TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD SIMO TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN SERTA LIMBAHNYA DI RSUD SIMO
KEDUA : Memberlakukan Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) Serta Limbahnya di RSUD Simo
sebagaimana tercantum dalam Keputusan ini.
KETIGA : Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) Serta Limbahnya di RSUD Simo sebagaimana
dimaksud dalam Diktum Kedua tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
keputusan ini dan harus dijadikan acuan dalam
menyelenggarakan Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan di RSUD Simo
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya
keputusan ini dibebankan pada anggaran rumah sakit.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan
dalam keputusan ini akan diadakan perubahan
sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN DI : Simo
PADA TANGGAL :
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO
RATMI PUNGKASARI
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD
SIMO TENTANG PANDUAN
PENGEOLOLAAN BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN
(B3) SERTA LIMBAHYA DI
RUMAH SAKIT DI RSUD SIMO
NOMOR :
TANGGAL :
PANDUAN
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
DAN LIMBAHNYA DI RSUD SIMO
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
Rumah sakit umum daerah simo merupakan suatu unit pelayanan
kesehatan di lingkungan Kabupaten Boyolali memiliki misi meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya dilingkungan
Kabupaten Boyolali.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada
masyarakat tersebut maka salah satu caranya adalah dengan mengelola
fasilitas dan lingkungan serta keselamatan di RSUD Simo.
Setiap pengunjung maupun pasien berhak atas kenyamanan yang
diperoleh dari Rumah Sakit, untuk itu perlu dijaga keselamatan maupun
kemanannya. Peraturan perusahaan dan pemeriksaan oleh yang
berwenang di daerah menentukan bagaimana fasilitas dirancang,
digunakan dan dipelihara. Seluruh Rumah Sakit tanpa memperdulikan
besar kecilnya dan sumber daya yang dimiliki, harus mematuhi ketentuan
yang berlaku sebagai bagian dari tanggung jawab mereka terhadap pasien,
keluarga, staf dan para pengunjung.
Rumah Sakit harus mematuhi peraturan perundangan dan
memahami tentang detail fasilitas fisiknya untuk dapat menyusun
perencanaan. Secara proaktif mengumpulkan data dan menggunakannya
dalam strategi mengurangi risiko dan meningkatkan keselamatan dan
keamanan lingkungan asuhan pasien, yang pada akhirnya semua fasilitas
yang tersedia mampu mendukung keselamatan masyarakat yang ada di
Rumah Sakit.
Agar upaya keselamatan dan keamanan fasilitas di RSUD Simo,
Boyolali dapat berjalan seperti yang diharapkan maka perlu disusun
Panduan Keselamatan dan Kemanan Fasilitas Fisik RSUD Simo Boyolali.
B. Tujuan
Program penanganan, penyimpanan, penggunaan B3 serta
pembuangan limbah B3 yang dilakukan adalah suatu upaya untuk menekan
resiko terjadinya kecelakaan dan resiko kontaminasi yang disebabkan oleh
bahan berabahaya dan beracun (B3) dan limbahnya hasil kegiatan RSUD
Simo.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Kegiatan :
1. Inventarisasi B3 dan limbahnya di seluruh area RSUD Simo
2. Penanganan,penyimpanan dan penggunaan B3 dan limbahnya sesuai
dengan MSDS dan SOP yang ada
3. Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan,
prosedur bila terjadi tumpahan atau paparan/pajanan
4. Pelatihan penanganan B3 kepada staf
5. Pemberian label/symbol/rambu-rambu yang tepat pada B3 dan
limbahnya sesuai dengan MSDS dan SOP yang ada
6. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan B3 dan limbahnya sesuai
dengan MSDS yang ada dan harus mengguanakan APD
7. Memperbaharui data perijinan/lisensi serta data MSDS dengan
berkoordinasi dengan unit-unit terkait.
8. Melampirkan data MSDS setiap pengadaan/pembelian B3 oleh suplier
B. Sasaran :
1. Bahan Beracun Berbahaya yang ada di semua bagian Rumah Sakit
terinvetarisir dari nama dan jenisnya serta up to date, agar memudahkan
pengecekannya
2. Pengelolaan yang tepat terhadap B3, baik penanganan, penyimpanan,
penggunaan, dan pembuangannya.
BAB III
TATA LAKSANA
D. PELATIHAN PENANGANAN B3
Pelatihan penanganan B3 bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman pentingnya pengelolaan B3 dengan benar, agar seluruh staf dapat
menjelaskan dan atau memperagakan tindakan, kewaspadaan, prosedur, dan
partisipasi dalam penyimpanan, penanganan, dan pembuangan limbah B3.
