major artinya hipotesis induk yang merupakan satu rumusan hipotesis yang menjadi
sumber hipotesis minor atau (anak-anak hipotesis). Berarti hipotesis minor dijabarkan dari
hipotesis major (Pohan, R 2007).

Ada dua (2) jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:

1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja
menyatakan adanya hubungan antara variable X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua
kelompok.
Rumusan hipotesis kerja

a) Jika…………maka…………………….
Contoh: Jika orang banyak membaca teks Arab, maka kemampuan membaca teks Arab
akan naik.

b) Ada perbedaan antara………dan………


Contoh: Ada perbedaan antara lulusan Pondok Pesantren dan lulusan Madrasah (umum)
dalam kemampuan berbicara bahasa Arab.

c) Ada pengaruh…………terhadap…………………
Contoh: Ada pengaruh kelulusan (asal sekolah siswa) terhadap kemampuan berbicara
bahasa Arab.

2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.

Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik, yaitu yang diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol
menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variable, atau tidak adanya pengaruh variable
X terhadap variable Y. Pemberian nama “hipotesis nol” atau “hipotesis nihil” dapat
dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan antara dua variabel. Dengan kata lain,
selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.
Rumusan hipotesis nol:

a) Tidak ada perbedaan antara …….…dengan …………….


Contoh: Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat II dalam
kemampuan berbicara bahasa Arab.
b) Tidak ada pengaruh………………terhadap………………
Contoh: Tidak ada pengaruh tingkatan kelas terhadap kemampuan berbicara dalam
bahasa Arab.

Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak mempunyai
prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian
dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis Arikunto, A (2002)

Asumsi

Ada tiga (3) jenis asumsi, antara lain (Notohadiprawiro, T 1991):


1. Aksioma, yaitu suatu pernyataan yang disetujui umum tanpa memerlukan pembuktian
karena kebenarannya sudah membuktikan sendiri. Misalnya, “Keseluruhan itu lebih besar
daripada tiap bagiannya”.

2. Postulat, yaitu suatu pernyataan yang dimintakan persetujuan umum tanpa pembuktian atau
suatu fakta yang hendaknya diterima saja sebagaimana adanya. Postulat biasa diajukan
untuk menyamakan pengertian suatu istilah atau ungkapan dalam suatu argument, sementara
dilangsungkan pembahasan mengenai suatu masalah tertentu. Misalnya, “Kurangnya
motivasi belajar siswa merupakan faktor penting yang mendorong kemalasan siswa
mempelajari bahasa Arab.”

3. Pangkal pendapat (Premise) tersamar dalam suatu entimen (enthymene) ordo pertama atau
kedua. Entimen ordo pertama adalah suatu silogisme yang pangkal pendapat pertama
tersirat. Suatu silogisme yang pangkal pendapat pendamping (perantara) tersirat adalah
entimen ordo kedua.
1.4 Cara Perumusan/penentuan:
Hipotesis
Suatu hipotesis haruslah secara sederhana sehingga akan dapat diuji kebenarannya oleh peneliti
lainnya. Dalam penelitian korelasional, rumusan hipotesis adalah dalam bentuk pernyataan adanya
hubungan antara satu variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya. Rumusan yang menyatakan
“harapan” kesimpulan sementara adanya dan seberapa kuat hubungan itu akan memberi petunjuk
bagaimana langkah pengujian hubungan itu.
Karena hipotesis adalah jawaban teoritis terhadap pertanyaan penelitian, maka hipotesis
dirumuskan berdasarkan rumusan masalahnya. Bagaimana caranya agar kita dapat menyusun
sebuah hipotesis yang baik? Hipotesis itu dapat muncul dari tiga (3) sumber, yaitu (Pohan, R
2007):
1. Dari pengalaman dan dugaan si peneliti sendiri. Hipotesis yang dibentuk dari pengalaman,
pengamatan dan dugaan si peniliti merupakan hipotesis yang baik tapi lemah. Hipotesis
semacam ini biasa dipakai dalam penelitian deskriptif yang nantinya digunakan
mendapatkan hipotesis-hipotesis yang lebih tegas. Misalnya dalam penilitian yang menguji
pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar Bahasa Arab bagi siswa MAN se-DIY,
masalahnya dirumuskan dengan kalimat, “Apakah prestasi belajar Bahasa Arab bagi
kelompok siswi (perempuan) MAN se-DIY lebih tinggi dibanding prestasi belajar Bahasa
Arab bagi kelompok siswa (laki-laki) MAN se-DIY? Hipotesisnya dengan kalimat, “Prestasi
belajar Bahasa Arab bagi kelompok siswi (perempuan) MAN se-DIY lebih tinggi dibanding
prestasi belajar Bahasa Arab bagi kelompok siswa (laki-laki) MAN se-DIY.”

