Anda di halaman 1dari 65

PANDUAN PENGELOLAAN

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


TAHUN 2017

RUMAH SAKIT KURNIA CILEGON


Jl. Jombang Masjid No.4 Cilegon Banten

Tlp. (0254) 391161, Fax : (0254) 397023

E-mail : info@rskurnia.co.id

1 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena
hanya atas perkenanNya buku Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Rumah Sakit Kurnia Cilegon ini dapat selesai.

Buku Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Rumah Sakit Kurnia
CIlegon akan digunakan sebagai panduan yang digunakana dalam mengelola B3 yang ada di
Rumah Sakit Kurnia Cilegon.

Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam dalamnya atas bantuan
semua pihak dalam menyelesaikan Buku Pedoman Pelayanan K3RS Rumah Sakit Kurnia Cilegon
ini.

Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan dalam buku, Kekurangan ini
secara berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan tuntutan dalam
pengembangan rumah sakit ini.

Cilegon, 2 Januari 2017

Tim K3RS

i PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTAR ISI i

I. DEFINISI......................................................................................................................... 1
II. RUANG LINGKUP.......................................................................................................... 3
III. TATA LAKSANA............................................................................................................ 4
IV. DOKUMENTASI.............................................................................................................. 64

ii PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


BAB I

DEFINISI

Penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) secara otomatis akan


menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang juga akan menimbulkan
bahaya bagi manusia dan lingkungan, untuk menghindari risiko bahaya baik dari bahan
berbahaya dan beracun (B3) maupun limbahnya perlu pemberian informasi penanganan
kepada pengguna dan pengelola.
1. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasi dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tak langsung dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya (PP No : 74/2001)
2. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung B3 yang
karena sifat dan atau konsentrasi dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun
tak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup Lainnya (PP No 18/1999)
3. B3 atau limbah B3 Korosif ( Corrosive) adalah bahan-bahan yag menyebabkan iritasi
pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada logam, mempunyai pH < 2 untuk yang
bersifat asam atau > 12,5 untuk bersifat basa.
4. Oksidizing (Oksidator) Adalah bahan berbahaya yang bereaksi pada waktu
pembakaran bahan tersebut sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran
senyawa standar
5. B3 atau limbah B3 Mudah Terbakar ( Flammable) adalah mempunyai sifat dapat
berupa cairan (mengandung alkohol) dan dapat berupa padatan
6. B3 atau limbah B3 Beracun ( Toxic) adalah bahan berbahaya yang akan
menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan, kulit dan mulut.

1 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


7. B3 atau limbah B3 Dangerous of Environment (berbahaya bagi lingkungan) adalah
bahan baik padat maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui
inhalasi atau oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan.
8. Irritant (iritasi) Adalah Bahan berbahaya baik berupa padatan maupun cairan yang
jika terjadi kontak secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus
dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.
9. B3 atau limbah B3 mudah meledak ( explosive) adalah Bahan yang pada suhu dan
tekanan standart dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan yang tinggi, yang dapat dengan cepat
merusak lingkungan disekitarnya
10. Karsinogenik adalah sifat bahan berbahaya dan beracun yang menyebabkan sel
kanker yang dapat merusak.
11. Jaringan tubuh B3 atau limbah B3 Infeksius adalah bahan-bahan yang menyebabkan
menyebarkan penyakit.

2 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


BAB II

RUANG LINGKUP

A. Ruang lingkup panduan pengelolaan B3 meliputi :


1. Inventarisasi dan pemberian label bahan dan limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3).
2. Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) yang meliputi kegiatan
penanganan, penyimpanan dan penggunaan.
3. Penanganan paparan Bahan Berbahaya Beracun (B3).
4. Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) yang meliputi penyimpanan
dan pembuangan
5. Alat Pelindung Diri (APD) pada penanganan bahan dan limbah Bahan Berbahaya
Beracun (B3)
6. Pendokumentasian limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3).

B. Klasifikasi B3
Bahan berbahaya beracun yang digunakan dan limbah B3 yang dihasilkan di RS
Kurnia Cilegon memiliki klasifikasi :
1. Corrosive
2. Oksidizing (Oksidator)
3. Flammable (mudah menyala)
4. Toxic (Beracun)
5. Dangerous of Environment (berbahaya bagi lingkungan )
6. Irritant (iritasi)
7. Explosive (mudah meledak) dan Infeksius

3 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


BAB III

TATA LAKSANA

A. Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 terdiri :


1. Identifikasi dan pemberian label B3 dan limbah B3
2. Inventarisasi B3 dan Limbah B3
3. Pengelolaan B3 :
a Penanganan B3
b Penyimpanan B3
4. Pengumpulan Limbah B3
5. Penyimpanan Limbah B3
6. Pembuangan Limbah B3
7. Penanganan tumpahan Limbah B3
8. Alat Pelindung Diri (APD) penanganan B3 dan Limbah B3

B. Identifikasi dan pemberian label B3 dan limbah B3


Untuk menentukan bahan berbahaya yang digunakan di RS Kurnia Cilegon
mengacu pada PP RI No. 74 tahun 2001 tentang Bahan Berbahaya Beracun serta
Permenkes RI No. 472/MENKES/PER/V/1999 tentang Pengamanan Bahan
Berbahaya dengan klasifikasi Bahan Berbahaya Beracun (B3) terdiri dari :
1. Mudah meledak;
2. Pengoksidasi;
3. Mudah Menyala;
4. Beracun;
5. Berbahaya;
6. Korosif;
7. Bersifat iritan ;
8. Infeksius;

4 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


C. Identifikasi bahan berbahaya dan beracun dapat dilakukan dengan mengecek
ada tidaknya label/simbol pada kemasan.
Gambar 3.1
Lambang B3 dan Limbah B3

D. Inventarisasi B3 dan Limbah B3


Setelah identifikasi bahan berbahaya, dilakukan inventarisasi instalasi/unit
kerja yang menggunakan bahan berbahaya. Adapun instalasi/unit kerja yang
menggunakan bahan berbahaya di RS Kurnia Cilegon.

TABEL I
DAFTAR B3 DI INSTALASI/UNIT RUMAH SAKIT KURNIA CILEGON

No Area Pemakaian Jenis B3


1 Instalasi Rawat jalan/poliklinik 1. Chlorhexidine 2 %
2. Povidone Iodine
3. Softaman
2 Instalasi Laboratorium 1. H2O2 50%
2. Chlorhexsidin
3. Asam asetat
4. Metanol
5. Toluen

5 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


6. Formalin
7. Xylene
8. Hydrochlorid acid
9. Metylen blue
10. KOH 10%
3 Laundry 1. Chlor bleach
2. Alkali Dairy Detergent
3. Sour Proced Water
4 IGD 1. Softaman
2. Oksigen
3. Povidone Iodine
4. Chlorhexsidin
5 Instalasi Farmasi 1. Alkohol 96 %
2. Formalin 10 %
3. H2O2
4. Chlorhexsidin
5. Propofol
6 Instalasi Gizi 1. Sunlight Cair

7 Radiologi 1. Develover + Fixer


2. Sunlight Cair
3. Chlorhexsidin
8 VK 1. Chlorhexsidin
2. Parafin Cair
3. Formalin
1. Oksigen
9 Perinatologi 1. Chlorhexsidin
2. Oksigen
10 Ruang Perawatan Umum & Anak 1. Oksigen
2. Chlorhexsidin

11 Ruang OK 1. Chlorhexsidin

6 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


2. Oksigen
3. Isoflurane
4. Formalin 10%
5. H2O2

E. Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3)


1. Penanganan B3
Dalam penanganan Bahan Berbahaya Beracun (B3), hal penting yang
harus diperhatikan adalah sifat fisik, kimia, bahaya dan akibat dari bahaya
tersebut. Untuk menghindari paparan bahan beracun, cara penanganan yang
dilakukan sebagai beikut :
a. Mudah meledak
1) Potensi terbentuknya uap atau debu flammable di udara
2) Potensi sumber panas
3) Gelombang tekanan ledakan
b. Pengoksidasi
1) Pisahkan dengan bahan berbahaya lain yang mudah terbakar
2) Penyimpanan khusus di almari
c. Mudah Menyala
Untuk mencegah bahaya kebakaran dalam panaganan bahan mudah
terbakar, cara yang dilakukan :
1) Pisahkan 3 unsur terjadinya kebakaran meliputi bahan mudah terbakar
O2 dan sumber panas
2) Simpan bahan tersebut pada tempat dengan temperature ruang dan
berventilasi cukup
d. Beracun
Untuk menghindari paparan bahan beracun, cara penanganan yang
dilakukan sebagai berikut :
1) Penanganan dalam ruang khusus atau almari asam

7 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


2) Bekerja dengan arah angin dari pekerja ke sumber emisi
3) Ruang kerja berventilasi
4) Memakai alat pelindung masker atau respirator yang tepat
e. Berbahaya
1) Identifikasi Lembar data keselamatan bahan berbahaya.
2) Petugas yang terpapar bahan berbahaya menggunakan APD (Alat
Pelindung diri)
f. Korosif
Untuk mencegah paparan bahan kimia korosif, penanganan jenis bahan ini
dilakukan dengan :
1) Menggunakan sarung tangan (gloves)
2) Pelindung muka (goegle)
3) Pelindung badan (jas lab)

g. Bersifat iritan
Untuk menghindari paparan iritasi, cara penanganan yang dilakukan sebagai
berikut:
1) Kemasan menggunakan bahan pvc/plastic
2) Ruangan harus berventilasi cukup
3) Penanganan harus menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan)
h. Infeksius
Kantung limbah dikumpulkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode
warnanya. Untuk jenis sampah padat di masukan ke dalam tempat sampah
medis, untuk sampah medis jenis tajam di masukan ke safety book, dan
untuk sampah jenis cair di masukan ke dalam wadah tertutup atau jerigen.

