Anda di halaman 1dari 8

LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD SIMO

NOMOR : 445/............... TAHUN 2018


TANGGAL :
TENTANG : PANDUAN PELAYANAN INSTALASI PEMELIHARAAN
SARANA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO

BAB I
DEFINISI

Perkembangan ilmu pengetahuan telah merubah pola piker dan


persepsi tentang kamar jenazah. Penyimpanan dan perawatan jenazah
harus dilakukan sebaik-baiknya sebelum dikuburkan. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi keluarga,
terutama karena meningkatnya kesadaran hukum, hak asasi manusia
serta cara berpikir kritis dan rasional serta sebagai penghormatan
terakhir bagi jenazah.
Saat ini kamar jenazah merupakan bagian dari Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), terutama saat bencana
sehingga harus mendapakan perhatian yang sama dengan bagian-bagian
lain yang tergabung dalam Sistem Penanggulangan Gawat Daruat
Terpadu (SPGDT)
Fasilitas dan pelayanan instalasi pemulasaraan jenazah rumah sakit
tidak saja berfungsi untuk menyimpan jenazah tetapi diharapkan juga
mampu melakukan identifikasi koban massal serta mempunyai sarana
dan komunikasi yang baik, yang memberikan rasa nyaman, aman dan
tenang bagi keluarga.
Untuk mencapai tujuan pelayanan yang diharapkan, maka Instalasi
Pemulasaraan Jenazah menyusun buku pedoman pelayanan yang dapat
menjadi acuan serta membantu tercapainya pelayanan Pemulasaraan
Jenazah yang bermutu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simo
Kabupaten Boyolali.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Prinsip Pelayanan Jenazah


Jenazah secara etis diperlakukan penghormatan sebagaimana
layaknya manusia, karena ia adalah manusia. Martabat kemanusian
ini secara khusus adalah perawatan kebersihan sebagaimana
kepercayaan, adat, perlakuan sopan dengan tidak merusak badan
wadagnya tanpa indikasi atau kepentingan kemanusiaan, termasuk
penghormatan atas kerahasiaannya. Oleh karenanya kamar jenazah
harus bersih, bebas dari kontaminasi dan aman bagi petugas yang
bekerja

B. Ciri Khusus Pelayanan Jenazah


Pelayanan jenazah bukan sekedar melaksanakan perawatan
jenazah. Situasi khusus, peristiwa kematian dan sikap sosial budaya
keluarga jenazah dalam menghadapi kematian akan mewarnai
suasana, sarana dan prasarana pelayanan. Rasa duka yang
mendalam sering melibatkan suasana kekagetan, kesedihan atau
haru luar biasa yang dapat menjurus pada keputusasaan keluarga.
Kebingungan dan kesibukan untuk jenazah segera dikubur (bagi
muslim disunnahkan segera menguburkan mayat), mendadaknya
konfimasi keputusan dari pelbagai family dan handai taulan, rasa
ingin tahu masyarakat pada kasus kematian khusus atau suasana
tidak menentu pada korban mati massal. Hal-hal tersebut
memunculkan suasana yang seringkali emosional, dengan ekses
kemarahan yang dapat membahayakan keselamatan dokter dan atau
petugas kamar jenazah terkait. Dikaitkan dengan kasus forensik yang
memerlukan pengamanan jenazah sebagai barang bukti memerlukan
sarana dan prasarana khusus
Dengan perkembangan dunia yang anomic (kematian akibat risk
society), yang menyebabkan makin banyak kematian tidak wajar
(pembunuhan, kecelakaan, bunuh diri) Instalasi Pemulasaan Jenazah
dikelola secara integrative dan melakukan pelayanan 24 jam dalam
sehari
C. Jenis Pelayanan
Pelayanan jasa yang dilaksanakan di Instalasi Pemulasaraan
Jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Simo Kabupaten Boyolali
dikelompokan kedalam 6 kategori, yakni :
1. Pelayanan Jenazah purna-pasien
Cakupan pelayanan ini adalah bagian akhir dari pelayanan
kesehatan yang dilakukan rumah sakit, setelah pasien dinyatakan
meninggal, sebelum jenazah diserahkan ke pihak keluarga atau
pihak berkepentingan lainnya.

