Oleh karena itu perlu disusun pedoman penanganan pemulasaran jenazah yang meninggal baik di lingkungan
masyarakat maupun di fasilitas pelayanan kesehatan. Mempertimbangkan bahwa jenazah penderita covid adalah
jenazah yang terinfeksi penyakit menular atau diduga terinfeksi penyakit menular dan harus ditangani secara
khusus, maka pedoman ini harus memenuhi ketentuan keamanan bagi petugas secara medis
Hingga saat ini kasus HIV AIDS di Indonesia masih terus meningkat dan pada saat ini jumlah orang yang
pernah didiagnosis terinfeksi HIV meningkat dalam sepuluh tahun terakhir.
Meskipun penemuan kasus sudah semakin dini dan mendapatkan pengobatan dengan lebih baik dan lebih dini
namun masih banyak pasien yang datang ke layanan kesehatan sudah dalam keadaan tahap penyakit lanjut.
Kematian dapat terjadi di rumah sakit dan lebih banyak lagi yang meninggal di rumah. Belum semua
masyarakat memahami penularan HIV AIDS dari satu orang ke orang lain secara benar.
DASAR DASAR HUKUM
1 2 3 4 5
1. Undang - Undang No. 2. Peraturan Presiden 3. Surat Keputusan 4. Surat Keputusan 5. Fatwa MUI Nomor 14
24 Tahun 2007 tentang Nomor 17 Tahun 2018 Kepala BNPB Nomor Kepala BNPB Nomor Tahun 2020 tentang
Penanggulangan Bencana Penyelenggaraan 9.A. Tahun 2020 tentang 13.A Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan ibadah
penanggulangan bencana Penetapan Status Keadaan Perpanjangan Status dalam situasi terjadi
dalam keadaan tertentu Tertentu Darurat Bencana Keadaan Tertentu Darurat wabah Covid 19.
Wabah Penyakit akibat Bencana Wabah Penyakit
Virus Corona di Indonesia akibat Virus Corona di
Indonesia
TUJUAN
1.Penanganan jenazah yang meninggal 2. Mencegah terjadinya transmisi/penularan 3. Mencegah terjadinya penularan penyakit
dengan penyakit menular di luar fasilitas penyakit dari jenazah ke petugas dari jenazah ke individu, keluarga,
pelayanan kesehatan. pemulasaran. lingkungan dan masyarakat.
AN PADA
jenazah sebagai bagian dari upacara penguburan. Dalam tubuh
manusia banyak mengandung mikroorganisme, baik yang dapat
menimbulkan penyakit (patogen) ataupun yang tidak.
JENAZAH • Mikroorganisme penyebab infeksi menular ini hampir selalu terdapat
dalam cairan tubuh seperti : darah, tinja, cairan hidung, air seni,
dahak, ludah, cairan kelamin, air susu, dan nanah. Penyelenggara
penyelenggaraan jenazah serta sanak famili akan tertular apabila
kontak dengan cairan tubuh jenazah
• 1.Petugas adalah petugas yang melaksanakan pengurusan jenazah.
• 3. APD (alat pelindung diri) adalah alat pelindung diri yang digunakan
KETENTUAN oleh petugas yang melaksanakan pengurusan jenazah.
AN
Desa/Kecamatan/Tingkat Kota/Kabupaten untuk
melaksanakan pemulasaran sebanyak 4 (empat) orang atau
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang.
B. Petugas minimal 2 orang, menuju lokasi dengan membawa kelengkapan berupa masing-masing 1 (satu) set APD,
formulir otopsi verbal, kantong plastik infeksius minimal 3 (buah) dan disinfeksi.
C. Apabila jenazah dipastikan meninggal karena COVID - 19, petugas menghubungi Posko Gugus Tugas Tingkat Desa
/Kelurahan / Kecamatan / Kabupaten / Kota atau Provinsi.
D. Melakukan otopsi verbal, untuk memastikan penyebab kematian (Pasien dengan diagnosis COVID-19 atau Orang
dalam Pengawasan (ODP) serta Pasien dalam Pengawasan (PDP)), formulir otopsi verbal terlampir.
E. Memberikan penjelasan kepada pihak keluarga tentang penanganan khusus bagi jenazah yang meninggal dengan
penyakit menular (Penjelasan tersebut terkait sensitivitas agama, adat istiadat, dan budaya, serta stigma masyarakat).
A. Tim Pemulasaran Jenazah G memakai APD lengkap (gaun lengan panjang sekali pakai dan kedap air,
sarung tangan nonsteril (satu lapis) dan sarung tangan yang menutupi manset gaun, pelindung wajah atau
kacamata/ goggle (untuk antisipasi adanya percikan cairan tubuh), masker bedah, dan sepatu tertutup
dengan shoes cover.
E. Tutup semua lubang tubuh, dan bekas luka akibat tindakan medis atau lainnya dengan plester kedap air.
PROSEDUR PENANGANAN JENAZAH
G. Pastikan tidak ada kebocoran H. Pastikan kantong jenazah
F. Pemulasaran jenazah sesuai
cairan tubuh yang dapat disegel dengan menggunakan
dengan agama dan kepercayaan
mencemari bagian luar kantong lem silikon dan tidak boleh
yang dianutnya
jenazah dibuka lagi.
Penguburan dapat dilaksanakan di tempat pemakaman umum yang sudah ditentukan dan pihak
keluarga dapat turut dalam penguburan jenazah tersebut dengan tetap menjaga kewaspadaan,
PROSEDUR dengan menerapkan physical distancing; yaitu dengan menjaga jarak masing-masing minimal 2
meter
MENUJU Apabila proses pemulasaran jenazah selesai setelah jam 20.00 maka jenazah dititipkan sementara
TEMPAT
ke RSUD terdekat untuk dimakamkan esok harinya
PEMAKAMAN Petugas kamar jenazah RSUD menerima jenazah dan melakukan pencatatan.
Dinas terkait memastikan mengambil jenazah yang dititipkan di RSUD pada pagi harinya untuk
dimakamkan di tempat yang telah ditentukan.
• 1. SELALU MENERAPKAN KEWASPADAAN STANDAR YAKNI
MEMPERLAKUKAN SEMUA JENIS CAIRAN DAN JARINGAN TUBUH
JENAZAH SEBAGAI BAHAN YANG INFEKSIUS DENGAN CARA
MENGHINDARI KONTAK LANGSUNG.
HIV •
ABSORBEN DAN DIPLESTER KEDAP AIR.
5. BADAN JENAZAH HARUS BERSIH DAN KERING.
• 6. SEBAIKNYA JENAZAH YANG SUDAH DIBUNGKUS / DIKAFANI /
DIPAKAIKAN BAJU TIDAK DIBUKA LAGI.
• 7. JENAZAH YANG DIBALSEM ATAU DISUNTIK UNTUK PENGAWETAN
ATAU AUTOPSI DILAKUKAN OLEH PETUGAS KHUSUS YANG
TERLATIH.
• 8. AUTOPSI HANYA DAPAT DILAKUKAN SETELAH MENDAPAT
PERSETUJUAN DARI PIHAK BERWENANG.