PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia hidup tidak pernah terlepas dari takdir Tuhan Yang Maha Kuasa. Diantara takdir
tersebut adalah sakit dan sehat. Setiap manusia pasti pernah merasakan sakit. Kewajiban orang
sakit sebagai orang beriman adalah berusaha dan berdoa serta bertawakal kepada Tuhan. Ketika
sudah berusaha berobat, minum obat, berdoa serta bertawakal kepada Tuhan, namun tidak juga
kunjung sembuh dan bahkan meninggal dunia, maka hal ini adalah merupakan proses kehidupan
manusia yang semua itu berlaku takdir Tuhan.
Di Rumah Sakit Bayukarta Karawang terdapat tim kerohanian yang selain bertugas
menjembatani terlaksananya bimbingan rohani bagi pasien, namun juga menjembatani
pemulasaran jenazah bagi civitas Rumah Sakit Bayukarta dan lingkungannya.
Perawatan jenazah dimulai sejak dari ruang perawatan, pengangkutan ke ruang jenazah dan
pengelolaan di ruang jenazah. Untuk kasus-kasus tertentu yang dikhawatirkan potensi penularan
masih berlanjut ke masyarakat maka, keluarga pasien atau pengelola jenazah di luar sarana
kesehatan perlu diberikan penyuluhan secukupnya tentang bagaimana penanganan jenazah yang
aman tanpa mengabaikan budaya dan kebiasaan masyarakat.
Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasehati keluarga jenazah dan
mengambil tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah tidak menambah resiko penularan
penyakit .
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa bagian tubuh jenazah tetap merupakan sumber infeksi
yang potensial, oleh karena itu kewaspadaan universal harus tetap dilakukan pada proses
pemulasaran jenazah dengan prinsip sesuai kaidah kewaspadaan universal.
Prinsip kewaspadaan universal adalah memperlakukan setiap cairan tubuh, darah, dan
jaringan tubuh manusia sebagai bahan infeksius.
Dengan menerapkan cara pemulasaran yang memperhatikan kewaspadaan universal
diharapkan dapat memberikan keamanan bagi petugas dan keluarga dari infeksi nosokomial / HAIs.
B. TUJUAN
a. Tujuan Khusus
Tersedianya panduan pemulasaran jenazah di Rumah Sakit Bayukarta Karawang yang dapat
dipakai sebagai acuan oleh petugas untuk memberikan mutu pelayanan yang baik bagi jenazah
dan keluarganya.
1
b. Tujuan Umum
Untuk memberikan pelayanan pemulasaran jenazah yang lebih baik dalam rangka mencegah
terjadinya penularan penyakit pada pasien yang meninggal dunia di Rumah Sakit Bayukarta
Karawang.
2
BAB II
DEFINISI
A. Definisi
1. Pemulasaran jenazah adalah kegiatan perawatan jenazah meliputi merawat pada saat
setelah pasien meninggal di ruangan dan atau memandikan baik pasien infeksius
maupun non infeksius sesuai dengan Agama/Kepercayaan almarhum dan standar
Rumah Sakit yang dilakukan di Rumah Sakit Bayukarta. Kamar pemulasaran jenazah
adalah merupakan salah satu bagian dari rumah sakit, oleh karena itu infeksi
nosokomial juga dapat terjadi pada saat proses penanganan jenazah.
2. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat dan berkembang saat seseorang
berada di lingkungan rumah sakit.
3. Tim kerohanian adalah Orang-orang yang ditunjuk untuk melakukan bimbingan rohani
bagi pasien yang membutuhkan.
4. Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit.
3
BAB III
RUANG LINGKUP
Sebagai acuan rumah sakit Bayukarta Karawang dalam memberikan mutu pelayanan yang baik
bagi keluarga pasien. Jenazah secara etis diperlakukan penghormatan sebagaimana manusia,
karena ia adalah manusia. Martabat kemanusiaan ini adalah perawatan kebersihan sebagaimana
kepercayaan agama/adatnya. Perlakuan sopan dan tidak merusak badan, termasuk
kerahasiannya. Oleh karena itu kamar jenazah harus bersih dan bebas dari kontaminasi khususnya
hal yang membahayakan petugas, aman bagi petugas yang bekerja, termasuk terhadap resiko
penularan jenazah terinfeksi karena penyakit mematikan. Sehingga pedoman ini diterapkan oleh
petugas di kamar jenazah. Yang diharapkan menerapkan pelayanan jenazah sesuai prosedur.
