Anda di halaman 1dari 25

RS.

KASIH INSANI SUKATANI


Jl. R aya Pilarsukatani No.09 Karangsentosa – KarangBahagia – Bekasi
Telp. 021-89161099, 021-89161098 Email : rskasihinsani.skt@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KASIH INSANI SUKATANI


NOMOR : 045/SK/DIR/RSKI/VII/2022
TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT KASIH INSANI SUKATANI

DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS KASIH INSANI SUKATANI

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Khusus Paru Kabupaten Karawang,
maka diperlukan Panduan Pengelolaan B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) Rumah Sakit;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Khusus Paru
Kabupaten Karawang tentang Panduan Pengelolaan B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun) Rumah Sakit.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun
2009 tentang Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016
tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan
Prasarana Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit;
7. Permenkes No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017
tentang Baku Mutu Air Bersih;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2019
tentang kesehatan lingkungan Rumah Sakit;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG


PANDUAN PENGELOLAAN B3 (BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN) RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT KASIH
INSANI SUKATANI

KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Khusus Kasih Insani


Sukatani Sukatani tentang Panduan Pengelolaan B3
(Bahan Berbahaya dan beracun) Rumah Sakit Kasih
Insani Sukatani Sukatani.
KEDUA : Keputusan direktur yang berisi panduan pengelolaan B3
(Bahan Berbahaya dan beracun) disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
1. Bab I Definisi
2. Bab II Ruang Lingkup
3. Bab III Tata Laksana
4. Bab IV Dokumentasi
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, bila
kemudian hari ditemukan kekeliruan akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sukatani
Pada tanggal : 01 Juli 2022

Direktur

dr. Harry Triyanto, MARS


NIP:7604090422025
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KASIH INSANI
NOMOR : 045/SK/DIR/RSKI/VII/2022
TANGGAL : 01 Juli 2022
TENTANG : PANDUAN PENGELOLAAN B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN) RUMAH SAKIT KASIH INSANI SUKATANI

PANDUAN PENGELOLAAN B3 (BAHAN


BERBAHAYA DAN BERACUN)
RUMAH SAKIT KASIH INSANI
2022

RS. KASIH INSANI


JL. RAYA PILAR SUKATANI NO. 09 KEL. KARANG SENTOSA
KEC. KARANG BAHAGIA KAB BEKASI
TELP. 021-89161099

3
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................i
BAB I DEFINISI.......................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP.........................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA...........................................................................................3
BAB IV DOKUMENTASI.........................................................................................15

i
BAB I
DEFINISI

A. Mudah meledak (explosive)


Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat tanpa disertai
pengimbangan kehilangan panas, sehingga kecepatan reaksi, peningkatan
suhu dan tekanan meningkat pesat dan dapat menimbulkan peledakan.
Bahan mudah meledak apabila terkena panas, gesekan atau bantingan
dapat menimbulkan ledakan.
B. Pengoksidasi (oxidizing)
Bahan yang mempunyai sifat aktif mengoksidasikan sehingga terjadi
reaksi oksidasi, mengakibatkan reaksi keluar panas(eksothermis).
C. Mudah menyala (flammable)
Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat disertai
dengan pengimbangan kehilangan panas, sehingga tercapai kecepatan
reaksi yang menimbulkan nyala. Bahan mudah menyala atau terbakar
mempunyai titik nyala (flash point) rendah (210C).
D. Beracun (toxic)
Bahan yang bersifat beracun bagi manusia atau lingkungan yang
dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke
dalam tubuh melalui pernapasan kulit atau mulut.
E. Iritasi (irritant)
Bahan yang dapat mengakibatkan peradangan pada kulit dan selaput
lendir.
F. Korosif (corrosive)
Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan
proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE -53- 1020) dengan laju korosi
lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperatur uji 550C, mempunyai
pH sama atau kurang dari 2 (asam), dan sama atau lebih dari 12,5 (basa).
G. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment)
Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada
ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat
ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya
CFC=Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya
PCBs=Polychlorinated Biphenyls)
H. Karsinogenik, teratogenik dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic,
mutagenic)
Karsinogenik merupakan sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel
luar yang dapat merusak jaringan tubuh. Teratogenik merupakan sifat
bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio.
Mutagenik merupakan sifat bahan yang dapat mengakibatkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genetika.
I. Gas bertekanan (pressure gas)
Bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat
meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya
dapat menyebabkan kebakaran.

