1
Jl. Raya Gelam No. 39 Sidoarjo
CANDI
BAB I
DEFINISI
1.1 Pendahuluan
2
[Type here]
Kamar jenazah suatu rumah sakit bukanlah satu satunya pintu keluar pasien. Masih
terdapat pintu keluar lain yaitu pintu kesembuhan dan pintu transisi. Walaupun
kamar jenazah merupakan bagian final keluarnya pasien yang telah benar-benar tanpa
nyawa/ r u h .
Kamar jenazah merupakan sumber infeksi yang potensial, tidak hanya untuk ahli
patologi anatomi otopsi, tetapi juga untuk pengunjung dan petugas pemulasaran jenazah.
Beberapa studi telah melaporkan bahwa dengan berakhirnya kehidupan seseorang,
mikroorganisme patogenik tertentu masih dapat dilepaskan dari tubuh jenazah, yang jika
tidak diwaspadai dapat ditularkan kepada orang–orang yang menangani jenazah tersebut.
Penularan mikroorganisme patogenik tersebut dapat melalui inhalasi aerosol, tertelan,
inokulasi direk/tusukan benda tajam, luka pada kulit, dan membrana mukosa mata,
hidung, dan mulut. Terlebih lagi, setelah meninggal akan didapatkan sawar darah-otak dan
sistem retikulo-endotelial yang sudah tidak berfungsi lagi, sehingga patogen dapat
menyebar dengan lebih mudah dalam tubuh jenazah.
1.2 Latar Belakang
Kamar jenazah merupakan sumber infeksi yang potensial, tidak hanya untuk ahli
patologi anatomi otopsi, tetapi juga untuk pengunjung dan petugas pemulasaran
jenazah.Beberapa studi telah melaporkan bahwa dengan berakhirnya kehidupan
seseorang, mikroorganisme patogenik tertentu masih dapat dilepaskan dari tubuh jenazah,
yang jika tidak diwaspadai dapat ditularkan kepada orang–orang yang menangani jenazah
tersebut. Penularan mikroorganisme patogenik tersebut dapat melalui inhalasi aerosol,
tertelan, inokulasi direk/tusukan benda tajam, luka pada kulit, dan membrana mukosa
mata, hidung, dan mulut. Terlebih lagi, setelah meninggal akan didapatkan sawar darah-
otak dan sistem retikulo-endotelial yang sudah tidak berfungsi lagi, sehingga patogen
dapat menyebar dengan lebih mudah dalam tubuh jenazah.
Personel yang bertugas menangani jenazah baik secara langsung maupun tidak
langsung beresiko terjangkit infeksi blood-borne virus seperti Human Immunodeficiency
Virus (HIV), Hepatitis B, Hepatitis C, dan Tuberkulosis serta infeksi dari patogen–
patogen lainnya.
Mycobacterium tuberculosis memiliki risiko infeksi serius jika terhirup dan dapat
ditularkan ke pekerja pemulasaran jenazah. 90% infeksi kuman ini berasal dari aerosol
yang akan menyebabkan tuberkulosis pulmonal, sedangkan 5–10% masuk dari luka di
kulit atau melalui tusukan jarum suntik yang akan menyebabkan infeksi kulit
(“prosector’s wart”, atau “verruca necrogenica”). Transmisi melalui membrana mukosa
dalam kamar jenazah belum pernah dilaporkan.
Patogen yang dapat menular melalui darah, terutama virus, sebagian besar berasal
dari inokulasi melalui kulit. Beberapa virus, seperti Human Immunodeficiency
Virus(HIV), Hepatitis B, dan Hepatitis C, bertahan dalam jangka waktu yang lama dalam
tubuh jenazah setelah kematian pasien.Human Immunodeficiency Virus (HIV) misalnya,
telah dilaporkan dapat bertahan hidup hingga enam belas hari setelah kematian, dan
3
[Type here]
dalam empat belas hari masih berada dalam limpa bila berada dalam suhu kamar. Virus
tersebut masih dapat ditemukan dan diisolasi dari tulang kranial, otak, cairan
serebrospinal, kelenjar getah bening, limpa, dan darah dalam waktu lima hari setelah
kematian meskipun jenazah berada dalam suhu 6⁰C
SDM di kamar jenazah adalah seorang perawat yang mempunyai kemampuan dalam
perawatan jenazah. Perawat tersebut telah memiliki pengetahuan tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi sehingga selalu disiplin dalam penggunaan.
1.3 Definisi
Pelayanan kamar jenazah adalah perlakuan terhadap pasien setelah meninggal,
perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi
ke kamar jenazah dan melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang milik pasien.
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik pada korban meninggal dunia serta
mencegah penularan penyakit.
1.4.2 Tujuan Khusus
Tersedianya standar kamar jenazah di Rumah sakit yang dapat dipakai sebagai acuan
oleh Rumah sakit dalam memberikan mutu pelayanan yang baik bagi korban
meninggal dunia dan keluarganya.
BAB II
RUANG LINGKUP
4
[Type here]
5
[Type here]
6
[Type here]
7
[Type here]
untuk melapor ke Polisi dimana peristiwa tersebut terjadi. Apabila keluarga menolak
melapor ke polisi dan tetap bersikeras membawa jenazah, maka diberikan surat
pernyataan dan tidak diberikan surat kematian. Apabila jenazah sudah dilengkapi dengan
SPVeR, maka keluarga korban diminta membuat surat pernyataan tidak keberatan untuk
dilakukan otopsi (bedah jenazah). Setelah selesai otopsi dibuatkan surat kematian.
BAB III
TATA LAKSANA
8
[Type here]
SDM kamar jenazah di Rumah Sakit RS Pusura Candi adalah seorang petugas yang
mempunyai kemampuan dalam perawatan jenazah. Petugas tersebut telah memiliki
pengetahuan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi sehingga selalu disiplin dalam
penggunaan.
Sarana Kamar jenazah di Rumah Sakit Pusura Candi
Alur jenazah non infeksius di ruangan rawat inap dibawa ke kamar jenazah melewati
jalur evakuasi jenazah. Untuk alur jenazah infeksius juga melewati jalur evakuasi jenazah tapi
jalan yang sudah dilalui akan di desinfektan oleh CS.
Kamar Jenazah di Rumah Sakit Pusura Candi sssshanya sebagai tempat transit.
Apabila ada pasien meninggal yang terkena penyakit infeksius maka akan dimandikan oleh
petugas yang menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Setelah di mandikan jenazah
di masukkan ke dalam kantong jenazah. Adapun air bekas mandi jenazah akan masuk ke
instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
BAB IV
DOKUMENTASI
9
[Type here]
10