2. Mencermati hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hipotesisi yang diilhami oleh penelitian


sebelumnya sifatnya lebih kuat dan biasanya hipotesis ini bertujuan untuk menguji
kebenaran hipotesis yang sudah diuji dalam penelitian sebelumnya. Jika penelitian yang
sekarang dapat membuktikan kebenaran hipotesis tersebut, hasilnya dapat membantu
merumuskan suatu teori. Misalnya, penelitian menguji efektifitas strategi pembelajaran
Istima’ melalui Laboratorium bahasa dengan rumusan masalah dalam kalimat, “Apakah
kelompok siswa kelas IX MTsN 1 Yogyakarta tahun 2010 yang belajar istima’ melalui Lab.
Bahasa berprestasi lebih tinggi dibanding kelompok siswa yang sama yang tidak belajar
istima’ melalui Lab. Bahasa? Hipotesisnya dalam kalimat, “Kelompok siswa kelas IX MTsN
1 Yogyakarta tahun 2010 yang belajar istima’ melalui Lab. Bahasa berprestasi lebih tinggi
dibanding kelompok siswa yang sama yang tidak belajar istima’ melalui Lab. Bahasa”.
3. Berdasarkan teori-teori yang sudah terbentuk. Sumber dari teori merupakan hipotesis yang
paling kuat, karena hipotesis ini menuju kepada penelitian yang bersifat menerangkan.
Hipotesis tersebut amat membatasi diri untuk menguji ada tidaknya korelasi antara dua atau
lebih variabel dan mengukur kuat lemahnya hubungan tersebut. Sehingga akan sampai
kepada suatu teori atau kaedah tertentu. Misalnya, penelitian yang bertujuan untuk mengukur
hubungan korelasional antara kemampuan membaca dan kemampuan menulis mahasiswa
tingkat pertama jurusan bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2009, rumusan
masalahnya dirumuskan dengan kalimat, “Apakah semakin tinggi kemampuan membaca
mahasiswa tingkat pertama jurusan bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun
2009, semakin tinggi pula kemampuan menulis mereka? Hipotesis untuk masalah ini
dirumuskan dengan kalimat, “Semakin tinggi kemampuan membaca mahasiswa tingkat
pertama jurusan bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2009, semakin tinggi
pula kemampuan menulis mereka.”
Berdasarkan salah satu dari tiga sumber tersebut, kita rumuskan kerangka berfikir yang nantinya
menjelmakan sejumlah hipotesis.
Asumsi
Dalam penelitian kita diharuskan untuk menyusun asumsi. Hal ini sebagai stimulus, agar kita
mencari pembuktiaan sebuah kebenaran ilmiah. Dalam menyusun asumsi ini kita tidak boleh
sembarangan, akan tetapi kita harus melihat konteks atau objek yang kita teliti.
Dalam beberapa tesis atau disertasi, ada bagian khusus yang memuat asumsi yang digunakan.
Asumsi-asumsi tersebut dikemukakan satu per satu. Pada tesis yang lain para peneliti tidak
menempatkannya pada bagian khusus karena asumsi tersebut telah dimasukkan pada bagian
pendahuluan laporan. Asumsi adalah kenyataan penting yang dianggap benar tetapi belum terbukti
kebenaran. Suatu kejadian atau situasi yang dianggap benar, sehingga kebenarannya tidak
diragukan. Ini tidak sama dengan hipotesis, karena asumsi tidak memerlukan pengujian atau
pembuktian.
Asumsi berarti: dugaan yang diterima sebagai dasar; landasan berpikir karena dianggap benar.
Sedangkan mengasumsikan berarti menduga; memperkirakan; memperhitungkan; meramalkan.
Asumsi adalah sebagai dasar dari suatu penelitian. Sebab sebuah penelitian berangkat dari asumsi.
Dalam penelitian asumsi merupakan perekat (lem) atau adonan. Dikatakan perekat atau adonan
karena asumsi menjadi perekat antara satu variabel dengan variabel lainnya. Asumsi dapat kita
gunakan membangun suatu konstruksi bangunan penelitian yang besar. seperti menyusun batu-
batu. Asumsi bisa dengan sebab akibat, tetapi bisa juga tentang suatu masalah. Asumsi juga
merupakan hal penting dalam menentukan paradigma penelitian. Asumsi juga berguna untuk
menafsirkan kesimpulan kita (Pohan, R 2007).

