Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia hidup tidak pernah terlepas dari takdir Tuhan Yang Maha Kuasa. Diantara takdir
tersebut adalah sakit dan sehat. Setiap manusia pasti pernah merasakan sakit. Kewajiban orang
sakit sebagai orang beriman adalah berusaha dan berdoa serta bertawakal kepada Tuhan. Ketika
sudah berusaha berobat, minum obat, berdoa serta bertawakal kepada Tuhan, namun tidak juga
kunjung sembuh dan bahkan meninggal dunia, maka hal ini adalah merupakan proses kehidupan
manusia yang semua itu berlaku takdir Tuhan.
Di Rumah Sakit Bayukarta Karawang terdapat tim kerohanian yang selain bertugas
menjembatani terlaksananya bimbingan rohani bagi pasien, namun juga menjembatani
pemulasaran jenazah bagi civitas Rumah Sakit Bayukarta dan lingkungannya.
Perawatan jenazah dimulai sejak dari ruang perawatan, pengangkutan ke ruang jenazah dan
pengelolaan di ruang jenazah. Untuk kasus-kasus tertentu yang dikhawatirkan potensi penularan
masih berlanjut ke masyarakat maka, keluarga pasien atau pengelola jenazah di luar sarana
kesehatan perlu diberikan penyuluhan secukupnya tentang bagaimana penanganan jenazah yang
aman tanpa mengabaikan budaya dan kebiasaan masyarakat.
Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasehati keluarga jenazah dan
mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak menambah resiko penularan
penyakit .
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa bagian tubuh jenazah tetap merupakan sumber infeksi
yang potensial, oleh karena itu kewaspadaan universal harus tetap dilakukan pada proses
pemulasaran jenazah dengan prinsip sesuai kaidah kewaspadaan universal.
Prinsip kewaspadaan universal adalah memperlakukan setiap cairan tubuh, darah, dan
jaringan tubuh manusia sebagai bahan infeksius.
Dengan menerapkan cara pemulasaran yang memperhatikan kewaspadaan universal
diharapkan dapat memberikan keamanan bagi petugas dan keluarga dari infeksi nosokomial / HAIs.

B. TUJUAN
a. Tujuan Khusus
Tersedianya panduan pemulasaran jenazah di Rumah Sakit Bayukarta Karawang yang dapat
dipakai sebagai acuan oleh petugas untuk memberikan mutu pelayanan yang baik bagi jenazah
dan keluarganya.

1
b. Tujuan Umum
Untuk memberikan pelayanan pemulasaran jenazah yang lebih baik dalam rangka mencegah
terjadinya penularan penyakit pada pasien yang meninggal dunia di Rumah Sakit Bayukarta
Karawang.

2
BAB II
DEFINISI

A. Definisi
1. Pemulasaran jenazah adalah kegiatan perawatan jenazah meliputi merawat pada saat
setelah pasien meninggal di ruangan dan atau memandikan baik pasien infeksius
maupun non infeksius sesuai dengan Agama/Kepercayaan almarhum dan standar
Rumah Sakit yang dilakukan di Rumah Sakit Bayukarta. Kamar pemulasaran jenazah
adalah merupakan salah satu bagian dari rumah sakit, oleh karena itu infeksi
nosokomial juga dapat terjadi pada saat proses penanganan jenazah.
2. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat dan berkembang saat seseorang
berada di lingkungan rumah sakit.
3. Tim kerohanian adalah Orang-orang yang ditunjuk untuk melakukan bimbingan rohani
bagi pasien yang membutuhkan.
4. Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit.

