Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

KODE ETIK PROFESI KESEHATAN

DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD HERMANSYAH
NIM : 1316321009

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS QOMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU (UNIQHBA)
TAHUN 2022
TUGAS INDIVIDU : KODE ETIK PROFESI KESEHATAN
DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. H.M. GALANG ASMARA, SH., M.Hum

1. PROFESI PERAWAT
Berikut ini adalah Kode Etik dari profesi perawat :
A. Perawat dan Klien
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama
yang dianut serta kedudukan social.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
B. Perawat dan Praktik
5. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui
belajar terus menerus.
6. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
7. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
8. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalu menunjukkan perilaku professional.
C. Perawat dan Masyarakat
9. Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai
dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan
masyarakat.
10. Perawat dan Teman Sejawat
11. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.
12. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.
D. Perawat dan Profesi
13. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
14. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.
15. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu
tinggi.

2. PROFESI DOKTER
Berikut adalah Kode Etik Kedokteran yang terdiri dari beberapa pasal, antara lain:
A. KEWAJIBAN UMUM
1. Pasal 1 Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
Sumpah Dokter.
2. Pasal 2 Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya
sesuai dengan standard profesi yang tertinggi.
3. Pasal 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian profesi.
4. Pasal 4 Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji
diri.
5. Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis
maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah
memperoleh persetujuan pasien.
6. Pasal 6 Setiap dokter harus senantiasa berhati hati dalam mengumumkan dan
menerapkan setiap penemuan tehnik atau pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya dan hal hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
7. Pasal 7 Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah
diperiksa sendiri kebenarannya.
8. Pasal 7a Seorang dokter harus, dalam setiappraktek medisnya, memberikan
pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,
disertai rasa kasih sayang ( compassion ) dan penghormatan atas martabat
manusia.
9. Pasal 7b Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien
dansejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui
memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan
penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien.
10. Pasal 7c Seorang dokter harus menghormati hak hak pasien, hak hak sejawatnya,
dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.
11. Pasal 7d Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi
hidup mahluk insani.
12. Pasal 8 Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan
kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan
yang menyeluruh ( promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ), baik fisik maupun
psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang
sebenar benarnya.
13. Pasal 9 setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat dibidang kesehatan
dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
B. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
14. Pasal 10 Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu
dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia
wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit
tersebut.
15. Pasal 11 Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar
senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam
beribadat dan atau dalam masalah lainnya.
16. Pasal 12 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
17. Pasal 13 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
C. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
18. Pasal14 Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan.
19. Pasal15 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat,
kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.
D. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI
20. Pasal16 Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja
dengan baik.
21. Pasal17 Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi kedokteran/kesehatan.

3. PROFESI BIDAN
Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab yang dapat dibedakan menjadi tujuh bagian,
yaitu :
A. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP KLIEN DAN MASYRAKAT (6 BUTIR)
1. Setiap bidan senantiasa menjujung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumapah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung ringgi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memlihara citra  bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada. Peran,
tugas, dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyrakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
kliery menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku
dimasyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
B. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP TUGASNYA (3 BUTIR)
7. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga
dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
8. Setiap berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam
mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi
dan atau rujukan.
9. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan dengan kepentingan klien.
C. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP SEJAWAT DAN TENAGA KESEHATAN (2 BUTIR)
10. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang sesuai.
11. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
D. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PROFESINYA (3 BUTIR)
12. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang
bermutu kepada masyarakat.
13. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri danKebidanan
Komunitasmeningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
14. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang iapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
E. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP DIRI SENDIRI (2 BUTIR)
15. Setiap bidan harus memeiihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
16. Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
F. KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PEMERINTAH, NUSA BANGSA DAN TANAH AIR
(2 BUTIR)
17. Setiap bidan dalam menjarankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pembrintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga.
18. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya
kepada pemeriniah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan K AI /KB dan kesehatan keluarga.
G. PENUTUP (1 BUTIR)
19. Sesuai dengan kewenangan dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi bidan,
kode etik merupakan pedoman dalam tata cara keselarasan dalam pelaksanaan
pelayanan kebidanan profesional.