Sehingga dapat meningkatan mutu pelayanan kamar jenazah dan menghindari adanya infeksi
silang
4
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. UMUM
B. PELAYANAN
1. Prinsip Pelayanan Jenazah
Jenazah secara etis diperlakukan penghormatan sebagaimana manusia.Martabat
kemanusiaan ini secara khusus adalah perawatan kebersihan sebagaimana kepercayaan /
adatnya, perlakuan sopan dan tidak merusak badan wadagnya tanpa indikasi atau
kepentingan kemanusiaan, termasuk penghormatan atas kerahasiaan.Oleh karenanya kamar
jenazah harus bersih dan bebas dari akses umum, dan aman juga bagi petugas yang bekerja,
termasuk terhadap resiko penularan jenazah terinfeksi karena penyakit mematikan.
5
Pelayanan sosial kemanusiaan lainnya : seperti pencarian orang hilang, rumah duka /
penitipan jenazah, untuk pencarian orang hilang belum berlaku di Rumah Sakit Nirmala
Suri, sedangkan untuk penitipan jenazah dilayani selama 24 jam. Bila melebihi 24 jam
akan dirujuk/dikirim di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
c. Pelayanan bencana atau peristiwa dengan korban mati massal. Rumah sakit Bayukarta
Karawang belum memberlakukan pelayanan tersebut karena Rumah Sakit Bayukarta
Karawang merupakan Rumah Sakit Tipe C dimana fasilitas untuk pemulasaran jenazah
untuk bencana atau korban mati masal masih sangat terbatas.
d. Pelayanan untuk kepentingan keilmuan atau pendidikan / penelitian
Untuk pelayanan kepentingan keilmuan atau pendidikan penelitian belum diberlakukan
di Rumah Sakit Bayukarta Karawang, karena di Rumah Sakit Bayukarta Karawang belum
merupakan Rumah Sakit Pendidikan.
6
Penjamu
Agen Lingkungan
Sebagaimana tampak pada gambar ini, suatu penyakit memerlukan keadaan tertentu untuk dapat
menyebar ke orang lain:
Harus ada agen;
Harus ada penjamu: manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, udara, air;
Harua ada lingkungan yang cocok di luar penjamu untuk dapat hidup;
Harus ada orang untuk dapat terjangkit.
E. TRANSMISI INFEKSI
Organisme dalam jenazah tidak menulari orang sehat dengan kulit yang intak, tetapi tetap ada
kemungkinan penularan yang akan terjadi melalui:
Cedera oleh jarum dengan alat yang terkontaminasi atau fregmen tulang yang tajam;
Patogenesis usus dari lubang anal dan oral;
Melalui luka lecet dari kulit;
Aerosol yang terkontaminasi dari lubang tubuh atau luka misalnya basil tuberkel ketika
kondensasi mungkin bisa tertekan keluar melalui mulut;
Cipratan ke mata.
7
a. Cuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum memakai dan sesudah melepas sarung
tangan;
b. Menggunakan penutup kepala;
c. Menggunakan googles;
d. Menggunakan masker;
e. Sarung tangan;
f. Skort/apron/celemek;
g. Sepatu laras panjang (boot).
h. Tidak menggunakan alat pelindung diri atau pakaian yang terkontaminasi di luar area
kerja;
5. Alat yang dipakai merawat jenazah diperlakukan khusus dengan cara dekontaminasi
(direndam) dengan klorin 0,5% selama 10 menit;
6. Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan urutan :
Dekontaminasi, pembersihan, disinfeksi atau sterilisasi;
7. Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam kantong plastik warna kuning;
8. Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar lainnnya sesuai cara pengelolaan sampah
medis.