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Inventarisasi B3 yang meliputi jenis, sifat, jumlah, dan lokasi


B. Menyiapkan dan Memiliki Lembar Data Keselamatan Bahan (Material
Safety Data Sheet)
C. Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3
D. Alat Pelindung Diri (APD)
E. Pemberian Simbol Dan Label Pada Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
F. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar), dan insiden
lainnya
BAB III
TATA LAKSANA

A. Inventarisasi B3 yang meliputi jenis, Sifat, jumlah, dan lokasi


Mengidentifikasi jenis, Sifat, lokasi, dan jumlah semua Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan instalasi yang akan ditangani untuk
mengenal ciri-ciri dan karakteristiknya. Diperlukan penataan yang rapi
dan teratur, hasil identifikasi diberi label atau kode untuk dapat
membedakan satu dengan lainnya.

Tabel 3.1. Contoh data inventaris bahan berbahaya dan beracun (B3)

JENIS
BAHAN
NO BERBAHA SIFAT LOKASI JUMLAH
YA DAN
BERACUN

1 Formaldeh a. Beracun a. Farmasi 15 liter 3 box @5


yde melalui b. IBS l)
(Formalin) inhalasi
b. Mengiritasi
2 Alkohol a. Mudah a. Farmasi a. 20 liter
70% terbakar b. Rajal b.1 liter
b. Mengiritasi c. Laboratorium c. 3 liter
mata d. CSSD d.1 liter
e. Ranap Lt. 4 e. 1 liter
3 Tabung O2 Mudah a. Gas medik a. 48 tabung
meledak b. Ranap b. 5 tabung
c. Rajal c. 2 tabung
d. IGD d. 5 tabung
e. ICU e. 2 tabung
f. Ambulance f. 4 tabung
4 Tabung Mudah Gizi 4 tabung
LPG meledak
5 Kaemperol Racun a. Gudang a. 400 pcs
(Kamper) kebersihan (1 pak @5
b. Kamar jenazah buah)
b. 2 pcs
6 Banzalkoni Mengiritasi Laundry 8 kardus + 4
um Cloride botol
(Bayclean)
7 Detergen Mengiritasi Laundry 3 kardus + 6 pcs

8 Iodine Racun a. Farmasi a. 1000 ml


povidon b. IBS b. 300 ml
c. Rajal c. 900 ml
d. Ranap d. 1000 ml
9 Karbol Mengiritasi Gudang 336 liter
wangi kebersihan (12 pail @28
liter)
10 Floor a. Bersifat Gudang 336 liter
Cleaner racun jika kebersihan (12 pail @28
tertelan liter)
b. Mengiritasi
11 Glass Mengiritasi Gudang 140 liter
Cleaner kebersihan (5 pail @28 liter)
12 Hand Soap Racun Gudang 224 liter
kebersihan (8 pail @28 liter)
13 Asam Korosif CSSD 1 liter
14 Basa Mengiritasi CSSD 1 liter
15 Alkali Mengiritasi Kesling 6 botol
16 Acid Korosif Kesling 10 Kg
17 Jelly USG Racun a. Farmasi a. 7 botol
b. Rajal b. 1 botol
c. Radiologi c. 1 botol
18 Metanol Mudah Laboratorium 1000 ml
terbakar (2 botol @500 ml)
19 Xylol Racun Laboratorium 10 ml
(1 botol 10 ml)
20 Benzal Racun Kesling 700 liter
konium (140 dirigen @5 l)
chloride 980 liter
glycerin (196 dirigen @5 l)
water

B. Menyiapkan dan Memiliki Lembar Data Keselamatan Bahan (Material


Safety Data Sheet)
Informasi mengenai bahan-bahan berbahaya terkait dengan
penanganan yang aman, prosedur penanganan tumpahan, dan
prosedur untuk mengelola pemaparan sudah yang terbaru dan selalu
tersedia.

C. Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3


1. Penyimpanan Bahan Berbahaya Dan Beracun
Salah satu sumber kecelakaan dalam menangani bahan bahan
kimia berbahaya adalah penyimpanan atau pergudangan. Banyak sekali
kejadian kebakaran atau peledakkan yang di mulai dari tempat
penyimpanan
Syarat syarat penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3)
a. Bahan mudah meledak (explosive)
Contoh : ammonium nitrat, nitrogliserin trinitrotoluene (TNT)
Syarat :
1) Ruangan dingin dan berventilasi
2) Dijauhkan dari panas dan api
3) Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis

b. Bahan pengoksidasi (oxidizing)


Contoh : perklorat, Permanganate, peroksida organic
Syarat :
1) Suhu ruangan dingin dan berventilasi
2) Jauh dari sumber api dan panas termasuk loncatan listrik dan
larangan merokok
3) Jauh dari bahan bahan cairan mudah terbakar atau reduktor
(pemadam kebakaran kurang berguna karena zat oksidator dapat
menghasilkan oksigen sendiri)
c. Bahan mudah menyala (flammable)
Contoh : H2O2 (hydrogen Piroksida)
Syarat :
1) Suhu dingin dan berventilasi
2) Dijauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api
listrik dan api rokok
3) Tersedianya alat pemadam kebakaran
d. Bahan beracun
Contoh : sianida, arsenide, fosfit
Syarat :
1) Ruangan dingin dan berventilasi
2) Jauh dari bahaya kebakaran
3) Dipisahkan dari bahan bahan yang mudah bereaksi
4) Disediakan Alat pelindung diri, pakaian kerja, masker dan sarung
tangan
e. Bahan iritasi (irritant)
Contoh : ammonia, benzyl klorida
Syarat :
1) Ruangan dingin dan berventilasi
2) Wadah tertutup
f. Bahan korosif (corrosive)
Contoh : asam-asam, alkali (dapat merusak wadah, dan bereaksi
dengan zat zat beracun menghasilkan uap/gas beracun)
Syarat :
1) Ruangan dingin dan berventilasi
2) Wadah tertutup dan beretiket
3) Dipisahkan dari zat zat beracun
4) Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan,
dan pakaian kerja
g. Bahan berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment)
Contoh : tetraklorometan, tributil timah klorida, dan petroleum
bensin
Syarat :
1) Ruangan dingin dan berventilasi
2) Wadah tertutup dan beretiket
h. Bahan karsinogenik, teratogenik dan mutagenik (carcinogenic,
tetragenic, mutagenic)
Contoh : Aflatoksin, sinar X, sinar radioaktif
Syarat :
1) Ruangan dingin dan berventilasi

i. Bahan gas bertekanan (pressure gas)


Syarat :
1) Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
2) Ruangan dingin atau terkena langsung sinar matahari
3) Jauh dari api atau panas
4) Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-
katub
di RS Kasih Insani Sukatani penyimpanan bahan berbahaya dan
beracun di dalam ruangan tempat penyimpanan B3. Untuk bahan
berbahaya dan beracun yang mudah menyala, maka disimpan
didalam lemari yang tahan api yang berada di dalam ruangan
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun.
2. Penggunaan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
Di RS Kasih Insani Sukatani di pergunakan pada ruangan yang
menggunakan bahan berbahaya dan beracun untuk menunjang
pelayanan kepada pasien atau membersihkan lingkungan Rumah Sakit.
3. Penanganan Tumpahan
Apabila dalam bekerja terjadi tumpahan baik di tempat
penyimpanan atau di unit kerja yang menggunakan bahan berbahaya
beracun (B3), maka di seluruh ruang yang memakai atau menyimpan
Bahan berbahaya dan beracun disiapkan seperangkat alat spill kit yang
akan digunakan untuk membersihkan tumpahan bahan berbahaya dan
beracun (B3) tersebut.
a. Tumpahan Bahan berbahaya dan beracun (zat kimia atau sitotoksik)
Box spill kit terdiri :
1) APD (Alat Pelindung Diri )
a) Baju pelindung/Apron
b) Masker
c) Kaca mata
d) Sepatu bot
e) Sarung tangan karet/ latex
f) Alat untuk membersihkan tumpahan
g) Kantong plastic kuning
h) Safety box
i) Senter
j) Bubuk Penyerap (pasir)
k) Spidol dan label
l) Spon penyerap atau kanebo
m) Paper towel
n) Sapu dan sekop kecil
o) Cairan desinfektan
p) Air bersih
Bila terjadi tumbahan bahan berbahaya dan beracun, maka
yang pertama kali mengetahui, karyawan tersebut menangani
tumbahan bahan berbahaya dan beracun (B3) tersebut dengan cara
cara sebagai berikut :
1) Petugas meminta pertolongan dan jangan tinggalkan area
sebelum diijinkan
2) Petugas memberi tanda peringatan disekitar area
3) Petugas menggunakan alat pelindung diri
4) Petugas mengangkat parikel, kaca atau bahan tumpahan bahan
berbahaya dan beracun dengan menggunakan alat sapu dan
sekop kecil
5) Apabila terdapat cairan bahan berbahaya dan beracun (B3),
serap tumpahan tersebut dengan kasa penyerap, atau tumpahan
serbuk dengan kain/handuk basah dan buang dalam wadah
plastik kuning
6) Petugas menuang cairan desinfektan ke area tumpahan, lalu
dibersihkan dengan paper towel. Buang paper towel tersebut ke
dalam plastik kuning
7) Petugas membilas area tumpahan dengan air bersih, keringkan
dengan paper towel lalu buang paper towel ke dalam plastik
kuning
8) Pertugas terakhir membersihkan permukaaan dengan spon
penyerap atau kanebo
9) Petugas mengikat kantung plastik kuning secara aman dan
masukkan ke TPS B3
10) Petugas membersihkan peralatan dan APD yang di gunakan dan
penyimpan kembali ke dalam container dan cuci tangan
b. Penanganan tumpahan cairan tubuh
Box spill kit terdiri :
1) APD (Alat Pelindung Diri)
a) Baju pelindung/Apron
b) Masker
c) Kaca mata
d) Sepatu bot
e) Sarung tangan karet/ latex
2) Alat untuk membersihkan tumpahan
a) Kantong plastik kuning
b) Safety box
c) Senter
d) Spidol dan label
e) Spon penyerap atau kanebo
f) Paper towel atau Koran
g) Sapu dan sekop kecil
h) Cairan desinfektan
i) Air bersih
Bila terjadi tumpahan cairan tubuh, maka yang pertama kali
mengetahui, petugas tersebut menangani tumpahan cairan tubuh
tersebut dengan cara-cara sebagai berikut :
1) Petugas mengambil spill kitt dan memasang tanda peringatan
2) Petugas membuka spill kitt dan memakai APD
3) Petugas meletakkan tissue atau bahan yang dapat menyerap
ke tumpahan cairan tubuh. Masukkan tissue atau bahan