Pelatihan penanganan B3 dilakukan tiap taun sekali.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna
hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan
tekanan standar (25 oC, 760mmHg) dapat meledak dan
menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang
dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar
simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas
atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya,
terutama bahan-bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun
dalam keadaan hampa udara.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan
suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
2) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020
dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian
55°C; dan/atau
3) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan
sama atau lebih besar dari 12,5 untukB3 yang bersifat basa.
h. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan
(dangerous for environment), sebagaimana gambar 8.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan
berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat
menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat
merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme
aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti
merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent
di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan
gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada.
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau
berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
sebagai berikut:
1) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
2) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio;
3) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética;
4) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
5) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau gangguan saluran
pernafasan.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi
dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah
dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.
b) LABEL B3
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi
dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan dalam kegiatan
pengemasan B3. Label berfungsi untuk memberikan informasi tentang
produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah terbaca,
jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari kemasannya.
1. Bentuk, warna dan ukuran.
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan
kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang :
lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi
berwarna hitam, sebagaimana gambar 11.
Nama B3
(komposisi,No CAS/No
UN)
Produsen
Kata
Peringatan
Pernyataan bahaya
Klasifikasi B3
Informasi tindakan penanganan Fisik, kesehatan dan
lingkungan
Keterangan
tambahan
Identitas pemasok
Simbol
3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau “awas”
sesuai dengantingkat resiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih
- klasifikasi B3. detil sesuai dengan klasifikasi B3. Misal:
-fisik, kesehatan, sangat mudah menyala, sangat beracun,
lingkungan. karsinogenik, dan lain-lain.
Simbol Simbol
Label label
4. PENGADAAN/PEMBELIAN B3
Rumah sakit harus melakukan seleksi rekanan berdasarkan barang
yang diperlukan. Rekanan yang akan diseleksi diminta memberikan
proposal berikut profil perusahaan (company profile) . lnformasi yang
diperlukan menyangkut spesifikasi lengkap dari material atau produk,
kapabilitas rekanan, harga, pelayanan, persyaratan K3 dan lingkungan
serta informasi lain yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit.
Setiap unit kerja/ lnstalasi yang menggunakan, menyimpan, mengelola
B3 harus menginformasikan kepada lnstalasi Logistik sebagai unit
pengadaan barang setiap kali mengajukan permintaan bahwa barang yang
diminta termasuk jenis B3.
Untuk memudahkan melakukan proses seleksi, dibuat formulir
seleksi yang memuat kriteria wajib yang harus dipenuhi oleh rekanan
serta sistem penilaian untuk masing masing kriteria yang ditentukan.
Hal-hal yang menjadi kriteria penilaian :
a. Kapabilitas
Kemampuan dan kompetensi rekanan dalam memenuhi apa yang tertulis
dalam kontrak kerja sama.
b. Kualitas dan garansi
Kualitas barang yang diberikan memuaskan dan sudah sesuai dengan
spesifikasi yang sudah disepakati. Jaminan garansi yang disediakan baik
waktu maupun jenis garansi yang diberikan.
c. Persyaratan K3 dan lingkungan
1) Menyertakan MSDS.
2) Melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan atau ISO 14001.
3) Kemasan produk memenuhi persyaratan K3 dan lingkungan.
4) Mengikuti ketentuan K3 yang berlaku di Rumah Sakit.
d. Metodologi bagus.
1) Sistem mutu
2) Dokumen sistem mutu lengkap.
3) Sudah sertifikasi ISO 9000.
e. Pelayanan
1) Kesesuaian waktu pelayanan dengan kontrak yang ada.
2) Pendekatan yang dilakukan supplier dalam melaksanakan tugasnya.
3) Penanganan setiap masalah yang timbul pada saat pelaksanaan.
4) Memberikan layanan purna jual yang memadai dan dukungan teknis
disertai sumber daya manusia yang handal
5. PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pengaturan pengolahan limbah B3 meliputi beberapa tahapan antara lain :
a. Pemilahan limbah B3
b. Penyimpanan limbah B3
c. Pengangkutan limbah B3
d. Pengolahan limbah B3
e. Penguburan atau penimbunan limbah B3
c) LIMBAH PADAT
1. Pemilahan, pewadahan/penyimpanan dan pengangkutan Limbah Padat
Infeksius
a. Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan
kimia yang berbahaya dan beracun
b. Limbah tajam harus dikumpulkan/ ditampung dalam satu wadah khusus
(safety box) seperti botol atau karton yang aman, anti bocor, anti tusuk
dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang lain yang tidak
berkepentingan tidak dapat membukanya.
c. Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan
menggunakan wadah dan label sbb:
d. Dilakukan pemilahan jenis limbah medis padat mulai dari sumber yang
terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
container bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang
tinggi.
e. Tempat pewadahan limbah medis padat:
1) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air
dan mempunyai permukaan yang haluspada bagian dalamnya, misal
fiberglass
2) Di setiap penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan
yang terpisah dengan limbah padat non-medis
3) Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3
bagian telah terisi limbah
4) Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat
khusus (safety box) seperti botol atau karton yang aman
5) Tempat pewadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksis yang
tidak langsung kontak dengan limbah harus segera dibersihkan
dengan larutan desinfektan apabila akan dipergunakan kembali,
sedangkan untuk kantong plastik yang telah dipakai dan kontak
langsung dengan limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi
f. Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan APD yang
terdiri dari:
1) Topi / helm
2) Masker
3) Pelindung mata
4) Pakaian panjang (coverall)
5) Apron untuk industri
6) Pelindung kaki / sepatu boot dan
7) Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves)
d. Limbah Laboratorium
Limbah dari laboratorium sama seperti penangannya limbah dari
radiologi di yaitu yang berujud cair kumpulkan dalam wadah botol atau
container khusus cairan untuk kemudian ditangani oleh pihak ketiga (PT
ARAH)
Sedangkan limbah padat infeksius dimasukan dalam kantong plastic
warna kuning kemudian diangkut ke TPS B3 yang selanjutnya ditangani
oleh pihak ketiga.
e) Limbah cair
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan
kimia beracun dan radioaktif yang bernahaya bagi kesehatan.
Tujuan dilakukan pengelolaan limbah cair untuk mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan.
Saluran pembuangan limbah cair harus menggunakan sistem saluran tertutup,
kedap air dan limbah cair mengalir dengan lancar serta terpisah dengan saluran
air hujan.
Air limbah dari dapur harus dilengkapi dengan grease trap (perangkap lemak)
dan frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan
setiap satu bulan sekali untuk swapantau.
Pada IPAL perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui
debit harian limbah yang dihasilkan.
Prosedur:
a. Limbah cair dari saluran kamar mandi dan wastafel dari semua
ruangan / unit kerja dialirkan melalui saluran tertutup menuju bak
penampung IPAL.
b. Limbah cair dari closet / WC masuk ke dalam septiktang terlebih
dahulu kemudian dialirkan melalui saluran tertutup menuju bak
penampung IPAL.
c. Limbah cair dari laboratorium termasuk unit pelayanan darah, IBS,
masuk ke dalam septiktang terlebih dahulu, kemudian dialirkan masuk
ke bak penampung IPAL.
d. Limbah cair dari pencucian masuk ke pre-treatment terlebih dahulu,
kemudian dialirkan masuk ke bak penampung IPAL.
e. Limbah cair dari Instalasi Gizi dialirkan melalui saluran tertutup menuju
bak penangkap lemak (grease trap), kemudian dialirkan menuju IPAL
melalui saluran tertutup.
f. Dari bak penampung, kemudian dilakukan penyaringan awal oleh
spiral screen guna membuang sampah yang ikut masuk ke dalam bak
penampung.
g. Limbah kemudian mengalir masuk ke dalam buffer tank, dan dipompa
masuk ke dalam tangki SBR (I dan II). Di dalam tangki SBR dilakukan
pengolahan sbb :
1) Mixing yaitu proses pengadukan air limbah agar
menjadi homogen.
2) Aerasi yaitu proses pemberian oksigen pada air
limbah.
3) Sedimentasi yaitu proses pengendapan lumpur pada
air limbah yang telah terolah.
4) Decanting yaitu proses pengaliran air yang sudah
jernih menuju kolam stabilisasi.
5) Di kolam stabilisasi dilakukan injeksi gas chlor untuk
desinfeksi melewati buffel – buffel, dengan harapan agar gas chlor
menyebar ke semua air limbah.
6) Air yang telah didesinfeksi mengalir keluar melewati
outlet menuju
Badan Air / Sungai.
7) Bila terjadi volume lumpur telah melebih kapasitas
yang ada maka dilakukan sludge dewatering dengan tujuan untuk
mengeluarkan lumpur dari tangki SBR dan ditampung di dalam bak
khusus untuk dimanfaatkan sebagai pupuk.
RATMI PUNGKASARI
Lampiran : Surat Keputusan Direktur RSUD SIMO
Nomor : 445/538/MFK/2017
Tanggal :
Tentang : Kebijakan Manajemen Risiko Fasilitas & Lingkungan di RSUD Simo
DAFTAR INVENTARIS BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
No Instalasi Bahan Berbahaya & Beracun JUMLAH
1 IBS Alkohol 70 %
H2O2
Povidone Iodine
Choroethyl Spray
Baterai
Hibiscrub
Handrub
Baygon Spray
Alkohol Swab
Stella Spray
Floor cleaner
Glass cleaner
Chlorin cair/bioklin
Formalin
2 Radiologi Alkohol
Sunlight cair
Handsoap
STELLA semprot pewangi
Jelly USG
Baterai
HAND RUB
TISU Basah Disinfectan
Stella gantung
Tinta printer
Pengharum ruangan
3 IPSRS air raksa
Pengharum ruangan
Tinner
Gas freon R22
Sielent
WD-40
Alcied
Alkohol 70 %
Handrub
Baterai
Cat
Alteco
Tenol elektrik
Solar
Oli
Accu
Battery kering
4 Cleaning Chlorin
service Porstex
Softaman
Detergen
Handsoap
Pembersih kaca/glass cleaner
Pengharum ruangan (Stella)
HIT
Kapur barus
Pledge
Cif
Karbol wangi
Floor Cleaner
Dry Dust
Hard Remover
Kaporit
Tawas
NPK
Racun tikus
Racun lalat
Racun kecoa
Sludge/lumpur IPAL
Pestisida hama
5 Loundry & Handrub
CSSD Detergent cair/crown matic
Handsoap
Pelembut pakaian/polisoft
Klorin cair/Bioklin
Oxobleach
Sanisol
Floor Cleaner
alkazym
alkacyd
Stella
Batu baterai
6 Gizi Sabun cuci piring/dish cleaner
Sabun cuci cream
Kapur barus
Gas LPG
Stella
Pembunuh serangga spray
Hand scrub
7 IGD & HCU Alkohol 70%
Betadine
alkazym
Handscrub
Stella Spray
Handsoap cair
Jelly EKG
Termometer air raksa
Alkohol swab
Ethylchlororide spray
8 Keuangan Handscrub
Pewangi ruangan/stella
Pewangi ruangan /Ecocare
Baterai jam
Baterai remote ac
9 ABEF Alkohol 70%
Betadine
HANDRUB
Pengharum ruangan
ECOCARE
Ethylchlororide spray
Batery AA
Alkohol swab
Jelly EKG
10 Poliklinik Alkohol 70 %
H2O2
Povidone Iodine
Sunlight
Softaman
Alkohol Swab
Kapur barus
Handsoap
Jelly EKG
alkazym
Etil
11 Cendana Alkohol
Handsoap
Sunlight
Pengaharum ruangan
Alkohol Swab
Jelly EKG
Minyak Kayu Putih
Povidone Iodin
12 Farmasi Alkohol Swab
Alkazyme
Alkacid
Alkohol 70% 1 L
Alkohol 70% 100 ml
Ethyl Chloride
H2O2 3 % 800 ml
Odex 5 L
Odex 500 ml
Pov. Iodine (stardine) 1L
Pov. Iodine 60 ml
Tisu basah
disinfectan/Meliseptol
Sodalime
Alkohol 70 % 20 L
Stabimed 1 L
Mino scrub
alkazym
alkacyd
handrub
Hibiscrub
Diaton/Diagon 20 L
13 Lab Extran N-MA 02
Ethyl Alkohol 70 %
Isopropyl Alkohol 70 %
Ethylene glycol
Potasium Cyanide < 0,03 %
Sodium chloride < 1,0 %
Sodium azide < 0,01 %
Quaternary ammonium salt <
2,8 %
Sodium chloride < 1,5 %
Potasium chloride < 0,03 %
Proteolytic enzyme < 0,3 %
Handsoap
Handrub
Sodium chloride < 0,5 %
Sodium sulphate < 1,2 %
Sodium azide < 0,01 %
Buffer < 1,2 %
Baygon spray
Pewangi ruangan ecocare
Bioklin
14 Dahlia Alkohol 70 %
Lysol
Oxygen
Povidone Iodine
Sunlight cair
Alkohol swab
Bioklin
Jelly EKG
Sabun mandi
Handsoap
Handrub
Tisu basah disinfectan
15 Fisioterapi Alkohol 70%
Handsoap
Jelly Ultrasound
Handrub
pengharum ruangan
KLASIFIKASI BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)
Daftar klasifikasi dari B3 yang terdapat di RSUD SIMO adalah sebagai berikut :