2. Penyimpanan
Dalam penyimpanan Bahan Berbahaya Beracun (B3), hal penting yang
diperhatikan adalah sifat-sifat dari bahan tersebut dan reaksi akibat interaksi
bahan dalam penyimpanan. Interaksi yang terjadi selama dalam proses
8 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
penyimpanan, interaksi bahan dengan lingkungan, interkasi bahan dengan
wadah, interaksi bahan dengan bahan.
a. Mudah meledak
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin
2) Jauhkan dari sumber api/panas
3) Hindarkan tumbukan / benturan mekanis
b. Pengoksidasi
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Jauhkan dari sumber api/panas
3) Jauhkan dari bahan mudah terbakar/reduktor
c. Mudah Menyala
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin
2) Jauh dari sumber api
3) Sediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

d. Beracun
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
3) Sediakan alat pelindung diri, masker,sarung tangan dan pakaian kerja
e. Berbahaya
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Di tempatkan di TPS sesuai dengan jenis limbah bahan berbahaya
antara lain jenis padat, tajam dan cair.
f. Korosif
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan beracun
3) Wadah tertutup dan beretiket
4) Sediakan alat pelindung diri, masker, sarung tangan dan pakaian kerja
g. Bersifat iritan
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan berbahaya
9 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
3) Wadah tertutup (jerigen) dan beretiket
4) Sediakan alat pelindung diri, masker, sarung tangan dan pakaian kerja
h. Infeksius
1) Disimpan terpisah antara sampah infeksius padat dan sampah infekius
tajam
2) Sediakan alat pelindung diri, masker, sarung tangan dan pakaian kerja.

3. Pengumpulan Limbah B3
a. Limbah B3 sejak dari sumbernya telah dipisahkan dengan kemasan yaitu
plastic kuning, safety box dan wadah jerigen/drum
b. Dari sumber limbah B3 dikumpulkan dan diangkut dengan trolley tertutup
(BIN) ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) limbah B3
c. Pengangkutan ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) limbah B3
menggunakan jalur terpisah (gunakan lift barang) agar tidak terjadi kontak
dengan pasien dan pengunjung sehingga dapat dihindari risiko infeksi
nosokomial.

4. Penyimpanan Limbah B3
a Sebelum limbah B3 dimasukan ke dalam TPS limbah B3 dilakukan
penimbangan dan dicatat di dalam log book/catatan limbah B3 untuk
mengetahui jumlah limbah B3 setiap harinya
b Penyimpanan limbah B3 disimpan berdasarkan karakteristiknya :
1) Limbah B3 padat Infeksius
2) Limbah B3 cair Infeksius
3) Limbah B3 non medis
c Tempat penyimpanan limbah B3 padat Infeksius menggunakan
penyimpanan bak stainless tertutup dan Limbah B3 cair infeksius dan non
medis menggunakan pallet agar lantai dapat dibersihkan setiap saat.
d Ruang penyimpanan limbah B3 harus memiliki ventilasi yang baik, dilengkapi
dengan penerangan dan APAR.

10 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


5. Pembuangan
a. Pembuangan dan pemusnahan limbah B3 di RS Kurnia Cilegon dilakukan
oleh pihak kedua yang sudah memenuhi syarat dari Kementrian Lingkungan
Hidup Republik Indonesia yaitu PT Wastec International.
b. Frekuensi pengangkutan seminggu 3 kali pengangkutan.
c. Sebelum limbah B3 diangkut oleh pihak kedua, dilakukan penimbangan
disaksikan oleh petugas Rumah Sakit yang bertanggungjawab terhadap
penanganan limbah B3.
d. Pihak kedua harus memberikan manifest tentang jumlah dan jenis limbah
yang akan dimusnahkan kepada pihak rumah sakit yang telah
ditandatangani pihak kedua.
6. Penanganan Tumpahan Limbah B3
Penanganan tumpahan limbah B3 adalah tindakan gawat darurat terhadap
tumpahan limbah B3 yang tercecer di area instalasi yang menghasilkan limbah
B3, area rumah sakit dan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3.

7. Alat Pelindung Diri (APD) penanganan B3 dan limbah B3


Bahan dan limbah B3 berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Sesuai UU Depnaker RI No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, maka
setiap rumah sakit harus menyediakan peralatan pelindung diri yang digunakan
secara benar disertai prosedur tertulis cara penggunaannya serta dipelihara
dalam kondisi layak pakai. Pimpinan RS menetapkan secara tertulis jenis dan
jumlah alat pelindung diri yang harus ada di rumah sakit, dimana dan pada saat
apa dipergunakan serta siapa yang mempergunakan alat pelindung diri tersebut.
Jenis alat pelindung diri, diantaranya :
a. Masker
b. Sepatu Boot
c. Sarung tangan
d. Kaca mata / Google
e. Helmet/Helm
f. Ear Muff/Penutup telinga
11 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
g. Celemek, apron
h. Jas Lab
i. Baju Operasional

F. Material Safety Data Sheet (MSDS) B3 Di RS KURNIA CILEGON

1. MSDS Hidrogen Peroksida (H2O2) 50%


a. Komposisi / Informasi Tentang Hidrogen Peroksida 50%:
Nama CAS Persentase Berat

Water 7732-18-5 50

Hydrogen Peroxide 7722-84-1 50

b. Identifikasi Bahaya Hidrogen Peroksida 50% :


1) Bernapas 80% atau lebih banyak oksigen pada tekanan atmosfer lebih
dari beberapa jam dapat menyebabkan hidung tersumbat, batuk, sakit
tenggorokan, nyeri dada dan kesulitan bernapas.
2) Menghirup oksigen pada tekanan yang lebih tinggi meningkatkan
kemungkinan efek samping dalam jangka waktu yang lebih singkat.
3) Menghirup oksigen murni di bawah tekanan dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru dan juga efek sistem saraf pusat mengakibatkan
pusing, koordinasi yang buruk, kesemutan, visual dan pendengaran
gangguan, berkedut otot, tidak sadar dan kejang-kejang.
4) Pernafasan oksigen di bawah tekanan dapat menyebabkan
perpanjangan adaptasi dengan kegelapan dan mengurangi penglihatan
tepi.

12 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata:
Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera basuh
mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perhatian medis segera.
2) Kontak Kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama
minimal 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Air dingin mungkin
pakaian used Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perhatian medis segera.
3) Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Carilah medis segera..
4) Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
medis perhatian segera.
5) Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Kendurkan pakaian
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang. Jika sulit bernafas,
berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut
resusitasi.
peringatan: Mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan
untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah
racun, infeksi atau korosif. Mencari perhatian medis segera.
6) Tertelan:
jangan menginduksi muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh
tenaga medis. Tidak pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
sadar orang. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang
atau pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncu
13 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
d. Penanganan & Penyimpanan :
1) Simpan dalam tempat terkunci.
2) Simpan wadah kering.
3) Jauhkan dari panas.
4) Jauhkan dari sumber api.
5) Jauhkan dari mudah terbakar
6) Pakai peralatan pernapasan yang sesuai.
7) Jika tertelan, segera dapatkan bantuan medis dan tunjukkan wadah atau
label.
8) Hindari kontak dengan kulit dan mata.
9) Jauhkan dari incompatibles seperti oksidator, reduktor, bahan mudah
terbakar, bahan organik, logam, asam, alkali.
10) Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk,
berventilasi baik. Terpisah dari asam, alkali, zat pereduksi dan bakar.
Lihat NFPA 43A, Kode untuk Penyimpanan Cair dan Padat Oksidator.
11) Jangan simpan di atas 8 ° C (46,4 ° F).
12) Sensitif terhadap cahaya. Simpan dalam wadah tertutup.

e. Pembuangan Limbah:
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan lokal.

