Anda di halaman 1dari 12

BUKU SAKU KONSEP BERBISNIS APOTEK

FIRST EDITION

“PAPEDA (Panduan Belajar Apoteker Muda)”

DISUSUN OLEH:
apt. Rahzopan Seraguma, S.Farm
Apoteker Penanggung Jawab
CEO PT PMNP

PT PARTINA MEDIKA NIROGA PRAKARSA


APOTEK TINA FARMA
SLEMAN, YOGYAKARTA
2022
DAFTAR ISI

A. Aspek Legalitas
a. Peraturan Perundang-undangan Yang Terkait Dengan Apotek
b. Kode Etik Profesi Apoteker Terkait Bidang Farmasi Perapotekan
B. Aspek Bisnis dan Organisasi
a. Bisnis Dalam Sudut Pandang Organisasi
b. Konsep Manajemen Organisasi Dalam Bisnis
c. Tata Cara Perijinan Apotek
d. Studi Kelayakan dan Permodalan
e. Perpajakan
f. Strategi Pengembangan Apotek
C. Aspek Pengelolaan Inventory
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alkes
b. Pengelolaan dan Penggolongan Sediaan Farmasi & Alkes
c. Pengelolaan Resep
D. Aspek Pelayanan dan Asuhan Kefarmasian
a. Pelayanan Farmasi Klinik
b. Pelayanan Swamedikasi
E. Evaluasi
a. Audit Sediaan Farmasi (Stock Opname)
b. Audit SOP
c. Audit Finansial (Laporan Keuangan)
d. Survey Kepuasan Pelanggan
e. Dokumentasi Pelayanan Kefarmasian
BAGIAN SATU

A. Aspek Legalitas
Dalam menjalankan praktek keprofesian atau dalam hal ini apoteker juga
berperan sebagai bisnis owner dan manajer di Apotek. Sehingga dalam pekerjaannya tak
pelak selalu dalam bayang-bayang peraturan dan kode etik. Sebelum membahas satu
persatu perihal peratutan perundang-undangan (hokum) yang terkait dengan bisnis
apotek dan kode etik profesi apoteker di apotek. Secara konsep kita harus memahami
apa perbedaan dari hukum dan etika.
1. Hukum
Peraturan berupa norma dan sanksi yang dibuat untuk tujuan mengatur tingkah laku
manusia, menjaga ketertiban, dan untuk memberikan keadilan & kemaslahatan bersama.
Hukum di Indonesia ada 2 jenis yaitu Hukum Publik yang menyangkut hubungan
masyarakat dengan negara terkait kepentingan umum dan berpengaruh luas (hukum
pidana, hukum tata negara) & Hukum Privat yang mengatur hubungan antar manusia
dengan focus kepada kepentingan perseorangan (hukum dagang, hukum perdata).
2. Etika
Prinsip moral yang berlaku ditengah masyarakat tentang apa yang baik dan apa yang
buruk (akhlak/perilaku) yang mempengaruhi kebiasaan/perbuatan manusia &
pengambilan keputusan. Konsep etika dapat berasal dari agama, filosofi dan budaya.
Komparasi Hukum vs Etika
Etika Hukum
 Dianggap baik di masyarakat tertentu  Dibuat untuk kepentingan semua
 Berlaku untuk lingkungan pihak
kelompok/profesi  Berlaku untuk umum
 Disusun oleh profesi berdasarkan  Disusun oleh badan pemerintah
kesepakatan anggota  Tercantum secara rinci dalam kitab
 Tidak seluruhnya tertulis dengan UU dengan pasal-pasal termasuk
pasal-pasal sanksi terhadap pelanggaran
 Sanksi berupa tuntunan dan sanksi  Sanksi berupa tuntunan baik perdata
organisasi atau pidana
 Tidak perlu bukti fisik dan tidak perlu  Perlu bukti fisik dan perlu penegak
penegak hukum
 Penyelesaian masalah oleh masjelis  Penyelesain masalah/pelanggaran
etik melalui pengadilan atau sanksi
administratif
a. Peraturan Perundang-undangan Yang Terkait Dengan Apotek
Kembali lagi dalam melakukan praktek keprofesian di apotek, sebagai seorang
apoteker dianjurkan untuk memahmi apa saja peraturan perundang-undangan (hukum)
yang mengatur jalannya praktek keprofesian dan yang mengatur bisnis apotek. Karena
pada hakikatnya seorang apoteker di apotek dapat berkedudukan sebagai owner dan
manajer. Sehingga harus memahami konteks hukum secara komprehensif guna
lancarnya usaha yang dikelola. Adapun peraturan yang terkait antara lain:
1) UU Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
2) UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
3) UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
4) UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
5) UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
6) PP Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
7) PP Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Usaha Berbasis
Resiko
8) Permenkes Nomor 924 Tahun 1993 Tentang Daftar OWA
9) Permenkes Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek
10) Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek
11) Permenkes Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Perubahan Penggolongan, Pembatasan
dan Kategori Obat
12) Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
Penyelengaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Sektor Kesehatan

