Anda di halaman 1dari 15

KLINK NUR EFAN MEDIKA

Jl. Veteran Rt/Rw. 01/06 Kel.Karawang Wetan. Kec. Karawang Timur


Karawang Telp. ( 0267 ) 8451213

PERATURAN PIMPINAN KLINIK NUR EFAN MEDIKA


Nomor : 019/077/P./KNEM/III/2023
TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN SERTA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
DI KLINIK NUR EFAN MEDIKA
PIMPINAN KLINIK NUR EFAN MEDIKA

Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup yang berada di Klinik perlu dijaga


kelestariannya sehinggga tetap mampu menunjang pelaksanaan kegiatan
di dalam serta disekitar klinik;

b. bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di dalam klinik ada yang


menggunakan bahan berbahaya dan beracun serta menghasilkan limbah
bahan berbahaya dan beracun;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir


b,perlu ditetapkan suatu Panduan tentang pengelolaan bahan dan limbah
bahan berbahaya dan beracun;
d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada konsideran butir b dan c,
perlu ditetapkan Peraturan Pimpinan Tentang Pemberlakukan Panduan
Pengelolaan Bahan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di Klinik
Nur Efan Medika;

Mengingat :

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah sakit;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Kesehatan Kerja;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 tahun 1999 tentang


Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;

4. Undang – Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup;
5 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun

6. Peraturan Pemerintah No. 85 Junto No. 18 Tahun 1999 tentang


Pengelolaan Limbah B3

7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008 tentang Tata


Cara Pemberian Simbol Bahan Berbahaya dan Beracun

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
PERTAMA : PERATURAN PERATURAN PIMPINAN KLINIK NUR EFAN MEDIKA
TENTANG PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI KLINIK NUR EFAN
MEDIKA

KEDUA : Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun di
Klinik Nur Efan Medika sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu,
tercantum dalam lampiran Peraturan ini

KETIGA : Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun di
klinik ini harus dibahas sekurang-kurangnya 3 ( tahun ) sekali dan apabila
diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang
ada

KEEMPAT : Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian
hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaiman mestinya

Ditetapkan di : Karawang
Pada tanggal :

Pimpinan Klinik Nur Efan Medika,

dr. Enggar Fahriadi


PANDUAN PENGELOLAAN
BAHAN SERTA LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
KLINIK NUR EFAN MEDIKA
BAB I
DEFINISI

1. Lingkungan klinik Nur Efan Medika adalah semua area didalam dan diluar gedung yang
merupakan tempat kegiatan dan aktifitas klinik sesuai batas wilayah dan area klinik Nur
Efan Medika.
2. Masyarakat klinik adalah : semua orang yang berada di dalam area klinik Nur Efan Medika
tanpa terkecuali.
3. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti rumah sakit,
Puskesmas, praktik dokter, praktik bidan, toko obat atau apotek, pedagang farmasi, pabrik
obat dan bahan obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya, antara lain pusat dan/atau
balai pengobatan, rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
4. Pegawai adalah peneliti, teknisi, atau petugas yang secara langsung atau tidak langsung
menggunakan bahan berbahaya beracun
5. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya;
6. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3;
7. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan
manusia, dan makhluk hidup lainnya;
8. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam suatu
wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
9. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
10. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3;
11. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan sarana angkutan;
12. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap kesehatan sangat
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh.
13. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai peralatan
dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan menimbulkan kerusakan
berupa iritasi dan peradangan kulit.
14. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak.
15. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen dalam
penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan eksplosif serta sering
menimbulkan kebakaran.
16. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang karena
sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
17. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam udara yang
dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa menimbulkan gangguan
kesehatan yang berarti.
18. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan
yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana sebagai kelengkapan laboratorium,
misal ruang asam, glove box, fumehood, meja kerja, exhaust fan, dan sebagainya.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan Bahan


Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi pegawai klinik Nur Efan Medika.
2. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya d a n
b e r a c u n peralatan,dan pekerja yang merupakan unsur dalam melaksanakan kegiatan
dengan menggunakan bahan kimia
1) Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup panduan
tentang :
1 Identifikasi B3
2 Pengadaan B3
3 Penyimpanan B3
4 Penanganan tumpahan B3
5 Penanganan terpapar B3 pada kulit
6 Penanganan terpapar B3 pada mata
7 Pemasangan simbol dan label B3
8 Pembuangan limbah B3
2) Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Pnnduan Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Ruangan-ruangan antara lain :
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Pemeliharaan Sarana
5. Instalasi Sanitasi Lingkungan
6. Gudang
BAB III
TATA LAKSANA
A. Tatalaksana
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tatalaksana bahan berbahaya dan beracun
mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi B3, pengadaan B3, penyimpanan
B3, pemasangan simbol dan label B3 penggunaan B3, penanganan B3, dan Standart
operasional prosedur penanganan tumpahan dan terpapar B3, hingga proses pembuangan
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pihak ke III yang telah memperoleh izin
dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.

B. Tata laksana kelola B3 adalah system manajemen pengelolaan B3 kegiatan meliputi fungsi -
fungsi sbb :
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3,
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Panduan identifikasi B3
a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun dengan
melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam daftar atau
golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No.:74 / Tahun 2001 , sbb :
1) Mudah meledak (explosive);
2) Pengoksidasi (oxidizing);
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4) Sangat mudah menyala (highly flammable);
5) Mudah menyala (flammable);
6) Amat sangat beracun (extremely toxic);
7) Sangat beracun (highly toxic);
8) Beracun (moderately toxic);
9) Berbahaya (harmful);
10) Korosif (corrosive);
11) Bersifat iritasi (irritant);
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13) Karsinogenik (carcinogenic);
14) Teratogenik (teratogenic);
15) Mutagenik (mutagenic).
b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam
lampiran PP. No. : 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara Identifikasi
dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi :
1) mudah meledak;
2) mudah terbakar;
3) bersifat reaktif;
4) beracun;
5) menyebabkan infeksi; dan
6) bersifat korosif.

2. Panduan pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb :
a. Pengadaan barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai
dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh barang/jasa, yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APB Barang
termasuk didalamnya adalah Perbekalan Farmasi)
b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan
bat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis dari penyedia barang
c. Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan farmasi sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Barang/Jasa Rumah Sakit
Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri

3. Panduan penyimpanan dan pengemasan B3


a. Panduan Umum Tempat Penyimpanan
Hal hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi penyimpanan
bahan berbahaya dan beracun
1) Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana dan di luar
kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang
2) Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
3) Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
a) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya;
b) Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300
m;
c) Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;
d) Jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum
300 m.
4) Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah B3 dan
upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
5) Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal2 sbb :
a) Keamanan Fasilitas
b) Pencegahan Terhadap Kebakaran
c) Pencegahan tumpahan
d) Penanggulangan Keadaan Darurat
e) Pengujian peralatan; dan
f) Pelatihan karyawan.
b. Penyimpanan Umum B3
1) Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam &
lingkungan :
a) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
c) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
2) Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb :
a) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
b) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar tidak
roboh dan rapi
c) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat
d) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan ditempatkan yg
aman, idak lembab, dan aman dari sumber panas (listrik, api terbuka dll)
3) Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan dan
Keselamatan)
4) Sarana K3 disiapkan dan digunakan
5) Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD
6) Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan
sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kpd atasan.
7) Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbo dan /label B3 (Label isi, safety, resiko
bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan pertama
c. Penyimpanan B3 golongan gas Medis
Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar dan akurat
sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir
b) Pengaturan suhu/panas/ cahaya
(1) Suhu sejuk dan kering
(2) Hindari cahaya langsung matahari
(3) Hindarkan instalasi listrik, sumber panas
(4) Hindarkan kenaikan suhu
c) Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan tetap
optimal
3) Tata penyimpanan
a) Wadah disimpan pada posisi tegak
b) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah
c) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya
d) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi
e) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya
4) Kesiapan penanggulangan
a) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan bahaya gas Medik
b) Tersedia alat pemadam kebakaran
c) Tersedia P3K dan antidotum
d) Tersedia alat komunikasi
5) Lokasi
a) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa tiupan
angin kuat
b) Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat
6) Penanganan tekhnis pada bongkar muat
Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan
tingkat bahaya
7) Penanggulangan kasus bahan berbahaya
8) Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban langsung dsb
maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku sesuai dengan jenis dan
tingkat bahaya
d. Penyimpanan B3 Explosif
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar dan teliti
sesuai dengan macam dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan ledakan,
tahan api, tahan gempa
b) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu
c) Kedap air
d) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci
e) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan penangkal petir
f) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan pemberitahuan
dilarang merokok
e. Penyimpanan B3 Gas Mampat
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti polapewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar & akurat
sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir
(1) Pengaturan suhu / panas / cahaya
(a) suhu sejuk dan kering
(b) hindari cahaya langsung matahari
(c) hindarkan instalasi litrik, sumber panas
(d) Hindarkan kenaikan suhu
(2) Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan
tetap optimal
f. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala
1) Pewadahan dan penandaan
a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap saluran
dari luar
b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya kemas
isinya
c) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & konstruksi bangunan :
b) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
c) Mempunyai ventilasi secukupnya
d) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala
3) Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
c) Mencegah kotak langsung dengan B3
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan
g. Penyimpanan B3 Beracun
1) Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan penandaan B3
yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan
b) Tahan terhadapB3 yang disimpan
c) Kedap air
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci

4. Panduan penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahaynya, Alat Pemadam
Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
5) Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3 dll)
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP
c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung jawab
dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja terlebih hal yang tidak aman
d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja, wadah sisa B3
hingga aman.
e. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut

5. Panduan penanganan B3
a. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila terjadi
kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa aman dan
tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu pertolongan
dokter.
b. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum :pertolongan pertama yang
berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) . Dampak dan
Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran bahan kimia, bahan
kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas , sarana dan lingkungan rumah
sakit
c. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang disebabkan oleh
suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan
semenjakia meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat
pekerjaannya, selama jam kerja, maupun sekembalinya dari tempat kerja menuju
rumah kediamannya melalui jalan yang biasa ditempuh, sedemikian rupa sehingga
karyawan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam setelah kejadian kecelakaan itu tidak
dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau ketidaknormalan
psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya
kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas
dengan cara atau dalam batas–batas yang dianggap normal untuk manusia.
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai akibat
dari perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau mencegah orang itu
untuk melakukan perannya yang normal untuk ukuran orang itu
d. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menanggulangi
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a. wajib
mengambil langkah-langkah :
a) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b) menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
kecelakaan;
c) melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat Pemerintah
Kabupaten/Kota setempat; dan
d) Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima laporan
tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3
sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil langkah-langkah
penanggulangan yang diperlukan.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban setiap orang
yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk :
a) Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat; dan atau
b) Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar; yang
diakibatkan oleh B3.

6. Panduan penanganan tumpahan B3


a. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena dapat
menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tum pahan. Kecelakaan yang
ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut, korosif dan
dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah
terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk bahanbahan
mikrobiologi).
b. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :
1) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah , sifat
kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan mengetahui
teknik aman penanganannya.
2) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung
mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman
dilakukan.
4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
5) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
6) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang bersifat
asam dan
7) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
8) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi
tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur
9) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air, sabun
detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
10) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material Safety
Data Sheet” (MSDS).
c. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
1) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk
penanganan lebih lanjut
2) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
3) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia.
4) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain
dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan Alat
Pelindung Diri (APD) lainnya : masker dan sepatu pelindung)
d. Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit
1) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada Pekerja,
Bila Terkena Kulit dan Rambut
2) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air
terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang
terkontaminasi
3) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bila
mungkin air mengali ratau air pancuran atau shower), lihat petunjuk gambar
4) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
5) Mempergunakan sarung tangan/baju pelindung untuk melindungi diri dari
kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan kimia yang melepas
uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)
6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi Rawat
Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
7) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit melalui
Poli Pegawai
8) Petunjuk Gambar membersihkan B3 terpapar pada kulit atau kepala
e. Panduan penanganan terpapar B3 pada mata
1) Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada
Pekerja, bila Terkena Mata :
a) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi dengan
posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang terkontaminasi
b) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan
sejumlah air yang dingin dan bersih selama 15–20 menit
c) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak mengenai
mata sebelahnya
d) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika menyiram di
sekitar kulit, alis dan kelopak mata
e) Memastiakn pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanya
f) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli Pegawai dan Instalasi
Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh Melaporkan
kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit melalui Poli Pegawai
g) Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air Shower

Anda mungkin juga menyukai