PANDUAN PENGELOLAAN
BAHAN SERTA LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) SERTA LIMBAH B3
DI KLINIK PHC BANJARMASIN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Lingkungan Klinik PHC Banjarmasin adalah semua area didalam dan diluar gedung yang
merupakan tempat kegiatan dan aktifitas sesuai batas wilayah dan area Klinik.
2. Masyarakat Klinik adalah : semua orang yang berada di dalam area Klinik tanpa terkecuali.
3. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti Klinik , Puskesmas,
praktik dokter, praktik bidan, toko obat atau apotek, pedagang farmasi, pabrik obat dan
bahan obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya, antara lain pusat dan/atau balai
pengobatan, rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
4. Pegawai adalah peneliti, teknisi, atau petugas yang secara langsung atau tidak langsung
menggunakan bahan berbahaya beracun
5. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya;
6. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3;
7. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya;
8. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam suatu
wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
9. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
10. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3;
11. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan sarana angkutan;
12. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap kesehatan sangat
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh.
13. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai peralatan
dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan menimbulkan kerusakan
berupa iritasi dan peradangan kulit.
14. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak.
15. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen dalam
penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan eksplosif serta
sering menimbulkan kebakaran.
KLINIK PHC BANJARMASIN
Jln. Yos Sudarso No 18 Rt 33 Rw 10
Kel.Telaga Biru Kec. Banjarmasin Barat, Banjarmasin
Telp: (0511) 6726353
16. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang karena
sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
17. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam udara yang
dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa menimbulkan gangguan
kesehatan yang berarti.
18. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana sebagai kelengkapan
laboratorium, misal ruang asam, glove box, fumehood, meja kerja, exhaust fan, dan
sebagainya.
KLINIK PHC BANJARMASIN
Jln. Yos Sudarso No 18 Rt 33 Rw 10
Kel.Telaga Biru Kec. Banjarmasin Barat, Banjarmasin
Telp: (0511) 6726353
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah panduan yang tatalaksana
bahan berbahaya dan beracun yang mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi B3,
pengadaan B3, penyimpanan B3, pemasangan simbol dan label B3 penggunaan B3, penanganan
B3, dan Standart operasional prosedur penanganan tumpahan dan terpapar B3, hingga proses
pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pihak ke III yang telah
memperoleh izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai dengan peraturan
perundang– undangan yang berlaku.
1. Panduan identifikasi B3
a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun
dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam daftar
atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No.:74 / Tahun 2001 ,
sbb :
1) Mudah meledak
2) Pengoksidasi
3) Sangat mudah sekali menyala
4) Sangat mudah menyala
5) Mudah menyala
6) Amat sangat beracun
7) Sangat beracun
8) Beracun
9) Berbahaya
10) Korosif
11) Bersifat iritasi
12) Berbahaya bagi lingkungan
13) Karsinogenik
14) Teratogenik
15) Mutagenik
KLINIK PHC BANJARMASIN
Jln. Yos Sudarso No 18 Rt 33 Rw 10
Kel.Telaga Biru Kec. Banjarmasin Barat, Banjarmasin
Telp: (0511) 6726353
b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam
lampiran PP. No. : 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara Identifikasi
dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi :
1) mudah meledak;
2) mudah terbakar;
3) bersifat reaktif;
4) beracun;
5) menyebabkan infeksi; dan
6) bersifat korosif.
2. Panduan pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb :
a. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan
bat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis dari penyedia barang
b. Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan farmasi sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Barang/Jasa Klinik PHC
Banjarmasin
1) Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam &
lingkungan :
a) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
c) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
2) Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb :
a) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
b) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar tidak
roboh dan rapi
c) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat
d) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan ditempatkan yg
aman, idak lembab, dan aman dari sumber panas (listrik, api terbuka dll)
3) Program “House keeping” secara periodic (Kebersihan, Kerapihan dan
Keselamatan)
4) Sarana K3 disiapkan dan digunakan
5) Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD
6) Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan
sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kepada atasan.
7) Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simboldan/label B3 (Label isi, safety, resiko
bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan pertama
2. Panduan penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dengan faktor resiko bahaynya, Alat Pemadam
2) Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
3) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang
4) Peralatan kerja harus layak pakai
5) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
6) Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3 dll)
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP
c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung
jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja terlebih hal yang tidak
aman
d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa B3
hingga aman.
e. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut
KLINIK PHC BANJARMASIN
Jln. Yos Sudarso No 18 Rt 33 Rw 10
Kel.Telaga Biru Kec. Banjarmasin Barat, Banjarmasin
Telp: (0511) 6726353
3. Panduan penanganan B3
a. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila terjadi
kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa aman
dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu
pertolongan dokter.
b. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum :pertolongan pertama yang
berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) . Dampak
dan Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran bahan kimia,
bahan kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas , sarana dan
lingkungan rumah sakit
c. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang disebabkan oleh
suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan
semenjakia meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat
pekerjaannya, selama jam kerja, maupun sekembalinya dari tempat kerja menuju
rumah kediamannya melalui jalan yang biasa ditempuh, sedemikian rupa
sehingga karyawan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam setelah kejadian kecelakaan
itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau ketidaknormalan
psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya
kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas dengan
cara atau dalam batas–batas yang dianggap normal untuk manusia.
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai akibat
dari perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau mencegah orang
itu untuk melakukan perannya yang normal untuk ukuran orang itu
1) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah , sifat
kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan mengetahui
teknik aman penanganannya.
2) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung
mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman
dilakukan.
4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
5) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
6) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang
bersifat asam dan
7) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
8) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi
tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur
9) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air, sabun
detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
10) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material Safety
Data Sheet” (MSDS).
c. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
1) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk
penanganan lebih lanjut
2) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
3) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia.
4) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain
dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan Alat
Pelindung Diri (APD) lainnya : masker dan sepatu pelindung)
KLINIK PHC BANJARMASIN
Jln. Yos Sudarso No 18 Rt 33 Rw 10
Kel.Telaga Biru Kec. Banjarmasin Barat, Banjarmasin
Telp: (0511) 6726353
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan
dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi
minimal sebagai berikut :
No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian
Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan
Komposisi, No.CAS/Nob kimia.
UN; Komposisi atau formulasi bahan
Produsen kimia.
Informasi lengkap mengenai
penghasil.
Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3
Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau
“awas” sesuai dengan tingkat
Resiko
Dalam penanganan residu abu pasca pembakaran residu abu dimasukkan kedalam drum
kemudian dilakukan solidifikasi dimana dilakukan pengecoran dengan spesi semen
dan pasir.
Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
a. Tiap limbah baik karena rusak, pecah,kadaluarsa maupun sisa hasil proses yg tidak
digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg disiapkan atau tempat sampah
khusus B3
b. Jika limbah asam dan Basa harus dinetralkan dahulu sebelum dibuang. Untuk zat2
logam berbahaya harus diendapkan dahulu hingga buangan aman tidak lebih
ambang
c. Limbah sisa gas yg mudah terbakar harus diamankan
d. Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dg benar
e. Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg sesuai. Hati- hati
hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram, dsb
BAB VI
DOKUMENTASI
Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun wajib
melakukan administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan B3, penyimpanan,
penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan B3. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa Klinik PHC
Banjarmasin melakukan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dengan baik.
KLINIK PHC BANJARMASIN
Jln. Yos Sudarso No 18 Rt 33 Rw 10
Kel.Telaga Biru Kec. Banjarmasin Barat, Banjarmasin
Telp: (0511) 6726353
BAB V
PENUTUP
Buku panduan pengelolaan B3 ini dibuat dengan tujuan Klinik PHC Banjarmasin
melakukan penanganan B3 yang diperlukan dalam pelayanan medis dan limbah B3 yang
dikeluarkan akibat dari proses pelayanan medis di Rumah Sakit sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No.: 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
atau peraturan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH)dan Kehutanan Nomor 56 tahun 2015
Tentang Tata cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari
fasilitas Kesehatan agar tidak menjadi sumber polusi dan penularan penyakit sehingga dapat
memberikan perlindungan bagi kesehatan, keselamatan manusia serta perlindungan
kelestarian lingkungan hidup sekitarnya.
Dengan melakukan kegiatan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun ini sekaligus
bisa mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bagi petugas yang ada
dilingkungan Klinik PHC Banjarmasin.