Anda di halaman 1dari 21

ETIKA DAN KODE ETIK BIDAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Bidan
Adalah Seorang perempuan lulus pendidikan bidan memiliki kompetensi dan kualifikasi
untuk diregister, sertifikasi, mendapatkan lisensi untuk menjalankan praktek kebidanan
Tenaga professional Mitra perempuan untuk memberi dukungan, nasehat selama masa
kehamilan, persalinan, nifas bayi, kesehatan seksual, reproduksi dan asuhan pada anak.
Bidan Dan Subyek Pelayanan

 Remaja
 Pranikah
 Antenatal
 Intranatal (bbl)
 Postnatal
 Masa interval (kb)
 Lansia

Komunitas

 Pemberdayaan perempuan (menjadi anggota masyarakat)


 Bersama masyarakat membangun Posyandu
 Pelayanan Kesehatan
 Pendidikan kesehatan (RT,RW, Kelurahan, pendidikan formal)

Keluarga (persalinan dirumah dan home care)

 Pembinaan keluarga
 Pendidikan kesehatan
 Pelayanan kesehatan

Ciri-ciri Profesi
 Profesi menentukan sendiri standar pendidikan mereka
 Pendidikan profesi meliputi pula pengalaman sosialisasi secara dewasa (adult
socialization experience) yang lebih lanjut daripada pendidikan okupasi umumnya.
 Praktek profesi secara legal diatur melalui perijinan
 Badan penilai pemberi ijin tersebut beranggotakan orang-orang dari kelompok profesi
itu sendiri
 Sebagian besar pengaturan hukum yang berkenaan dengan atau mengenai profesi
disusun oleh kelompok profesi yang bersangkutan
 Pekerjaan profesi selain memberikan penghasilan dalam bentuk uang, prestise dan
wewenang, tetapi juga memerlukan orang yang berintegrasi tinggi.
 Pelaku praktek profesi secara relatif tidak dapat dikontrol atau dinilai oleh orang
awam.
Bidan dan Kewenangannya
Bidan dalam menjalankan praktek berwenang memberikan pelayanan:
 Kesehatan ibu
 Kesehatan anak
 Kesehatan reproduksi perempuan dan KB
(Permenkes RI no. 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktek
bidan)
Norma dan Etika
Norma adalah Patokan/ukuran/pedoman untuk berperilaku bagi seseorang. Jenis norma :
1. Norma kepercayaan
 Norma pribadi
 Mengatur hubungan seseorang dengan Tuhannya untuk kesucian hidup pribadi
2. Norma kesusilaan
 Norma pribadi
 Mengatur norma pribadi seseorang untuk kemurnian/integritas hidup pribadi
3. Norma kesopanan
 Norma antar pribadi
 Mengatur norma pribadi seseorang untuk kemurnian/integritas hidup pribadi
4. Norma hukum
 Norma antar pribadi
 Mengatur hubungan antara seseorang dan orang lainnya dan masyarakatnya
untuk kedamaian hidup Bersama sanksi dapat dipaksakan negara.
5. Norma profesi
 Norma umum
 Kekhususan norma umum
 Berkaitan dengan norma umum
 Norma yang independent