3
BAB III
RUANG LINGKUP

Sebagai acuan rumah sakit Bayukarta Karawang dalam memberikan mutu pelayanan yang baik
bagi keluarga pasien. Jenazah secara etis diperlakukan penghormatan sebagaimana manusia,
karena ia adalah manusia. Martabat kemanusiaan ini adalah perawatan kebersihan sebagaimana
kepercayaan agama/adatnya. Perlakuan sopan dan tidak merusak badan, termasuk
kerahasiannya. Oleh karena itu kamar jenazah harus bersih dan bebas dari kontaminasi khususnya
hal yang membahayakan petugas, aman bagi petugas yang bekerja, termasuk terhadap resiko
penularan jenazah terinfeksi karena penyakit mematikan. Sehingga pedoman ini diterapkan oleh
petugas di kamar jenazah. Yang diharapkan menerapkan pelayanan jenazah sesuai prosedur.
Sehingga dapat meningkatan mutu pelayanan kamar jenazah dan menghindari adanya infeksi
silang

4
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. UMUM

Pelayanan kamar jenazah adalah kegiatan mempersiapkan jenazah sebelum diperlihatkan


kepada keluarga. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik pada pasien meninggal, maka
diperlukan penanganganan yang baik dan dipakai sebagai acuan oleh petugas kamar jenazah
dalam memberikan mutu pelayanan yang baik bagi keluaga pasien.

B. PELAYANAN
1. Prinsip Pelayanan Jenazah
Jenazah secara etis diperlakukan penghormatan sebagaimana manusia.Martabat
kemanusiaan ini secara khusus adalah perawatan kebersihan sebagaimana kepercayaan /
adatnya, perlakuan sopan dan tidak merusak badan wadagnya tanpa indikasi atau
kepentingan kemanusiaan, termasuk penghormatan atas kerahasiaan.Oleh karenanya kamar
jenazah harus bersih dan bebas dari akses umum, dan aman juga bagi petugas yang bekerja,
termasuk terhadap resiko penularan jenazah terinfeksi karena penyakit mematikan.

2. Jenis Pelayanan Terkait Kamar Jenazah


Pelayanan jasa ( service ) yang terkait dengan kamar jenazah dapat dikelompokkan ke
dalam 6 kategori yakni :
a. Pelayanan jenazah purna pasien atau mayat dalam
Cakupan pelayanan ini adalah berasal dari bagian akhir pelayanan kesehatan yang
dilakukan rumah sakit, setelah pasien dinyatakan meninggal, sebelum jenazahnya
diserahkan ke pihak keluarga atau pihak berkepentingan lainnya.
b. Pelayanan kedokteran forensik terhadap korban mati atau mayat luar
Rumah sakit pemerintah sering merupakan sarana bagi dibawanya jenazah atau mayat
tidak dikenal atau memerlukan pemeriksaan identitas dari luar kota setempat yang
memerlukan pemeriksaan forensic. Ada 2 jenis pemeriksaan forensic, yakni visum luar (
pemeriksaan luar ) maupun visum dalam ( pemeriksaan otopsi ), keduanyan dengan atau
tanpa diikuti pemeriksaan penunjang seperti patologi anatomic, radiologic,
toksikologi/farmakologi, analisa mikrobiologi, dll.
Di RS Bayukarta proses pemeriksaan otopsi bekerjasama dengan pihak Rumah Sakit
Umum Daerah Karawang, sehingga apabila ada permintaan untuk dilakukan otopsi
jenazah yang meninggal di Rumah Sakit Bayukarta di kirim ke Rumah Sakit Umum Daerah
Karawang

5
Pelayanan sosial kemanusiaan lainnya : seperti pencarian orang hilang, rumah duka /
penitipan jenazah, untuk pencarian orang hilang belum berlaku di Rumah Sakit Nirmala
Suri, sedangkan untuk penitipan jenazah dilayani selama 24 jam. Bila melebihi 24 jam
akan dirujuk/dikirim di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
c. Pelayanan bencana atau peristiwa dengan korban mati massal. Rumah sakit Bayukarta
Karawang belum memberlakukan pelayanan tersebut karena Rumah Sakit Bayukarta
Karawang merupakan Rumah Sakit Tipe C dimana fasilitas untuk pemulasaran jenazah
untuk bencana atau korban mati masal masih sangat terbatas.
d. Pelayanan untuk kepentingan keilmuan atau pendidikan / penelitian
Untuk pelayanan kepentingan keilmuan atau pendidikan penelitian belum diberlakukan
di Rumah Sakit Bayukarta Karawang, karena di Rumah Sakit Bayukarta Karawang belum
merupakan Rumah Sakit Pendidikan.