2. MSDS Chlorhexidine

a. Komposisi / Informasi tentang Chlorhexidine :

Badan Kimia CAS No. Proporsi

Chlorhexidine gluconate 18472-51-0 19-21

Water 7732-18-5 79-81

14 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


b. Identifikasi Bahaya Chlorhexidine :

1) Potensi Efek Kesehatan Akut:


Sangat berbahaya dalam kasus menelan. Berbahaya dalam kasus kontak
kulit (iritan), kontak mata (iritan), inhalasi. non-korosif bagi kulit. Non-
sensitizer untuk kulit. Non-permeator oleh kulit.
2) Potensi Efek Kesehatan kronis:
Sangat berbahaya dalam kasus menelan. Berbahaya dalam kasus kontak
kulit (iritan), kontak mata (iritan), inhalasi. non-korosif bagi kulit. Non-
sensitizer untuk kulit. Non-permeator oleh kulit.
3) Pembangunan Toksisitas:
Jika lama terpajan oleh paparan maka dapat menyebabkan kerusakan
organ.

c. Pertolongan Pertama :
1) Inhalasi (terhirup):
bawa pasien ke tempat udara segar dan mencari bantuan medis jika
diperlukan. Jika pernapasan harus berhenti, berlaku pernapasan buatan
segera.
2) Tertelan:
Berikan banyak air untuk minum. Carilah bantuan medis. Jangan mencoba
untuk menginduksi muntah atau memberikan apapun melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar.
3) Kulit:
Cuci dengan air. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Jika iritasi terjadi
atau kontak telah lama, Cari bantuan medis.
4) Mata:
Siram mata dengan lembut air yang mengalir selama 15 menit (tahan mata
terbuka). Mencari bantuan medis segera jika iritasi berlanjut.
5) Saran untuk Dokter:
Perlakukan berdasarkan gejala. Jika respirasi tertekan, dibantu respirasi
mungkin diperlu
15 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
d. Penggunaan dan Penyimpanan :

1) Jauhkan dari sumber api.

2) Kenakan pakaian pelindung sebelum digunakan.

3) Dalam hal ventilasi cukup, pakai pelindung pernapasan yang sesuai


peralatan.
4) Jika tertelan, segera dapatkan bantuan medis dan tunjukkan wadah atau
label.
5) Hindari kontak dengan kulit dan mata.

6) Jauhkan dari incompatibles seperti agen pengoksidasi dan asam.

7) Menyimpan di tempat terpisah dan disetujui.

8) Simpan wadah di tempat yang sejuk, berventilasi baik.

9) Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk digunakan.

10) Hindari semua sumber yang memungkinkan penyulutan (percikan atau


api)

e. Pembuangan Limbah & Wadah:


1) Bahan limbah dapat dibakar dalam kondisi yang terkendali jika diizinkan.
Lihat pengelolaan Limbah Peraturan Otoritas lokal untuk lainnya
2) Metode yang disetujui. Wadah kosong harus didekontaminasi dengan
membilasnya dengan air sebelum dibuang.
3) Produk harus berisi dan tidak dibuang di sistem pembuangan limbah,
saluran air. Menyarankan alam yang mudah terbakar.

3. MSDS Asam asetat


a. Komposisi / Informasi Tentang Asam asetat :
Nama CAS Persentase Berat

Acetic acid 64-19-7 100

16 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


b. Identifikasi Bahaya Asam asetat :
1) Jangan menelan.
2) Hindari kulit dan kontaminasi mata.
3) Hindari pajanan terhadap uap atau kabut.
4) Mata: Dapat menyebabkan iritasi.
5) Kulit: Dapat menyebabkan iritasi.
6) Tertelan: Dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan.
7) Inhalasi: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan.
c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata:
Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera basuh
mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan bantuan medis segera.
2) Kontak Kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama
minimal 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Pakaian dicuci
sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih sebelum digunakan
kembali. Dapatkan bantuan medis segera.
3) Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Carilah bantuan medis segera
4) Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
bantuan medis segera.
5) Terhirup Serius :
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Kendurkan pakaian
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang. Jika sulit bernafas,
berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut
resusitasi.
17 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
Peringatan: Mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan
untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah
racun, infeksi atau korosif. Mencari perhatian medis segera.
6) Tertelan:
jangan menginduksi muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh
tenaga medis. Tidak pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
orang sadar. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang
atau pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

d. Penanganan & Penyimpanan ::


1) Jauhkan dari panas.
2) Jauhkan dari sumber api.
3) Jangan menelan. Jangan menghirup gas / asap / uap / semprotan.
4) Jangan menambahkan air untuk produk ini. Dalam hal ventilasi cukup,
pakai pernapasan yang sesuai peralatan. Jika tertelan, segera dapatkan
bantuan medis dan tunjukkan wadah atau label.
5) Hindari kontak dengan kulit dan mata.
6) Jauhkan dari incompatibles seperti oksidator, mengurangi agen, logam,
asam, alkali.
7) Menyimpan di tempat terpisah dan disetujui.
8) Simpan wadah di tempat yang sejuk, berventilasi baik.
9) Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk digunakan.
10) Hindari semua sumber yang memungkinkan penyulutan (percikan atau
api

e. Pembuangan Limbah :
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan local

18 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


4. MSDS Metanol
a. Komposisi / Informasi Tentang Metanol :
Nama CAS Persentase Berat

Methyl alcohol 67-56-1 100

b. Identifikasi Bahaya Metanol :


1) Potensi Efek Kesehatan Akut:
Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan),
menelan, inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit
(permeator). Parah over-eksposur dapat mengakibatkan kematian.

2) Potensi Efek Kesehatan kronis:


Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit (sensitizer). Efek
karsinogenik: Tidak tersedia.
Efek mutagenik: Mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk
bakteri dan / atau ragi.
Efek teratogenik: Baris mungkin untuk manusia. pembangunan toksisitas:
Tidak tersedia. Substansi adalah racun bagi mata. Substansi mungkin
beracun untuk darah, ginjal, hati, otak, sistem saraf perifer, saluran
pernapasan bagian atas, kulit, sistem saraf pusat (SSP), saraf optik.
Berulang atau berkepanjangan paparan substansi dapat menghasilkan
kerusakan organ sasaran. Paparan berulang ke bahan yang sangat
beracun dapat menghasilkan kerusakan umum kesehatan oleh akumulasi
dalam satu atau banyak organ manusia.

c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata:
Periksa dan lepaskan lensa kontak. Segera siram mata dengan air
selama minimal 15 menit, dengan kelopak mata tetap terbuka. Air dingin
dapat digunakan. Dapatkan bantuan medis.
19 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
2) Kontak Kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama
minimal 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Air dingin digunakan
untuk membersihkan pakaian sebelum digunakan kembali. Benar-benar
bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan bantuan medis
segera.
3) Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Carilah bantuan medis segera.
4) Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
bantuan medis segera.
5) Terhirup Serius:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Kendurkan pakaian
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang. Jika sulit bernafas,
berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut
resusitasi. Peringatan: Mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan
bantuan untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup
adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera.
6) Tertelan:
Jika tertelan, jangan dimuntahkan kecuali diarahkan untuk melakukannya
oleh tenaga medis. Tidak pernah memberikan apapun melalui mulut
kepada orang yang tidak sadar. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah,
dasi, ikat pinggang atau pinggang. Dapatkan bantuan medis segera.

d. Penanganan & Penyimpanan :


1) Simpan dalam tempat terkunci
2) Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api.
3) Jangan menelan, Jangan menghirup gas / asap / uap / semprotan.
20 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
4) Kenakan pakaian pelindung.
5) Dalam hal ventilasi cukup, pakai peralatan pernapasan yang sesuai.
6) Jika tertelan, segera dapatkan bantuan medis
7) Hindari kontak dengan kulit dan mata.
8) Jauhkan dari incompatibles seperti agen oksidasi, logam, asam.
9) Menyimpan di tempat terpisah dan disetujui.
10) Simpan wadah di tempat yang sejuk, berventilasi baik.
11) Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk digunakan.
12) Hindari semua sumber yang memungkinkan penyulutan (percikan atau
api).

e. Pembuangan Limbah :
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan local

5. MSDS Toluen
a. Komposisi / Informasi Tentang Toluen :
Nama CAS Persentase Berat

Toluene 108-88-3 100

b. Identifikasi Bahaya Toluen :


1) Potensi Efek Kesehatan Akut:
Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan),
menelan, inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit
(permeator).
2) Potensi Efek Kesehatan kronis:
Substansi mungkin beracun untuk darah, ginjal, sistem saraf, hati, otak,
sistem saraf pusat (SSP).Berulang atau berkepanjangan paparan
substansi dapat menghasilkan kerusakan organ sasaran

21 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata:
Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera basuh
mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan bantuan medis segera.
2) Kontak Kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama
minimal 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Pakaian dicuci
sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih sebelum digunakan
kembali. Dapatkan bantuan medis segera.
3) Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Carilah bantuan medis segera
4) Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
bantuan medis segera.
5) Terhirup Serius :
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Kendurkan pakaian
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang. Jika sulit bernafas,
berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut
resusitasi.
Peringatan: Mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan
untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah
racun, infeksi atau korosif. Mencari perhatian medis segera.
6) Tertelan:
jangan menginduksi muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh
tenaga medis. Tidak pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
orang sadar. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang
atau pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
22 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
d. Penanganaan dan Penyimpanan :
1) Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api.
2) Jangan menelan. Jangan menghirup gas / asap / uap / semprotan.
3) Kenakan pakaian pelindung. Dalam hal ventilasi cukup, pakai peralatan
pernapasan yang sesuai.
4) Jika tertelan, segera dapatkan bantuan medis dan tunjukkan wadah atau
label.
5) Hindari kontak dengan kulit dan mata.
6) Jauhkan dari incompatibles seperti agen oksidasi.
7) Menyimpan di tempat terpimsah dan disetujui.
8) Simpan wadah di tempat yang sejuk, berventilasi baik.
9) Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk digunakan.
10) Hindari semua sumber yang memungkinkan penyulutan (percikan atau
api).