Norma-norma
1. Aspek hidup pribadi
 Norma kepercayaan untuk mencapai kesucian hidup pribadi
 Norma kesusilaan untuk kebaikan hidup pribadi dan ahlak
2. Aspek hidup antar pribadi
 Norma sopan-santun dengan tujuan: Pleasant living together
 Norma hukum dengan tujuan: Peaceful living together
Etika
Etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari moralitas. Struktur etika profesi :
- Norma umum
- Norma khusus dari norma umum
- Berkaitan dengan norma umum
- Norma independent
Pendekatan Etika Profesi
 Menjalankan profesinya secara bertanggung jawab
 Hormat terhadap hak-hak orang lain
 Mementingkan masyarakat yang dibantu
 Mengabdi pada tuntutan umum profesi
Kode etik profesi
Suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntunan bagi
anggotannya untuk melaksanakan praktek kebidanan baik yang berhubungan dengan pasien,
keluarga atau masyarakat, teman sejawat atau nakes lain, profesinya, diri sendiri, pemerintah,
nusa dan bangsa. Tujuan kode etik :
 Alat kohesi
 Alat disiplin bagi anggota
 Pedoman bagi anggota
 Dokumen publik
Kode etik bidan
1. Deskripsi Kode Etik Bidan Indonesia
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal
dan kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal
dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan kenyataan komprehensif suatu
profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian
profesi.
2. Kode etik bidan Indonesia
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
 Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada
peran, tugas, dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut
oleh klien.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang
sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.
 Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
 Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan pripurna kepada klien,
keluarga, dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
 Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan
kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan
konsultasi atau rujukan.
 Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/
atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan
atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
 Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
 Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya
 Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat
 Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
 Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra
profesinya.
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
 Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan
tugas profesinya dengan baik
 Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayanan kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan
kesehatan keluarga .
 Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan
jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga.
Hubungan Profesional Bidan Dan Pasien
 Autonomy = menghormati hak pasien
 Beneficence = berorientasi pada kebaikan pasien
 Non maleficence = tidak mencelakakan / memperburuk keadaan pasien
 Justice = tidak membedakan
 Veracity = kebenaran
 Fidelity = kesetian
 Confidentially = menjaga kerahasian
Hubungan dalam pelayanan kebidanan = bidan dan pasien saling percaya keahlian dan
kewenangan standard profesi.
Hubungan Bidan – Pasien
1. Peternalistik
a. Sukarela
b. Kepercayaan
2. Kontrak kerja
a. Tidak menjanjikan hasil
b. Upaya yang terbaik
c. Tidak seimbang
d. Harus diatur dengan peraturan
3. Partnership
a. Sebagai partner dalam pelayanan
b. Ada timbal balik (hak dan kewajiban)
4. Hubungan hukum
a. Akibat perundang-undangan
b. Upaya standard teringgi
ETIKA MORAL DAN NILAI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
Ciri-Ciri Profesional
1.Menurut Joni (1980)
a. Menguasai visi yang ,elandasi kertarmpilan
b. Mempunyai wawasan filosofi
c. mempunyai pertimbangan professional
d. Memiliki sifat yang positif serta mengembangkan mutu kerja
2. Menurut Good
a. Memerlukan persiapan dan pendidikan khusus bagi pelaku
b. Memiliki kecakapan profesional sesuai persyaratan yang telah dibakukan (organisasi
profesi, pemerintah)
c. Mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah
3. Menurut Scein
a. terikat dengan pekerjaan seumur hidup
b. Mempunyai motivasi yang kuat dan komitmen seumur hidup
c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus
d. Mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan apliksai prinsip-prinsip dan teori
e. Berorientasi pada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan klien
f. Pelyanan yang diberikan kepada klien berdasarkan kebutuhan obyektif klien
g. Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien, mempunyai otonomi dalam