yang dapat menyerap tumpahan cairan tubuh ke dalam plastik
kuning
4) Petugas menyiramkan cairan desinfektan kearea tumpahan, lalu
bersihkan dan keringkan dengan bahan yang dapat menyerap
cairan (kanebo, tisu, Koran, paper towel) dan buang ke dalam
plastik kuning
5) Petugas membilas area tumpahan dengan air bersih dan
keringkan
6) Petugas mengikat plastik kuning dan masukkan ke tempat
penampungan
7) Petugas membersihkan peralatan dan APD yang digunakan
8) Petugas penyimpan kembali peralatan yang dipakai
9) Petugas cuci tangan
4. Penanganan Kebocoran Gas
Apabila terjadi kebocoran gas elpiji yang berada di dapur gizi atau
catering dan kafe, langkah awalnya adalah jangan panik dan cabut
regulatornya , buka jendela dan pintu serta jangan menyalakan listik
atau kompor karena akan memicu terjadinya api.
Apabila terjadi kebocoran gas sentral maka jangan panik, jangan
menyalakan sesuatu yang dapat menimbulkan api, hubungi pihak
yang bertanggungjawab terhadap gas sentral, evakuasi apabila ada
yang terpapar.
5. Penanganan Kebakaran
Jika terjadi kebakran , jika kebakaran kecil dapat di padamkan
dengan APAR , apabila terjadi kebakaran besar dapat di gunakan
hydran atau fog.
6. Penanganan Petugas Terpapar Zat Kimia
Memberikan pertolongan kepada korban kecelakaan atau
mengalami sakit dengan tujuan menyelamatkan jiwa korban sering
gagal, bahkan jiwa pemberi pertolongan dapat menjadi korban . Hal ini
disebabkan karena di samping prinsip-prinsip dasar diabaikan , juga
petugas penolong kurang terlatih dan kurang terampil.
a. Keracunan melalui mulut/pencernaan
Perlakuan yang dapat di berikan kepada korban adalah dengan
memberikan air minum/susu sebanyak 2-4 gelas, apabila korban
pingsan jangan berikan sesuatu kedalam mulut. Usahakan supaya
muntah segera dengan memasukkan jari tangan ke pangkal lidah
atau dengan memberikan air garam hangat (satu sendok makan
garam dalam satu gelas air hangat). Ulangi sampai pemuntahan
cairan jernih. Pemuntahan jangan dilakukan apabila tertelan minyak
tanah, asam atau alkali kuat atau apabila korban tak sadar.
b. Keracunan melalui pernafasan
Jika racun yang masuk dalam tubuh terhirup oleh saluran
pernafasan, gunakan masker khusus atau kalau terpaksa sama
sekali tidak ada, tahanlah nafas saat memberikan pertolongan di
tempat beracun. Bawalah korban ketempat yang berudara sesegera
mungkin dan berikan pernafasan buatan secepatnya, apabila korban
mengalami kesulitan bernafas. Lakukan hal tersebut berulang-ulang
sampai petugas kesehatan datang.
c. Keracunan melalui kulit
Jika racun masuk ke dalam tubuh melalui kulit, jika
memungkinkan tentukan lebih dahulu jenis bahan kimia yang
masuk dan usahakan agar tidak tersentuh, siramlah bagian tubuh
korban yang terkena bahan racun dengan air bersih paling sedikit 15
menit. Langkah selanjutnya, lepaskan pakaian yang dikenakan,
berikut sepatu, perhiasan dan benda benda lain yang terkena
racun. Jangan mengoleskan minyak, mentega atau pasta natrium
bikarbonat pada kulit terkena racun, kecuali diperintahkan oleh
petugas kesehatan yang hadir di situ.
d. Keracunan melalui mata
Jika racun yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir
dimata, segeralah melakukan pencucian pada kedua mata korban
dengan air bersih gunakan jumlah banyak (disini anda dapat
menggunakan air hangat–hangat kuku). Buka kelopak mata atas
dan bawah permukaan, tarik bulu matanya supaya kelopak
matanya tidak menyentuh bola mata. Posisi ini memungkinkan
masuknya air bersih dan dapat mencuci seluruh permukaan bola
mata dan kelopaknya. Teruskan pekerjaan ini selama paling sedikit
15 menit.

