Pesediaan
Penilaian pemakaian persediaan untuk penghitungan HPP hanya boleh
dilakukan dua cara menurut ketentuan perpajakan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008
Pasal 10 ayat (6), yaitu: Metode rata-rata (average), atau metode mendahulukan
persediaan yang didapat pertama (First In First Out atau FIFO). Pemilihan metode
tersebut harus dilakukan secara taat asas, artinya WP memilih salah satu cara
penilaian pemakaian persediaan untuk penghitungan HPP, maka untuk selanjutnya
harus digunakan cara yang sama. Metode rata-rata mudah diterapkan, objektif dan
tidak dapat dimanfaatkan untuk memanipulasi laba. Dalam metode FIFO, perusahaan
juga tidak dapat memanipulasi laba, dan mendekatkan nilai persediaan akhir dengan
biaya berjalan. Tetapi kelemahannya yaitu biaya berjalan tidak dapat ditandingkan
dengan pendapatan berjalan pada laporan laba rugi.
Ketentuan perpajakan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 dalam menghitung
Penghasilan Kena Pajak (PhKP) harus berdasarkan data yang benar dan bukan
berdasarkan penaksiran. Penilaian persediaan akhir tidak boleh dihitung dengan
asumsi seperti menggunakan metode Gross Profit Method dan Retail Inventory
Method, melainkan sesuai dengan penilaian persediaan dengan dasar harga perolehan
melalui metode average atau metode FIFO.
Contoh:
Pada tanggal 3 Maret 2012 PT Bintang membeli 100 unit barang dagang dengan harga
Rp 5.000.000 (harga belum termasuk PPN) secara tunai. PT Bintang telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) sejak 31 Januari 2005. Pembukuan atas
persediaan dilakukan dengan sistem perpetual.
Jurnal untuk transaksi tersebut adalah:
Tanggal
03-Mar-12
Keterangan
Persediaan barang dagang
Pajak masukan
Kas/Bank
Debit
5.000.000
500.000
-
Kredit
5.500.000
Pada tanggal 31 Maret 2012, PT Bintang menjual 30 unit barang dagang secara tunai
dengan harga jual per masing-masing unit sebesar Rp 70.000 (belum termasuk PPN).
Jurnal untuk transaksi tersebut adalah:
Tanggal
03-Mar-12
Keterangan
Kas/Bank
Pajak keluaran
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang dagang
(Rp 50.000 x 30 unit)
Debit
2.310.000
1.500.000
-
Kredit
210.000
2.100.000
1.500.000
Apabila PT Bintang belum dikukuhkan sebagai PTKP maka untuk jurnal pada saat
pembelian barang dagang sebagai berikut:
Tanggal
03-Mar-12
Keterangan
Persediaan barang dagang
Kas/Bank
Debit
5.500.000
-
Kredit
5.500.000
Keterangan
Kas/Bank
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang dagang
(Rp 55.000 x 30 unit)
Debit
2.310.000
1.650.000
-
Kredit
2.100.000
1.650.000
E.
Keterangan
Beban dibayar dimuka
Kas/Bank
Debit
24.000.000
-
Kredit
24.000.000
Pada tanggal 31 Desember 2011 dilakukan penyesuaian atas beban dibayar dimuka
yang telah berjalan 1 bulan. Jurnal penyesuaian untuk tanggal 31 Desember 2011
adalah sebagai berikut.
Tanggal
31-Des-2011
Keterangan
Beban
Beban dibayar dimuka
Debit
1.000.000
-
Kredit
1.000.000
Ayat jurnal penutup untuk menutup perkiraan beban ke ikhtisar laba rugi.
Tanggal
31-Des-2011
Keterangan
Ikhtisar laba rugi
Beban
Debit
1.000.000
-
Kredit
Debit
1.000.000
Kredit
1.000.000
Keterangan
Tidak ada jurnal
Keterangan
Beban
Kas/Bank
Debit
24.000.000
-
Kredit
24.000.000
Pada tanggal 31 Desember 2011 dilakukan penyesuaian atas beban dibayar dimuka
yang telah berjalan 1 bulan. Jurnal penyesuaian untuk tanggal 31 Desember 2011
adalah sebagai berikut.
Tanggal
01-Des-2011
Keterangan
Beban dibayar dimuka
Beban
Debit
23.000.000
-
Kredit
23.000.000
Ayat jurnal penutup untuk menutup perkiraan beban ke ikhtisar laba rugi.
Tanggal
31-Des-2011
Keterangan
Ikhtisar laba rugi
Beban
Debit
1.000.000
-
Kredit
Debit
23.000.000
-
Kredit
1.000.000
Keterangan
Beban dibayar dimuka
Beban
23.000.000
Keterangan
Asuransi dibayar dimuka
Kas/Bank
Debit
12.000.000
-
Kredit
12.000.000
Pada tanggal 1 April 2008 PT Cici menyewa bus kepada PT Dion untuk jangka waktu
6 bulan. Biaya sewa per bulannya adalah Rp 10.000.000. PT Cici dan PT Dion adalah
Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Keterangan
Sewa dibayar dimuka
PPN Masukan
Utang PPh 23
Kas/Bank
Debit
60.000.000
6.000.000
-
Kredit
900.000
65.100.000
Keterangan
Kas/Bank
PPh 23 dibayar dimuka
PPN Keluaran
Pendapatan sewa
Debit
65.100.000
900.000
-
Kredit
6.000.000
60.000.000
Tanggal
27 Juni 2012
Keterangan
Persediaan semen
Pajak masukan
PPh 22 dibayar dimuka
Kas/Bank
Debit
500.000.000
50.000.000
1.250.000
-
Kredit
551.250.000
Keterangan
Kas/Bank
Pajak Keluaran
Utang PPh 22
Penjualan
Debit
551.250.000
-
Kredit
50.000.000
1.250.000
500.000.000
Pajak Penghasilan 23
Contoh:
Pada tanggal 22 Desember 2011 PT Edson membayar dividen kepada PT Diestri salah
satu pemegang sahamnya senilai Rp 100.000.000 (10%). Atas pembayaran dividen
tersebut PT Edson memotong PPh 23 sebesar 15%, dengan memberikan Bukti
Pemotongan PPh 23 pada PT Diestri. Penghasilan yang diterima oleh PT Diestri
adalah sebesar Rp 85.000.000 sedangkan PPh 23 yang dipotong sebesar Rp
15.000.000 oleh PT Edson.
Transaski tersebut dicatat oleh PT Diestri:
Tanggal
22 Des 2011
Keterangan
Kas/Bank
PPh 23 dibayar dimuka
Pendapatan lain-lain
Debit
85.000.000
15.000.000
-
Kredit
100.000.000
Keterangan
Dividen
Utang PPh 23
Kas/Bank
Debit
100.000.000
-
Kredit
15.000.000
85.000.000
PT Edson paling lambat tanggal 10 Januari 2012 melakukan penyetoran PPh 23 yang
telah dipotong dari PT Diestri dengan menggunakan SP. Kemudian paling lambat
pada tanggal 20 Januari 2012 PT Diestri wajib melaporkan ke KPP menggunakan SPT
masa PPh Pasal 23/26.