memeprtahankan tindakannya
h. Membentuk perkumpulan profesi peraturan untuk profesi
i. Mempunyai kekuatan status dalam bidang keahliannya, pengetahuan mereka
dianggap khusus
j. Tidak diperbolehkan mengadakan advertensi klien
Prilaku etis professional
Dalam membantu memecahkan masalah klien, bidan menggunakan dua pendekatan dalam
asuhan kebidanan :
1. Pendekatan berdasarkan prinsip
Menurut Childress ada 4 pendekatan prinsip :
a. Tindakan sebaiknya mengarah sebagai penghargaan terhadap kapasitas
otonomi setiap orang
b. Menghidarkan berbuat suatu kesalahan
c. Dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala
konsekuensinya
d. Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi.
2. Pendekatan berdasarkan asuhan atau pelayanan Care as based or moral obligation
Perspektif asuhan memberi arah how midwife can share their time for sitting together
with patients or collega.
Perspektif asuhan meliputi :
a. Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan
b. Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien as human
c. Mau mendengarkan dan menngolah saran-saran dari orang lain.
d. Mengingat kembali arti tanggung jawab moral yang meliputi kebajikan
(Taylor,1993)
Pendekatan berdasarkan asuhan
Komitmen utama pada asuhan kebidanan is bagaimana advokasi terhadap pasien
dalam memebrikan asuhan. Advasi Adalah kewajiban moral bidan dalammemberikan
asuhan ,bidan perlu. Mengingat hal-hal Sebagai berikut :
1. Loyalitas staf atau kolega adalah memegang teguh komitmen terutama kepada pasien
2. Prioritas utama terhadapo pasien dan keluarganya
3. Bidan peduli terhadap otonomi pasien.
Sikap etis professional bekerja sesuai standar, melaks.advokasi, menjamin keselamatan
pasien, menghormati hak-hak pasien. Unsur Dalam pelayanan professional :
1. Pelayanan yang berlandaskan sikap dan kemampuan profesional
2. Ditujukan untuk kepentingan yang menerima
3. Pelyanan yang diberikan serasi dengan pandangan keyakinan profesi
4. Memberikan perlindungan bagi anggota profesi
Kriteria Perilaku Profesional
1. Bertindak sesuai dengan keahlianya dan didukung oleh pengetahuan dan pengalaman
serta ketrampilan
2. Bermoral tinggi
3. Berlaku jujur
4. Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung science profesi
5. Tidak memberikan janji yang berlebihan
6. Tidak melakukan tindakan yang semata-mata didorong oleh pertimbangan komersil
7. Memegang teguh etika profesi
8. Mengenali batas-batas kemampuan
9. Menyadari ketentuan hukum yang membatasi geraknya
Etika Pelayanan Kebidanan
Pelyanan kebidanan depend on bagaimana struktur sosbud masy termasuk sosek, sosial
demografi. Parameter social demografi dalam Pelayanan kebidanan:
1. Perbaikan status gizi bayi
2. Cakupan pertolonganpersalinan
3. Menurunnya angka kematian bayi
4. Cakupan penanganan kasus beresiko,
5. Meningkatnya cakupan pemeriksaan antenatal
Keadilan dalam pelayanan dimulai dari pemenuhan kebutuhan klien sesuai sumber
daya,Selalu siap melayanai, adanya riset dalam kebid, keterjangkaun tempat pelayanan.
Pely.kebid meliputi aspek biopsikososial spiritual dan kultural.
Bidan yang dibutuhkan masy adalah yang : simpati, semangat melayani, empati,
ikhlas,memberi kepuasan. Bidan juga harus memperhatikan suasanan :aman, nyaman,
privacy, alami dan tepat. Pelyanan yang bermutu is yang memuaskan setiap pemakai jasa
serta penyelanggaraannya sesuai kode etik dan standar pelaya profesi yang telah ditetapkan.
Dimensi kepuasan pasien :
1. Kepuasan mengacu pada penerapan kode etik dan standar pelayanan profesi.
Kepuasan ini mencakup :
a. Hub bidan dengan pasien
b. Kenyamanan pelyn.
c. Kebebasan melakukan pilihan
d. Pengetahuan dan kompetensi bidan
e. Efektifitas Pelayanan
2. Kepuasan mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebid. Pely.
Bermutu semua persyaratan dapat memauskan pasien. Ukuran pely. Kebid yang
bermutu:
a. Ketersediaan pely.kebid
b. Kewajaran pely. Kebid
c. Kesinambungan pely.kebid
d. Penerimaan jasa pely.kebid
e. Ketercapaian pely. Kebid
f. Keterjangkauan pely.kebid
g. Efisiensi pely.kebid
h. Mutu pelya. kebid
Pelaksanaan Etika Dalam Pelay.Kebid
Setiap institusi pelayan memeiliki norma dan budaya unik yang terdiri dari beberapa
prakatisi akan tetapi subyek pelayanan hanya satu. Kewengangan bidan ada dalam
Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 ttng registrasi dan praktik bidan.
1. Etika dalam pelayanan kontrasepsi
Bidan sbg konselor KB hrs memiliki kemampuan teknik konseling,
pengetahuan ttng alat kontrasepsi dan pemakaiannya, indikasi, konta indikasi,
efeksamping. Bidan sebagai konselor hendaknya memiliki pribadi :
a. Minat untuk menolong orang lain
b. Mampu untuk empati