Untuk menentukan asumsi harus didasarkan atas kebenaran yang telah diyakini oleh peniliti.
Sebelum menentukan asumsi peneliti harus lebih mengetahui terhadap sesuatu dengan cara:
1. Dengan banyak membaca buku, surat kabar atau terbitan lain. Dalam hal ini Prof. Drs.
Sutrisno Hadi MA, mengklasifikasikan bahan pustaka (yang disebut sumber acuan) menjadi
dua kelompok, yaitu:
a. Sumber umum: buku, teks, ensiklopedi dan sebagainya.
b. Sumber acuan khusus: buletin, jurnal, periodikal (majalah-majalah yang terbit secara
periodik), disertasi, skripsi dan sebagainya.
Dari sumber acuan umum dapat diperoleh teori-teori dan konsep-konsep dasar, sedang dari
sumber acuan khusus dapat dicari penemuan-penemuan atau hasil penelitian yang sudah dan
sedang dilaksanakan.

2. Dengan banyak mendengar berita, ceramah, pembicaraan orang lain.


3. Dengan banyak berkunjung ke tempat (lokasi penelitian).

4. Dengan mengadakan pendugaan meng-abstraksi berdasarkan perbendaharaan


pengetahuannya.
Contoh-contoh dari asumsi yang penulis dapat berikan:
1. bahwa perubahan-perubahan kurikulum hanyalah menambah kebingungan bagi guru dan
peserta didik.
2. bahwa persaingan penerimaan siswa baru antar SMU tidak sejalan dengan tujuan pendidikan
yang sebenarnya.

3. bahwa pendidikan di Indonesia belum memenuhi kriteria pemerataan kualitas pendidikan


antara di kota dan di desa.
4. bahwa kurikulum membatasi kreatifitas guru dalam mengembangkan anak didik.

5. bahwa krisis global kedua akan berpengaruh terhadap omset para pengusaha di seluruh
Indonesia.
Kesimpulan

Asumsi adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh penilti yang harus dirumuskan secara
jelas yang memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Untuk memperkuat permasalahan
2. Membantu peneliti dalam memperjelas, menetapkan objek penelitian, wilayah pengambilan
data, instrumen pengumpulan data.

Untuk dapat merumuskan anggapan dasar, penilti harus banyak membaca buku, mendengarkan
informasi dari berbagai sumber dan mengunjungi lokasi penelitian.
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian yang menurut Arikunto, A (2002)
hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Manfaatnya dapat
dirinci sebagai berikut:

1. Memberikan arah yang tegas bagi perumusan tujuan penelitian.


2. Membantu menentukan arah yang harus ditempuh bagi pembatasan ruang lingkup (skope)
penelitian.

3. Membantu mengarahkan metodologi atau cara-cara kerja mengumpulkan data, pengolahan


data serta analisisnya.
4. Mencegah terjadinya suatu penilitian yang tak terarah dan menghindarkan cara pengumpulan
data yang tak relevan dengan masalah yang diteliti.