b. Kode Etik Profesi Apoteker Terkait Bidang Farmasi Perapotekan


Sejalan dengan penjelasan konsep diatas, Apoteker adalah salah satu jenis
Profesi yang ada di Indonesia bahkan di Dunia. Seperti yang dapat kita pahami kata
Profesi bersalah dari bahasa yunani “professie” yang berarti janji untuk memenuhi
kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap. Ada sebuah kisah yang
melandasi adanya kata profesi hingga saat ini. Kisah ini berasal dari yunani kuno,
dimana pada masa itu seseorang jika ingin ahli dalam bekerja maka dia harus berguru
terlebih dahulu. Kisah ini menceritakan seorang pemuda yang ingin menjadi petani,
dimana ia belajar cara-cara bertani kepada seorang petani senior. Tahun-tahun ia lewati
dalam pembelajarannya hingga petani senior merasa pemuda ini telah cukup ilmu untuk
memulai usahanya sendiri dalam bertani. Setelah itu dipanggilah pemuda tersebut dan
dibawa menuju keramaian (dibaca pasar), dalam sejarah yunani kuno hal tersebut
bertujuan untuk petani senior tersebut mengumumkan kepada seluruh kaum yang ada
dalam keramaian tersebut jika pemuda ini telah cukup ilmu dan akan menjadi seorang
petani, kemudian dilanjutkan oleh si pemuda untuk mengikrarkan janji bahwasanya dia
akan menjadi petani yang baik dan jujur. Peristiwa inilah yang sampai saat ini di dalam
dunia ilmu profesi terus dilakukan, atau yang kita kenal sebagai sumpah profesi.
Sehingga profesi dapat kita maknai pula sebagai pekerjaan yang membutuhkan
pelatihan, keahlian, keterampilan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus.
Sementara professional dapat dimaknai sebagai seseorang yang memiliki keahlian,
kepandaian dan kompetensi dalam melakukan pekerjaannya. Ciri suatu profesi
umumnya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi atau lisensi yang
khusus pada bidang profesi tersebut.
Kode etik profesi apoteker dibentuk sebagai etika professional farmasi untuk
mendorong dan meningkatkan kinerja bagi apoteker, mendorong keharmonisan
sesasama sejawat, mendorong untuk professional terhadap pekerjaan serta untuk
memberikan peningkatan kontribusi atau peranan apoteker terhadap masyarakat. Kode
etik apoteker hadir untuk memberikan arahan dalam pekerjaan kefarmasian, menjamin
mutu moralitas profesi di mata masyarakat, keharusan melaksanakan pekerjaan profesi
dengan tanggungjawab, keharusan untuk tidak melanggar hak-hak rekan sejawat, dan
mencegah campur tangan yang dilakukan oleh pihak luar yang bukan dari kalangan
profesi. “Etika untuk profesi apoteker di Indonesia disusun menjadi Kode Etik Apoteker
Indonesia (KEAI) yang memiliki tujuan untuk menyeimbangkan antara hak dan
kewajiban seperti menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara
kesejahteraan anggota lahir batin, mengator anggota agar melakukan praktek secara
professional, menghindari masyarakat menerima pelayanan yang tidak professional, dan
juga menjamin mutu produk farmasi sampai ke tangan pasien.” Prof. Marchaban.
Setidaknya ada empat prinsip-prinsip etika kefarmasian. Prinsip tanggung jawab,
prinsip keadilan, prinsip otonomi dan prinsip integritas moral.
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
MUKADIMAH
Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta
dalam mengamal-kan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan
dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa.
Apoteker di dalam pengabdiannya serta dalam mengamalkan keahliannya selalu
berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.
Pedoman Pelaksanaan:
1. Setiap Apoteker dalam melakukan pengabdian dan pengamalan ilmunya harus
didasari oleh sebuah niat luhur untuk kepentingan makhluk lain sesuai dengan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Sumpa dan Janji Apoteker adalah komitmen seo-rang Apoteker yang harus
dijadikan landasan moral dalam pengabdian profesinya
3. Kode etik sebagai kumpulan nilai-nilai atau prinsip harus diikuti oleh Apoteker
sebagai pedoman dan petunjuk serta standar perilaku dalam bertindak dan
mengambil keputusan
Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya
berpedoman pada satu ikatan moral yaitu:

BAB I KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1 Sumpah/janji Apoteker, setiap Apoteker harus menjujung tinggi,


menghayati dan mengamalkan sumpah Apoteker
Pedoman Pelaksanaan:
Sumpah/janji Apoteker yang diucapkan seorang Apoteker untuk dapat diamalkan dalam
pengabdiannya, harus dihayati dengan baik dan dijadikan landasan moral dalam setiap
tindakan dan prilaku
Dalam sumpah Apoteker ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Melaksanakan asuhan kefarmasian
2. Merahasiakan kondisi pasien, resep dan “medication record” untuk pasien
Melaksanakan praktik profesi sesuai landasan praktik profesi yaitu ilmu, hukum dan
etik.
Pasal 2 Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati
dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia
Pedoman Pelaksanaan:
1. Kesungguhan dalam menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker
Indonesia dinilai dari: ada tidaknya laporan masyarakat, ada tidaknya laporan
dari sejawat Apoteker atau sejawat tenaga kesehatan lain, serta tidak ada
laporan dari sejawat Apoteker atau sejawat tenaga kesehatan lain, serta tidak
ada laporan dari dinas kesehatan.
2. Pengaturan pemberian sanksi ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)

Pasal 3 Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai


Standar Kompetensi Apoteker Indoesia serta selalu mengutamakan
dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam menjalankan
kewajibannya.
Pedoman Pelaksanaan:
1. Setiap Apoteker Indonesia harus mengerti, menghayati dan mengamalkan
kompetensi sesusai dengan Standar Kompetensi Apoteker Indonesia. Kompetensi
yang dimaksud adalah: ketrapilan, sikap, dan perilaku yang berdasarkan pada
ilmu, hukum, dan etik
2. Ukuran kompetensi seorang Apoteker dinilai lewat uji kompetensi
3. Kepentingan kemanusiaan harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap
tindakan dan keputusan seorang Apoteker Indonesia
4. Bilamana suatu saat seorang Apoteker dihadapkan kepada konflik tanggung
jawab profesional, maka dari berbagai opsi yang ada, seorang Apoteker harus
memilih resiko yang paling kecil dan paling tepat untuk kepentingan pasien
serta masyarakat.