c. Mampu untuk menjadi pendengar yang baik dan aktif
d. Mempunyai daya pengamatan yang tajam
e. Terbuka terhadap pendapat orang lain
f. Mampu mengenali hambatan psikologis, sosial dan hudaya.
Langkah-langkah pelaksanaan konseling :
a. Menciptakan suasana dan hub. Saling percaya
b. Menggali permasalahan
c. Memberikan penjelasan disertai penunjukan alat kontrasepsi
2. Etik dlm penelitian kebid
Prinsip dasar penelitian (Helsinski, 1964);
a. Bermanfaat bagi umat manusia
b. Harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan didasrkan pengetahuan yang cukup
c. Tidak membahayakan obyek penelitian.
d. Tidak merugikan atau menjadi beban baik waktu, materi maupun secara emosi
dan psikologis
e. Harus selalu dibandingkan rasio untung- rugi- resiko
f. Syrat penelitian kebid
Sukarela/voluntery
a. Informed consent
b. Kerahasiaan
c. Privacy
d. Kelompok rawan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penelitian kebidanan
1. Masalah sensitive
2. Keahlian peneliti
3. Pemakaian medical record
ETHICAL ISSUES CONCERNING ULTRASOUND IN PREGNANCY
Profesionla mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan kualitas pelayanan
maternitas yang terbaik dengan selalu meng up-to-date kan issue-issue profesional dan tidak
melaksanakan prosedur tanpa menerima instruksi yang jelas. Salah satu permaslahan terbesar
dengan scanning ultrasound adalah penggunaannya sering diselewengkan (abused), sebab
ultrasound mudah digunakan dan semua unit dapat mengakses dengan mudah serta potensial
untuk tidak menyadari.
Wanita mempunyai hak untuk selalu mendapat informasi sehubungan dengan semua
aspek dari asuhan dan keterampilan berkomunikasi sangatlah penting bagi bidan.
Dalam rangka untuk menyediakan asuhan yang berkualitas diperlukan sumber yang
adequat, tidak hanya alat yang up-to-date, tetapi juga staff yang mempunyai keterampialn
konseling dan mempunyai ilmu tentang technologi terkini yang adequat sehingga mereka
dapat membantu wanita membuat keputusan.
Apapun tujuan penggunaan ultra (diagnosis, screening), dalam penggunaannya harus
membuat pengalaman yang menyenangkan bagi ibu dan keluarganya, tetapi hal ini hanya
bisa terwujud jika menggunakan ethic.
ETHICAL ISSUES IN NEONATAL INTENSIVE CARE
Perawatan intensive terhadap neonatal merupakan cabang dari
keperawatan/kebidanan yang menawarkan penghargaan yang sangat besar kepada orang yang
bekerja pada bidang ini. Melihat bayi yang sangat immature pulang ke rumah dengan ibunya
setelah perawatan beberapa minggu dengan keterampilan yang btinggi, dan melihat bayi
tersebut kembali sebulan kemudian dengan tersenyum dan perkembangan normal membuat
kerja keras kita, kecapaian dan kepanansan terbalaskan (terobati). Merupakan kepuasan juga
bagi kita kalau bisa membantu keluarga malalui nyeri (kepoahitan) dan membantu mereka
melalui kesedihan.
Apa yang membuat praktisi perawatan intensive neonatal bertanya tugas mereka
adalah ketika mereka mendengar bayi didalam rahim mengalami kecacatan atau ketika
mereka diminta untuk memberikan ventilasi kepada bayi yang mengalami kerusakan otak
yang berat tetapi memungkiri kedamaian dan kematian yang terhormat.
Jika bekerja di perawatan intensive care unit, antara bidan dan staf medis dapat
menekankan atmosfir untuk saling percaya dan berdiskusi secara terbuka sehingga banyak
kesulitan etika dapat dikurangi atau dihindari. Formal atau informal dukungan dapat
menyediakan kesempatan untuk berbagi beban. Setiap praktisi butuh untuk mengembangkan
filosofy diri yang berbasis pada kebijakan (wisdom) dan pemahaman atas issue yang terlibat,
sehingga mereka dapat menyediakan servise terbaik kepada bayi dan keluarga yang mereka
rawat.
ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN
Prinsip Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan
Etika berasal dari kata Yunani “ethos” berarti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku
manusia, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berfikir. Menurut Aristotales berarti
ilmu tentang adat kebiasaan. Bahasa latin “mos” artinya moral atau kebiaaan. Kamus umum
Bahasa Indonesia (poerwodarminto 1953) berarti ilmu pengetahuan tentang azas” akhlak dan
moral.
Moral adalah nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok
Dalam Mengatur tingkah lakunya. Apa yang dianggap baik atau buruk dimasyarakat Dalam
kurun waktu tertentu sesuai perubahan norma dan nilai.
Etiket berasal dari Bahasa inggris “etiquette” yang berarti sopan santun. Persamaan
etika dan etiket :
1. Sama-sama menyangkut perilaku manusia
2. Tata cara atau adab soapan santun di masyarakat
3. Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu menyatakan tentang apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

