DEFINISI
A. DEFINISI
High Alert Medications adalah obat-obatan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk menyebabkan
/ menimbulkan adanya komplikasi/membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat
kesalahan penggunaan (dosis, interval dan pemilihannya)
B. TUJUAN
BAB II
RUANG LINGKUP
1
Obat - obatan yang perlu di waspadai yaitu :
b. Narkotik dan Psikotropik, Obat Kemoterapi, Obat - obatan Hipoglikemia dan Obat -
obatan yang menyebabkan pendarahan.
a. ICU
b. OK
c. IGD
d. Hemodialisa
e. Angiografi
BAB III
TATA LAKSANA
2
Metode untuk meminimalkan kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti :
c. Menggunakan label dan tanda “peringatan” untuk High Alert dan label penandaan
untuk penggoolongan “High Alert” medication sebagai berikut :
Semua obat-obat yang termasuk dalam High Alert Medications di beri label merah bertuliskan
high alert.
Contohnya :
1. KCL 7.6%
2. CA GLUKONAS INJEKSI
3. BIC NATRIC ( MEYLON)
4. MGSO4 20% DAN 40%
3
5. PINK : PERDARAHAN
JENIS OBAT : ANTICOAGULANTS
Pengawasan penggunaan terhadap obat-obatan yang perlu diwaspadai dilakukan dengan cara
sebagai berikut ;
Misalnya : kesalahan fatal terjadi di mana injeksi vial 50 ml berisi lidokain 2% tertukar
dengan manitol (kemasan dan cairan obat serupa). Solusinya : sediakan lidokain 2%
dalam vial 10 ml, sehingga kaluapun terjadi salah pemberian, jumlah lidokain yang
diinjeksikan kurang berdampak fatal .
Gunakan tabel dosis standar (dari pada menggunakan dosis perhitungan berdasarkan berat
badan/fungsi ginjal, di mana rentan terjadi kesalahan/
1. Peresepan
a. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai High Alert Medications
4
2) Tanggal dan waktu instruksi dibuat
3) Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian dan tanggal pemberian setiap obat
c. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi dan indikasi penggunaan setiap High
Alert Medications secara tertulis
a. High Alert Medications disimpan di pos perawat di dalam troli, tas emergency atau
cabinet yang memiliki kinci
b. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan dengan
obat-obatan rutin lainnya. Jika High Alert Medications harus disimpan di area
perawatan pasien, kuncilah tempat penuimpanan dengan diberikan label “Peringatan
: High Alert Medications” pada tutup luar tempat penyimpanan
d. Infus intravena High Alert Medications harus diberikan label yang jelas dengan
menggunakan huruf/tulisan yang berbeda dengan sekitarnya
3. Pemberian obat
2) Kebijakan :
5
Pengecakan ganda diperlukan sebelum memberikan High Alert
Medications tertentu/spesifik dan di saat pelaporan penggatian jaga atau
saat melakukan transfer pasien
Pengecakan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau pada
catatan pemberian medikasi pasien
b. Untuk infus :
Obat-obatan
Kemoterapi
Heparin
Insulin
* Abeiximad
Argatroban
6
Bivalirubin
* Eptifibatide
Lepirudan
Citrate ACD-A
Obat-obatan
Infus Benzodiazepine
Kemoterapi
Infus opioid
Infus epidural
7
Obat-obatan
Epoprostenol
Kemoterapi
Treprostinil
Infus bensodiazepin
Heparin
4) Prosedur :
Obat tepat
8
o Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan/vial obat untuk
memastikan bahwa obat yang disiapkan adalah obat yang
disiapkan adalah obat yang benar, misalnya : dosis insulin
o Petugas kedua harus menulis “dicek oleh” dan diisi dengan nama
pengecek
9
o Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada farmasi/apotik
dan dilakukan peninjuan ulang oleh ahli farmasi atau apoteker
apakah terjadi kesalahan obat yang belum diberikan
Obat-obat yang tergolong dalam daftar obat high alert penyimpanannya dalam lemari
khusus, terpisah dan terkunci.
Pengecekan oleh petugas farmasi terhadap resep dokter dan obat yang tergolong high
alert dilakukan ganda, harus orang yang berbeda.