e. Pembuangan Limbah :
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan local

6. MSDS Formalin 10%


a. Komposisi / Informasi tentang Formalin 10%:
Nama CAS Persentase Berat

Formaldehyde 50-00-0 3-4

Methyl Alcohol 67-56-1 1-1,5

Sodium Phospate Monobasic 10049-21-5 <1


Monohydrate

Sodium phosphate dibasic 7558-79-4 <1

Water, Deionized 7732-18-5 Balance

23 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


b. Identifikasi Bahaya Formalin :
1) Dapat menyebabkan depresi di sistem saraf pusat.
2) Menyebabkan mata dan kulit iritasi.
3) Penyebab pencernaan dan iritasi saluran pernapasan.
4) Potensi bahaya kanker.
5) Target Organ: sistem saraf pusat.
6) Mata: Menyebabkan gangguan mata.
7) Kulit: Menyebabkan gangguan pada kulit. Dapat menyebabkan kulit
sensitisasi, reaksi alergi, yang menjadi jelas setelah kembali paparan
bahan ini.
8) Tertelan: Menyebabkan gangguan gastrointestinal dengan mual, muntah
dan diare. Mungkin dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat,
diikuti oleh sakit kepala, pusing, mengantuk, dan mual.Tahap lanjutan
dapat menyebabkan kolaps, pingsan, koma dan kematian mungkin
karena kegagalan piratory. Dapat menyebabkan sistemik Toksisitas
termasuk sistem saraf pusat depresi, kejang, koma, dan mungkin
kematian karena kegagalan pernapasan
9) Inhalasi: Dapat menyebabkan serangan asma karena sensitifitas dari
pernapasan
saluran.
10) Kronis Paparan: Formaldehyde telah dikaitkan dengan hidung dan
nasofaring kanker. Paparan berulang dapat menyebabkan kulit
discolorasi dan penebalan dan kuku pembusukan.

c. Pertolongan Pertama :
1) Mata
Mengairi segera dengan sejumlah besar air selama minimal 15 menit.
2) Kulit
Siram dengan air selama minimal 15 menit.

24 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


3) Tertelan
Encerkan segera dengan air atau susu. Panggil Bantuan Medis.
4) Inhalasi
Bawa Keluar untuk menghirup udara segar. Berikan pernapasan buatan
jika diperlukan. Panggil Bantuan Medis.

d. Penanganan & Penyimpanan :


1) Seperti dengan semua bahan kimia, mencuci tangan secara menyeluruh
setelah menangani.
2) Hindari kontak dengan mata.
3) Lindungi dari pembekuan dan kerusakan fisik.
4) Gunakan dengan ventilasi yang memadai.
5) Simpan pada suhu kamar dikendalikan, 15-30 ° C.

e. Pembuangan Limbah
Apapun tidak dapat disimpan untuk pemulihan atau daur ulang harus dibuang
dalam RCRA disetujui fasilitas pembuangan limbah. Buang sesuai dengan
lokal, negara bagian, dan federal peraturan.

7. MSDS Xylene
a. Komposisi / Informasi tentang Xylene :
Nama CAS Persentase berat

Xylenes 1330-20-70 100

b. Identifikasi Bahaya Xylene :


1) Potensi Efek Kesehatan Akut:
Sangat berbahaya dalam kasus menelan. Berbahaya dalam kasus
kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), inhalasi. non-korosif bagi kulit.
Non-sensitizer untuk kulit. Non-permeator oleh kulit.

25 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


2) Potensi Efek Kesehatan kronis:
Sangat berbahaya dalam kasus menelan. Berbahaya dalam kasus
kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), inhalasi. non-korosif bagi kulit.
Non-sensitizer untuk kulit. Non-permeator oleh kulit.
3) Pembangunan Toksisitas:
Jika lama terpajan oleh paparan maka dapat menyebabkan kerusakan
organ.

c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata:
Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera basuh
mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Dapatkan bantuan
medis.
2) Kontak Kulit:
Dalam kasus kontak, segera siram kulit dengan banyak air. Tutupi kulit
yang teriritasi dengan emolien. Jika terkena pakaian dan sepatu. Cuci
pakaian sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum
digunakan kembali. Dapatkan bantuan medis.
3) Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Carilah perhatian medis segera.
4) Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
bantuan medis jika gejala muncul.
5) Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Kendurkan pakaian
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang. Jika sulit bernafas,
berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut
resusitasi. Mencari bantuan medis.

26 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


6) Tertelan:
Jangan menginduksi muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh
tenaga medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

d. Penggunaan & Penyimpanan :


1) Jauhkan dari panas.
2) Jauhkan dari sumber api.
3) Kenakan pakaian pelindung sebelum digunakan.
4) Dalam hal ventilasi cukup, pakai pernapasan yang sesuai peralatan.
5) Jika tertelan, segera dapatkan bantuan medis dan tunjukkan wadah atau
label.
6) Hindari kontak dengan kulit dan mata.
7) Jauhkan dari incompatibles seperti agen pengoksidasi, asam.
8) Menyimpan di tempat terpisah dan disetujui.
9) Simpan wadah di tempat yang sejuk, berventilasi baik.
10) Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk digunakan.
11) Hindari semua sumber yang memungkinkan penyulutan (percikan atau
api)

e. Pembuangan Limbah :
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan lokal

27 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


8. MSDS Asam Hidroksida
a. Komposisi / Informasi Tentang Asam Hidroksida :
Nama CAS Persentase Berat

Hydrogen chloride 7647-01-0 20-38

Water 7732-18-5 62-80

b. Identifikasi Bahaya Asam klorida :


1) Potensi Efek Kesehatan Akut:
Sangat berbahaya dalam kasus kontak kulit (korosif, iritan, permeator),
kontak mata (iritan, korosif), menelan,. Sedikit berbahaya dalam kasus
inhalasi (sensitizer paru). Non-korosif untuk paru-paru. Cair atau kabut
semprotan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada
selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat
menghasilkan luka bakar. Menghirup semprot kabut dapat menghasilkan
iritasi parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak,
atau sesak napas. Parah over-eksposur dapat mengakibatkan kematian.
Radang mata ditandai dengan kemerahan, berair, dan gatal-gatal. Kulit
inflamasi ditandai dengan gatal, scaling, memerah, atau, kadang-kadang,
terik.

2) Potensi Efek Kesehatan kronis:


Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit (sensitizer).
Pembangunan Toksisitas: Tidak tersedia. Substansi mungkin beracun
untuk ginjal, hati, selaput lendir, saluran pernapasan atas, kulit, mata,
Sistem Peredaran Darah, gigi. Berulang atau berkepanjangan paparan
zat dapat menghasilkan sasaran kerusakan organ. Diulang atau
berkepanjangan kontak dengan semprotan kabut dapat menghasilkan
iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau
berkepanjangan semprot kabut dapat menghasilkan iritasi saluran
pernafasan menyebabkan serangan sering infeksi bronkitis. Paparan

28 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


berulang ke bahan yang sangat beracun dapat menghasilkan kerusakan
umum kesehatan oleh akumulasi dalam satu atau banyak organ tubuh
manusia.

c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata:
Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera basuh
mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan bantuan medis segera.
2) Kontak Kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama
minimal 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Pakaian dicuci
sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih sebelum digunakan
kembali. Dapatkan bantuan medis segera.
3) Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Carilah bantuan medis segera
4) Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
bantuan medis segera.

