MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAA
TENTANG PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH BAA
Kesatu : Rumah Sakit UMUM DAERAH BAA mematuhi peraturan perundang-
undangan dan ketentuan mengenai Pengelolaan Bahan dan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berlaku
Kedua : Pengelolaan Bahan dan Limbah Bahan berbahaya dan beracun (B3) di
rumah Sakit UMUM DAERAH BAA tercantum dalam lampirankeputusan ini
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian
dari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Ba’a
pada tanggal 2022
Direktur,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa yang melipahkan rahmat Dan
karuinuanya sehingga dapat tersusunnya panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) RS UMUM DAERAH BAA.
Dalam rangka pengelolaaan bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya di
rumah sakit, maka diperlukan upaya- upaya untuk pengelolaan agar bahan B3 tidak
membahayakan bagi sarana dan prasana rumah sakit , SDM keluarga pasien dan
pasien serta lingkungan hidup sekitarnya. Oleh karena itu bahan dan limbah B3 wajib
dilakukan pengelolaan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan panduan ini, karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan guna
penyempurnaannya. Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan buku ini.
Tim penyusun
i
ppppppP
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENGERTIAN
Rumah sakit selain memberikan dampak positif sebagai sarana kesehatan juga
memberikan dampak negatif yaitu menghasilkan limbah sehingga perlu mendapatkan
perhatian. Beberapa masalah kesehatan berhubungan dengan pembuangan limbah
rumah sakit yang tidak tepat antara lain tifoid, kolera, malaria, penyakit kulit, parasitosis
usus, dan hepatitis. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
sebagaimana yang tertulis dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2015 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang
meliputi pengurangan dan pemilahan limbah B3, penyimpanan limbah B3, pengangkutan
limbah B3, pengolahan limbah B3, penguburan limbah B3, dan/atau penimbunan limbah
B3.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pengelolaan B3 ini diperlukan dukungan dari semua pihak, dari proses pengadaan
sampai pembuangan limbah dengan aman, hal ini berkaitan dengan upaya mencegah
terjadinya paparan/pencemaran pada masyarakat Rumah sakit itu sendiri dan pada
lingkungan sekitarnya.
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah bahan yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup, membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut limbah B3 adalah sisa
suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan yang berbahaya dan atau
beracun (B3).
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Rumah Sakit merupakan penghasil limbah klinis terbesar. Berbagai jenis limbah
yang dihasilkan dirumah sakit dan unit-unit pelayanan kesehatan bisa membahayakan
dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi pengunjung dan terutama kepada petugas
yang menangani limbah tersebut serta masyarakat sekitar rumah sakit. Limbah tersebut
diperlukan pengelolaan pendahuluan sebelum diangkut ketempat pembuangan atau
dimusnahkan dengan unit pemusnah setempat.
Rumah sakit dalam memberikan pelayanan, menggunakan berbagai jenis bahan
berbahaya dan beracun yang berpotensi menimbulkan berbagai risiko. Untuk
mengantisipasi dan meminimalisasi dampak dari kemungkinan risiko tersebut, maka perlu
dibuat panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah B3.
Pengelolaan bahan dan limbah B3 di rumah sakit,meliputi :
A. Definisi dan Tujuan
B. Identifikasi bahan dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
C. Klasifikasi B3 dan Instalasi / Unit Penghasil Limbah B3
D. Pelabelan dan Pengemasan B3 & Limbah B3
E. Pengelolaan B3, meliputi Pengadaan B3 dan Penyimpanan B3
F. Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
G. Pengelolaan LimbahB3, meliputi :
1. Pengumpulan limbah B3.
2. Penyimpanan limbahB3.
3. Pembuangan limbah B3.
H. Penanganan Tumpahan Limbah B3 dan Pelaporan Insiden
I. Alat Pelindung Diri untuk Penanganan B3 dan Limbah B3
J. Dokumentasi
2
PERATURAN DIREKTUR RS UMUM DAERAH BAA
N0 166/RSDK/KEP-01/PPI/VII/2022
TENTANG
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)
DIREKTUR RS UMUM DAERAH BAA
4
BAB IV
TATA LAKSANA
5
Instalasi/unit kerja yang menghasilkan limbah B3 di RumahSakit sesuai jenis dan sifat
sebagai berikut:
Instalasi/unit
Jenis/limbah b3
penghasil limbahB3
No
1 Unit Rawat Jalan/Poliklinik Mudah terbakar, iritan, beracun
2 Unit Rawat Inap Mudah terbakar, korosif, iritan, beracun
3 Unit Laboratorium Mudah terbakar, korosif, iritan, beracun
4 Unit Kamar Operasi Mudah terbakar, korosif, iritan
5 Unit Gawat Darurat Mudah terbakar, korosif, iritan
6 Unit Farmasi Iritan dan mudah terbakar
7 VK Iritan dan mudah terbakar
8 Unit Kesling Korosif, iritan
9 Gudang Umum Mudah terbakar, korosif, iritan, beracun
10 UnitIT Iritan
11 Unit PSRS Iritan, mudah meledak, mudah terbakar
Infeksius Reaktif
6
2. Label Limbah B3
a. Setiap Bahan B3 yang digunakan akan menghasilkan limbah B3. Dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, selain dihasilkan limbah
B3 sesuai dengan bahan yang digunakan,juga dihasilkan limbah B3 lain sebagai
akibat dari pelayanan kesehatan.