Kode etik adalah norma” yang harus diindahkan oleh Setiap profesi didalam
menjalankan tugas profesinya dan didalam hidup bermasyarakat. Ciri profesi yang
bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan
penget komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota Dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
Hukum berhubungan erat dengan moral, hukum membutuhkan moral. Hukum
tidak Mempunyai arti bila tidak dijiwai oleh moralitas
Etika tidak lepas dari masalah moral dan hukum :
1. Ketiganya berhubungan erat dan saling mempengaruhi
2. Ketiganya merupakan ‘the guardians’ yaitu pengawal/penjaga bagi manusia.
3. Ketiganya Mempunyai tugas dan kewenangan u/ memanusiakan manusia
Etika berkaitan dengan falsafah moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik dan
buruk di masyarakat Dalam kurun waktu tertentu sesuai perubahan nilai, karena nilai atau
norma bisa berubah seiring waktu. Etika dan hukum Mempunyai tujuan yang sama Mengatur
tentramnya hidup dimasyarakat. Pelanggaran hukum hamper tidak selalu mirip pelanggaran
etik, tetapi pelanggaran hukum hamper selalu mirip pelanggaran etik.
Pengenalan etika umum
1. Hati Nurani
 Memberikan penghayatan baik atau buruk tingkah laku kita
 Memerintahkan atau melarang kita melakukan sesuatu
 Ketika kita tidak mengikuti hati Nurani berarti kita mengahncurkan integritas
kepribadian kita dan menghianati martabat Dalam kita
 Berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia punya kesadaran
2. Kebebasan dan tanggung jawab
 Kebebasan bertanggung jawab terdapat Hubungan timbal balik tidak mungkin
kebebasan tanpa tanggung jawab
 Tanggung jawab berarti seseorang harus mampu menjawab, tidak boleh
mengelak bila dimintai penjelasan tentang perbuatannya
 Tanggung jawab meliputi : perbuatan yang telah dilakukan, yang sedang
berlangsung maupun yang akan dilaksanakan
3. Nilai dan norma
 Nilai
Menurut filosof jerman Hang Jones nilai adalah the addressee of a yes yaitu
sesuatu yang ditujukan dengan y akita, sesuatu yang kita iyakan.
 Niali Mempunyai konotasi positif
 Nilai merupakan sesuatu yang baik, menarik, yang dicari, yang
menyenangkan, yang sesuai, yang disuaki dan yang diinginkan.
Norma
Adalah aturan atau kaidah yang dipakai Sebagai tolak ukur menilai sesuatu. Norma
umum meliputi 3 hal yaitu : norma soapn santun/etiket, norma hukum, dan moral. Norma
moral adalah norma yang tertinggi, tidak dapat dilampaui oleh norma yang lain, tetapi
menilai norma-norma lain.
Hak dan kewajiban
Hak merupakan pengakuan yang dibuat oleh orang atau sekelompok orang terhadap
orang atau orang lain. Setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain dan
settiap hak seseorang berkaitan dengan kewajiban orang lain untuk memenuhi hak tersebut.
Kewajiban terdiri dari 2 :
1. Kewajiban sempurna : didasarkan atas Keadilan, selalu terkait dengan hak orang lain
2. Kewajiban tidak sempurna : tidak terkait dengan hak orang lain, tapi bisa didasarkan
atas kemurahan hati dan niat baik.
Sumber etika :

