Anda di halaman 1dari 6

Macam Macam Jenis Profesi Dan Kode Etiknya

1. Engineer / Insinyur

Insinyur adalah seseorang yang bekerja membantu pelakasana pengembangan solusi ekonomi dan
keamanan untuk masalah-masalah praktis, dengan menerapkan matematika, ilmu pengetahuan dan
kecerdikan sambil mempertimbangkan kendala teknis.

kode etik seorang insinyur yang professional yaitu:


a. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
Masyarakat.
b. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya.
c. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan.
d. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam
tanggung jawab tugasnya.
e. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-
masing.

2. Dokter

Secara operasional, definisi “Dokter” adalah seorang tenaga kesehatan (dokter) yang menjadi tempat
kontak pertama pasien dengan dokternya untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang
dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin, sedini dan
sedapat mungkin, secara menyeluruh, paripurna, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi
dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan
efisien serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral. Layanan yang
diselenggarakannya adalah sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama
pendidikan kedokteran.
Etika profesi seorang dokter yaitu:
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
serta kebutuhan medis pasien;
b. Merujuk pasien ke dokter atau dokter lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih
baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia;
d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain
yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.

3. Advokat/Penasehat Hukum

Seorang advokat adalah seseorang yang berbicara atas nama orang lain, terutama dalam konteks
hukum. Tersirat dalam konsep ini adalah gagasan bahwa diwakili kekurangan pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, atau berdiri untuk berbicara sendiri.
Etika Profesi (Advokat/Penasehat Hukum) :
a. Advokat/Penasehat Hukum dalam melakukan pekerjaannya wajib untuk selalu menjunjung
tinggi hukum, kebenaran dan keadilan.
b. Advokat/Penasehat Hukum harus bersedia memberi nasehat dan bantuan hukum kepada setiap
orang yang memerlukannya tanpa membeda-bedakan kepercayaan, agama, suku, jenis kelamin,
keturunan, kedudukan sosial dan keyakinan politiknya.
c. Advokat/Penasehat Hukum dalam melakukan perkerjaannya tidak semata-mata mencari imbalan
materiil, tetapi diutamakan bertujuan untuk menegakkan hukum, keadilan, dan kebenaran
dengan cara yang jujur dan bertanggung jawab.
d. Advokat/Penasehat Hukum dalam melakukan pekerjaannya bekerja dengan bebas dan mendiri
tanpa pengaruh atau dipengaruhi oleh siapapun.
e. Advokat/Penasehat Hukum wajib memperjuangkan serta melindungi hak-hak azasi manusia dan
kelestarian lingkungan hidup dalam Negara Hukum Republik Indonesia.
f. Advokat/Penasehat Hukum wajib memiliki sikap setia kawan dalam memegang teguh rasa
solidaritas antara sesama sejawat.
g. Advokat/Penasehat Hukum wajib memberikan bantuan pembelaan hukum kepada sejawat
Advokat/Penasehat Hukum yang disangka atau didakwa dalam suatu perkara pidana oleh yang
berwajib, secara sukarela baik secara pribadi maupun atas penunjukkan/permintaan organisasi
profesi.
h. Advokat/Penasehat Hukum tidak dibenarkan melakukan perkerjaan lain yang dapat merugikan
kebebasan, derajat dan martabat Advokat/Penasehat Hukum dan harus senantiasa menjunjung
tinggi profesi Advokat/Penasehat Hukum sebagai profesi terhormat (officium nobile).
i. Advokat/Penasehat Hukum dalam melakukan tugas pekerjaannya harus bersikap sopan santun
terhadap para pejabat hukum, terhadap sesama sejawat Advokat/ Penasehat Hukum dan
terhadap masyarakat, namun ia wajib mempertahankan hak dan martabat Advokat/Penasehat
Hukum di mimbar manapun.
j. Advokat/Penasehat Hukum berkewajiban membela kepetingan kliennya tanpa rasa takut akan
menghadapi segala kemungkinan resiko yang tidak diharapkan sebagai konsekwensi profesi
baik resiko atas dirinya atau pun orang lain.
k. Seorang Advokat/Penasehat Hukum yang kemudian diangkat untuk menduduki suatu jabatan
Negara (Eksekutif, Legislatif, Judikatif), tidak dibenarkan untuk tetap
dicantumkan/dipergunakan namanya oleh kantor dimana semulanya ia bekerja.

4. Perawat
Berikut ini adalah Kode Etik dari profesi perawat :

a) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
b) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan.
c) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi
kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
d) Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui belajar terus
menerus.
e) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan klien.
f) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
g) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku professional.

5. Dokter Gigi
Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia antara lain :

a) Dokter Gigi di Indonesia wajib menghayati, mentaati dan mengamalkan Sumpah / Janji
Dokter Gigi Indonesia dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia.
b) Dokter Gigi di Indonesia wajib menjunjung tinggi norma-norma kehidupan yang luhur dalam
menjalankan profesinya.
c) Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh dipengaruhi oleh
pertimbangan untuk mencari keuntungan pribadi.
d) Dokter Gigi di Indonesia harus memberi kesan dan keterangan atau pendapat yang dapat
dipertanggungjawabkan.
e) Dokter Gigi di Indonesia tidak diperkenankan menjaring pasien secara pribadi, melalui
pasien atau agen.
f) Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kehormatan, kesusilaan, integritas dan martabat
profesi dokter gigi.
g) Dokter Gigi di Indonesia berkewajiban untuk mencegah terjadinya infeksi silang yang
membahayakan pasien, staf dan masyarakat.
h) Dokter Gigi di Indonesia wajib menjalin kerja sama yang baik dengan tenaga kesehatan
lainnya.
i) Dokter Gigi di Indonesia dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, wajib
bertindak sebagai motivator, pendidik dan pemberi pelayanan kesehatan (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif).

6. Bidan
Secara umum kode etik tersebut berisi dapat dibedakan menjadi enam bagian, yaitu :

a) Kewajiban bidan terhadap klien dan masyrakat antara lain:


 Setiap bidan senantiasa menjujung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumapah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung ringgi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memlihara citra bidan.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada. Peran, tugas,
dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyrakat.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan kliery
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien,
keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
 Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.
b) Kewajiban bidan terhadap tugasnya antara lain:
 Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.
 Setiap berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil
keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau
rujukan.
 Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien.
c) Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan antara lain
 Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang sesuai.
 Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
d) Kewajiban bidan terhadap profesinya antara lain:
 Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
 Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan Kebidanan Komunitas
meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
 Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya
yang iapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
e) Kewajiban bidan terhadap diri sendiri antara lain:
 Setiap bidan harus memeiihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik.
 Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
f) Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air antara lain:
 Setiap bidan dalam menjarankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pembrintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB
dan kesehatan keluarga.
 Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya
kepada pemeriniah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KI A/KB dan kesehatan keluarga.
7. Wartawan/Jurnalistik
Berikut adalah kode etik jurnalistik yang harus ditaati oleh para wartawan Indonesia antara lain :

a. Wartawan Indonesia beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila,
taat kepada undang-undang Dasar Negara RI, kesatria, menjunjung harkat, martabat manusia
dan lingkungannya, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan negara serta terpercaya dalam
mengembang profesinya.
b. Wartawan Indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana mempertimbangkan
patut tidaknya menyiarkan karya jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang
dapat membahayakan keselamatan dan keamanan negara, persatuan dan kesatuan bangsa,
menyinggung perasaan agama, kepercayaan atau keyakinan suatu golongan yang dilindungi
oleh undang-undang.
c. Waratawan Indonesia pantang menyiarkan karya jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan
gambar) yang menyesatkan memutar balik fakta, bersifat fitnah, cabul serta sensional.
d. Wartawan Indonesia menolak imbalan yang dapat mempengaruhi obyektivitas pemberitaan

CARA PEMBERITAAN DAN MENYATAKAN PENDAPAT antara lain :

a. Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan
dari kecepatan serta tidak mencampur adukkan fakta dan opini sendiri. Karya jurnalistik berisi
interprestasi dan opini wartawan, agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya.
b. Wartawan Indonesia menghormati dan menjunjung tinggi kehidupan pribadi dengan tidak
menyiarkan karya jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang merugikan nama baik
seseorang, kecuali menyangkut kepentingan umum.
c. Wartawan Indonesia dalam memberitakan peristiwa yang diduga menyangkut pelanggaran
hukum atau proses peradilan harus menghoramti asas praduga tak bersalah, prinsip adil, jujur,
dan penyajian yang berimbang.
d. wartawan Indonesia dalam memberitakan kejahatan susila (asusila) tidak merugikan pihak
korban.

SUMBER BERITA

a. Wartawan Inonesia menempuh cara yang sopan dan terhormat untuk memperoleh bahan karya
jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar)dan selalu menyatakan identitas kepada sumber
berita.
b. Wartawan Indonesia dengan kesadaran sendiri secepatnya mencabut atau meralat setiap
oemberitaan yang kemudian ternyata tidak akurat, dan memberi kesempatan hak jawab secara
proporsional kepada sumber atau obyek berita.
c. Wartawan Indonesia meneliti kebenaran bahan berita dan memperhatikan kredibilitas serta
kompetensi sumber berita.
d. Wartawan Indonesia tidak melakukan tindakan plagiat, tidak mengutip karya jurnalistik tanpa
menyebut sumbernya.
e. Wartawan Indonesian harus menyebut sumber berita, kecuali atas permintaan yang bersangkutan
untuk tidak disebut nama dan identitasnya sepanjang menyangkut fakta dan data bukan
opini.Apabila nama dan identitas sumber berita tidak disebutkan, segala tanggung jawab ada pada
wartawan yang bersangkutan.
f. Wartawan Indonesia menghormati ketentuan embargo, bahan latar belakang, dan tidak
menyiarkan informasi yang oleh sumber berita tidak dimaksudkan sebagai bahan berita serta
tidak menyiarkan keterangan "off the record"
KEKUATAN KODE ETIK JURNALISTIK antara lain :

a. Wartawan Indonesia harus dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik
Jurnalistik PWI (KEJ-PWI) dalam melaksanakan profesinya.
b. Wartawan Indonesia menyadari sepenuhnya bahawa penataan Kode etik Jurnalistik ini terutama
berada pada hati nurani masing-masing.
c. Wartawan Indonesia mengakui bahwa pengawasan dan penetapan sanksi atas pelanggaran Kode
Etik Jurnalistik ini adalah sepenuhnya hak organisasi dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
dan dilaksanakan oleh Dewan Kehormatan PWI.Tidak satu pihakpun di luar PWI yang dapat
mengambil tindakan terhadap wartawan Indonesia dan atau medianya berdasarkan pasal-pasal
dalam Kode Etik Jurnalistik ini.

8. Arsitek
Ikatan Arsitek Indonesia dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab merumuskan Kode Etik
Arsitek sebagai berikut :

a. Dalam menunaikan tugas profesional yang dipercayakan kepadanya, seorang arsitek


bertanggung kepada diri sendiri dan mitra kerja, profesi dan ilmu pengetahuan, masyarakat
dan umat manusia serta bangsa dan negara, sebagai pengabdian kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Dalam menunaikan tugas, seorang arsitek membaktikan seluruh kemampuan, ketrampilan,
pengetahuan dan perasaan yang dimilikinya di dalam proses pembangunan demi
kesejahteraan umat manusia lahir dan bathin, dengan tetap menjaga kemandirian berpikir dan
kebebasan bersikap.
c. Seorang arsitek harus menempatkan diri, menata pikiran dan hasil karyanya, bukan sebagai
tujuan melainkan sarana yang digunakan secara maksimal dalam mencapai tujuan
kemanusiaan dengan berupaya hemat sumber daya serta menghindar dampak negatif.
d. Atas dasar kepercayaan atas keutuhan integritas, keahlian, kujujuran, kearifan dan rasa sosial
yang dilimpahkan kepadanya, maka seorang arsitek mendahulukan tanggung jawab dan
kewajiban dari pada hak dan kepentingan diri sendiri.
e. Tanpa mengurangi hak dan kepentingan pemberi tugas, seorang arsitek berusaha memahami
dan memperjuangkan kepentingan umat manusia dan masyarakat pemakai, sekalipun pihak
ini bukan pemberi imbalan jasa secara langsung.
f. Arsitek sebagai budayawan harus berupaya mengangkat nilai-nilai sosial budaya melalui
karyanya dan tidak semata-mata menggunakan pendekatan teknis.
g. Pada tahap manapun dalam proses pembangunan, arsitek harus menunaikan tugasnya secara
bijak dan konsisten

Anda mungkin juga menyukai