5) Terhirup Serius :
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Kendurkan pakaian
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang. Jika sulit bernafas,
berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut
resusitasi.
Peringatan: Mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan
untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah
racun, infeksi atau korosif. Mencari perhatian medis segera.
29 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
6) Tertelan:
jangan menginduksi muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh
tenaga medis. Tidak pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
orang sadar. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang
atau pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

d. Penanganan & Penyimpanan :


1) Simpan dalam tempat terkunci.
2) Simpan wadah kering.
3) Jangan menelan. Jangan menghirup gas / asap / uap / semprotan.
Jangan menambahkan air untuk produk ini.
4) Dalam hal ventilasi cukup, pakai peralatan pernapasan yang sesuai. Jika
tertelan, segera dapatkan bantuan medis dan acara wadah atau label.
Hindari kontak dengan kulit dan mata. Jauhkan dari incompatibles seperti
oksidator, bahan organik, logam, alkali, kelembaban. Dapat menimbulkan
korosi permukaan logam.
5) Simpan di logam atau dilapisi papan serat drum yang menggunakan kuat
polyethylene paket batin.
6) Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk,
berventilasi baik.
e. Pembuangan Limbah :
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan local

9. MSDS Metylen blue


a. Komposisi / Informasi Tentang Metylen Blue :
Nama CAS Persentase Berat

New Methylene Blue N 6586-05-6 100

30 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


b. Identifikasi Bahaya Metylen Blue :
Potensi Efek Kesehatan Akut: Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan),
kontak mata (iritan).

c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata:
Periksa dan lepaskan lensa kontak. Segera basuh mata dengan air
selama minimal 15 menit, dengan kelopak mata tetap terbuka. Air dingin
dapat digunakan. Jangan gunakan salep mata. cari bantuan medis.
2) Kontak Kulit:
Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air yang banyak.
Lembut dan benar-benar mencuci kulit terkontaminasi dengan berjalan
air dan sabun non-abrasif. Sangat berhati-hati untuk membersihkan
lipatan, celah-celah, lipatan dan selangkangan. Tutupi kulit yang teriritasi
dengan emolien. Jika terjadi iritasi, cari bantuan medis. Cuci pakaian
yang terkontaminasi sebelum menggunakan kembali.
3) Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Mencari bantuan medis.
4) Inhalasi: Izinkan korban untuk beristirahat di area yang berventilasi. Cari
Bantuan medis segera.
5) Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Kendurkan pakaian ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang. Jika korban tidak bernafas,
melakukan mulut ke mulut resusitasi. Cari Bantuan medis segera.

d. Penanganan & Penyimpanan


1) Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api.
2) Kontainer kosong menimbulkan resiko kebakaran, menguap residu di
bawah lemari asam.
3) Jangan menghirup debu.
4) Kenakan pakaian pelindung
31 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
5) Jika Anda merasa tidak enak badan,mencari bantuan medis dan
tunjukkan label jika mungkin.
6) Hindari kontak dengan kulit dan mata Jauhkan dari incompatibles seperti
mengurangi agen, alkalis.
7) Simpan wadah kering, Simpan di tempat yang dingin.Simpan wadah
tertutup rapat. Simpan di sejuk,berventilasi baik.
8) Bahan mudah terbakar harus disimpan jauh dari panas yang ekstrim dan
jauh dari zat pengoksidasi kuat.

e. Pembuangan Limbah :
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan local

10. MSDS KOH 10%


a. Komposisi / Informasi Tentang KOH 10% :
Nama CAS Persentase Berat

Potassium hydroxide 1310-58-3 10

Water 7732-18-5 90

b. Identifikasi Bahaya KOH 10% :


1) Potensi Efek Kesehatan Akut:
Sangat berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan),
menelan,. Berbahaya dalam kasus kontak kulit (korosif, permeator),
kontak mata (korosif). Sedikit berbahaya dalam kasus inhalasi (sensitizer
paru). Non-korosif untuk paru-paru. Cair atau kabut semprotan dapat
menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata,
mulut dan saluran pernafasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka
bakar. Menghirup kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi parah
saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak
napas. Parah over-eksposur dapat mengakibatkan kematian. Radang
32 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
mata ditandai dengan kemerahan, berair, dan gatal-gatal. Peradangan
kulit yang ditandai dengan gatal, scaling, memerah, atau, kadang-
kadang, terik.
2) Potensi Efek Kesehatan kronis:
Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. [Potasium
hidroksida]. Substansi mungkin beracun untuk saluran pernapasan
bagian atas, kulit. Berulang atau berkepanjangan semprot kabut dapat
menghasilkan iritasi saluran pernapasan menyebabkan serangan sering
infeksi bronkial. Paparan berulang ke bahan yang sangat beracun dapat
menghasilkan kerusakan umum kesehatan oleh akumulasi dalam satu
atau banyak organ manusia.

c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata:
Periksa dan lepaskan lensa kontak. Segera basuh mata dengan air
selama minimal 15 menit, dengan kelopak mata tetap terbuka. Air dingin
dapat digunakan. Jangan gunakan salep mata. cari bantuan medis.
2) Kontak Kulit:
Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air yang banyak.
Lembut dan benar-benar mencuci kulit terkontaminasi dengan berjalan
air dan sabun non-abrasif. Sangat berhati-hati untuk membersihkan
lipatan, celah-celah, lipatan dan selangkangan. Tutupi kulit yang teriritasi
dengan emolien. Jika terjadi iritasi, cari bantuan medis. Cuci pakaian
yang terkontaminasi sebelum menggunakan kembali.
3) Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Mencari bantuan medis.
4) Inhalasi: Izinkan korban untuk beristirahat di area yang berventilasi. Cari
Bantuan medis segera.

33 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


5) Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Kendurkan pakaian ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang. Jika korban tidak bernafas,
melakukan mulut ke mulut resusitasi. Cari Bantuan medis segera.

d. Penanganan & Penyimpanan :


1) Simpan wadah kering.
2) Jangan menelan. Jangan menghirup gas / asap / uap / semprotan.
Jangan menambahkan air untuk produk ini.
3) Dalam kasus ventilasi cukup, pakai peralatan pernapasan yang sesuai.
Jika tertelan, segera dapatkan bantuan medis dan tunjukkan wadah atau
label.
4) Hindari kontak dengan kulit dan mata.
5) Jauhkan dari incompatibles seperti asam.
6) Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk,
berventilasi baik. Jangan simpan di atas 23 ° C (73,4 ° F)

e. Pembuangan Limbah :
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan local

11. MSDS Alkohol 96%


a. Komposisi / Informasi Tentang Alkohol 96% :
Nama CAS Persentase Berat

Ethyl Alcohol (Ethanol) 64-17-5 94.9 - 96.0

Water, Deionized 7732-18-5 Balance

b. Identifikasi Bahaya Alkohol 96% :


1) Cairan yang mudah terbakar. Terutama beracun oleh konsumsi. Jika
tertelan, memberikan sejumlah besar air dan menginduksi muntah.
34 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
Hubungi dokter. Hubungi dapat menyebabkan kekeringan dan retak kulit.
Dapat menyebabkan iritasi pada mata. Cuci daerah kontak dengan air
yang banyak. Dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan.
2) Target Organ: mata, kulit, sistem pernapasan, sistem saraf pusat, hati,
pankreas.
3) Kontak Mata: Dapat menyebabkan iritasi dengan membakar dan
menyengat dengan kemungkinan kerusakan pada kornea dan
konjungtiva.
4) Inhalasi: Dapat menyebabkan iritasi mata, hidung dan mukosa dari
saluran pernapasan. Paparan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
depresi sistem saraf pusat dengan gejala mengantuk dan kurang
konsentrasi.
5) Kontak Kulit: Hasil pengeringan dan retak yang dapat menyebabkan
infeksi sekunder dan dermatitis. Penyerapan kulit menyebabkan banyak
gejala inhalasi.
6) Tertelan: Gejalanya bisa berupa gangguan tidur, halusinasi, persepsi
terdistorsi, ataksia, perubahan fungsi motorik, kejang dan tremor, koma,
sakit kepala, Perubahan paru, perubahan sekresi lambung.

c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak Mata: Bilas dengan segera sejumlah besar air selama minimal 15
menit. Panggil dokter jika iritasi berkembang.
2) Inhalasi: Hapus untuk udara segar. Berikan pernapasan buatan jika
diperlukan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
3) Kontak Kulit: Cuci area kontak dengan sabun dan air selama minimal 15
menit. Panggil dokter jika iritasi berkembang.
4) Tertelan: Encerkan segera dengan air atau susu. Menyebabkan muntah.
Hubungi dokter.

35 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


d. Penanganan & Penyimpanan :
1) Seperti dengan semua bahan kimia, mencuci tangan secara menyeluruh
setelah menangani.
2) Hindari kontak dengan mata dan kulit. Melindungi dari pembekuan dan
kerusakan fisik.
3) Simpan dalam aman, karna mudah terbakar
4) Tempat penyimpanan jauh dari semua sumber api. Wadah kosong
mungkin berbahaya karena mereka mempertahankan residu produk.

e. Pembuangan Limbah :
1) Jangan membuang ke saluran pembuangan. Karna dapat menyerap
dengan bahan yang cocok lembam (vermikulit, pasir kering, bumi) dan
tempat dalam wadah limbah kimia untuk pembuangan yang tepat di
fasilitas pembuangan limbah disetujui untuk insinerasi dalam insinerator
kimia dilengkapi dengan scrubber dan afterburner.
2) Di area tumpahan harus memiliki ventilasi. Memiliki pemadam agen
tersedia dalam kasus kebakaran.
3) Jauhkan dari sumber api. Menggunakan alat non-memicu dan peralatan.
Selalu membuang sesuai dengan peraturan lokal, negara bagian dan
federal.

12. MSDS Chlor Bleach


a. Komposisi / Informasi Tentang Chlor Bleach :
Nama CAS Perdsentase Berat

Sodium Percarbonate 15630-89-4 30.0 – 60.0

N.Av. Sodium metasilicate 6834-92-0 3.0 – 7.0

Sodium carbonate 497-19-8 10.0– 7.0

36 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


b. Identifikasi Bahaya Chlor Bleach :
1) Bahaya Korosif Terhadap Mata.
2) Penyebab Mata Dan Kulit Iritasi.
3) Berbahaya Atau Fatal Jika Tertelan.

c. Pertolongan Pertama :
1. Mata: mata segera siram dengan menguyur air selama 15-20 menit,
dengan kelopak mata tetap terbuka.
2. Kulit: segera siram dengan banyak air untuk setidaknya 15 menit.
Lepaskan dan cuci pakaian yang terkontaminasi dan alas kaki sebelum
digunakan.
3. Jika tertelan: bilas mulut. Memberikan dengan secangkir air atau susu.
Maka segera hubungi
Sebuah dokter atau racun center. Jangan memaksakan muntah kecuali
diarahkan untuk melakukannya oleh Tenaga medis. jangan Pernah
memberikan apapun melalui mulut ke orang yang tidak sadar.
4. Terhisap: jika terkena pernapasan is, bawa keluar untuk mendapatkan
udara segar. Hubungi Dokter untuk petunjuk medis lebih lanjut.

d. Penanganan & Penyimpanan :


1) Simpan dalam tempat terkunci.
2) Simpan wadah kering.
3) Jauhkan dari panas.Jauhkan dari sumber api.
4) Jauhkan dari mudah terbakar
5) Jangan menelan. Jangan menghirup gas / asap / uap / semprotan.
Jangan menambahkan air untuk produk ini.
6) ventilasi, pakai peralatan pernapasan yang sesuai.
7) Jika tertelan, segera dapatkan bantuan medis dan tunjukkan wadah atau
label.
8) Hindari kontak dengan kulit dan mata.

37 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


9) Jauhkan dari incompatibles seperti agen mengurangi, bahan mudah
terbakar,
10) bahan organik, logam, asam.
11) Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk,
berventilasi baik. Terpisah dari asam, alkali, zat pereduksi dan bakar.
Lihat NFPA 43A, Kode untuk Penyimpanan Cair dan Padat Oksidator. Air
Sensitif Sensitif terhadap cahaya. simpan di wadah tahan cahaya.

e. Pembuangan Limbah :
1) Encerkan dengan air dan menyiram ke saluran pembuangan dari
peraturan daerah memungkinkan, jika tidak, apa pun tidak dapat
disimpan untuk pemulihan atau daur ulang harus dikelola di fasilitas
pembuangan limbah yang tepat dan disetujui.
2) Limbah harus dibuang sesuai dengan federal, negara bagian dan
peraturan pengendalian lingkungan setempat.

13. MSDS Alkali Dairy Detergent


a. Komposisi / Informasi Tentang Alkali Dairy Detergent
Nama CAS Persentase Berat

Water 7732-18-5 >30-60%

Sodium Hydroxide 1310-73-2 10-30%

Sodium Hypochlorite 7581-52-9 <10%

b. Identifikasi Bahaya Alkali Dairy Detergent :


1) Menyebabkan luka bakar parah
2) Risiko kerusakan serius pada mata
3) Jauhkan dari jangkauan anak-anak
4) Hindari kontak dengan kulit dan mata
5) Jika kena mata, segera bilas dengan banyak air dan hubungi Dokter
6) Pakai pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindung mata / wajah.
38 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
7) Jika terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak enak badan, segera
dapatkan bantuan medis

c. Pertolongan Pertama :
1) Tertelan: Segera bilas mulut dengan air. Jika tertelan jangan menginduksi
muntah. Berikan 1-3 gelas air minum. Jika terjadi muntah, kepala tempat
korban direndahkan untuk mencegah muntah memasuki paru-paru.
Carilah bantuan medis segera
2) Mata: Jika di mata, tahan kelopak mata terpisah dan menyiram terus
menerus dengan air.
Lanjutkan pembilasan sampai disarankan oleh Pusat Informasi Racun
atau dokter, atau selama minimal 15 menit. Mencari bantuan medis
segera
3) Kulit: Jika kontak dengan kulit atau rambut terjadi, lepaskan pakaian yang
terkontaminasi dan kulit memerah dan rambut segera dengan air
mengalir. Jika pembengkakan, kemerahan, terik atau terjadi iritasi
mencari nasihat medis. Untuk luka bakar pada kulit, segera membanjiri
dengan banyak air dan tutup dengan saus kering yang bersih. Carilah
medis bantuan segera
4) Jika terhirup bawa keluar korban dari paparan lebih lanjut. Lepaskan
pakaian yang terkontaminasi dan longgarkan pakaian yang tersisa.
Memungkinkan pasien untuk menganggap posisi yang paling nyaman
dan tetap hangat. Baringkan sampai sembuh. Cari bantuan medis jika
efek bertahan.
d. Penanganan & Penyimpanan :
1) Hindari kulit dan kontak mata
2) Simpan di tempat yang berventilasi baik. Simpan di tempat yang sejuk
kering lingkungan Hidup. Simpan wadah tertutup setiap saat bila tidak
digunakan. Simpan jauh dari asam dan garam amonium. Jangan simpan
di aluminium atau galvanis wadah atau menggunakan bahan seng.
Periksa secara teratur untuk kebocoran.
39 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
e. Pembuangan Limbah :
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan local

14. MSDS Sour Proced Water


a. Komposisi / Informasi tentang Sour Proced Water:
Nama CAS Persentase Berat

Water 7732-18-5 80-90

Sodium Chloride 7647-14-5 1-20

Calsium Chloride 10043-52 1-20

Potassium Chloride 107447-40-7 1-10

Benzene 71-43-2 <1

Hydrogen Sulfide 7783-06-4 >0,5

b. Identifikasi Bahaya Sour Proced Water :


1) Dapat menyebabkan kanker.
2) Menyebabkan gangguan pada kulit.
3) Menyebabkan gangguan mata.

c. Pertolongan Pertama :
1) Mata: segera siram dengan air dalam jumlah besar, memegang kelopak
mata terbuka, setidaknya selama 20 menit. Ulangi jika perlu. Lepas lensa
kontak, jika digunakan dan mudah dilakukan. Jika rasa sakit atau
kemerahan berlanjut, cari bantuan medis. Jika mata terkena cairan
panas, tutup mata dengan kain dan mencari perhatian medis segera.
2) Kulit: dalam kasus paparan cairan panas, tidak menghapus pakaian atau
mengobati, mencuci satunya daerah yang tidak terbakar dan cari bantuan
medis segera.

40 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


3) Tertelan: jangan menyebabkan muntah. Jika muntah terjadi secara
spontan, menjaga kepala di bawah pinggul untuk mencegah aspirasi
cairan ke paru-paru. Telah terkena kumur individu secara menyeluruh
dengan air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar. Mendapatkan bantuan medis dan mengobati
seperti yang diarahkan oleh seorang profesional medis.
4) Terhisap: pindahkan korban ke udara segar. Hubungi 911, layanan medis
darurat, atau emergency telepon. Berikan pernapasan buatan jika korban
tidak bernapas. Jangan menggunakan metode mulut ke mulut jika korban
tertelan atau terhirup substansi; memberikan pernapasan buatan dengan
bantuan masker saku dilengkapi dengan katup satu arah atau perangkat
medis pernapasan yang tepat lainnya. gunakan oksigen

d. Penanganan & Penyimpanan


1) Gunakan peralatan perlindungan pribadi sebagaimana dibutuhkan.
2) Cuci bersih setelah menangani.
3) Kenakan sarung tangan pelindung.
4) Jika terpapar atau khawatir: Dapatkan saran medis / bantuan.
5) Jika terkena mata: bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa
menit. Lepaskan lensa kontak, jika digunakan dan mudah dilakukan.
Lanjutkan membilas.
6) Jika iritasi mata berlanjut: dapatkan saran medis / bantuan.
7) Jika terkena kulit: cuci dengan sabun dan air.
8) Jika terjadi iritasi pada kulit: Dapatkan saran medis / bantuan.
9) Bukalah pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum digunakan
kembali.
10) Simpan ditempat yang tertutup

e. Pembuangan Limbah :
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan local
41 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
15. MSDS Oksigen
a. Komposisi / Informasi Tentang Oksigen :
Nama CAS Persentase Berat

Oksigen, GAS Tekanan 7782-44-7 100

b. Identifikasi Bahaya Oksigen :


1) Bernapas 80% atau lebih banyak oksigen pada tekanan atmosfer lebih
dari beberapa jam dapat menyebabkan hidung tersumbat, batuk, sakit
tenggorokan, nyeri dada dan kesulitan bernapas.
2) Menghirup oksigen pada tekanan yang lebih tinggi meningkatkan
kemungkinan efek samping dalam jangka waktu yang lebih singkat.
3) Menghirup oksigen murni di bawah tekanan dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru dan juga efek sistem saraf pusat mengakibatkan
pusing, koordinasi yang buruk, kesemutan, visual dan gangguan
pendengaran, berkedut otot, tidak sadar dan kejang-kejang.
4) Pernafasan oksigen di bawah tekanan dapat menyebabkan
perpanjangan adaptasi dengan kegelapan dapat mengurangi penglihatan
tepi.

c. Pertolongan Pertama :
1) terhisap:
jika efek samping terjadi, pindahkan ke daerah yang tidak terkontaminasi.
dapatkan bantuan medis.
2) kulit :
jika radang dingin atau beku terjadi, segera siram dengan banyak air
hangat. jangan gunakan air panas. jika air hangat tidak ada, bungkus
bagian yang terkena selimut. dapatkan bantuan medis segera.
3) kontak mata:
kontak dengan cairan : segera basuh mata dengan banyak air selama
minimal 15 menit. kemudian mendapatkan bantuan medis segera.
42 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
4) tertelan: Jika sejumlah besar ditelan, mendapatkan bantuan medis.
d. Penanganan & Penyimpanan :
1) Menyimpan dan menangani sesuai dengan semua peraturan dan standar
saat ini. melindungi dari kerusakan fisik.
2) Hindari panas, api, percikan api dan sumber api.
3) Menyimpan di tempat yang bersih, sejuk dan kering.
4) Menyimpan di area yang berventilasi.
5) Simpan dibawah suhu 125 F.
6) Tunduk penyimpanan regulasi : AS OSHA 29 CFR 1.910,101.
7) Terus dipisahkan dari zat-zat yang tidak kompatibel.

e. Pembuangan Limbah
Buanglah sesuai dengan semua peraturan yang berlaku. Tunduk pada
peraturan pembuangan: US EPA 40 CFR 262.