Dalam kegiatan penelitian, peneliti bertujuan untuk menemukan aturan (sistem, pola, atau
formula) yang menjadi hukum berfungsinya objek penelitian, memiliki asumsi bahwa objek
penelitian di alam ini memiliki sistem (pola, aturan, atau formula) kerja tertentu dan sistem kerja
itu bisa ditemukan melalui penelitian.

Berangkat dari asumsi adanya sistem pada objek penelitian yang bisa ditemukan melalui penelitian
itulah peneliti berusaha menemukan sistem tersebut melalui kegiatan penelitian. Tidak mungkin
peneliti berusaha menemukan sistem tersebut kalau dia tidak yakin bahwa sistem itu ada atau dia
yakin sistem itu ada tetapi tidak yakin bisa ditemukan melalui penelitian.
Asumsi tidak untuk diuji tetapi sudah otomatis menjadi dasar tindakan, sementara hipotesis adalah
prediksi terhadap apa yang akan dihasilkan dari penelitian yang dilakukan peneliti.
Seperti yang disampaikan di depan bahwasanya makalah ini jauh dari kesempurnaan yang
tentunya belum memenuhi standar ‘kepuasaan’ pembaca. Penulis sangat menantikan masukan-
masukan yang membangun demi kesempurnaan isi dari makalah ini.

Daftar Pustaka

1. Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan, Lanarka Publisher, Yogyakarta 2007.


2. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta, Jakarta,
2002.
3. Umi Proboyekti dalam makalahnya: Apa itu Research, Riset atau Penelitian? Fakultas Teknik
UKDW, Yogyakarta.

4. Tejoyuwono Notohadiprawiro dalam makalahnya: Metodologi Penelitian dan Beberapa


Implikasinya dalam Penelitian Geografi, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta 1991.
RESUME ASUMSI DAN HIPOTESIS
http://marabpisurya.blogspot.com/2010/05/resume-asumsi-dan-hipotesis.html

Yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah bahwa penelitian ada asumsi yang mendasarinya dan
hipotesis yang dirumuskan untuk diuji. Suatu permasalahan umumnya terdiri dari beberapa
asumsi, namun satu permasalahan umumnya hanya melahirkan satu hipotesis. Dengan demikian
dapat pula di katakan bahwa beberapa asumsi secara eksplisit sebelum merumuskan hipotesis.
Adakalanya peneliti membedakan antara hipotesis umum dan hipotesis khusus dalam konteks ini,
satu permasalahan dapat saja melahirkan beberapa hipotesis penelitian.

1. Asumsi
Secara umum, asumsi didefenisikan sebagai hasil abstraksi pemikiran yang oleh peneliti dianggap
benar dan dijadikan sebagai pijakan untuk mengkaji satu atau beberapa gejala. Asumsi dianggap
benar dan tidak perlu diuji, sedangkan hipotesis perlu diuji. Oleh karena itu, asumsi berkenaan
dengan komponen-komponen teori aksiomatik, maka beberapa istilah yang relevan dengan itu,
akan didefenisikan disini yaitu postulat, aksioma, teoterm, dan generalisasi.

Aksioma lebih dipersepsikan dari pengdekatan kuantitatif atau matematik. Postulat diangkat dari
bukti-bukti empiris. Teoterm adalah deduksi dari sejumlah aksioma atau postulat. Generalisasi
empiris dibedakan dengan teoterm dari segi pendekatannya, teoterm dibangun berdasarkan
pendekatan deduktif, sedangkan generalisasi empiris dibangun berdasarkan pendekatan induktif.
Artinya generalisasi empiris merupakan suatu abstraksi dari sejumlah data penelitian yang
diperoleh berdasarkan pendekatan insuktif.
Jadi secara emplisit dapat dinyatakan bahwa asumsi dibangun atas dasar teori, apakah dia semacam
teoterm atau generalisasi empiris. Untuk merumuskan asumsi, karenanya mahasiswa harus
berteori dan teori itu sendiri diperoleh melalui kajian yang luas dan mendalam terhadap
kepustakaan yang ada, terutama kepustakaan ilmiah. Kalaupun ada pengarang yang meyatakan
bahwa asumsi adalah sebuah pernyataan kebenarannya diterima oleh penyelidik, namun tidak
berarti asumsi sama dengan “apa saja” yang dinyatakan dan diterima oleh penyelidik.

2. Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua kata, yaitu “hypo” yang artinya dibawah, dan “thesa” yang artinya
kebenaran. Jadi hipotesis kemudian di Indonesia disesuaikan dengan ejaan bahasa indonesia
menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.

Hipotesis adalah penjelasan (jawaban) sementara terhadap masalah penelitian yang berkenaan
dengan tingkah laku, fenomena, peristiwa tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Peneliti bukan membuktikan hipotesisnya tapi mengumpulkan data yang mendukung atau
menolak hipotesis tersebut.
Hipotesis dirumuskan setelah dilakukan kajian pustaka dan sebelum penelitian dilakukan.
Hipotesis secara logis seharusnya sejalan dengan kajian pustaka dan didasarkan pada implikasi
penelitian-penelitian terdahulu.

Jenis hipotesis:

1. Hipotesis secara induktif adalah generalisasi atas dasar pengamatan.


2. Hipoteis secara deduktif adalah hipoteis yang bersumber dari teori dan memberikan
konstribusi pada ilmu pendidikan melalui pemberian bukti yang mendukung, memperluas
atau melawan teori tertentu.
3. Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif.
4. Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dinyatakan dalam bentuk nol (negatif).
Hipotesis penelitian menyatakan hubungan atau perbedaan antara dua atau lebih variabel
(hubungan yang bagaimana yang diharapkan oleh di peneliti untuk diuji melalui pengumpulan data
empiris). Hipoteiss nol-directional (tidak terarah) menyatakan bahwa terdapat hubungan atau
perbedaan akan tetapi arah hubungan adtrau perbedaan tidak dinyatakan. Hipotesis direksional
(terarah) menyatakan hakikat hubungan atau perbedaan. Hipotesis statistik atau nol menyatakan
bahwa tidak terdapat hubungan atau perbedaan antara dua atau lebih variabel, dan bahwa
hubungan atau perbedaan yang ada semata-mata berupa hubungan atau perbedaan secara
kebetulan.

Ada dua jenis hipotesis yang sering digunakan dalam penelitian, yaitu:
a. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (ha). Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan
antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:

1) Jika……………maka……….
Contoh: Jika orang banyak makan, maka berat badannya akan naik.

2) Ada perbedaan antara……dan……


Contoh: Ada perbedaan antara orang kaya dan orang miskin dalam berpakaian.

3) Ada pengaruh…………terhadap…………
Contoh: Ada pengaruh makanan terhadap berat badan.
b. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol sering disebut sebagai hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik, yaitu dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol
menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak ada pengaruh variabel X
dan Y.
Rumusan hipotesis nol:
1) Tidak ada perbedaan antara…………dengan………….
Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat II dalam disipsin
kuliah.
2) Tidak ada pengaruh…………terhadap ……………
Tidak adak pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan mengikuti kuliah

Rumusan hipotesis:
Model umum rumusan hipotesis dalam penelitian eksperimen adalah:

Xs yang mendapatkan Y menjadi baik dalam hal Z dibanding dengan Xs yang tidak
mendapatkan Y.
Dalam penelitian ini Xs = subjek penelitian, Y = perlakuan (variabel bebas), sedangkan Z =
hasil pengamatan (variabel terikat).
Menguji hipotesis:
Untuk dapat menguji hipotesis, si peneliti menentukan sampel, alat (instrumen), rancangan
penelitian, dan prosedur yang memungkin si peneliti mengumpulkan data-data yang
diperlukan. Data-data yang terkumpul kemudian dianalisis sedemikian rupa sehingga
peneliti dapat menentukan tingkat validitas dari hipotesis.
Menguji hipotesis untuk mengetahui variabel-variabel mana yang berhubungan sama
pentingnya dengan mengetahui variabel-variabel mana yang tidak berhubungan.

Anda mungkin juga menyukai