4. PROFESI DOKTER GIGI


Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia
A. KEWAJIBAN UMUM
1. Pasal 1 Dokter Gigi di Indonesia wajib menghayati, mentaati dan mengamalkan
Sumpah / Janji Dokter Gigi Indonesia dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia
2. Pasal 2 Dokter Gigi di Indonesia wajib menjunjung tinggi norma-norma kehidupan
yang luhur dalam menjalankan profesinya.
3. Pasal 3 Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh
dipengaruhi oleh pertimbangan untuk mencari keuntungan pribadi
4. Pasal 4 Dokter Gigi di Indonesia harus memberi kesan dan keterangan atau
pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Pasal 5 Dokter Gigi di Indonesia tidak diperkenankan menjaring pasien secara
pribadi, melalui pasien atau agen.
6. Pasal 6 Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kehormatan, kesusilaan, integritas
dan martabat profesi dokter gigi.
7. Pasal 7 Dokter Gigi di Indonesia berkewajiban untuk mencegah terjadinya infeksi
silang yang membahayakan pasien, staf dan masyarakat.
8. Pasal 8 Dokter Gigi di Indonesia wajib menjalin kerja sama yang baik dengan
tenaga kesehatan lainnya.
9. Pasal 9 Dokter Gigi di Indonesia dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, wajib bertindak sebagai motivator, pendidik dan pemberi pelayanan
kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif).
10. Pasal 10 Dokter gigi di Indonesia wajib membuat hasil dan manfaat dari
penelitiannya berguna dalam menjaga dan meningkatkan kemajuan profesi
kedokteran gigi.
11. Pasal 11 Dokter gigi di Indonesia wajib peduli dengan tanda-tanda pelecehan dan
pengabaian dalam praktek kedokteran gigi serta melaporkan dugaan kasus tersebut
ke pihak berwenang sesuai peraturan hukum yang berlaku.
12. Pasal 12 Dokter gigi di Indonesia, bila menjadi saksi ahli, harus memberikan
kesaksian yang dapat mendukung proses keadilan.
B. KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP PASIEN
13. Pasal 13 Dokter Gigi di Indonesia wajib menghormati hak pasien untuk menentukan
pilihan perawatan dan rahasianya.
14. Pasal 14 Dokter Gigi di Indonesia wajib melindungi pasien dari kerugian.
15. Pasal 15 Dokter Gigi di Indonesia wajib mengutamakan kepentingan pasien.
16. Pasal 16 Dokter gigi di Indonesia wajib memperlakukan pasien secara adil.
17. Pasal 17 Dokter Gigi di Indonesia wajib menyimpan, menjaga dan merahasiakan
Rekam Medik Pasien.
18. Pasal 18 Dokter gigi di Indonesia wajib menjaga segala data dan informasi tentang
kesehatan pasien yang diperoleh pada waktu menjalankan pekerjaan atau
profesinya, bahkan setelah pasien meninggal dunia.
19. Pasal 19 Dokter Gigi di Indonesia wajib membuat, menyimpan, menjaga dan
merahasiakan rekam medik Pasien.
20. Pasal 20 Dokter Gigi di Indonesia wajib memberikan pelayanan kedaruratan bagi
pasien.
21. Pasal 21 Dokter gigi di Indonesia wajibmelakukankonsul dan rujukan kepada dokter
gigi spesialis atau profesional lainnya yang memiliki kompetensi lebih tinggi.
22. Pasal 22 Dokter gigi wajib melindungi kesehatan pasien yang tugasnya
didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang kompeten.
C. KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP TEMAN SEJAWAT
23. Pasal 23 Dokter Gigi di Indonesia harus memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
24. Pasal 24 Dokter Gigi di Indonesia apabila mengetahui pasien sedang dirawat dokter
gigi lain tidak dibenarkan mengambil alih pasien tersebut tanpa persetujuan dokter
gigi lain tersebut kecuali pasien menyatakan pilihan lain.
25. Pasal 25 Dokter Gigi di Indonesia, dapat menolong pasien yang dalam keadaan
darurat dan sedang dirawat oleh dokter gigi lain , selanjutnya pasien harus
dikembalikan kepada Dokter Gigi semula, kecuali kalau pasien menyatakan pilihan
lain.
26. Pasal 26 Dokter Gigi di Indonesia apabila berhalangan melaksanakan praktik, harus
membuat pemberitahuan atau menunjuk pengganti sesuai dengan aturan yang
berlaku.
27. Pasal 26 Dokter Gigi di Indonesia seyogianya memberi nasihat kepada teman
sejawat yang diketahui berpraktik di bawah pengaruh alkohol atau obat terlarang.
Apabila dianggap perlu dapat melaporkannya kepada Organisasi Profesi.
D. KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP DIRI SENDIRI
28. Dokter Gigi di Indonesia wajib mempertahankan dan meningkatkan martabat
dirinya.
29. Dokter Gigi di Indonesia wajib mengikuti secara aktif perkembangan etika, ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran gigi, baik secara
mandiri maupun yang diselenggarakan oleh Organisasi Profesi.
30. Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan
pelatihan kedokteran gigi tanpa izin dari Organisasi Profesi.
31. Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kesehatannya supaya dapat bekerja dengan
optimal.
5. PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
A. KEWAJIBAN UMUM
1. Pasal 1 Setiap profesi kesehatan masyarakat harus menjujung tinggi, menghayati
dan mengamalkan etika profesi kesehatan masyarakat.
2. Pasal 2 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya profesi kesehatan masyarakat
lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
3. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas dalam fungsinya, hendaknya menggunakan
prinsip efektifitas–efisiensi dan mengutamakan penggunaan teknologi tepat guna.
4. Pasal 4 Dalam melakukan tugas dan fungsinya, tidak boleh membeda-bedakan
masyarakat atas pertimbangan pertimbangan agama, suku, golongan sosial-politik
dan sebagainya.
5. Pasal 5 Dalam melakukan fungsi dan tugasnya hanya melaksanakan profesi atau
keahliannya.
B. KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
6. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, selalu berorientasi kepada
masyarakat sebagai satu kesatuan yang tidak terlepas dari aspek sosial, ekonomi,
politik, psikologis dan budaya.
7. Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus mengutamakan pembinaan
kesehatan yang menyangkut orang banyak.
8. Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus mengutamakan
pemerataan dan keadilan.
9. Pasal 9 Dalam pembinaan kesehatan masyarakat harus menggunakan pendekatan
menyeluruh, multidisiplin dan lintas sektoral serta mementingkan usaha-usaha
promotif, preventif, protektif dan pembinaan kesehatan.
10. Pasal 10 Upaya pembinaan kesehatan masyarakat hendaknya didasarkan kepada
fakta-fakta ilmiah yang diperoleh dari kajian-kajian atau penelitian.
11. Pasal 11 Dalam pembinaan kesehatan masyarakat, hendaknya mendasarkan kepada
prosedur dan langkah-langkah yang profesional yang telah diuji melalui kajian-kajian
ilmiah.
12. Pasal 12 Dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus bertanggung jawab dalam
melindungi, memelihara dan meningkatkan kesehatan penduduk.
13. Pasal 13 Dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus berdasarkan antisipasi ke
depan, baik yang menyangkut masalah kesehatan maupun masalah lain yang
berhubungan atau mempengaruhi kesehatan penduduk.
C. KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI KESEHATAN LAIN DAN PROFESI DI LUAR
BIDANG KESEHATAN
14. Pasal 14 Dalam melakukan tugas dan fungsinya, harus bekerjasama dalam saling
menghormati dengan anggota profesi lain, tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan-
pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan dan sebagainya.
15. Pasal 15 Dalam melakukan tugas dan fungsinya bersama-sama dengan profesi lain,
hendaknya berpegang pada prinsip-prinsip: kemitraan, kepemimpinan, pengambilan
prakarsa dan kepeloporan
D. KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI
16. Pasal 16 Ahli kesehatan masyarakat hendaknya bersikap proaktif dan tidak
menunggu dalam mengatasi masalah.
17. Pasal 17 Ahli kesehatan masyarakat hendaknya senantiasa memelihara dan
meningkatkan profesi kesehatan masyarakat.
18. Pasal 18 Ahli kesehatan masyarakat hendaknya senantiasa berkomunikasi, membagi
pengalaman dan saling membantu di antara anggota profesi kesehatan masyarakat.
E. KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
19. Pasal 19 Profesi kesehatan masyarakat harus memelihara kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
20. Pasal 20 Ahli kesehatan masyarakat senantiasa berusaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
21. Pasal 21 Setiap anggota profesi kesehatan masyarakat dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari harus berusaha dengan sungguh-sungguh memegang teguh
kode etik kesehatan masyarakat Indonesia ini.

Anda mungkin juga menyukai