Latar Belakang
Nehemia, yang hidup sezaman dengan Ezra, melayani sebagai juru minuman Artahsasta I (raja
Persia) ketika ia menerima kabar bahwa orang buangan yang kembali ke Yehuda dari Babel dan
Persia sedang dalam kesulitan dan tembok Yerusalem masih berupa puing. Setelah mendoakan
keadaan Yerusalem, Nehemia diberi kuasa oleh Raja Artahsasta untuk pergi ke Yerusalem
sebagai gubernur dan membangun kembali tembok-tembok kota. Selaku pemimpin yang
diilhami, ia mengerahkan orang-orang sebangsanya untuk membangun kembali seluruh tembok
kota dalam 52 hari saja sekalipun terjadi pertentangan yang gigih. Nehemia menjadi gubernur
selama 12 tahun; setelah kembali beberapa waktu ke Persia, ia menjadi gubernur Yehuda untuk
masa bakti kedua (bd. Neh 2:1; Neh 13:6-7).
pasal 1-7 (Neh 1:1--7:73) mencatat peranan Nehemia sebagai gubernur dan pemimpin dalam
membangun kembali tembok Yerusalem. Pasal 1 (Neh 1:1-11) menyatakan dalamnya kerohanian
Nehemia sebagai orang yang mengandalkan doa. Sementara melayani raja Persia, ia menerima
berita mengenai keadaan Yerusalem yang menyedihkan dan mulai menaikkan doa syafaat secara
sungguh-sungguh kepada Allah memohon Dia turun tangan demi kota dan penduduknya. Pasal 2
(Neh 2:1-20) menguraikan bagaimana Allah menggerakkan Artahsasta untuk mengangkat
Nehemia menjadi gubernur Yerusalem dan tibanya Nehemia di sana. Pasal 3-7 (Neh 3:1--7:1)
mengisahkan kepemimpinan Nehemia yang tegas, bijaksana, dan tabah dalam mengerahkan
penduduk Yerusalem untuk membangun kembali temboknya yang hancur hanya dalam 52 hari
sekalipun terjadi perlawanan berat dari dalam dan dari luar kota itu.
Kitab ini dengan jelas menggambarkan bahwa doa, pengorbanan, kerja keras, serta kegigihan
bekerja sama dalam mewujudkan visi yang diberi oleh Allah.
Pasal 1
Ayat 1-2 :
Puri Susan di luar wilayah Kanaan
Orang-orang yang terluput orang yang telah kembali dari pembuangan di Babel.(BIS)
Ayat 3
Kabar buruk
1.Orang-orang disana ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela.(hidup
sengsara dan dihina oleh bangsa-bangsa asing yang ada di sekitarnya)
2.Tembok Yerusalem terbongkar. (Yerusalem masih hancur berantakan dan pintu-pintu
gerbangnya belum diperbaiki sejak dibakar di waktu yang lampau. Yeremia 39 : 8)
Ayat 4-11 :
Sikap dan reaksi Nehemia
1. Ia sedih, menangis, dan berkabung selama beberapa hari (ay 4a).
2.
Jadi ia bukan menyalahkan Allah, dan ia juga bukan hanya menyalahkan orangorang lain (mencari kambing hitam), tetapi ia menganggap dirinya dan
keluarganya ikut berdosa.
Pengakuan dosa adalah suatu hal yang amat penting karena dosa menghalangi doa
kita (Yes 59:1-2).
Ia mengingatkan Tuhan akan janjiNya dan ia meminta berdasarkan janji
sudah terjadi, maka ia yakin bahwa janji Tuhan dalam ay 9 pasti juga akan terjadi.
Permohonannya ada dalam ay 11b.
* Ia menyebut raja dengan sebutan orang ini. Ini sebutan yang merendahkan,
tetapi ia melakukan ini bukan karena ia tidak menghormati raja, tetapi karena ia
membandingkan raja itu dengan Allah yang maha besar.
* Ia percaya bahwa hati raja ada dalam tangan Tuhan (Amsal 21:1), dan karena itu
Apakah motivasi kita dalam kepanitiaan ini? Sudahkah Doa yang kita utamakan dalam
hidup kita?