D. Alat Pelindung Diri (APD)


Jenis alat pelindung diri yang ada di RS Kasih Insani Sukatani adalah
:
1. Sarung tangan, melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan
penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berda di
tangan petugas kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang
(barrier) fisik paling penting untuk mencegah penyebaran infeksi,
sarung tangan harus diganti antara setiap kontak dengan satu
pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari kontaminasi silang,
Sarung tangan juga dipakai ketika membersihkan tumpahan bahan
berbahaya dan beracun. Sarung tangan yang di sediakan di RS
Kasih Insani Sukatani adalah sarung tangan bersih, sarung tangan
steril dan sarung tangan rumah tangga.
2. Masker, harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian
dagu dan rambut pada wajah (jenggot). Masker di pakai untuk
menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau
petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah
percikkan darah atau cairan zat kimia. Masker yang disediakan di RS
Kasih Insani Sukatani adalah masker bedah, masker N95.
3. Alat Pelindung Mata, Melindungi petugas dari percikkan darah atau
cairan tubuh lainnya serta zat kimia dengan carp kacamata melindungi
mata. Di RS Kasih Insani Sukatani tersedia kacamata pelindung.
4. Topi, di gunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga
serpihan kulit dan rambut tidak masuk kedalam luka selama
pembedahan . Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut.
Meskipun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien ,
tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari
darah atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot.
5. Gaun Pelindung, di gunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian
biasa atau seragam lain. Pada saat merawat pasien yang diketahui atau
dicurigai menderita penyakit menular melalui droplet/airborne.
Pemakaian gaun pelindung terutama adalah untuk melindungi baju
dan kulit petugas.
6. Apron, yang terbuat dari karet atau plastic. Merupakan penghalang
tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas.
7. Pelindung Kaki, digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat
benda tajam atau benda berat atau terpapar zat kimia. Di RS Kasih
Insani Sukatani tersedia sepatu boot karet.

E. Pemberian Symbol Dan Label Pada Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
1. Pemberian Simbol
Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3
a. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar bom meledak (explosive/exploded 3 bomb)
berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang pada
suhu dan tekanan standar (25 oC, 760 mmHg) dapat meledak dan
menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang
dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.

Gambar 3.1 Simbol B3 mudah meledak (explosive)

b. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan
banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan
kimia lainnya, terutama bahanbahan yang sifatnya mudah terbakar
meskipun dalam keadaan hampa udara.
Gambar 3.2 Simbol B3 pengoksidasi (oxidizing)

c. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar
karena kontak dengan udara pada temperatur ambien;
2) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber
nyala api;
3) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
4) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah
yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau
udara lembab;
5) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan
titik didih lebih rendah atau sama dengan 35oC;
6) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC;
7) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume
dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC
(140oF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan
api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
8) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan
760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran
melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia
secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan
kebakaran yang terus 5 menerus dalam 10 detik. Padatan yang
hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya
menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC;
9) Aerosol yang mudah menyala;
10) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
11) Peroksida organik.

Gambar 3.3 Simbol B3 mudah menyala (flammable)

d. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan
atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat
racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat
beracun dan beracun); dan/atau
2) Sifat bahaya toksisitas akut.

Gambar 3.4 Simbol B3 mudah beracun (toxic)

e. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung
dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atau peradangan;
2) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan
tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau
pusing;
3) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada
kulit; dan/atau
4) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan
iritasi serius pada mata.

Gambar 3.5 Simbol B3 iritasi (irritant)

f. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
2) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020
dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur
pengujian 55oC; dan/atau
3) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.

Gambar 3.6 Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)

g. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan


(dangerous for environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam
serta ikan berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu
bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan
kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau
organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan,
seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon),
persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).

Gambar 3.7 Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan


(dangerous for the environment)

h. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan


mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan
gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada.
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang
atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
sebagai berikut :
1) Karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
2) Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio;
3) Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética;
4) Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
5) Toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
6) Gangguan saluran pernafasan.

Gambar 3.8 Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik


dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic)
i. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas
bertekanan (pressure gas)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Simbol berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol
ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini
bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung
dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat
menyebabkan kebakaran.

Gambar 3.9 Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan

Pemberian label atau etiket diperlukan sebagai informasi yang


cepat dapat dikenal untuk pekerja yang berpendidikan rendah, sehingga
dengan cepat dapat bersikap hati- hati dalam penanganan bahan kimia
berbahaya.
Di RS Khusus Paru Kabupaten Karawang label yang di pakai adalah :
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan
dengan kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah
panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis
tepi berwarna hitam

Gambar 3.10 Label B3 (Bahan Berbahaya dan beracun)

BAB IV
DOKUMENTASI

1. SK No 017 Tentang Pelayanan Sanitasi dan K3


2. Form Data inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
3. Form Insiden B3

Direktur Rumah Sakit Kasih Insani

dr. Harry Triyanto, MARS


NIP:7604090422025
A. Form Data inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