 Nilai-nilai
 Norma
 Sosial budaya
 Religious
 Kebijakan atau policy maker

Fungsi etika adalah memberi arahan bagi perilaku manusia tentang :


1. Apa yang baik dan buruk
2. Apa yang ebnar dan salah
3. Hak dan kewajiban moral
4. Apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan
Hak dan kewajiban bidan dan pasien
Hak dan kewajiban adalah Hubungan timbal balik Dalam kehidupan sosial sehari-
hari. Hak parsi berhubungan dengan individu. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas
Pelayanan yang diterima sedangkan bidan Mempunyai kewajiban untuk pasien. Jadi hak
adalah suatu yang diterima oleh pasien sedangkan kewajiban adalah suatu yang diberikan
oleh bidan (atau sebaliknya).
Hak pasien :

 Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit
atau intitusi yankes.
 Pelayanan yang manusiawi adil dan jujur
 Memperoleh Pelayanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi
 Memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginan nya
 Mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan bayi yang
dilahirkan
 Mendapatkan pendampingan suami selama proses persalinan
 Memilih dokter dan kelas Perawatan sesuai dengan keinginan dan sesuai peraturan
yang berlaku di rs
 Dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan pendapat
etisnya tanpa campur tangan dari luar
 Meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rs tersebut (second opinion)
terhadap Penyakit yang dideritannya sepengetahuan dokter yang merawat
 Meminta atas privasi dan kerahasiaan Penyakit yang diderita termasuk data medisnya
 Mendapat informasi meliputi :
1. Penyakir yang diderita
2. Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
3. Alternatif terapi lainnya
4. Perkiraan biaya pengobatan
 Menyetujui memberikan ijin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
 Menolak tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya
 Didampingi Keluarga Dalam keadaan kritis
 Menjalankan ibadah sesuai agama yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu
pasien lainnya.
 Keamanan dan keselamatan dirinya selama Dalam Perawatan di rs
 Menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual
 Mendapatkan perlindungan hukum atas terjadiinya kasus malpraktek