1) Semua dosis vinkristin dan vinblastin disiapkan dan disimpan dalam larutan 10
ml NaCl 0,9% (injeksi)
4) Setiap spuit harus disertai tutup dan harus tetap intak hingga waktu pemberian
obat tiba
4) Tidak boleh ada obat-obatan sitotoksik lainnya di sebelah tempat tidur pasien
selama proses pemberian obat kemoterapi intratekal
10
5) Lakukan pengecekan ganda
Epinefrin : 4 mg/250 ml
Norepinefrin : 8 mg/250ml
Fenilefrin : 50 mg/250ml
4) Pada kondisi klinis di mana diperlukan konsentrasi infus yang tidak sesuai
standar, spuit atau botol infus harus diberi label “konsentrasi yang digunakan
adalah ……”
Vial 100mg/10 ml
1) Sering terjadi kesalahan berupa obat tertukar karena namanya yang mirip,
konsentrasi yang mirip dan indikasinya yang serupa. Gunakan label yang dapat
membedakan nama obat (misalnya : DOBUTamin, DOPamin)
3) Cari label pada pompa dan botol infuse berupa “nama obat dan dosisnya”
11
Antagonis terhadap CCB (calcium-channel blocker) dan peningkatan
tekanan darah
Alergi
12
Jumlah siklus dan atau jumlah minggu pemberian regimen
pengobatan, jika memungkinkan
10) Semua dosis obat harus disertai dengan tulisan “Perhatian : agen
kemoterapi”
11) Adanya dosis obat yang hilang harus diselidiki segera oleh ahli farmasi
dan dosis pengganti sebaiknya tidak diberikan sebelum disposisi dosis
pertama diverifikasi
13) Berikan label pada setiap alat/benda spesifik milik pasien yang
berhubungan dengan kemoterapi, misalnya :”Peringatan : materi/bahan
anti-neoplastik. Perlakukan dengan baik dan hati-hati”
1) Protokol standar indikasi adalah untuk thrombosis vena dalam (Deep Vein
Thrombosis – DVT), sakit jantung, stroke dan ultra-fitrasi
13
6) Berikan striker atau label pada vial heparin dan lakukan pengecekan ganda
terhadap adanya perubahan kecepatan pemberian
7) Untuk pemberian bolus, berikan dengan spuit (dari pada memodifikasi kecepatan
infus)
i. Insulin IV
2) Infus insulin : konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label “high alert, ikuti
protocol standar ICU
3) Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari setelah
dibuka
4) Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label
6) Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 di dalam spuit 1 cc, selalu
gunakan spuit insulin (khusus)
- Simpan dalam kulkas secara terpisah dan diberi label yang tepat
- Semua vial insulin harus dibuang dalam waktu 30 hari setelah dibuka (injeksi
jarum suntik). Tanggal dibuka/digunakannya insulin untuk pertama kali harus
dicatat pada vial
j. Konsentrasi elektrolit : injeksi NaCl > 0,9% dan injeksi kalium (klorida, asetat dan
fosfat) > 0,4Eq/ml
1) Jika KCL diinjeksi terlalu cepat (misalnya pada kecepatan melebihi 10mEq/jam)
atau dengan dosis yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan henti jantung
14
6) Protokol untuk KCL :
Diperbolehkan untuk melakukan subsitusi dari KCL oral menjadi KCL IV,
jika diperlukan
1) Opiate dan substansi lainnya harus disimpan dalam lemari penyimpanan yang
terkunci di apotik / unit farmasi dan di ruang perawatan pasien
3) Berikan label “high alert” : untuk infus kontinu dengan konsentrasi non-
standar yang diberikan/diantarkan ke unit rawat, jika diperlukan sewaktu-
waktu
4) Konsentrasi standar
Morfin : 1 mg/ml
Meperidin : 10 mg/ml
Morfin : 5 mg/ml
15
kemungkinan menggunakan morfin
8) Tanyakan kepada semua pasien yang menerima opiate mengenai riwayat alergi
Berikan label pada ujung distal selang infus epidural dan selang infuse IV
untuk membedakan
l. Agen sedasi IV
Lorazepam : 1 mg/ml
Propofol : 10 mg/ml
2) Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri denyut, tanda vital, tersedia
peralatan resusitasi)
1) Semua infus alteplase yang digunakan di rumah sakit harus disiapkan oleh ahli
farmasi
2) Untuk penggunaan dalam kondisi emergensi, saat ahli farmasi tidak ada di
tempat untuk mempersiapkan obat, 1 sediaan alteplase akan disimpan di
Instalasi Gawat Darurat (IGD). Saat obat ini hendak digunakan, lakukanlah
pencatatan yang sesuai dan lengkap berisi identifikasi pasien dan alas
an/indikasi pemberian obat. Pencatatan ini harus di transmisikan ke
farmasi/apotek sebelum dosis obat berikutnya diberikan.
16
3) Siapkan alteplase dengan dosis spesifik untuk setiap pasien
5) Beri label pada setiap dosis obat yang digunakan (di spuit dan container infus)
dan harus meliputi minimal :
Nama pasien
Lokasi pasien
o. Injeksi Tenecteplase IV
1) Pada tempat penyimpanan obat, berikan label yang jelas, untuk dapat
membedakan dengan alteplase dan meminimalkan kemungkinan obat tertukar
1) Harus disimpan di area khusus dan spesifik, seperti: kamar operasi, ruang
rawat Intensif (Pediatric Intensive Care Unit/Neonates Intensive Care Unit?
