Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“GEREJA MASEHI INJILI SANGIHE TALAUD”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

SEJARAH GEREJA DI INDONESIA

Dosen : Fredrik Nathan Masela, M.Th

Oleh

Nama Irene Checillya Rodingan


:
NIM 19.0363
:
Tingkat/ IV/VII
Semester:
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PROVIDENSIA ADONAY
BATU, OKTOBER 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................1

BAB I.........................................................................................................................................2

PENDAHULUAN.....................................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

ISI..............................................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA GMIST..........................................................3

B. TEOLOGI......................................................................................................................4

a. Total Depravity (Kerusakan Total).........................................................................4

b. Unconditional election (Pemilihan Tak Bersyarat)................................................5

c. Limitet Atonement (Penebusan Terbatas)..............................................................5

d. Irressistible grace (Anugerah yang Tak Dapat Ditolak)........................................5

e. Preseverance of the saints (Ketekunan Orang-orang Kudus)...............................5

C. LITURGI.......................................................................................................................6

BAB III......................................................................................................................................7

PENUTUP.................................................................................................................................7

A. KESIMPULAN..............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

1
BAB I

PENDAHULUAN

Gereja merupakan kumpulan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Gereja
bukanlah dilihat sebatas gedung, tetapi gereja adalah orang-orangnya. Saat ini ada banyak
orang-orang yang percaya kepada Tuhan di Indonesia, hampir di seluruh daerah di indonesia
gereja ada. Gereja di tiap daerah pun berbeda-beda nama, aliran, bentuk, dan memiliki ciri
khas tersendiri. Masing-masing gereja berusaha mengembangkan diri mereka sejak awal
berdiri sampai saat ini.

Oleh sebab itu di dalam makalah ini penulis akan membahas satu gereja yang ada di
utara indonesia. Gereja itu adalah Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) yang ada di
Pulau Sangihe, Sulawesi Utara. Seperti di ketahui bahwa Sangihe dan Talaud saat ini
merupakan daerah yang berbeda, meskipun pada awalnya merupakan satu. Saat ini Talaud
sudah memiliki sinode sendiri, tetapi sampai saat ini juga nama Talaud di dalam GMIST
tidak dihilangkan. Makalah ini juga membahas bagaimana GMIST berkembang, dan dengan
segala corak yang ada di dalam GMIST.

2
BAB II

ISI

A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA GMIST

GMIST adalah salah satu gereja Protestan di Indonesia yang bermula di Kepulauan
Sangihe dan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. GMIST termasuk anggota mula-mula dari
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, yaitu sejak 25 Mei 1950. 1 GMIST terbentuk
bukan dengan cara yang mudah, tetapi merupakan suatu usaha yang sulit dari badan
Zending dan masyarakat yang ada di Sangihe itu sendiri. Seorang bernama Pater
Magelhaes, ia melakukan pengajaran dan mempermandikan raja dan 1500 orang rakyat.
Peristiwa ini boleh dikatakan merupakan permulaan Gereja Kristen di Minahasa dan di
Sangir-Talaud.2 Lima tahun kemudian, seorang misionaris lain membaptis seorang raja
dari Pulau Sangir bersama rakyatnya. Akan tetapi ini dilihat sebagai suatu tindakan yang
tidak bertanggungjawab sebab dilakukan tanpa persiapan yang wajar tidak ada
pendidikan/pengajaran lebih lanjut kepada mereka yang telah dibaptis. 3 Para pendeta dan
pekabar Injil yang dari Minahasa melakukan kunjungan ke Sangir-Talaud mendesak
Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) agar menangani karya pI di pulau-pulau
itu.4 Ada banyak usaha para Zending untuk masyarakat Sangir agar mereka memiliki
kesalehan dan kesucian hidup.