C. INFEKSI NOSOKOMIAL PADA PEMULASARAN JENAZAH


Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit.
Infeksi nosokomial yang sering disebut juga infeksi yang di dapat di rumah sakit. Infeksi ini
biasanya dieroleh ketika seseorang dirawat di rumah sakit tanpa adanya tanda-tanda infeksi
sebelumnya dan minimal setelah 48 jam . kamar jenazah merupakan salah satu bagian dari rumah
sakit, oleh karena itu infeksi nosokomial juga dapat terjadi pada saat proses penanganan jenazah
banyak bakteri yang berbeda-beda, virus, jamur dan parasit dapat menyebabkan infeksi
nosokomial. Sebagian besar infeksi nosokomial dapat dicegah dengan strategi-strategi yang sudah
ada:
Menaati praktek-praktek pencegahan infeksi yang direkomendasikan, khususnya cuci tangan
dan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Memperhatikan proses dekontaminasi dan pembersihan alat-alat kotor yang diikuti dengan
strerilisasi dan desinfeksi;
Meningkatkan keamanan pada area-area yang beresiko tinggi terjadi infeksi.

D. PATOGENESIS INFEKSI NOSOKOMIAL


Interaksi antara penjamu (pasien, dokter, dll), agen (mikroorganisme patogen) dan lingkungan
(lingkungan rumah sakit, prosedur pengobatan, dll) menentukan seseorang dapat terinfeksi atau
tidak.

6
Penjamu

Agen Lingkungan

Sebagaimana tampak pada gambar ini, suatu penyakit memerlukan keadaan tertentu untuk dapat
menyebar ke orang lain:
Harus ada agen;
Harus ada penjamu: manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, udara, air;
Harua ada lingkungan yang cocok di luar penjamu untuk dapat hidup;
Harus ada orang untuk dapat terjangkit.

E. TRANSMISI INFEKSI
Organisme dalam jenazah tidak menulari orang sehat dengan kulit yang intak, tetapi tetap ada
kemungkinan penularan yang akan terjadi melalui:
Cedera oleh jarum dengan alat yang terkontaminasi atau fregmen tulang yang tajam;
Patogenesis usus dari lubang anal dan oral;
Melalui luka lecet dari kulit;
Aerosol yang terkontaminasi dari lubang tubuh atau luka misalnya basil tuberkel ketika
kondensasi mungkin bisa tertekan keluar melalui mulut;
Cipratan ke mata.

F. PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI PEMULASARAN JENAZAH


Setiap paparan menimbulkan resiko sendiri tergantung pada virulensi patogen, ukuran, rute
paparan, dan kerentaan terkena pada individu. Karena paparan tunggal dapat menyebabkan
infeksi, cara terbaik untuk mengurangi adalah untuk mencegah terjadinya paparan. Cara utama
untuk melindungi petugas yang menangani jenazah yang kemungkinan mempunyai penyakit
menularperlu diterapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Jangan sampai petugas yang merawat dan orang-orang sekitarnya menjadi tertular;
2. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh jenazah (kencing, darah, kotoran, dll) bisa mengandung
kuman sehingga menjadi sumber penularan;
3. Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir bila terkena darah atau cairan
tubuh lain;
4. Penerapan universal precaution:

7
a. Cuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum memakai dan sesudah melepas sarung
tangan;
b. Menggunakan penutup kepala;
c. Menggunakan googles;
d. Menggunakan masker;
e. Sarung tangan;
f. Skort/apron/celemek;
g. Sepatu laras panjang (boot).
h. Tidak menggunakan alat pelindung diri atau pakaian yang terkontaminasi di luar area
kerja;
5. Alat yang dipakai merawat jenazah diperlakukan khusus dengan cara dekontaminasi
(direndam) dengan klorin 0,5% selama 10 menit;
6. Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan urutan :
Dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi atau sterilisasi;
7. Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam kantong plastik warna kuning;
8. Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar lainnnya sesuai cara pengelolaan sampah
medis.