2. Pelayanan kedokteran forensik terhadap korban-mati


Rumah sakit umum daerah Simo adalah rumah rumah sakit
pemerintah, merupakan sarana bagi dibawanya jenazah atau mayat
yang memerlukan pemeriksaan forensik. Ada 2 pemeriksaan
forensic, yakni visum luar (pemeriksan luar) dan visum dalam
(pemeriksaan otopsi). Instalasi pemulasaraan jenazah rumah sakit
umum Simo saat ini hanya melayani visum luar, jika ada jenazah
yang harus membutuhkan visum dalam (otopsi) dirujuk ke Instalasi
Kamar Jenazah RSUD Simo Boyolali .

3. Pelayanan penitipan jenazah dan penguburan


Pelayanan ini adalah pelayanan sosial. Pelayanan ini diperuntukan
bagi jenazah terlantar atau jenazah tanpa identitas dan atau
jenazah tanpa keluarga

4. Pelayanan rukti jenazah


Perkembangan jaman yang mempengaruhi kondisi sosial
masyarakat, terutama masyarakat perkotaan yang cenderung ingin
praktis dan “tidak repot” dalam segala aktivitas. Termasuk dalam
hal penyelenggarakan rukti jenazah. Maka Instalasi pemulasaraan
jenazah rumah sakit umum Simo memberikan solusi, dengan
pelayanan rukti jenazah. Pelayanan rukti jenazah, melayani jenazah
purna-pasien ataupun jenazah dari luar.

5. Pelayanan korban mati massal atau bencana


Saat ini kamar jenazah merupakan bagian dari Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), terutama saat
bencana. Termasuk Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD Simo,
maka jika terjadi korban mati massal siap dengan pelayanannya.

D. Tujuan Pelayanan
1. Pencegahan Penularan Penyakit
Instalasi pemulasaraan jenazah melayani jenazah dengan berbagi
penyakit, termasuk jenazah dengan kasus penyakit infeksius,
seperti HIV/AIDS, Hepatitis, Avian Influenza dll.
Sehingga pelayanan dilakukan benar-benar dalam rangka
pencegahan penularan penyakit
2. Penegakan Hukum
Sesuai dengan peraturan/perundang-undangan yang berlaku
yaitu Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 (KUHAP), setiap
dokter baik dokter umum, dokter ahli Kedokteran Kehakiman
(Dokter Spesialis Forensik), maupun dokter spesialis klinik lain
wajib member. bantuan kepada pihak yang berwajib untuk
kepentingan peradilan, bila diminta oleh petugas kepolisian /
pihak penyidik yang berwenang .
Pada pelaksanaan pelayanan pemeriksaan medis secara
kedokteran forensic sekalipun dapat dimintakan kepada setiap
dokter, baik dokter umum, dokter spesialis klinik, maupun dokter
spesialis forensik (Buku Standar Kamar Jenazah Dirjend
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI Th 2004)
BAB III
TATA LAKSANA

Jenazah yang masuk ke Instalasi Pemulasaraan Jenazah pada prinsipnya


dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Jenazah yang tidak mengalami kekerasan
Jenazah dengan indikasi ini cukup dibuatkan surat kematian dan
dicatat dalam buku register kematian
2. Jenazah yang mengalami kekerasan
Jenazah dengan indikasi kekerasan, maka dilakukan visum (visum
luar) sebelum diberikan surat kematian.

Kondisi Jenazah yang membutuhkan pelayanan Instalasi Pemulasaraan


Jenazah
1. Non infeksius.
Jenazah dengan kasus penyakit non infeksius.
2. Infeksius
Jenazah dengan kasus HIV/Aids, Hepatitis, AI dan penyakit infeksius
lain

Tata cara melaksanakan kegiatan pelayanan di Instalasi Pemulasaraan


Jenazah sebagai berikut :
1. Jenazah dari dalam
a. Petugas kamar mayat menerima telepon dari petugas bangsal
b. Petugas kamar mayat menghubungi driver ambulan jenazah di
pesawat 109, agar petugas ambulan jenazah segera mempersiapkan
diri
c. Petugas kamar mayat memakai APD
d. Petugas kamar mayat menyiapkan kereta dorong, kassa, dan selimut
jenazah/lurup, dan segera menuju bangsal tersebut (bangsal tempat
pasien meninggal)
e. Petugas kamar mayat melakukan perawatan jenazah
f. Petugas kamar mayat memindahkan jenazah dari bed perawatan ke
atas kereta dorong dibantu petugas bangsal dan keluarga pasien
g. Petugas kamar mayat membawa jenazah ke kamar mayat bersama
keluarga jenazah
h. Petugas kamar mayat mengarsip surat keterangan kematian dan
memberi nomor pada surat keterangan kematian serta mencatatnya
pada buku regristasi kematian
i. Petugas kamar mayat menyampaikan kepada keluarga jenazah agar
menyelesaikan administrasi
j. Petugas kamar mayat menghubungi driver ambulance jenzah pada
pesawat 109
k. Petugas membantu mengangkat jenazah ke dalam mobil jenazah
yang telah siap.