Pasal 4 Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang


kesehatan pada umumnya dan bidang farmasi pada khususnya.
Pedoman Pelaksanaan:
1. Seorang Apoteker harus mengembangan pengetahuan dan
keterampilan profesionalnya secara terus menerus.
2. Aktifitas seorang Apoteker dalam mengikuti perkebangan di bidang kesehatan,
diukur dari nilai SKP yang diperoleh dari hasil uji kompetensi
3. Jumlah SKP minimal yang harus diperoleh Apoteker ditetapkan dalam
peraturan organisasi

Pasal 5 Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan


diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan
dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Pedoman Pelaksanaan:
1. Seorang Apoteker dalam tidakan profesionalnya harus menghindari diri dari
perbuatan yang akan merusak atau seseorang ataupun merugikan orang lain.
2. Seorang Apoteker dalam menjalankan tugasnya dapat memperoleh imbalan dari
pasien dan masyarakat atas jasa yang diberikannya dengan tetap memegang
teguh kepada prinsip mendahulukan kepentingan pasien
3. Besarnya jasa pelayanan ditetapkan dalam peraturan organisasi

Pasal 6 Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi cotoh yang baik
bagi orang lain.
Pedoman Pelaksanaan:
1. Seorang Apoteker harus menjaga kepercayaan masyarakat atas profesi yang
disandangkan dengan jujur dan penuh integritas.
2. Seorang Apoteker tidak akan menyalahgunakan kemampuan profesionalnya
kepada orang lain.
3. Seorang Apoteker harus menjaga perilakunya dihadapan publik.

Pasal 7 Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan


profesinya
Pedoman Pelaksanaan:
1. Seorang Apoteker membeberikan informasi kepada pasien / masyarakat harus
dengan cara yang mudah dimengerti dan yakin bahwa informasi tersebut harus
sesuai, relevan, dan “up to date”.
2. Sebelum memberikan informasi, Apoteker harus menggali informasi yang
dibutuhkan dari pasien ataupun orang yang datang menemui Apoteker mengenai
pasien serta penyakitnya.
3. Seorang Apoteker harus mampu berbagi informasi mengenai pelayanan kepada
pasien dengan tenaga profesi kesehatan yang terlibat.
4. Seorang Apoteker harus senantiasa meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadap obat, dala bentuk penyuluhan, memberikan informasi secara jelas,
melakukan monitoring penggunaan obat dan sebagainya.
5. Kegiatan penyuluhan ini mendapat nilai Satuan Kredit Profesi (SKP).

Pasal 8 Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan


perundang-undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang
farmasi pada khususnya.
Pedoman Pelaksanaan:
1. Tidak ada alasan bagi Apoteker tidak tahu peraturan perundangan yang terkait
dengan kefarmasian. Untuk itu setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti
perkembangan peraturan, sehingga setiap Apoteker dapat menjalankan
profesinya dengan tetap berada dalam koridor peraturan perundangan yang
berlaku
2. Apoteker harus membuat Standar Porsedur Operasional (SPO) sebagai pedoman
kerja bagi seluruh personil di sarana pekerjaan/pelayanan kefarmasian sesuai
kewenangan atas dasar peraturan perundangan yang ada

BAB II KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN

Pasal 9 Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus meng-


utamakan kepentingan masyarakat menghormati hak azasi pasien dan
melindungi makhluk hidup insani.
Pedoman Pelaksanaan:
1. Kepedulian kepada pasien adalah merupakan hal yang paling utama dari
seorang Apoteker
2. Setiap tindakan dan keputusan profesional dari Apoteker harus berpihak kepada
kepentingan pasien dan masyarakat
3. Seorang Apoteker harus mampu mendorong pasien untuk terlibat dalam
keputusan pengobatan mereka
4. Seorang Apoteker harus mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan
pasien khususnya janin, bayi, anak-anak serta orang yang dalam kondisi lemah
5. Seorang Apoteker harus yakin bahwa obat yang diserahkan kepada pasien
adalah obat yang terjamin mutu, keamanan, dan kahsiat dan cara pakai obat
yang tepat
6. Seorang Apoteker harus menjaga kerahasiaan pasien, rahasia kefarmasian, dan
rahasia kedokteran dengan baik
7. Seorang Apoteker harus menghormati keputusan profesi yang telah ditetapkan
oleh dokter dalam bentuk penulisan resep dan sebagainya
8. Dalam hal seorang Apoteker akan mengambil kebijakan yang berbeda dengan
permintaan seo-rang dokter, maka Apoteker harus melakukan komunikasi
dengan dokter tersebut, kecuali peraturan perundangan membolehkan Apoteker
mengambil keputusan demi kepentingan dan atas persetujuan pasien.