G. DAFTAR APD PEMULASARAN JENAZAH INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS


APD NON INFEKSIUS APD INFEKSIUS
1. Goggles atau kacamata Pelindung 1. Penutup Kepala
2. Masker bedah 2. Penutup Wajah
3. Sarung tangan sampai siku 3. Goggles atau kacamata Pelindung
4. Skort/apron/celemek 4. Masker N-95
5. Sepatu Boot 5. Masker bedah
6. Sarung tangan sampai siku
7. Sarung tangan pendek
8. Skort/apron/celemek
9. Sepatu Boot

8
H. TATA LAKSANA
Tatalaksana Pemulasaran Jenazah yang Harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a) Langkah Langkah Pemulasaran Jenazah Non Infeksius
1. Petugas Pemulasaran jenazah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
a. APD:
i. Sarung tangan panjang
ii. Kacamata pelindung
iii. Masker bedah
iv. Celemek/skort
v. Sepatu Boot
b. Bahan
(SESUAI TIM KEROHANIAN, misal kain kafan, sabun, dsb)
2. Mencuci tangan terlebih dahulu sesuai prinsip hand hygiene;
3. Memakai APD dengan urutan:
a. Memakai skort/apron/celemek
b. Memakai sepatu boot/pelindung kaki
c. Kenakan masker
d. Kenakan pelindung mata/googles
e. Kenakan sarung tangan
4. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas tersebut dalam wadah yang
aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan universal;
5. (LANGKAH SELANJUTNYA ADALAH SESUAI DENGAN TEKNIK PEMULASARAAN
TERMASUK LANGKAH MEMANDIKAN JENAZAH OLEH PETUGAS KAMAR JENAZAH)
6. Setelah Jenazah selesai dikafani dan dipindahkan ke peti mati/keranda, Siram meja
tempat memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5% dan bilas dengan air mengalir;
7. Buang sampah dan bahan dan benda yang terkontaminasi selama proses memandikan
jenazah ke tempat sampah infeksius
8. Lepaskan APD di ruang pelepasan APD dengan urutan:
a. Lepaskan sarung tangan, buang di tempat sampah infeksius
b. Lepaskan kaca mata, taruh di bak APD kotor untuk kemudian dilakukan
dekontaminasi, disinfeksi, dan sterilisasi.
Dekontaminasi awal dilakukan oleh petugas kamar jenazah untuk kemudian proses
selanjutnya dilakukan di ruang CSSD.
c. Lepaskan masker, buang di tempat sampah infeksius.
d. Lepaskan celemek/apron/skort

9
Untuk celemek yang tidak sekali pakai, taruh di bak APD kotor untuk kemudian
dilakukan dekontaminasi, disinfeksi, di unit laundry, dan sterilisasi di CSSD.
e. Lepaskan sepatu boot, untuk kemudian dilakukan dekontaminasi dan disinfeksi
oleh petugas kamar jenazah.
f. Segera lakukan cuci tangan dengan sabun setelah melepaskan sepatu boot,
tangan jangan menyentuh permukaan apapun sebelum mencuci tangan.

b) Langkah Langkah Pemulasaran Jenazah Infeksius


1. Petugas Pemulasaran jenazah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
a. APD:
i. Penutup kepala
ii. Sarung tangan panjang
iii. Sarung tangan pendek
iv. Kacamata pelindung
v. Pelindung wajah
vi. Masker N95
vii. Celemek/skort/apron
viii. Sepatu Boot
b. Bahan
(SESUAI TIM KEROHANIAN, misal kain kafan, sabun, dsb)
2. Mencuci tangan terlebih dahulu sesuai prinsip hand hygiene;
3. Memakai APD dengan urutan:
a. Memakai skort/apron/celemek
b. Memakai sepatu boot/pelindung kaki
c. Kenakan masker N95
d. Kenakan masker bedah di bagian luar dari N95
e. Kenakan pelindung mata/googles
f. Kenakan pelindung wajah
g. Kenakan penutup kepala
h. Kenakan sarung tangan pendek di dalam dilanjutkan sarung tangan
panjang di bagian luar
4. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas tersebut dalam wadah
yang aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan universal;
5. (LANGKAH SELANJUTNYA ADALAH SESUAI DENGAN TEKNIK PEMULASARAAN
TERMASUK LANGKAH MEMANDIKAN JENAZAH OLEH PETUGAS KAMAR JENAZAH)