2. Jenazah dari Luar


a. Petugas Kamar mayat mengenakan APD sesuai SOP Universal
Precaution
b. Petugas kamar mayat menyiapkan kereta dorong jenazah
c. Petugas kamar mayat mengangkat jenazah dari kendaraan ke atas
kereta dorong
d. Petugas kamar mayat melakukan serah terima jenazah dengan
pengirim jenazah, dengan BAP serah terima jenazah
e. Petugas kamar mayat menghubungi IGD di pesawat 110 untuk
meminta visum
f. Petugas IGD melaksanakan visum di bantu petugas kamar mayat
g. Apabila jenazah tidak dikenal/tanpa identitas, petugas kamar mayat
memasukan jenazah ke dalam mortualizer refrigrator dan membuat
laporan ke bagian hukum.
BAB IV
DOKUMENTASI

Untuk menunjang keberhasilan pelayanan di Instalasi Pemulasaraan


Jenazah yang bermutu diperlukan pengelolaan permintaan, penyimpanan
dan pemakaian barang maupun bahan habis pakai yang benar.
1. Pencatatan dan pelaporan
Setiap barang yang diterima oleh Instalasi Pemulasaraan Jenazah
dicatat oleh petugas inventaris ruangan dan dimasukkan dalam buku
inventaris ruangan.
2. Pencatatan dan pelaporan inventaris ruangan dilaporkan kepada :
a. Kepala Instalasi
b. Kepala Seksi Penunjang pelayanan
c. Kepala Sub. Bag Rumah Tangga
3. Pengambilan barang dari gudang diambil oleh ruangan. Petugas
Rumah Tangga mencatat masuknya barang ke dalam buku inventaris
induk dan KIR, mencatat dan menulis barang yang rusak/hilang.
Pada setiap pagi barang-barang yang digunakan secara rutin
dilakukan pengecekan.
4. Setiap akhir tahun dilakukan inventaris peralatan dari bidang
pelayanan.
5. Laporan barang rusak
a. Koordinator ruang melaporkan barang yang rusak kepada Kepala
Instalasi, Kepala Instalasi mengirim barang yang rusak untuk
perbaikan ke IPSRS/Rumah Tangga.
b. Barang yang masih dapat diperbaiki diusulkan oleh pengurus
barang untuk diperbaiki dan barang yang rusak berat dilaporkan
kepada kuasa barang untuk dilelang atau dimusnahkan.
6. Rencana perbaikan
Instalasi Pemulasaraan Jenazah melaporkan kepada petugas tekhnik
setempat untuk menilai barang tersebut dan diperbaiki, jika tidak
dapat diatasi dilaporkan ke Kepala Instalasi kemudian dilaporkan ke
IPSRS.
BAB V
PENUTUP

Permasalahan di Instalasi Pemulasaraan Jenazah tentang segala


kondisi penyakit pasien yang komplek, dapat memberikan dampak
pelayanan Pemulasaraan Jenazah yang sangat komplek juga, sehingga
apabila dalam memberikan pelayanan tidak sesuai acuan, akan
memberikan potensi kesalahan dan resiko petugas dalam pelayanan.
Pelayanan Pemulasaraan Jenazah merupakan salah satu
pelayanan penunjang di rumah sakit, sesuai dengan fungsinya maka
untuk meningkatkan pelayanan, pedoman pelayanan ini dapat menjadi
acuan dalam melakukan pelayanan Pemulasaraan Jenazah.
Semoga pedoman pelayanan yang telah disusun ini dapat
memberikan kerangka kerja untuk memberikan pelayanan dalam
pemenuhan kebutuhan akan pelayanan Pemulasaraan Jenazah yang
benar dan berkualitas. Diharapkan pedoman pelayanan ini dapat menjadi
Standar Pelayanan Kedokteran di bidang Kedokteran Forensik, beserta
layanan penunjangnya (layanan lain yang terkait).
Demikian Pedoman Pelayanan Instalasi Pemulasaraan Jenazah ini
dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai