Metode ilmiah diartikan sebagai cara yang dilakukan secara sistematis dan runtut. Konteks secara
sistematis bertujuan untuk mencari jawaban dan menemukan permasalahan-permasalahan yang
dilakukan oleh seorang peneliti.
Metode ilmiah adalah salah satu cara peneliti melakukan penelitian untuk mengembangkan,
menemukan dan menguji hipotesis. metode ilmiah juga sebagai upaya melakukan observasi
terhadap gejala dan fenomena tertentu untuk menemukan hasil atau kesimpulan.
metode ilmiah dapat disimpulkan sebagai metodologi yang disusun secara sistematis guna menguji ilmu
pengetahuan yang masih bersifat pra ilmiah, guna memastikan dan mencari jawaban terkait benar atau tidak
hipotesis yang sudah diangkat oleh peneliti.
1. Observasi Awal
Observasi awal secara teknis pembuatan metode ilmiah memang tidak tertulis secara gamblang.
Hanya saja observasi awal ini berfungsi memudahkan peneliti untuk menentukan rumusan masalah
atau identifikasi masalah.
Nah, bagi peneliti pemula, tentu ini penting dipersiapkan. Tujuannya agar tidak terjadi lose ide/topik
atau rumusan masalah yang hendak diangkat.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah atau identifikasi masalah adalah peneliti harus memiliki hal yang hendak
diketahui dan harus dipecahkan. adapun ciri utama dari rumusan masalah, yaitu berupa pertanyaan.
Pengertian Rumusan Masalah
Secara umum, definisi rumusan masalah berisi pertanyaan mengapa dan bagaimana terkait
penelitian atau topik yang dibahas dalam karya tulis ilmiah.
Rumusan masalah adalah tulisan singkat yang berisi pertanyaan tentang topik diangkat oleh penulis.
Jadi, rumusan masalah memuat pertanyaan yang hendak dijawab oleh penulis melalui karya tulis
ilmiahnya.
Kata tanya yang dipakai oleh penulis dalam membuat rumusan masalah biasanya adalah mengapa,
bagaimana, dan apa.
Namun kata tanya “mengapa” dan “bagaimana” paling sering digunakan karena membuka
peluang penelitian bisa dilakukan secara mendalam.
Selain itu, rumusan masalah juga memiliki fungsi tersendiri dalam karya tulis ilmiah.
Jadi, rumusan masalah dapa dikatakan sebagai titik sentral. Bisa juga disebut pedoman dalam sebuah
penelitian, rumusan masalah menjadi bagian yang cukup krusial.
Apalagi rumusan masalah dapat memberikan solusi sebab dari pertanyaan-pertanyaannya, peneliti
akan menemukan jawaban atas permasalahan yang diteliti.
Fungsi lainnya, rumusan masalah membuka pikiran peneliti maupun pembaca. Fungsi terakhir,
rumusan masalah dapat mendorong kegiatan penelitian.
1. Bersifat Orisinil
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah orisinal ataupun asli. Maksudnya adalah masalah yang
diangkat haruslah asli dari masalah yang sesungguhnya dan juga tidak boleh menjiplak dari
permasalahan yang ada dari penelitian sebelumnya.
2. Berguna bagi Masyarakat atau Pembaca
Kedua, masalah yang diangkat dan akan dicari dampak, solusi ataupun yang lainnya adalah harus
bisa membantu masyarakat dalam mengurangi atau bahkan bisa menghilangkan masalah tersebut
dari masyarakat.
3. Dapat diproleh dengan cara ilmiah, jelas dan padat.
Ketiga, ada data valid. Rumusan masalah tidak boleh hanya asumsi-asumsi. Tetapi masalah tersebut
memang harus berdasarkan fakta lapangan dan juga ada data yang nyata dan asli bisa diakses banyak
orang untuk cek kevalidan data dan masalah.
Pengertian Hipotesis
Kalau berdasarkan asal kata, hipotesis berasal dari bahasa Yunani yakni hupo dan thesis. Hupo
adalah sementara, sedangkan thesis adalah pernyataan atau teori.
Sehingga hipotesis adalah pernyataan sementara. Inilah praduga peneliti terhadap masalah penelitian.
Namun hipotesis ini bukanlah kebenaran. Karena praduga, hipotesis bisa benar dan bisa juga salah.
Misalnya, kamu akan meneliti tentang hubungan antara kebiasaan manusia buang sampah dan
tingginya jumlah sampah di Indonesia. Berdasarkan data sementara yang kamu dapatkan, hipotesis
yang muncul adalah kebiasaan manusia tersebut berhubungan dengan jumlah sampah. Artinya
kebiasaan buruk manusia berpengaruh terhadap tingginya jumlah sampah dari waktu ke waktu.
Namun hipotesis ini masih praduga. Hipotesis tidak dapat disebut kebenaran. Meski kamu
merancang hipotesis berlandaskan data yang valid dan kuat. Untuk membuktikan hipotesis ini benar
atau tidak, kamu harus melakukan penelitian tersebut. Hasil penelitian akan menunjukkan apakah
sesuai dengan hipotesis atau justru menghasilkan temuan baru.
Jadi ditinjau dari hubungan hipotesis dan teori ilmiah, hipotesis adalah deduksi dari teori ilmiah
dalam penelitian kuantitatif sedangkan dalam penelitian kualitatif hipotesis adalah kesimpulan
sementara sebagai hasil observasi untuk hasilkan teori baru.
Tujuan Hipotesis
Kamu tentu bertanya-tanya; sebenarnya apa sih kegunaan hipotesis dalam karya tulis ilmiah?
Hipotesis adalah salah satu bagian penting dalam sebuah karya tulis ilmiah. Kegunaannya meliputi:
1. Memberikan penjelasan sementara tentang gejala
2. Memudahkan perluasan pengetahuan dalam bidang tertentu
3. Memberikan pernyataan hubungan yang dapat diuji
4. Memberikan arah penelitian
5. Memberikan kerangka untuk laporan penelitian
Jenis-jenis Hipotesis
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis ini berisi dugaan sementara dari masalah deskriptif yang berhubungan dengan variabel
tunggal. Sebagai contoh, peneliti ingin meneliti masalah kandungan zat berbahaya dalam makanan.
Rumusan masalahnya:
Penelitian ini hanya punya satu variabel yakni bakso di pasar Sumbersari. Penelitian ini bersifat
deskriptif karena hanya menjelaskan apakah ada kandungan boraks di dalam bakso atau tidak. Jadi
dugaan sementara ada 2 yakni bakso di Pasar Sumbersari mengandung boraks (H1) atau bakso di
Pasar Sumbersari tidak mengandung boraks (H0).
2. Hipotesis Komparatif
Jenis hipotesis selanjutnya, Hipotesis Komparatif. Dugaan semenara ini berisi perbandingan antara
ddua variabel penelitian. Misalnya kamu akan meneliti antara perilaku penggemar Korean Pop (K-
Pop) dan perilaku penggemar Japanese Pop (J-Pop). Kamu hendak membandingkan dua perilaku
penggemar tersebut. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. Bentuk penelitiannya adalah
perbandingan dua variabel tersebut.
Lantas, rumusan masalah yang muncul adalah bagaimana perilaku dua kelompok penggemar
tersebut? Apakah terdapat persamaan dan perbedaan perilaku? Maka hipotesisnya adalah:
a) Penggemar K-Pop memiliki perilaku yang sama dengan perilaku penggemar J-Pop atau
b) Penggemar K-Pop memiliki perilaku yang berbeda dengan perilaku penggemar J-Pop.
3. Hipotesis Asosiatif
Jenis Hipotesis Asosiatif yang terakhir adalah Hipotesis Asosiatif. Hipotesis ini adalah dugaan atau
jawaban sementara atas hubungan dua variabel atau lebih. Jadi bila kamu meneliti hubungan
(asosiasi) variabel-variabel penelitian, maka hipotesis yang digunakan adalah Hipotesis Asosiatif.