intensive Care Unit, IGD, CathLlab)
2) Berikan label yang terlihat jelas dan dapat dibedakan dengan obat-obatan
lainnya. Farmasi akan memberikan label pada semua vial untuk penyimpanan
obat di luar kamar operasi
4) Semua infus agen blok neuromuscular harus memiliki label yang bertuliskan :
17
“dapat menyebabkan henti napas
6) Untuk setiap container obat baru yang disediakan oleh farmasi (misalnya : vial,
spuit dan sebagainya) pengecekan ganda harus dicatat oleh kedua petugas di
rekam medis pasien)
7) Catatlah jika ada perubahan instruksi, termasuk perubahan kecepatan infus dan
pengaturan pompa infus
10) Harus dihentikan pemberiannya pada pasien yang di ekstubasi dan tidak
menggunakan ventilator lagi
1) Bat-obatan ini memiliki rentang terapeutik yang sempit dan memiliki sejumlah
interaksi obat
3) Pemberian kalium fosfat berdasarkan pada level/kadar fosfat inorganic pasien dan
factor klinis lainnya
4) Dosis normal kalium fosfat : tidak melebihi 0,32 mmol/KgBB dalam 12 jam.
Dosis dapat diulang hingga serum fosfat > 2 mg/dl
18
a. High alert medications pada neonates dan pediatric serupa dengan obat-obatan pada
dewasa dan obat-obatan di bawah ini :
1) Dosis tertukar karena terdapat 2 sediaan : 250 mg/ml dan 500 mg/ml
2) Instruksi sering dalam bentuk satuan volume (ml), dan bukan dalam dosis mg
3) Pasien agitasi sering mendapat dosis multipel sebelum dosis yang pertama
mencapai efek puncaknya sehingga mengakibatkan terjadinya overdosis
c. Monitor semua anak yang diberikan chloral hydrate untuk sedasi pre-operatif
sebelum dan setelah prosedur dilakukan, buatlah rencana resusitasi dan pastikan
tersedianya peralatan resusitasi
19
Dopamine 1600 mcg/ml 3200 mcg/ml
20
BAB IV
DOKUMENTASI
21
C. Penyimpanan Obat Kemoterapi
22
E. CONTOH NAMA OBAT NORUM ATAU LASA
1 ACTONEL ACTOS
2 ARICEPT ARIMIDEX
3 ARTOVIT ARTEPID
5 BELLAPHEEN BEPHANTHEN
6 BETASERC BETASON
8 BIOSTRUM BIOPREXUM
9 CAVIT D3 CRAVIT
10 CEFOR ZEUFOR
11 CYMEVENE CYMBALTA
ANTIVIRALS ANTIDEPRESSANTS
12 CETALGIN CETHIXIM
23
(NSAIDs)
13 DANOFLOX DANOVIR
QUINOLONES ANTIVIRALS
14 DECUBAL DECULIN
15 DUVADILAN DUPHASTON
16 FARMACROL FARMADOL
17 IMDUR IMODIUM
18 INOLIN INLACIN
19 INVITEC INVICLOT
20 IRVELL RYVEL
21 KENACORT KENALOG
22 MECOLA MECOX
24 NEUROBION NEUROTAM
25 OTTOPAN OTOPAIN
24
ANALGESICS (NON OPIOID) & ANTIPYRETICS EAR ANTISEPTICS WITH CORTICOSTEROIDS
26 PERDERM PERDIPINE
27 PROFERTIL PROFILAS
28 PROSOGAN PROSPAN
29 RETROVIR RIVOLTRIL
ANTIVIRALS ANTICONVULSANTS
30 TEGRETOL EZETROL
31 TANAPRES TANAKAN
32 TRANSAMIN TRANSPULMIN
33 ZINCARE VESICARE
HUMULIN N CAT 100 IU/ML INJEKSI BASAL HUMAN INSULIN ELI LILLY
25
HUMULIN R.K.PEN 100 IU/ML INJEKSI BOLUS HUMAN INSULIN ELI LILLY
26
THERACIM 50 MG INJEKSI NIMOTUZUMAB KALBE FARMA
27
HYDROXY UREA KAPSUL HYDROXYCARBAMIDE DIPA PHARMALAB
ELEKTROLIT
KCL 7,4 % 25 ML INFUS POTASSIUM CHLORIDE OTSUKA
KONSENTRAT
28
ELEKTROLIT
SODIUM CHLORIDE 3% 500 ML INFUS SODIUM CHLORIDE OTSUKA
KONSENTRAT
NEUROMUSCULAR
ECRON 10 MG INJEKSI VECURONIUM BROMIDE PHAROS INDONESIA
BLOCKING AGENT
29
G. PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA
H.
HIGH ALERT
NORUM
30
ATAU
LASA
Label untuk obat yang masuk dalam daftar obat Look Alike Sound Alike (LASA)
REFERENSI
1. Wisconsin Patient Safety Institute, Model high- alert medications policy & prosedures.
Wisconsin:2004
2. Institute for safe medication Practices (ISMP). ISMP’s list of high- alert medications
ISMP, 2012
31