10
6. Setelah Jenazah selesai dikafani dan dipindahkan ke peti mati/keranda, Siram
meja tempat memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5% dan bilas dengan
air mengalir;
7. Buang sampah dan bahan dan benda yang terkontaminasi selama proses
memandikan jenazah ke tempat sampah infeksius.
8. Lepaskan APD di ruang pelepasan APD dengan urutan:
a. Lepaskan sarung tangan panjang/sarung tangan bagian luar, taruh di
tempat sampah infeksius.
Lepaskan sarung tangan luar tangan kiri tanpa menyentuh bagian dalam
dari sarung tangan bagian luar.
Lepaskan sarung tangan luar tangan kanan tanpa menyentuh bagian luar
dari sarung tangan bagian luar.
b. Disinfeksi sarung tangan bagian dalam dengan larutan hand rub.
c. Lepaskan celemek.
Ingat bahwa bagian depan celemek sudah terkontaminasi, jangan
dipegang. Lepaskan celemek dengan memegang tali yang mengikat di
belakang badan saja.
Untuk celemek yang tidak sekali pakai, taruh di bak APD kotor (linen
infeksius) untuk kemudian dilakukan dekontaminasi, disinfeksi, di unit
laundry, dan sterilisasi di CSSD.
Untuk celemek sekali pakai, buang di kotak sampah infeksius.
d. Lepaskan penutup wajah.
Ingat bahwa bagian depan penutup wajah sudah terkontaminasi, jangan
dipegang. Hanya pegang karet pengikat penutup wajahnya saja dalam
melepaskan.
Taruh di bak APD kotor untuk kemudian dilakukan dekontaminasi,
disinfeksi, dan sterilisasi. Dekontaminasi awal dilakukan oleh petugas
kamar jenazah dengan cara merendam dengan larutan klorin 0,5%, untuk
kemudian proses selanjutnya dilakukan di ruang CSSD.
e. Lepaskan masker bedah, taruh di tempat sampah infeksius.
Ingat, bagian depan masker telah terkontaminasi, usahakan jangan
menyentuh.
f. Lepaskan kaca mata.
Ingat bahwa bagian depan kaca mata sudah terkontaminasi, jangan
dipegang. Lepaskan dengan memegang tangkai kacamatanya saja.

11
Taruh di bak APD kotor untuk kemudian dilakukan dekontaminasi,
disinfeksi, dan sterilisasi. Dekontaminasi awal dilakukan oleh petugas
kamar jenazah dengan cara merendam dengan larutan klorin 0,5%, untuk
kemudian proses selanjutnya dilakukan di ruang CSSD.
g. Disinfeksi sepatu boot dengan merendam di bak klorin 0,5% dan disikat.
h. Lepaskan sepatu boot, ganti dengan alas kaki yang bersih.
i. Lepaskan penutup kepala dengan cara menarik bagian atas penutup
kepala. Tangan tidak boleh menyentuh kulit selama proses melepas.
j. Lepaskan masker N95 dengan cara menarik karet pengikatnya. Tangan
tidak boleh menyentuh kulit. Buang masker N95 di tempat sampah
infeksius.
k. Lepaskan sarung tangan, buang di tempat sampah infeksius.
l. Cuci tangan dengan sabun sesuai prinsip hand hygiene, ditambah sampai
siku.
m. Bila perlu, ulangi proses menggunakan cairan hand rub.
9. Laporkan kepada petugas perawat bahwa proses pemulasaraan jenazah telah
selesai.