Kewajiban pasien

 Mentaati segala peraturan dan tata tertib rs


 Mematuhi segala instruksi dokter, bidan atau perawat
 Melunasi semua imbalan atas jasa Pelayanan
 Mematuhi hal-hal yang disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya

Hak bidan

 Mendapat perlindungan hukum Dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya


 Bekerja sesuai dengan standard profesi pd Setiap tingkat yankes
 Menolak keinginan pasien dan keluarganya yang bertentangan dg peraturan
perundanga dan kode etik profesi
 Privasi dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik oleh pasien, Keluarga
maupun profesi lainnya.
 Kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui Pendidikan maupu pelatihan
 Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai
 Mendapat kopensasi dan kesejahteraan yg sesuai
Kewajiban bidan

 Mematuhi peraturan sesuai dengan Hubungan hukum antara bidan denag rs atau
sarana Pelayanan dimana ia bekerja
 Memberikan Pelayanan asuhan kebidanan sesuai standard profesi dengan
menghornati hak-hak pasien
 Merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang memiliki kemampuan dan
keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
 Memberi kesempatan kepada psien untuk didampingi oleh suami atau Keluarga
 Memberi kesempatan pasien untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan
 Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien
 Memberi informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta resiko
yang mungkin timbul
 Meminta persetujuan tertulis (informed concent) atas tindakan yg akan dilakukan
 Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan
 Mengikuti perkembangan iptek dan menambah ilmu pengetahuan melalui Pendidikan
formal maupun nonformal
 Bekerjasama dg profesinlain dan pihak yang terkait secara timbal balik Dalam
memberikan asuhan kebidanan
Kode etik profesi
Kode etik prfesi penting diterapkan, karena semakin meningkatnya tuntutan terhadap
yankes, serta kesadaran hukum masyarakat tentang prinsip dan nilai moral yang terkandung
Dalam Pelayanan professional. Setiap profesi mutlak Mempunyai kode etik. Penetapan kode
etik bidan harus dilakukan Dalam konggres IBI.
Disusun pertama kali pada tahun 1986, dan disahkan Dalam konggres nasional IBI X
th 1988. Juklaknya disahkan Dalam RAKERNAS IBI th 1991. Kode etik bidan Sebagai
pedoman Dalam berperilaku, disusn berdasarkan pada penekanan keselamatan klien.
Kode etik adalah norama-norma yg harus diindahkan oleh Setiap profesi Dalam
melaksanakan tugasnya dan hidup dimasyarakatnya.
Dimensi kode etik :
1. Anggota profesi dan klien/pasien
2. Anggota profesi dan sistem Kesehatan
3. Anggota profesi dan profesi Kesehatan
4. Sesame anggota profesi
Prinsip kode etik :
1. Menghormati otonomi
2. Melakukan tindakan yang benar
3. Mencegah tindakan yang dapat merugiakan
4. Memperlakukan manusia secara adil
5. Menjelskan denga benar
6. Menepati janji yang telah disepakati
7. Menjaga kerahasiaan
Tujuan kode etik
1. Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi
 Image dari masyarakat terhadap profesi dijaga
 Mencegah pihak luar meremehkan atau merendahkan profesi
 Kode etik disebut juga “kode kehormatan”
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota
 Kesejahteraan materiil dan sprituil anggota profesi perlu dijaga
 Dengan menetapkan larangan-larangan yang merugikan kesejahteraan anggota
 Menciptakan peraturan yang Mengatur tingkah laku yang tidak pantas Ketika
anggota berinteraksi dengan sesame profesi
3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
 Kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh
anggota profesi Dalam menjalankan tugasnya.
 Sehingga dg mudaah anggota profesi mengetahui tugas dan tanggung jawab
pengabdian profesinya
4. Meningkatkan mutu profesi
 Kode etik memuat tentang norma serta anjuran agar proofesi selalu
meningkatkan mutu
 Kode etik juga Mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatakan
organisasi profesi
Kode etik bidan (7 bab, 19 butir)
1. Bab 1 : kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
2. Bab 2 : kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
3. Bab 3 : kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga medis lain (2 butir)
4. Bab 4 : kewajiban bidan terhadap profsinya (3 butir)
5. Bab 5 : kewajiban bidan terhadap dirinya sendiiri (2butir)
6. Bab 6 : kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air (2 butir)
7. Bab 7 : penutup (1 butir)
IBI Sebagai organisasi profesi Kesehatan yang menjadi wadah persatuan dan kesatuan
para bidan di Indonesia Menciptakan kode etik bidan Indonesia yang disusun atas dasar
penekanan keselamatan klien diatas kepentingan lainnya. Terwujudnya kode etik ini
merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari Setiap bidan untuk memberikan
yankes secara professional dan Sebagai anggota tim ks, demi tercapainya cita” pembangunan
nasional dibidang kes pada Umumnya dibidang KIA/KB dan Kesehatan Keluarga pada
kusussnya.
Kewajiban terhadap klien dan masyarakat
1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya Dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan Dalam menjalankan tugas profesi menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara cira bidan.
3. Setiap bidan Dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas
dan tanggung jawab sesuai kebutuhan klien, Keluarga dan masyarakat.
4. Setiap bidan Dalam menjalankan tugas mendahulukan kepentingan klie, menghormati
hak klien dan menghormati nilai” yang berlaku dimasyarakat.
5. Setiap bidan Dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, Keluarga dan masyarakay dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
6. Setiap bidan senantiasa Menciptakan suasana yang serasi Dalam Hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
derajat Kesehatan secara optimal.
Kewajiban terhadap tugasnya
1. Setiap bidan senantiasa memberikan Pelayanan paripurna kepada klien, kel, masy
sesuai dengan kemampuan profesi yang dimiliki berdasarkan kebutuhan klien.
2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan Mempunyai kewenangan Dalam
mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi
atau rujukan.
3. Setiap bidan harus Menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan atau dipercaya
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan sehubungan dengan kepentingan
klien.
Kewajiban terhadap sejawat dan tenaga kes. Lainnya
1. Setiap bidan harus menjalani Hubungan dengan teman sejawatnya untuk Menciptakan
suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan Dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kes lainnya
Kewjiban terhadap profesinya
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan Pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan iptek.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta Dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesi.
Kewajiban terhadap dirinya
1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesi
dengan baik.
2. Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan iptek.