Mula-mula penduduk Kristen bersikap negatif terhadap upaya para zendeling. ‘Kan
mereka sudah dibaptis, maka kenapa pula status mereka selaku orang Kristen perlu
diragukan? Kalau mereka sudah mengikuti Katekisasi, kenapa mereka diharuskan belajar
lagi? Mereka enggan menerima disiplin gerejawi terhadap kebiasaan mereka, seperti
poligami dan sebagainya.5 Pada tahun 1887 di Negeri Belanda didirikan panitia Sangir-
Talaud. Atas desakan panitia itu, para pekerja di Sangir-Talaud yang selama itu bekerja
sendiri-sendiri dengan mengikuti selera masing-masing dalam hal metode, digabungkan
menjadi Konferensi para Zendeling, yang berkumpul setahun sekali.6 Badan Zending ini
terus mengembangkan kekristenan di Sangir. Sehingga GMIST ini merupakan organisasi
1
PGI, Sinode Gereja Anggota PGI, diakses dari https://pgi.or.id/sinode-gereja-anggota-pgi/ , pada
tanggal 15 September 2022
2
Th. Van den End, Ragi Carita 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 80
3
End, Carita 1, 81
4
Th. Van den End, Ragi Carita 2, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 144
5
End, Carita 2, 146
6
End, Carita 2, 147

3
pelayanan yang lahir melalui kedatangan Zending dari Belanda sejak tahun 1857.
Pelayanan Zending ini berakhir pada tahun 1935. Selanjutnya Zending menyerahkan
tanggungjawab pelayanan kepada Komite Sangihe Talaud melaksanakan sidang Sinode
Pertama pada tahun 1947.7 Tanggal pelaksaan Sidang Sinode inilah juga yang ditetapkan
sebagai hari lahirnya GMIST, 25 Mei 1947. Ketua Sinode pertama adalah Yahya Salawati
(1890-1964).8 Data gereja pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:

a. Jumlah gereja/jemaat : 400 jemaat


b. Jumlah anggota jemaat : 158.925 jiwa
c. Jumlah pendeta : 253 orang
d. Jumlah pelayan lainnya : 8.375 orang. 9

B. TEOLOGI

GMIST merupakan gereja aliran Calvinis, yang artinya mereka menganut semua
ajaran dari seorang Reformator Yohanis Calvin. Ada 5 pokok pengaaran Calvinis yang
dikenal dengan T-U-L-I-P, yaitu10:

a. Total Depravity (Kerusakan Total)

Kerusakan total manusia merupakan sumber dari masalah-masalah yang terjadi di


dunia. Pengetahuan mengenai kerusakan total manusia hendaknya juga menyadarkan
manusia bahwa diri manusia benar-benar buruk dan berada dalam situasi yang
mengerikan, kecuali bila Allah menolong manusia. Pengetahuan mengenai kerusakan
total manusia akan menunjukkan pada manusia bahw abila manusia ingin Allah
menolong, ini disebabkan karena Allah yang mengerjakan di dalam manusia baik
kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya.11

7
Wikipedia, Gereja Masehi Injili di Sangihe Talaud, diakses di
https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Masehi_Injili_di_Sangihe_Talaud , pada 15 September 2022
8
SGI, Sinode Gereja Anggota PGI, diakses di https://pgi.or.id/sinode-gereja-anggota-pgi/ , pada 15
September 2022
9
Wikipedia, Gereja Masehi Injili di Sangihe Talaud, diakses di
https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Masehi_Injili_di_Sangihe_Talaud , pada 15 September 2022
10
Maria Widiastuti, Konsep Keselamatan dalam Ajaran Calvinisme, Jurnal Pionis LPPM Universitas
Asahan, Vol. 5 No.4 (November-Desember, 2019), 290
11
Edwin H. Palmer, Lima Pokok Calvinisme, (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1998), 20-
22

4
b. Unconditional election (Pemilihan Tak Bersyarat)

Untuk mengerti kata pemilihan tak syarat harus mengerti dua kata ini, pemilihan dan
tanpa syarat. Pemilihan ilahi adalah Allah memilih orang-orang untuk masuk ke
surga. Yang lain tidak dipilih dan mereka akan masuk ke neraka. Dasar pemilihan
Allah bukanlah sesuatu yang ada pada manusia. Allah tidak mencari sesuatu yang
baik pada seseorang, sesuatu yang dilakukan orang tersebut yang menyebabkan Allah
mengambil keputusan untuk memilih12

c. Limitet Atonement (Penebusan Terbatas)

Kaum Calvinis percaya bahwa penebusan Kristus yang tak terbatas itu terbatas dalam
jangkauannya, artinya Kristus bertujuan dan sesungguhnya menghapus dosa
sekelompok orang tertentu, yaitu orang-orang yang dikasihi Allah dengan kasih yang
khusus sejak kekekalan.13

d. Irressistible grace (Anugerah yang Tak Dapat Ditolak)