I. PENANGANAN ALAT ALAT SETELAH PENANGANAN JENAZAH


a. Ruang Memandikan Jenazah
Setelah pemulasaran jenazah selesai dilakukan maka ruang jenazah harus dibersihkan untuk
menghindari terjadinya penularan penyakit antara lain yang harus dilakukan adalah :
Bersihkan tempat untuk memandikan dengan cairan disinfektan
Serap darah atau cairan tubuh lainnya yang tumpah di lantai dengan tissue / Koran,
kemudian buang tissue / Koran ke dalam sampah medis.
Semprot area tumpahan darah / cairan tubuh jenazah dengan klorin 0,5% diamkan selama
10 menit baru dibilas dengan air bersih supaya klorin terangkat
Bersihkan semua permukaan yang ada di ruang pemulasaran jenazah dengan
dekontaminasi menggunakan klorin 0,5%.
Ingat, sebelum melaksanakan pembersihan ruangan, petugas mengenakan APD, yaitu
sarung tangan bersih, dan masker bedah.
Pembersihan dilakukan oleh petugas kebersihan.

b. Mortuari/Kamar Jenazah
Mortuari yang selesai digunakan untuk transporatsi jenazah dari ruangan ke kamar jenazah
juga harus dilakukan pembersihan dengan cara :

12
Semprot dengan cairan klorin 0,5% apabila ada tumpahan darah atau cairan tubuh lainnya
yang cukup banyak, diamkan selama 10 menit dan bilas dengan air bersih supaya klorin
terangkat
Lap bagian dalam mortuari dengan klorin 0,5% jika tidak ada tumpahan darah atau cairan
tubuh jenazah yang banyak
Pembuangan air limbah bekas pembersihan dengan membuka bagian bawah mortuari
sehingga air dapat keluar semua
Pembersihan dilakukan oleh petugas kebersihan.

c. Penanganan APD Petugas setelah pemulasaran jenazah


Yang harus dilakukan petugas setelah selesai kegiatan pemulasaran jenazah dalam hal ini
terkait dengan APD adalah sebagai berikut:
Lepas semua APD petugas setelah selesai kegiatan pemulasaran jenazah dengan hati
hati untuk menghindari kontaminasi
Masukkan semua APD (penutup kepala, kacamata pelindung, celemek, sepatu boot) yang
pakai ulang ke dalam wadah yang telah ditentukan, untuk APD (sarung tangan, masker
bedah, masker N-95 buang ke tempat sampah infeksius);
Dekontaminasi APD non linen dengan klorin 0,5% selama 10-30 menit dan dilanjutkan
sterilisasi yang dilakukan oleh bagian CSSD.
Masukkan APD linen ke dalam plastik kuning untuk dikirim ke bagian laundry dan dilakukan
pencucian sesuai prosedur pencucian linen infeksius.
Dekontaminasi peralatan yang tidak bisa direndam misalnya permukaan meja, dapat
dilakukan dengan menggunakan lap yang dibasahi desinfektan klorin 0,5%.

13
BAB V
DOKUMENTASI

1. Surat Keterangan Kematian


2. Buku realisasi jenazah

14
BAB VI
PENUTUP

Pelayanan pemulasaraan jenazah yang baik, bermutu dan sesuai dengan syariat Islam
merupakan bagian integral dari pelayanan penunjang kesehatan rumah sakit, dan secara
menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.
Pelayanan pemulasaraan jenazah yang bermutu akan membantu bagi keluarga pasien yang
memerlukan bantuan dalam memandikan jenazah keluarganya yang meninggal secara aman.
Buku panduan pemulasaraan jenazah ini memberikan gambaran tentang pengertian, landasan
hukum, penatalaksanaan jenazah pasien yang opname di Rumah Sakit maupun diluar rumah
sakit.Demikian juga buku panduan ini memberikan penjelasan tentang sarana dan prasarana
pemulasaraan jenazah rumah sakit, petugas pemulasaraan jenazah, tarif pemulasaraan jenazah,
penanganan alat pemulasaraan jenasah secara baik dan benar sesuai standar di Rumah Sakit.
Panduan Pelayanan Pemulasaraan Jenasah Rumah Sakit Bayukarta Karawangini disusun
dengan tujuan memberikan acuan yang jelas dalam mengelola dan melaksanakan manajemen
pemulasaraan jenasah dalam melaksanakan tugas sesuai prosedur.

Karawang, Juli 2017


Menyetujui,
Manajer Umum Ka Unit Rumah Tangga

Didin Dwi Kristanto, ST Sapardi, SKM

Mengetahui,
Plt. Direktur Rumah Sakit Bayukarta

Rio Edward Pusdi Jaya Simanjuntak, dr.,SpOG

15

Anda mungkin juga menyukai