b. Jenis limbah B3 yang dihasilkan di RumahSakit, dikategorikan, ditempatkan
dalam wadah dan diberi label/lambing limbah B3 sebagai berikut :
1 Limbah Infeksius
a. Limbah padat yaitu Limbah Infeksius Kuning Kantong plastik
yang dihasilkan dari barang kuat dan anti
dapat dibuang -disposable bocor, atau
items- selain limbah benda container
tajam antara lain pipa
karet, kateter, dan set
intravena
Limbah mikrobiologi &
bioteknologi yaitu limbah
dari pembiakan di
laboratorium, stok atau
specimen mikroorganisme
hidup atau vaksinyang
dilemahkan, pembiakan sel
manusia dan hewan yang
digunakan dalam penelitian
dan agen infeksius dari
penelitian dan laboratorium
industri, limbahyang
7
c. Limbah pakaian kotor Infeksius Kuning Kantong plastik
yaitu barang
terkontaminasi dengan
cairan tubuh termasuk
kapas, pakaian, plaster
atau pembalut kotor, tali-
temali, sprei, selimut, dan
kain-kain tempattidur
danbarang lainnya yang
terkontaminasi dengan
darah.
2. Limbah Patologis
4. Limbah Tajam
8
insektisida. Drum
Dirigen tertutup
9
c. Penyimpanan bahan oksidator
1) Tempat penyimpanan berventilasicukup
2) Jauhkan dari sumber api/ panas
3) Jauhkan dari bahan mudah terbakar/reduktor
d. Penyimpanan bahan reaktif
1) Tempatpenyimpanan berventilasicukup
2) Jauhkan dari sumber api/ panas
3) Sediakan alat pemadam api ringan tanpa air(CO2,Halon, DryPowder)
e. Penyimpanan bahan beracun
1) Tempat penyimpanan berventilasicukup
2) Disimpan terpisah dari bahan-bahanyangmungkin bereaksi
3) Sediakan alat pelindung diri, masker,gloves danpakaian kerja
f. Penyimpanan bahan korosif
1) Tempat penyimpanan berventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan beracun
3) Wadah tertutup dan beretiket
4) Sediakan alat pelindung diri kaca mata, gloves dan pakaian kerja.
g. Penyimpanan gas bertekanan
1) Disimpan tegak dan terikat
2) Disimpan pada ruangan dingin dan tidak terkena matahari langsung
3) Jauh dari sumber api/panas
4) Disimpan jauh dari bahan – bahan korosif yang dapat merusak kran-kran.
Nama dan Sifat fisik Wujud fisik Sifat kimia Sifat bahaya
formula
bahan
TD Gas Toksik
Reaktivitas
TL Cair Flammable
Tekanan Uap Padat Eksplosif
Suhu
Dekomposisi
Berat Jenis
10
Penanganan bahan korosif
Untuk mencegah paparan bahan kimia korosif, penanganan jenis bahan ini
dilakukan dengan :
a. Menggunakan sarung tangan (gloves)
b. Pelindung mata (goggle)
c. Pelindung badan (jas lab)
11
Trolley/Bin limbah B3
2. Penyimpanan Limbah B3
a. Sebelum limbah B3 dimasukan ke dalam TPS limbah B3 dilakukan
penimbangan dan dicatat didalam log book/catatan limbah B3 untuk
mengetahui jumlah limbah B3 setiap harinya.
b. Peyimpanan limbahB3 dipisahkan berdasarkan karakteristiknya.
1) Limbah B3 infeksius(padat dan benda tajam)
2) Limbah B3 Cair
3) Limbah B3 Umum (accubekas,bolalampu,tinta,kalengcat,olibekas dll).
4) Limbah Benda Tajam NonInfeksius (Pecahan Kaca, Piringdll)
c. Ketentuan Penyimpanan limbah B3
1) Tempat penyimpananan limbah B3 dialasi dengan pallet agar lantai
dapat dibersihkan setiap saat. Petugas yang menimbang harus
menandatangani catatan jumlah B3 di dalam logbook/catatan produksi
limbah B3.
2) Ruang penyimpanan limbah B3 harus memiliki ventilasi yang baik,
dilengkapi dengan penerangan dan APAR.
3. Pembuangan Limbah B3
a. Pembuangan dan pemusnahan limbah B3 di Rumah Sakit dilakukan
sendiri oleh Rumah Sakit menggunakan incenerator.
b. Frekuensi pemusnahan limbah B3 di rumah sakit adalah 1 minggu 3 kali
pemusnahan dengan waktu penyimpanan sementara di Rumah Sakit
maksimal 3 hari (standar 90 hari)
12
G. PENANGANAN TUMPAHAN LIMBAH B3 DAN PELAPORAN INSIDEN
1. Penanganan Tumpahan Limbah B3
a. Penanganan tumpahan limbah B3 adalah tindakan gawat darurat terhadap
tumpahan limbah B3 yang tercecer di areaunit yang menghasilkan limbah B3,
area Rumah Sakit dan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3.
Jenis limbah B3 yang dihasilkan di Rumah Sakit terdiri dari limbah infeksius,
limbah B3 cair (laboratorium), dan limbah B3 umum (aki bekas, bola lampu,
tinta, dll).
b. Agar upaya penanganan tumpahan B3 berjalan efektif, perlu didukung dengan
penyediaan sarana spill kit tumpahan B3. Spill kit tersebut adalah seperangkat
perlengkapan penanganan tumpahan yang terdiri dari:
1) APD : Google, masker disposible, sarung tangan disposible, apron
disposible.
2) Cairan: desinfektan dan handrub.
3) Peralatan: adsorben (kertas, kain majun, kantong plastik kuning, serokan,
sapu kecil, spuit).
4) Lembar pelaporan untuk pencatatan kejadian.
c. Penanganan tumpahan limbah B3 agar tidak terjadi paparan terhadap petugas:
1) Penanganan tumpahan limbah B3 infeksius.
a) Petugas melepaskan perhiasantangan (jam, cincindll) kemudian
mencuci tangan.
b) Petugas menggunakan alat pelindung diri (tutupkepala, masker, kaca
mata gogel, sarung tangan, apron plastic, sepatu kerja)
c) Serap tumpahan dengan kertas buram atau kertaslainnyayang mudah
menyerap. Bersihkan tumpahan yang sudah terserap dan masukkan
dalam kantung plastik kuning.
d) Basahi lantai yang terkena tumpahan dengan desinfektan/larutan
chlorine 0.5% selama 10 menit.
e) Kemudian lap atau pel dengan larutan chlorine 0,05 %.
f) Lepas APD (sarung tangan, masker, apron) dan masukkan ke kantong
plastik kuning.
g) Buang plastik kuning ke tempat sampah infeksius.
h) Petugas mencuci tangan dengan sabun dengan 6 langkah cuci tangan.
i) Isi kembali spill kit dan buat laporan kejadian tumpahan pada formulir.
j) Formulir laporan serahkan kepada Tim K3 paling lama 2 x 24 jam.
d. Penanganan tumpahan limbah B3 non infeksius
1) Penanganan tumpahan solar :
a) Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (sarung tangan dan sepatu
boot).
b) Lokalisir tumpahan solar dengan adsorbent pasir/serbuk kayu/koran/kain
bekas.
c) Hindarkan semua materialyang berpotensi menimbulkan percikan/ nyala
api.
d) Masukkan adsorben pasir/serbuk kayu/koran/solar ke dalam kantong
plastik kuning/ember/drum.
e) Bersihkan lantai yang terkena tumpahan solar dengan detergen sampai
lantai tidak licin.
f) Bersihkan dan bilas APD dengan air mengalir.
g) Lakukan prosedur cuci tangan dengan sabun
13
h) Buat laporan kejadian tumpahan pada formulir pelaporan.
i) Serahkan kepada Panitia K3 paling lama 2 x 24 jam.
2) Penanganan tumpahan cairan accu bekas:
a) Petugas menggunakan AlatPelindung Diri (sarung tangan, masker dan
sepatu boot).
b) Lokalisir tumpahan cairan accu bekas dengan adsorbent pasir.
c) Bersihkan tumpahan dengan sekop/sendok semen.
d) Masukan tumpahan ke dalam ember/drum.
e) Bersihkan lantai dengan detergen untuk menghilangkan sifat asam
cairan accu bekas.
f) Bersihkan dan bilas APD dengan air mengalir.
g) Lakukan prosedur cuci tangan dengan sabun.
h) Buat laporan kejadian tumpahan pada formulir pelaporan.
i) Serahkan kepada Panitia K3 paling lama 2 x 24 jam.