Anugerah adalah pemberian kepada orang yang tak layak menerima pemberian itu.
Yang dimaksudkan dengan tak dapat ditolak ialah bila Allah telah memilih orang-
orang untuk diselamatkan dan bila Ia memberikan Roh Kudus untuk mengubah
mereka dari orang-orang dibenci menjadi orang-orang dikasihi, maka tak ada
seorangpun yang dapat menahan-Nya.14

e. Preseverance of the saints (Ketekunan Orang-orang Kudus)

Istilah ketekunan orang-orang kudus menekankan bahwa orang-orang Kristen-orang-


orang kudus, sebagaimana yang dikatakan Paulus. Allah memelihara orang-orang
kudus dan memberikan jaminan keselamatan.15 Pengajaran mengenai kenyataan
“sekali diselamatkan, tetap diselamatkan” merpakan salah satu pengajaran Alkitab
yang paling agung.16

Ajaran ini pun diterapkan di dalam pengajaran Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud.

12
Palmer, Calvinisme, 31-32
13
Palmer, Calvinisme, 61
14
Palmer, Calvinisme, 87-88
15
Palmer, Calvinisme, 107-109
16
Palmer, Calvinisme, 128

5
C. LITURGI

Ada alat musik tradisional dari Sangihe bernama Tagonggong. Pada zaman dahulu
Tangonggong dipakai di dalam ibadah. Tagonggong hanya digunakan oleh mereka yang
beraliran Kristen GMIST. Aliran lain seperti Advent dan Pantekosta tidak memainkan
alat musik tersebut karenamereka dituntut untuk memurnikan kembali ajaran Kristen.
Tradisi-tradisi lokal yang tidak sesuai dengan agama Kristen akan dihapuskan. Sehingga,
hanya aliran Kristen GMIST yang bernegosiasi antara tradisi dan kepercayaan setempat. 17
Tetapi hal ini tidak berlangsung sampai sekarang, alat musik itu sudah hampir tidak
pernah dijumpai di gereja yang ada di Sangihe.

17
Sultan Kurnia, Natasha Devanand,dkk. Cerita Dari Beranda Negeri “Sangihe: The Northern Gate of
Nusantara”, (Yogyakarta: UGM, 2018), 64

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) merupakan gereja beraliran protestan
di Indonesia yang ada di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. GMIST termasuk dalam
anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia. GMIST lahir dari pelayanan badan
Zending dari Belanda. Kekeristenan di Sangihe pun mengalami banyak permasalahan
sampai GMIST berdiri. Masyarakat yang ada di Sangihe hanya mengikuti apa yang
diperintahkan kepada mereka oleh orang-orang yang datang menginjili mereka.

Puji Tuhannya GMIST bisa berdiri di tanah Sangihe sampai saat ini dan membuat
orang-orang Kristen di Sangihe diperhatikan khususnya dalam segi kerohanian. Ketua
sinode pertama ialah Yahya Salawati. GMIST merupakan gereja yang menganut
pengajaran atau teologi Calvinis, sehingga pengajaran yang diberikan sama dengan pokok
pengajaran Calvin. Sampai saat ini GMIST banyak mengalami perkembangan yang
luarbiasa, dari segi gedung, orang-orangnya sampai kepada liturginya.

7
DAFTAR PUSTAKA

PGI. Sinode Gereja Anggota PGI. https://pgi.or.id/sinode-gereja-anggota-pgi/

End, Th. Van den. Ragi Carita 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.

End, Th. Van den. Ragi Carita 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.

Wikipedia. Gereja Masehi Injili di Sangihe Talaud.

https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Masehi_Injili_di_Sangihe_Talaud

Widiastuti, Maria. "Konsep Keselamatan dalam Ajaran Calvinisme". Jurnal Pionis

LPPM Universitas Asahan Vol. 5, No.4 (2019)

Palmer, Edwin H. Lima Pokok Calvinisme. Jakarta: Lembaga Reformed Injili

Indonesia, 1998.

Kurnia, Sultan. dkk. Cerita Dari Beranda Negeri "Sangihe: The Northern Gate of

Nusantara". Yogyakarta: UGM, 2018

Anda mungkin juga menyukai