16. MSDS RENALIN


a. Komposisi / Informasi Tentang Renalin :
Nama CAS Persentase Berat

Hydrogen Peroxide 7722-84-1 20-24

Peracetic Acid 79-21-0 4-6

Acetic Acid 64-19-7 8-10

b. Identifikasi Bahaya Renalin :


1) Produk ini adalah oxidizer dan Korosif yang dapat menyebabkan luka
bakar.
2) Kontak langsung dapat menyebabkan kerusakan permanen mata dan
jaringan kulit.
3) Mengiritasi sistem pernapasan.

43 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


c. Pertolongan Pertama :
1) Jika pakaian terkontaminasi, lepaskan pakaian, dan cuci pakaian
sebelum menggunakan kembali.
2) Jika terkena Mata dan kulit, Siram segera dengan air berlebih untuk
setidaknya 15 menit. Jika luka bakar atau iritasi telah terjadi,cari bantuan
medis.
3) Jika Tertelan, Minum air dalam jumlah besar. Jangan menginduksi
muntah. Cari bantuan medis jika diperlukan.
4) Jika Terhirup, Pindah ke udara segar dan bernapas dalam-dalam. Cari
bantuan medis jika diperlukan.

d. Penanganan & Penyimpanan :


1) Simpan wadah tertutup dengan menggunakan topi vented.
2) Jangan mentransfer produk dari wadah aslinya dan sekali produk telah
dibuang, tidak boleh dikembalikan ke wadah aslinya.
3) Degradasi produk ini menghasilkan oksigen;
4) Jauhkan dari sumber pemanas / pengapian. Jangan merokok.
5) Simpan di tempat yang kering dan sejuk (di bawah 24ºC) dari sumber
pemanas. Pemanasan akan menyebabkan tekanan meningkatkan dan
bahaya meledak wadah.
6) Lantai membutuhkan lapisan pelindung terhadap asam.
7) Jangan simpan dengan bahan yang mudah terbakar, logam,
8) pengoksidasi atau kaustik bahan.

e. Pembuangan Limbah :
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan local

44 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


17. MSDS LYSOL
a. Komposisi / Informasi Tentang Lysol:
Nama CAS Persentase Berat

O-Benzyl-p-chlorophenol 120-32-1 2.5 - 10

Potassium hydroxide 1310-58-3 2.5 - 10

Coconut oil 8001-31-8 10 - 20

Ethanol 64-17-5 1 - 2.5

Isopropanol 67-63-0 1 - 2.5

Xylenol 1300-71-6 1 - 2.5

b. Identifikasi Bahaya Lysol :


1) Berpotensi efek kesehatan jangka pendek
a) Mata
Mata Dapat menyebabkan kerusakan mata permanen.
b) Kulit
Kulit Menyebabkan luka bakar.Tidak diharapkan menjadi sensitizer
kulit.
c) Inhalasi
Inhalasi Tidak diharapkan selama kondisi normal penggunaan.
Jangan menghirup uap atau kabut semprotan.
d) Tertelan
Berbahaya jika tertelan. Target organ Darah. Mata. Hati.
2) Efek kronis Produk jadi tidak diharapkan memiliki efek kesehatan yang
kronis. Tanda dan gejala Produk menyebabkan luka bakar dari mata, kulit
dan membran mukosa

c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata
Tahan mata terbuka dan bilas perlahan dan lembut dengan air selama 15-
20 menit. Lepas lensa kontak, jika ada, setelah 5 menit pertama,
45 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
kemudian lanjutkan pembilasan mata. Memanggil pusat kendali racun
atau dokter untuk saran pengobatan.
2) Kontak kulit
Lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Bilas kulit segera dengan banyak
air selama 15-20 menit. Memanggil pusat kendali racun atau dokter untuk
saran pengobatan.
3) Inhalasi
Pindah ke udara segar. Jika gejala berlanjut, panggil dokter.
4) Tertelan
Hubungi dokter atau mendapatkan perhatian medis segera. Jangan
memaksakan muntah atau memberikan apapun melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar. Minum segera jumlah besar susu, putih telur,
larutan gelatin atau jika ini tidak tersedia, minum 1 atau 2 gelas air untuk
mencairkan produk. Hindari alkohol. Dapatkan bantuan medis.

d. Penanganan & Penyimpanan :


1) Hindari menghirup uap atau kabut produk ini.
2) Jangan menelan.
3) Jangan terkena di mata Anda, pada kulit Anda, atau pada pakaian Anda.
4) Kenakan kacamata pelindung (kacamata, pelindung wajah atau
kacamata keselamatan).
5) Cuci bersih dengan sabun dan air setelah penanganan dan sebelum
makan, minum, mengunyah gusi, menggunakan tembakau atau
menggunakan toilet.
6) lepaskan dan cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan
kembali.
7) Penyimpanan Jangan simpan pada suhu di atas 120 ° F (49 ° C).
8) Simpan di wadah asli dalam wilayah yang tidak terjangkau untuk anak-
anak kecil.
9) Jangan menggunakan kembali wadah.
10) Permukaan kontak makanan harus dibilas dengan air bersih.
46 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
11) Ini adalah pelanggaran hukum federal untuk menggunakan produk ini
dalam cara yang tidak konsisten dengan yang pelabelan.

e. Pembuangan Limbah :
1) Petunjuk pembuangan Buanglah sesuai dengan semua peraturan yang
berlaku.
2) Jangan menggunakan kembali wadah kosong.
3) Kontainer kosong dapat dibuang sebagai sampah rumah tangga atau
dibilas dan didaur ulang

18. MSDS Povidone Iodine


a. Komposisi / Informasi tentang Povidone Iodine :
Nama CAS Persentase Berat

Povidone-Iodine 25655-41-8 100

b. Identifikasi Bahaya Povidone Iodine :


1) Potensi Efek Kesehatan Akut:
Berbahaya dalam kasus kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Sedikit
berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan, permeator).
2) Potensi Efek Kesehatan kronis:
Efek mutagenik: mutagenik untuk bakteri dan / atau ragi.

c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata:
Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera basuh
mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perhatian medis.
2) Kontak Kulit:
Cuci dengan sabun dan air. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien.
Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang. Air dingin dapat
digunakan
47 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
3) Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
bantuan medis.
4) Tertelan:
Jangan menginduksi muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh
tenaga medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul

d. Penanganan dan Penyimpanan :


1) Simpan dalam tempat terkunci .
2) Jauhkan dari panas.
3) Jauhkan dari sumber api.
4) Kontainer kosong menimbulkan resiko kebakaran, menguapkan residu di
bawah lemari asam.
5) Jangan menelan.
6) Jangan menghirup debu.
7) Hindari kontak dengan mata.
8) Kenakan pakaian pelindung. Dalam hal ventilasi cukup, pakai peralatan
pernapasan yang sesuai.
9) Jauhkan dari incompatibles seperti oksidasi agen, zat pereduksi.
10) Kelembaban Sensitif. Simpan wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk,
berventilasi baik. Jangan simpan di atas 25 ° C (77 ° F)
e. Pembuangan Limbah:
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan lokal

19. MSDS SOFTAMAN


a. Komposisi / Informasi tentang Softaman :

48 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


Nama CAS Persentase Berat

Ethanol 64-17-5 < 55 %

propan-1-ol 71-23-8 < 25 %

b. Identifikasi Bahaya Softaman :


1) Dapat menyebabkan Iritasi
2) Mudah terbakar.
3) Resiko kerusakan serius pada mata.
4) Uap dapat menyebabkan mengantuk atau pening.

c. Pertolongan Pertama :
Informasi umum :
1) Hapus pakaian yang terkontaminasi direndam segera. Jika Anda merasa
tidak enak badan, segera dapatkan bantuan medis.
2) Apabila terhirup, pindah ke udara segar. segera merujuk untuk perawatan
medis.
3) Apabila kontak dengan mata, bilas dengan banyak air, juga di bawah
kelopak mata. Jika iritasi mata berlanjut, periksakan ke dokter spesialis.
4) Apabila tertelan, Minum banyak air. panggil dokter segera. menginduksi
muntah hanya atas saran dari dokter.

d. Penanganan & Penyimpanan :


1) Pastikan ventilasi yang memadai.
2) Bila menggunakan softaman, jangan makan, minum atau merokok.
3) Hindari kontak dengan mata.
4) Jauhkan produk dari panas dan sumber api.
5) Tidak merokok
6) Mengambil tindakan pencegahan terhadap muatan listrik statik.
7) Simpan wadah tertutup rapat, dingin dan berventilasi baik.
8) Memperhatikan aturan anti-ledakan.