Sebagai contoh, kamu akan meneliti tentang hubungan antara perilaku aktor negara dengan
kebijakan luar negeri. Dalam penelitian ada dua variabel yakni perilaku aktor negara dan kebijakan
luar negeri. Sebagai peneliti, kamu ingin meneliti hubungan keduanya. Pertanyaan yang muncul:
apakah perilaku aktor negara berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri?
Ingat ya, apapun temuan atau hasil penelitian adalah benar selama metodologi penelitian juga
terukur. Meski hipotesis dan hasil penelitian tidak sama, bukan berarti hasilnya salah.Perbedaan atau
persamaan hipotesis dengan hasil penelitian itu wajar dan tidak ada yang jauh lebih benar. Keduanya
adalah benar.
Selain tiga jenis hipotesis di atas, ada beberapa ahli yang mengemukakan ada jenis-jenis lainnya.
Pada dasarnya hampir sama Tapi kamu perlu mengetahuinya juga. Agar semakin memahami jenis-
jenisnya. Apa saja? Ada dua jenis hipotesis lain yakni Hipotesis Statistik dan Hipotesis Penelitian.
1. Metode Kualitatif
Metode kualitatif, yang merupakan metode riset yang memberikan penjelasan lebih analisis dan
bersifat subjektif. Pada metode ini peneliti menggunakan perspektif dari partisipan sebagai gambaran
yang diutamakan dalam memperoleh hasil penelitian.
Pada metode kualitatif biasanya menggunakan teknik penelitian berupa ovservasi, ekspreimen dan
wawancara terbuka. Jika pada metode kuantitatif datanya bersifat angka/skala, pada kualitatif
datanya dapat berupa pendapat atau hasil pencatatan di lapangan.
2. Metode Kuantitatif
Kedua, kebalikan dari kualitatif, yaitu metode kuantitatif, yaitu metode yang dilakukan secara
sistematis dan menggunakan model-model yang bersifat matematis. Hipotesis dan teori yang
digunakan biasanya berkaitan dengan fenomena alam. Sifat penelitian ini adalah objektif, dan
analitis.
Untuk memperoleh data-data penelitian biasa digunakan beberapa metode seperti tes, pengujian dan
wawancara terstruktur. Data penelitian yang di dapat berupa angka, skala maupun grafik yang bisa
dihitung.
3. Metode Survei
Ketiga, metode survey adalah metode penelitian yang dikemas dan disusun berbentuk opini. Metode
penelitian satu ini pun dimanfaatkan untuk membuat gambaran umum melalui sampel beberapa
orang loh.
5. Metode Deskriptif
Kelima, metode deskriptif metode penelitian yang mengambarkan peristiwa secara langsung ataupun
tidak langsung. apa itu metodologi penelitian deskriptif dibagi menjadi dua, yaitu metode
longitudinal dan cross sectional.
4. Hipotesis Statistik
Hipotesis Statistik adalah pernyataan matematis tentang populasi yang diteliti. Hipotesis ini
dinyatakan dalam simbol-simbol matematika. Jadi pernyatan mengenai hubungan variabel
digambarkan dalam simbol matematika.
Hipotesis Statistika terbagi menjadi Hipotesis Alternatif ( Ha) dan Hipotesis Nol (H0). Jenis ini
serupa dengan hipotesis deskriptif. Namun terdapat perbedaan dalam penyebutan hipotesisnya. Ada
dua jenis hipotesis ini yakni Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nol (H0).
Hipotesis Alternatif adalah hipotesis yang menyatakan perbedaan satu variabel dengan variabel
lainnya. Akan tetapi hipotesis ini juga bisa diartikan adanya hubungan satu variabel dengan variabel
lainnya.
Sedangkan Hipotesis Nol kebalikan dari Hipotesis Alternatif. Hipotesis Nol menyatakan tidak
hubungan antar variabel. Hipotesis ini juga dipakai untuk menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak
pengaruh antar variabel.
Hipotesis Statistik juga dapat dibedakan menjadi Hipotesis Dua Arah dan Hipotesis Satu Arah.
Contoh Hipotesis Statistik:
Ha : m1≠ m2 (Hipotesis dua-arah) (kurang spesifik)
Ha : m1 > m2 (Hipotesis satu-arah) (tepat dan spesifik)
5. Hipotesis Penelitian
Hipotesis ini disebut juga Hipotesis Substantif. mengapa? Karena hipotensi ini berisi pernyataan
mengenai relasi dua variabel atau lebih. Bila kamu perhatikan, hipotesis ini sama dengan Hipotesis
Asosiatif. Hipotesis ini tidak dinyatakan dalam bentuk simbol matematika tapi dalam bentuk kalimat.
Sebelum membahas cara membuat hipotesis, kamu harus tahu dulu ciri-ciri hipotesis yang baik.
Menurut Kerlinger, hipotesis yang baik harus memenuhi kriteria: a) Pernyataan tentang relasi antar
variabel b) Mengandung implikasi yang jelas. Gunanya untuk pengujian hubungan variabel tersebut.
Lebih lengkap dan rinci, Nazir menjelaskan ada 6 ciri hipotesis yang baik. Dinukil dari
eurekapenelitian.com, hipotesis yang baik adalah:
Setelah mengetahui ciri hipotesis yang baik, kamu harus paham bagaimana cara merumuskan atau
cara membuat hipotesis. Untuk membuat hipotesis, seorang peneliti harus menggali banyak sumber
informasi. Jadi, peneliti haru punya informasi yang banyak mengenai masalah yang akan
dipecahkan. Caranya dengan membaca banyak sumber literatur.
Kedua, peneliti harus mampu membaca keterangan atau informasi yang didapatkan. tak hanya itu,
penelitian harus mampu menemukan benang merah antara satu informasi dengan informasi lainnya.
Ketiga, peneliti harus punya kemampuan untuk menghubungkan setiap fenomena yang ditemukan
dan menyesuaikannya dengan teori.
Sumber informasi yang bisa dirujuk oleh peneliti untuk merumuskan hipotesis diantaranya:
1. Ilmu pengetahuan mendalam yang berkaitan dengan masalah atau fenomena yang diteliti
2. Wawasan mendalam
3. Bacaan literatur yang valid
4. Pengalaman individu
5. Data empiris
6. Analogi atau kesamaan. Bisa juga menggunakan imajinasi atas masalah atau fenomena yang hendak
diteliti
4. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian harus lebih spesifik. Di dalam rancangan penelitian peneliti harus benar-benar
tahu apa tujuan melakukan penelitian, bahan dan alat yang perlu dipersiapkan, serta data penting juga
harus dipersiapkan segala sesuatunya.
Di dalam rancangan penelitian ada tiga macam variabel yang perlu dikuasai peneliti. Ada yang
namanya variabel manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol.
5. Penelitian di Lapangan
Metode ilmiah secara tidak langsung mewajibkan peneliti untuk melakukan eksperimen, yaitu
dengan menguji hipotesis yang sudah dibuat. Di tahap inilah peneliti mulai melakukan penyusunan,
dan mengumpulkan data secara kajian literatur ataupun bisa dengan menyebarkan angket atau
apapun itu. Di sana ada banyak metode melakukan pengambilan data.
6. Membuat Kesimpulan
Jika semua data sudah terkumpul, dan diolah sedemikian rupa. Langkah selanjutnya adalah
menganalisis data yang terkumpul. Data inilah yang nantinya perlu dibandingkan dengan hipotesis.
Dilihat apakah hipotesis itu benar atau salah.
Jika yang terjadi hasilnya tidak sesuai dan terjadi perubahan pada variabel kontrol, maka penelitian
wajib diulang. Adapan maksud pengulangan penelitian, yaitu untuk memastikan hasil apakah sudah
objektif atau belum.
8. Melaporkan Hasil
Barulah bagian terakhir melaporkan hasil. Saat menyampaikan hasil, peneliti harus menyampaikan
secara sistematis, lengkap dan seobjektif mungkin. Pastikan hasil ditulis secara runtut dari tahap
paling awal hingga tahap paling akhir.
Itulah langkah metode ilmiah. Jika kamu masih ingin mendalami, bisa memperdalam membaca buku
metodologi penelitian. Di sana akan dibahas lebih lengkap tentang tiga variabel, menentukan
hipotesis hingga statistika dalam pengolahan data.