3) Penanganan pecahan bola lampu :
a) Cuci tangan dengan menggunakan handrub.
b) Petugas menggunakan Alat Pelindung diri (sarung tangan, masker dan
sepatu boot)
c) Lokalisir pecahan lampu TL dan Bohlam
d) Angkat pecahan dengan menggunakan serokan dan sapu kecil dan
masukkan ke dalam safety box.
e) Bersihkan lantai dengan lap basah dan buang ke kantong plastik kuning.
f) Bersihkan dan bilas APD dengan air mengalir. (7) Lakukan prosedur
cuci tangan dengan handrub.
g) Buat laporan kejadian tumpahan pada formulir pelaporan. (9) Serahkan
kepada Panitia K3 paling lama 2 x 24 jam.
4) Penanganan tumpahan limbah Air Raksa (merkuri)
a) Cuci tangan dengan menggunakan handrub
b) Letakkan tanda peringatan (warning sign) pada area tumpahan limbah
B3 air raksa (merkuri).
c) Gunakan alat pelindung diri berupa: sarung tangan disposible dan
masker disposible.
d) Kemudian lakukan penanganan dengan menggunakan cara-cara
sebagai berikut:
1. Menggunakan spuit :
Sapu dan kumpulkan tumpahan limbah B3 air raksa
(merkuri) menggunakan sapu ijuk kecil dengan hati-hati. Hisap
limbah B3 air raksa (merkuri) dengan spuit. Semprot dan masukkan
limbah B3 air raksa (merkuri) ke dalam kantong plastik ¼ kg.
2. Menggunakan serokan kecil:
Sapu dan kumpulkan tumpahan limbah B3 air raksa
(merkuri) menggunakan sapu ijuk kecil dengan hati-hati. Tampung
ke dalam serokan kecil. Masukkan limbah B3 air raksa (merkuri) ke
dalam kantong plastik ¼ kg.
3. Cara kombinasi:
a. Sapu dan kumpulkan tumpahan limbah B3 air raksa (merkuri)
menggunakan sapu ijuk kecil dengan hati-hati. Tampung ke
dalam serokan kecil.Hisap limbah B3 air raksa (merkuri) dengan
spuit. Semprot dan masukkan limbah B3 air raksa (merkuri) ke
dalam kantong plastik ¼ kg.
14
b. Beri label B3 pada kantong plastik ¼ kg yang telah berisi limbah
air raksa (merkuri).
c. Masukkan limbah B3 air raksa (merkuri) beserta APD ke dalam
kantong plastik kuning.
d. Kemudian bawa dan buang ke tempat penampungan
sementara (TPS) B3 non infeksi.
e. Bersihkan tangan dengan prosedur cuci tangan yang benar
setelah melakukan penanganan tumpahan limbah B3 air raksa
(merkuri).
f. Catat dan laporkan kejadian tersebut kepada Tim K3 RSU.
Hermina Arcamanik.
2. Pelaporan Insiden
a. Kontaminasi/paparan bahan berbahaya beracun (B3) serta limbahnya
dapat menimbulkan bahaya pada manusia maupun lingkungan. Kejadian
kontaminasi/tumpahan dikategorikan sebagai kecelakaan akibat kerja
sehingga perlu pelaporan (accident report).
b. Alur pelaporan insiden sama dengan kejadian pelaporan kecelakaan akibat
kerja (SPO pelaporan kecelakaan akibat kerja di Rumah Sakit). Laporan
insiden dievaluasi setiap 3 (tiga) bulan oleh Panitia K3 dan dilaporkan
kepada Direktur.
c. Arahan Direktur RS UMUM DAERAH BAA dijadikan petunjuk untuk
meningkatkan/memperbaiki agar tidak terjadi lagi insiden kecelakaan akibat
kerja akibat kontaminasi baik bahan maupun limbah berbahaya beracun.
d. Alur Pelaporan Insiden :
Pelaporan data
accident repot ke
Direktur
Arahan dan
tindak lanjut dari
Direktur
15
H. ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK PENANGANAN B3 DAN LIMBAH B3
1. Bahan dan limbah bahan Berbahaya dan Beracun berpotensi menimbulkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku tentang Keselamatan Kerja, maka Rumah
Sakit harus menyediakan peralatan pelindung diri yang digunakan secara benar
disertai prosedur tertulis cara penggunaannya dan selalu dipelihara dalam kondisi
layak pakai.
2. Pimpinan RS menetapkan secara tertulis jenis dan jumlah Alat Pelindung Diri
(APD) yang harus ada di Rumah Sakit, dimana dan pada saat apa dipergunakan
serta siapa yang mempergunakan alat pelindung diri tersebut.
3. Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan di setiap unit kerja cukup banyak
jenisnya, antara lain masker, sepatu boot, sarung tangan disposable, kaca
mata/google, apron disposable, jas laboratorium dan baju operasi.
4. Seluruh unit kerja yang yang mempunyai risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
16
BAB V
DOKUMENTASI
17
DAFTAR PUSTAKA