8
H. TATA LAKSANA
Tatalaksana Pemulasaran Jenazah yang Harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a) Langkah Langkah Pemulasaran Jenazah Non Infeksius
1. Petugas Pemulasaran jenazah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
a. APD:
i. Sarung tangan panjang
ii. Kacamata pelindung
iii. Masker bedah
iv. Celemek/skort
v. Sepatu Boot
b. Bahan
(SESUAI TIM KEROHANIAN, misal kain kafan, sabun, dsb)
2. Mencuci tangan terlebih dahulu sesuai prinsip hand hygiene;
3. Memakai APD dengan urutan:
a. Memakai skort/apron/celemek
b. Memakai sepatu boot/pelindung kaki
c. Kenakan masker
d. Kenakan pelindung mata/googles
e. Kenakan sarung tangan
4. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas tersebut dalam wadah yang
aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan universal;
5. (LANGKAH SELANJUTNYA ADALAH SESUAI DENGAN TEKNIK PEMULASARAAN
TERMASUK LANGKAH MEMANDIKAN JENAZAH OLEH PETUGAS KAMAR JENAZAH)
6. Setelah Jenazah selesai dikafani dan dipindahkan ke peti mati/keranda, Siram meja
tempat memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5% dan bilas dengan air mengalir;
7. Buang sampah dan bahan dan benda yang terkontaminasi selama proses memandikan
jenazah ke tempat sampah infeksius
8. Lepaskan APD di ruang pelepasan APD dengan urutan:
a. Lepaskan sarung tangan, buang di tempat sampah infeksius
b. Lepaskan kaca mata, taruh di bak APD kotor untuk kemudian dilakukan
dekontaminasi, disinfeksi, dan sterilisasi.
Dekontaminasi awal dilakukan oleh petugas kamar jenazah untuk kemudian proses
selanjutnya dilakukan di ruang CSSD.
c. Lepaskan masker, buang di tempat sampah infeksius.
d. Lepaskan celemek/apron/skort
9
Untuk celemek yang tidak sekali pakai, taruh di bak APD kotor untuk kemudian
dilakukan dekontaminasi, disinfeksi, di unit laundry, dan sterilisasi di CSSD.
e. Lepaskan sepatu boot, untuk kemudian dilakukan dekontaminasi dan disinfeksi
oleh petugas kamar jenazah.
f. Segera lakukan cuci tangan dengan sabun setelah melepaskan sepatu boot,
tangan jangan menyentuh permukaan apapun sebelum mencuci tangan.
10
6. Setelah Jenazah selesai dikafani dan dipindahkan ke peti mati/keranda, Siram
meja tempat memandikan jenazah dengan larutan klorin 0,5% dan bilas dengan
air mengalir;
7. Buang sampah dan bahan dan benda yang terkontaminasi selama proses
memandikan jenazah ke tempat sampah infeksius.
8. Lepaskan APD di ruang pelepasan APD dengan urutan:
a. Lepaskan sarung tangan panjang/sarung tangan bagian luar, taruh di
tempat sampah infeksius.
Lepaskan sarung tangan luar tangan kiri tanpa menyentuh bagian dalam
dari sarung tangan bagian luar.
Lepaskan sarung tangan luar tangan kanan tanpa menyentuh bagian luar
dari sarung tangan bagian luar.
b. Disinfeksi sarung tangan bagian dalam dengan larutan hand rub.
c. Lepaskan celemek.
Ingat bahwa bagian depan celemek sudah terkontaminasi, jangan
dipegang. Lepaskan celemek dengan memegang tali yang mengikat di
belakang badan saja.
Untuk celemek yang tidak sekali pakai, taruh di bak APD kotor (linen
infeksius) untuk kemudian dilakukan dekontaminasi, disinfeksi, di unit
laundry, dan sterilisasi di CSSD.
Untuk celemek sekali pakai, buang di kotak sampah infeksius.
d. Lepaskan penutup wajah.
Ingat bahwa bagian depan penutup wajah sudah terkontaminasi, jangan
dipegang. Hanya pegang karet pengikat penutup wajahnya saja dalam
melepaskan.