Kewajiban terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air


1. Setiap bidan Dalam menjalankan tugasnya senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah Dalam bidang Kesehatan khususnya Dalam Pelayanan KIA/KB
dan Kesehatan Keluarga.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya
kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan Pelayanan Kesehatan
terutama Pelayanan KIA/KB Kesehatan Keluarga.

ASPEK LEGAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


Latar belakang sistem legislasi tenaga bidan Indonesia
1. UUD 1945
Upaya pembangunan disegala bidang guna kepengantingan keselamatan,
kebahagian dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia secara terarah, terpadu dan
kesinambungan.
2. UU NO. 36 th 2009 tentang Kesehatan
Dalam Undang-undang ini diatur tentang : Hak dan Kewajiban; Tanggung
Jawab Pemerintah; Sumber Daya di Bidang Kesehatan; Upaya Kesehatan; Kesehatan
Ibu, Bayi, Anak, Remaja, Lanjut Usia, dan Penyandang Cacat; Gizi; Kesehatan Jiwa;
Penyakit Menular dan Tidak Menular; Kesehatan Lingkungan; Kesehatan Kerja;
Pengelolaan Kesehatan; Informasi Kesehatan; Pembiayaan Kesehatan; Peran Serta
Masyarakat; Badan Pertimbangan Kesehatan; Pembinaan dan Pengawasan;
Penyidikan; dan Ketentuan Pidana.
3. Bidan erat Hubungan dengan penyiapan sdm
Pelayanan kebidanan meliputi Kesehatan wanita selama kurun waktu Kesehatan
reproduksi wanita : sejak remaja, calon pengantin, hamil, persalinan, nifas, interval,
klimakterum dan menopause serta memantau tumbuh kembang balita serta anak
prasekolah.
Otonomi bidan Dalam Pelayanan kebidanan
Akuntabilitas bidan Dalam Praktek kebidanan marupakan suatu hal yang penting dan dituntut
oleh profesi, terutama profesi yang bberhubungan dengan keselamatan jiwa manusia adalah
pertanggung jawaban dang tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan yang
dilakukan.
Peningkatan mutu Pelayanan kebidanan
1. Pendidikan dan pelatihan
2. Pengembangan iptek Dalam kebidanan
3. Akreditasi
4. Sertifikasi
5. Registrasi
6. Uji kompetensi
7. Lisensi
Dasar otonomi Pelayanan kebidanan
1. KEPMENKES No. 900/menkes/sk/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan.
2. Permenkes No. 43/2013 tentang registrasi Kesehatan
3. Kepmenkes No 28/2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan
4. UU NO. 36 th 2009 tentang Kesehatan
5. Kepmenkes 1277/menkes/sk/XI/2001 tentang organisasi dan tata kerja depkes
6. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi
Legislasi Pelayanan kebidanan
Legislasi adalah proses pembuatan UU atau penyempurnaan perangkat hukum yang
sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi, registrasi dan lisensi. Peran legislasi :
1. Menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna jasa profesi dan profesi
sendiri
2. Legislasi sangan berperan Dalam pemberian Pelayanan professional
Bidan dikatakan professional mmemenuhi beberapa kriteria :
1. Mandiri
2. Peningkatan kompetensi
3. Praktek berdasarkan evidence based
4. Penggunaan berbagai sumber
Praktik bidan adalah serangkaian kkegiatan Pelayanan Kesehatan yang diberikan
oleh bidan kepada pasien sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya.
Sertifikasi adalah penguasaan kompetensi tertentu melalui kegiatan Pendidikan
formal maupun non formal. Tujuan sertifikasi :
1. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi
2. Meningkatkan mutu Pelayanan
3. Menyatakan kemampuan, ketrampilan dan perilaku tenaga profesi
4. Menetapkan kualifikasi dan lingkup komtensi
5. Memenuhu syarat untuk mendapat nomor registrasi
Registrasi adalah sebuah proses dimana Seorang tenaga profesi harus mendaftarkan
diri pada suatu badan tertentu secara periodic guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk
melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat tertentu yang telah ditetpkan.
Tujuan registrasi :
1. Meningkatkan kemampuan tenaga profesi Dalam mengadopsi kemajuan iptek
yang berkembang pesat
2. Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif Dalam menyelesaikan
kasus malpraktek
3. Mendata jumlah dan kategori melakukan Praktek
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah yang berwenang
berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk
Pelayanan mandiri. Tujuan lisensi :
1. Melindungi masyarakat dari Pelayanan profesi
2. Memberikan kejelasan batas wewenang
3. Menetapkan sarana dan prasarana
Prosedur pengajuan SIPB
1. Fc. SIB yang masih berlaku
2. Fc ijazah
3. Surat persetujuan atasan
4. Surat ket sehat
5. Rekomendasi dari organisasi profesi
6. Pas foto
Issue dilemma kebidanan
Dalam Praktek kebidanan, seringkali dihadapkan pada permasalahan yang dilematis,
artinya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etik. Dilemma muncul karena
terbentur dengan konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan nilai-nilai yang diyakini
dengan kenyataan yang ada. Kerangka pengambilan keputusan :
1. Bidan harus Mempunyai responsibility dan accountability
2. Bidan harus menghargai wanita Sebagai individu dan melayani dengan rasa
hormat
3. Pusat perhatian Pelayanan kebidanan adalah safety dan wellbeing mother
4. Bidan berusaha meyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan menyatakan
pikirannta pada pengalaman situasi yang aman
5. Sumber proses pengambilan keputusan adalah knowledge, ajaran intrinsic,
kemampuan berfikir kritis, kemampuan membuat keputusan klinis yang logis
Teori etika
1. Teori utilitarisme
 Dipercaya bahwa semua orang Mempunyai perasaan menyenangkan dan
perasaan sakit
 Ketika keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan kesenangan dan
meminimalkan kesedihan.
 Didasari bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang besar bila
menghasilkan jumlah/angka yang besar
2. Teori deontology
Sesuatu yang dikatakan baik dlm arti yang sesungguhnya adalah kehendak
yang baik digunakan baik oleh kehendak manusia. Tetapi jika digunakan dengan
kehendak jahat akan menjadi jelek sekali.
3. Teori hedonism
 Menurut kodratnya Setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan
 Dalam menilai kesenangan tidak saja kesenangan indriawitapi juga bebas dari
rasa nyeri dan keresahan jiwa.
 Tujuan akhir kehidupan manusia adalah kesenangan
4. Teori eudominisme
 Bahwa Setiap kegiatan manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai
sesuatu yang baik baginya
 Semua orng akan menyetujui bahwa tujuan akhir hidup manusi adalah
kebahagiaan
Informed choice
Adalah membuat pilihan setelah mendapat penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan
dialaminya.

Anda mungkin juga menyukai