PENGELOLAAN LIMBAH
RUMAH SAKIT
2019
1
DAFTAR ISI
BAB I DEFINISI………………………………………………………………………………….5
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….5
B. TUJUAN…………………………………………………………………………………..5
C. DASAR HUKUM…………………………………………………………………………6
D. PENGERTIAN……………………………………………………………………………6
E. PERSYARATAN…………………………………………………………………………6
2
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM FAMILI HUSADA
NOMOR : 176/SK/DIR/VII/RSUFH/2019
TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
MEMUTUSKAN
3
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU FAMILI HUSADA tentang
PANDUAN PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
UMUM FAMILI HUSADA
Ditetapkan di : Gianyar
Direktur
BAB I
4
DEFINISI
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan ,dapat menjadi tempat tempat
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dangan
gangguan kesehatan, maka perlu diadakan penyelenggaraan pengelolaan kebersihan
lingkungan yang baik
B. TUJUAN
Tujuan umum
1. Tercapainya kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi syarat kesehatan sehingga
terhindar dari kontaminasi penyakit atau infeksi nasokomial dan mempercepat proses
penyembuhan serta pencegahan pencemaran lingkungan
2. Meningkatkan kebersihan, kenyamanan dan kesehatan di lingkungan Rumah Sakit
Umum Famili Husada
Tujuan khusus
1. Menciptakan kondisi lingkungan yang aman, nyaman dan selamat bagi pegawai, pasien,
maupun pengunjung Rumah Sakit serta masyarakat di sekitar Rumah Sakit
2. Mencegah terjadinya infeksinasokomial
C. DASAR HUKUM
5
1. SK MENKES No. 27l0 /MENKES/ 2007 tentangPedomanmanajerial PPI di RS
danfasYankeslainnya
2. SK MENKES No. 382 /MENKES/ 2007 tentangPedoman PPI di RS
danfasYankeslainnya
3. SK MENKES No. 1204 /MENKES/ SK/X/ 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
lingkungan Rumah Sakit
D. PENGERTIAN
Limbah medis padat rumah sakit adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai
akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan limbah medis non
padat.
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah kimiawi, limbah sitotoksi, limbah
radioaktif, limbah container bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang
tinggi
Limbah medis non padat adalah limbah medis yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
E. PERSYARATAN
a. Minimalisasi limbah
1) Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber
2) Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang
berbahaya dan beracun
3) Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia yang berbahaya
dan beracun
4) Setiap peralatan yang di gunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari
pengumpulan , pengangkutan dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak
yang berwenang
BAB II
7
RUANG LINGKUP
BAB III
8
TATA LAKSANA
A. MINIMALISASI LIMBAH
1. Dilakukan pemilahan jenis limbah benda tajam mulai dari sumber yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah kimiawi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksi, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontrainder bertekanan tinggi
2. Tempat pewadahan limbah medis benda tajam
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan yang terpisah
dengan limbah padat non medis
Kantong plastic di angkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3 bagian telah terisi
limbah
Untuk benda-benda tajam hendaknya di tampung pada tempat khusus
Tempat pewadahan limbah media padat infeksius dan sitotoksi yang tidak langsung
kontak dengan limbah harus segera dibersihakan dengan larutan desinfektan apabila
akan dipergunakan lagi,sedangkan untuk kantong plastik yang telah dipakai dan kontak
langsung dengan limbah tersebut tidak digunakan lagi
9
3. Bahan atau alat yang dapat dipergunakan lagi setelah melalui sterilisasi meliputi pisau
bedah, jarum hipodermik, syringes, botol gelas, dan container
4. Alat- alat lain yang dapat dimanfaatkan lagi setelah melalui sterilisasi adalah pens, needles,
atau seeds
5. Upaya khusus harus dilakukan apabila terbukti ada kasus pencemaran.
C. TRANSPORTASI
1. Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen infeksius dari
laboratorium harus di sterilisasi dengan pengolahan panas dan basah seperti dalam autoclave
sedini mungkin. Untuk limbah infeksius yang lain cukup dengan cara desinfeksi
2. Benda tajam harus dapat di olah dengan incinerator bila memugkinkan, dan dapat di olah
bersama dengan limbah infeksius lainnya. Kapsulisasi juga cocok dengan benda tajam
3. Setelah incenerasi atau desinfeksi, residunya dapat dibuang ketempat pembuangan B3 atau
di buangke landfill jika residunya sudah aman.
10