Taruh di bak APD kotor untuk kemudian dilakukan dekontaminasi,
disinfeksi, dan sterilisasi. Dekontaminasi awal dilakukan oleh petugas
kamar jenazah dengan cara merendam dengan larutan klorin 0,5%, untuk
kemudian proses selanjutnya dilakukan di ruang CSSD.
e. Lepaskan masker bedah, taruh di tempat sampah infeksius.
Ingat, bagian depan masker telah terkontaminasi, usahakan jangan
menyentuh.
f. Lepaskan kaca mata.
Ingat bahwa bagian depan kaca mata sudah terkontaminasi, jangan
dipegang. Lepaskan dengan memegang tangkai kacamatanya saja.
11
Taruh di bak APD kotor untuk kemudian dilakukan dekontaminasi,
disinfeksi, dan sterilisasi. Dekontaminasi awal dilakukan oleh petugas
kamar jenazah dengan cara merendam dengan larutan klorin 0,5%, untuk
kemudian proses selanjutnya dilakukan di ruang CSSD.
g. Disinfeksi sepatu boot dengan merendam di bak klorin 0,5% dan disikat.
h. Lepaskan sepatu boot, ganti dengan alas kaki yang bersih.
i. Lepaskan penutup kepala dengan cara menarik bagian atas penutup
kepala. Tangan tidak boleh menyentuh kulit selama proses melepas.
j. Lepaskan masker N95 dengan cara menarik karet pengikatnya. Tangan
tidak boleh menyentuh kulit. Buang masker N95 di tempat sampah
infeksius.
k. Lepaskan sarung tangan, buang di tempat sampah infeksius.
l. Cuci tangan dengan sabun sesuai prinsip hand hygiene, ditambah sampai
siku.
m. Bila perlu, ulangi proses menggunakan cairan hand rub.
9. Laporkan kepada petugas perawat bahwa proses pemulasaraan jenazah telah
selesai.
b. Mortuari/Kamar Jenazah
Mortuari yang selesai digunakan untuk transporatsi jenazah dari ruangan ke kamar jenazah
juga harus dilakukan pembersihan dengan cara :
12
Semprot dengan cairan klorin 0,5% apabila ada tumpahan darah atau cairan tubuh lainnya
yang cukup banyak, diamkan selama 10 menit dan bilas dengan air bersih supaya klorin
terangkat
Lap bagian dalam mortuari dengan klorin 0,5% jika tidak ada tumpahan darah atau cairan
tubuh jenazah yang banyak
Pembuangan air limbah bekas pembersihan dengan membuka bagian bawah mortuari
sehingga air dapat keluar semua
Pembersihan dilakukan oleh petugas kebersihan.
13
BAB V
DOKUMENTASI
14
BAB VI
PENUTUP
Pelayanan pemulasaraan jenazah yang baik, bermutu dan sesuai dengan syariat Islam
merupakan bagian integral dari pelayanan penunjang kesehatan rumah sakit, dan secara
menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.
Pelayanan pemulasaraan jenazah yang bermutu akan membantu bagi keluarga pasien yang
memerlukan bantuan dalam memandikan jenazah keluarganya yang meninggal secara aman.
Buku panduan pemulasaraan jenazah ini memberikan gambaran tentang pengertian, landasan
hukum, penatalaksanaan jenazah pasien yang opname di Rumah Sakit maupun diluar rumah
sakit.Demikian juga buku panduan ini memberikan penjelasan tentang sarana dan prasarana
pemulasaraan jenazah rumah sakit, petugas pemulasaraan jenazah, tarif pemulasaraan jenazah,
penanganan alat pemulasaraan jenasah secara baik dan benar sesuai standar di Rumah Sakit.
Panduan Pelayanan Pemulasaraan Jenasah Rumah Sakit Bayukarta Karawangini disusun
dengan tujuan memberikan acuan yang jelas dalam mengelola dan melaksanakan manajemen
pemulasaraan jenasah dalam melaksanakan tugas sesuai prosedur.
Mengetahui,
Plt. Direktur Rumah Sakit Bayukarta
15