JENIS BAHAN
NO BERBAHAYA SIFAT LOKASI JUMLAH
DAN BERACUN

B. Form Insiden B3

Hal. 1

LAPORAN KECELAKAAN KERJA Tanggal : …………………………

Beri Tanda V untuk pertanyaan pilihan dan berikan tanda V sesuai dengan kondisi sebenarnya (boleh lebih dari satu)

A. UNIT/BAGIAN KERJA
1. Unit/Bagian : …………………………………
2. Lokasi : …………………………………
3. Tanggal Kejadian : …………………………………

B. IDENTITAS
1. Nama : …………………………. 4. NIK : ………………………….
2. Umur : …………………………. 5. Masa Kerja : ………………………….
3. Jenis Kelamin : …………………………. 6. Pekerjaan : ………………………….

C. SUMBER KECELAKAAN
o Pisau bedah o Panas (steam/permukaan o Faktor lingkungan
o Alat kerja tangan panas)
o Lalu lintas (motor/mobil)
o Bahan kimia/debu berbahaya o Kebakaran
o Lantai/permukaan o Lain – lain, sebutkan
o Peralatan listrik
lantai kerja o ………………………………………
D. KEADAAN LUKA KORBAN

BAGIAN YANG TERLUKA SIFAT LUKA AKIBAT KECELAKAAN

o Kepala o Tersayat o Meninggal


o Mata o Salah urat o Luka berat
o Badan
o Hernia o Luka ringan
o Lengan
o Kaki o Fraktur o Kerusakan

o Telapak kaki o Amputasi o Kerugian waktu kerja


o Bagian dalam o Terbakar o Tanpa kerugian waktu kerja
o …………………………
o Dermatitis o Kejadian nyaris cedera

o …………………………… o ………………………………….

LAPORAN KECELAKAAN KERJA Hal. 2

E. JENIS KECELAKAAN
o Terpotong (tersayat, tergores) Jam kejadian : ………………………………………….
o Terjepit (terhimpit, tersayat) Pertolongan Pertama Korban
o Terjatuh o Petugas P3K/First Aider
o Tertimpa, terpukul o IGD RSK PARU KARAWANG
o Terhirup (racun, debu, absorpsi dll) o ……………………………………………..
o Kontak dengan temperatur (dingin, panas)
o Kontak dengan arus listrik
o Kontak dengan bahan kimia
o Lainnya ………………………………………….

F. KRONOLOGIS TERJADINYA KECELAKAAN


Uraian terjadinya kecelakaan :

G. PENYEBAB KECELAKAAN
KEADAAN TIDAK AMAN PERBUATAN TIDAK AMAN
o Pengamanan tidak sempurna o Mengerjakan tanpa wewenang
o Tanpa alat pengaman o Mengerjakan dengan kecepatan berbahaya
o Peralatan rusak o Membuat alat pengaman tidak berfungsi
o Desain tidak aman o Menggunakan alat dengan cara tidak aman
o Tata ruang kurang baik o Posisi/sikap kerja tidak aman
o Alat pelindung diri tidak lengkap o Mengejutkan/bergurau
o ……………………………………………… o Tidak mengenakan pelindung diri
o ………………………………………………….

LAPORAN KECELAKAAN KERJA Hal. 3

H. FAKTOR PENDORONG KECELAKAAN


KONDISI PERSONEL KONDISI ALAT/BAHAN/PROSES

o Kurang pengetahuan/pengalaman o Alat yang rusak/kurang perawatan


o Kondisi fisik/mental o Lainnya ………………………………………….
o Sikap yang tidak sesuai o Lainnya ………………………………………….
o Lainnya ………………………………………….

I. TINDAKAN UNIT / PERUSAHAAN TERHADAP KEJADIAN AKIBAT YANG SAMA

Perbaikan terhadap kondisi alat/mesin/instalasi/proses :


……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Pembinaan terhadap karyawan :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

J. CATATAN LAIN – LAIN ( Yang belum tercakup dari uraian diatas )

Direktur Rumah Sakit Kasih Insani

dr. Harry Triyanto, MARS


NIP:7604090422025

Anda mungkin juga menyukai