BAB III KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pasal 10 Seorang Apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagai


mana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pedoman Pelaksanaan:
1. Setiap Apoteker harus menghargai teman sejawatnya, termasuk rekan kerjanya
2. Bilamana seorang Apoteker dihadapkan kepada suatu situasi yang problematik,
baik secara moral atau peraturan perundangan yang berlaku, tentang
hubungannya dengan sejawatnya, maka komunikasi antar sejawat harus
dilakukan dengan baik dan santun
3. Apoteker harus berkoordinasi dengan IAI ataupun Majelis Etik dan Disiplin
Apoteker Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan dengan teman sejawat
Pasal 11 Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling mena-
sehati untuk mematuhi ketentuan ketentuan kode etik
Pedoman Pelaksanaan:
1. Bilamana seorang Apoteker mengetahui sejawatnya melanggar kode etik, dengan
cara yang santun dia harus melakukan komunikasi dengan sejawatnya tersebut
untuk mengingatkan kekeliruan yang ada.
2. Bilamana ternyata yang bersangkutan sulit menerima maka dia dapat
menyampaikan kepada Pengurus Cabang dan atau MEDAI secara berjenjang.

Pasal 12 Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk


meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam me-
melihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta
mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan
tugasnya.
Pedoman Pelaksanaan:
1. Seorang Apoteker harus menjalin dan memelihara kerjasama dengan sejawat
Apoteker lainnya
2. SeorangApoteker harus membantu teman sejawatnya dalam
menjalankan pengabdian profesinya
3. Seorang Apoteker harus saling mempercayai teman sejawatnya dalam menjalin/
memelihara kerjasama.

BAB IV KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP SEJAWAT PETUGAS


KESEHATAN LAIN

Pasal 13 Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk


membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling memperca-
yai, menghargai dan menghormati sejawat petugas kesehatan lain.
Pedoman Pelaksanaan:
Apoteker harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan tenaga profesi
kesehatan lainnya secara seimbang dan bermartabat
Pasal 14 Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau
per- buatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya
kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lain.
Pedoman Pelaksanaan:
Bilamana seorang Apoteker menemui hal-hal yang kurang tepat dari pelayanan profesi
kesehatan lainnya, maka Apoteker tersebut harus mampu mengkomunikasikannya
dengan baik kepada profesi tersebut, tanpa yang bersangkutan harus merasa
dipermalukan.

BAB V PENUTUP

Pasal 15 Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamal-


kan Kode Etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefar-
masiannya sehari hari. Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja
maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik
Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi
dari pemerintah, organisasi profesi farmasi yang menanganinya (IAI)
dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pedoman Pelaksanaan:
Apabila Apoteker melakukan pelanggaran Kode Etik Apoteker Indonesia, yang
bersang- kutan dikenakan sanksi organisasi. Sanksi dapat berupa pembinaan,
peringatan, pen- cabutan keanggotaan sementara, atau pencabutan keanggotaan tetap.
Kriteria pelanggaran kode etik diatur dalam peraturan organisasi, dan sanksi
ditetapkan setelah melalui kajian yang mendalam dari MEDAI Daerah.
Selanjutnya MEDAI Daerah menyampaikan hasil telaahnya kepada Pengurus Cabang,
Pengurus Daerah, dan MEDAI Pusat.

Anda mungkin juga menyukai