49 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


9) Jauhkan dari makanan dan minuman

e. Pembuangan Limbah :
1) Dapat dibuang sebagai limbah padat atau dibakar dalam sebuah topik
instalasi sesuai dengan peraturan daerah.
2) Bila memungkinkan daur ulang lebih disukai untuk pembuangan Jumlah
pembuangan limbah dari residu / produk yang tidak terpakai, limbah dari
proses kimia organik; limbah dari MFSU lemak, minyak, sabun,deterjen,
desinfektan dan kosmetik; lain pelarut organik, cairan pencuci dan cairan
induk.
3) Kemasan terkontaminasi harus dikosongkan sejauh mungkin dan setelah
pembersihan yang tepat dapat diambil untuk penggunaan kembali.
4) Kemasan yang tidak dapat dibersihkan harus dibuang seperti produk.

20. MSDS HIDROGEN PEROKSIDA (H2O2) 50%


a. Komposisi / Informasi Tentang Hidrogen Peroksida 50%:
Nama CAS Persentase Berat

Water 7732-18-5 50

Hydrogen Peroxide 7722-84-1 50

b. Identifikasi Bahaya Hidrogen Peroksida 50% :


1) Bernapas 80% atau lebih banyak oksigen pada tekanan atmosfer lebih
dari beberapa jam dapat menyebabkan hidung tersumbat, batuk, sakit
tenggorokan, nyeri dada dan kesulitan bernapas.
2) Menghirup oksigen pada tekanan yang lebih tinggi meningkatkan
kemungkinan efek samping dalam jangka waktu yang lebih singkat.
3) Menghirup oksigen murni di bawah tekanan dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru dan juga efek sistem saraf pusat mengakibatkan

50 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


pusing, koordinasi yang buruk, kesemutan, visual dan pendengaran
gangguan, berkedut otot, tidak sadar dan kejang-kejang.
4) Pernafasan oksigen di bawah tekanan dapat menyebabkan
perpanjangan adaptasi dengan kegelapan dan mengurangi penglihatan
tepi.
c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata:
Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak, segera basuh
mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perhatian medis segera.
2) Kontak Kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama
minimal 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Air dingin mungkin
pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perhatian medis segera.
3) Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Carilah medis segera..
4) Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan
medis perhatian segera.
5) Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Kendurkan pakaian
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang. Jika sulit bernafas,
berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut
resusitasi.
peringatan: Mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan
untuk memberikan mulut ke mulut resusitasi bila bahan dihirup adalah
racun, infeksi atau korosif. Mencari perhatian medis segera.
51 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
6) Tertelan:
jangan menginduksi muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh
tenaga medis. Tidak pernah memberikan apapun melalui mulut kepada
sadar orang. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang
atau pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul
d. Penanganan & Penyimpanan :
1) Simpan dalam tempat terkunci.
2) Simpan wadah kering.
3) Jauhkan dari panas.
4) Jauhkan dari sumber api.
5) Jauhkan dari mudah terbakar
6) Pakai peralatan pernapasan yang sesuai.
7) Jika tertelan, segera dapatkan bantuan medis dan tunjukkan wadah atau
label.
8) Hindari kontak dengan kulit dan mata.
9) Jauhkan dari incompatibles seperti oksidator, reduktor, bahan mudah
terbakar, bahan organik, logam, asam, alkali.
10) Simpan wadah tertutup rapat. Simpan wadah di tempat yang sejuk,
berventilasi baik. Terpisah dari asam, alkali, zat pereduksi dan bakar.
Lihat NFPA 43A, Kode untuk Penyimpanan Cair dan Padat Oksidator.
11) Jangan simpan di atas 8 ° C (46,4 ° F).
12) Sensitif terhadap cahaya. Simpan dalam wadah tertutup.

e. Pembuangan Limbah:
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan lokal.

52 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


21. MSDS SUNLIGHT CAIR
a. Komposisi / Informasi Tentang Sunlight Cair :
Nama CAS Persentase Berat

Diethanolamine 111-42-2 0.1 - 1.5%

Magnesium oxide 1309-48-4 1 - 5%

Ethyl alcohol 64-17-5 1 - 5%

Dodecylbenzene sulfonic acid 68584-22-5 20 - 30%

Sodium lauryl ether sulfate 9004-82-4 10 - 20%

b. Identifikasi Bahaya Sunlight Cair :


1) Kontak mata. Kontak kulit. Inhalasi.
2) Kontak mata: Cukup mengiritasi mata
3) Kontak dengan kulit: Cukup mengiritasi kulit.
4) Tertelan: Dapat menyebabkan iritasi pada mulut, tenggorokan dan perut.
c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata: Siram segera dengan air yang banyak. Jika terjadi iritasi,
segera hubungi dokter.
2) Kontak dengan kulit: Siram segera dengan air yang banyak. Jika terjadi
iritasi, segera hubungi dokter.
3) Orang dengan kelainan kulit yang sudah ada sebelumnya mungkin lebih
susceptable efek iritasi.
4) Jika tertelan, memberikan secangkir air atau susu.

d. Penanganan & Penyimpanan :


1) Hindari kontak dengan kulit, mata dan pakaian. Cuci bersih setelah
menangani. CAIR mudah terbakar dan uap. Jauhkan dari api terbuka,
2) Permukaan yang panas dan sumber api. Gunakan hanya di tempat yang
berventilasi baik. Untuk Komersial dan industri saja.
3) Melindungi dari pembekuan. Tetap tertutup rapat di tempat yang kering,
sejuk dan berventilasi baik. Jauhkan dari jangkauan anak-anak
53 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
e. Pembuangan Limbah :
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan local

22. MSDS MICROZOID


a. Komposisi / Informasi Tentang Bahaya Microzoid :
Nama CAS Persentase Berat

Propan-1-ol 603-003-00-0 71-23-8 35%

Ethanol 603-002-00-5 25%

b. Identifikasi Bahaya Microzoid


1) Mudah terbakar.
2) yg mengganggu
3) Resiko kerusakan serius pada mata.
4) Uap dapat menyebabkan mengantuk atau pening

c. Pertolongan Pertama :
1) Jika Terkena pakaian, Lepas pakaian yang terkontaminasi segera.
2) Jika terhirup: Pindah ke udara segar.
3) Jika gejala berlanjut, panggil dokter.
4) Dalam kasus kontak kulit: Cuci dengan air yang banyak.
5) Jika gejala berlanjut, panggil dokter.
6) Dalam kasus kontak mata: Dalam kasus kontak mata, menghapus lensa
kontak dan segera bilas
dengan banyak air, juga di bawah kelopak mata, setidaknya 15 menit.
7) Jika iritasi mata berlanjut, periksakan ke dokter spesialis.
8) Jika tertelan: Jangan memaksakan muntah.
9) Bersihkan mulut dengan air dan minuman setelah itu banyak air.
Dapatkan perhatian medis.

54 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


d. Penanganan & Penyimpanan :
1) Gunakan hanya di tempat yang berventilasi baik.
2) Jauhkan dari sumber api - Dilarang merokok. Produk panas
mengeluarkan uap yang mudah terbakar.
3) Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
4) Simpan pada suhu kamar dalam wadah aslinya.
5) Jangan simpan pada suhu di atas 30 ° C.
6) Simpan wadah tertutup rapat.
7) Jauhkan dari sinar matahari langsung.
8) Rekomendasi suhu penyimpanan: 15 - 25 ° C
9) Jauhkan dari makanan dan minuman.
10) Jangan simpan bersama-sama dengan agen pengoksidasi.

e. Pembuangan Limbah :
1) Petunjuk pembuangan Buanglah sesuai dengan semua peraturan yang
berlaku.
2) Jangan menggunakan kembali wadah kosong.
3) Kontainer kosong dapat dibuang sebagai sampah rumah tangga atau
dibilas dan didaur ulang

23. MSDS GIGASEPT


a. Komposisi / Informasi Tentang Gigasept :
Nama CAS Persentase Berat

Peracetic acid 79-21-0 <1%

Hydrogen peroxide 7722-84-1 <5%

Acetic acid 64-19-7 <5%

b. Identifikasi Bahaya Gigasept :


1) Iritasi
2) Dapat menyebabkan kerusakan serius pada mata

55 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


c. Pertolongan Pertama :
1) Lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi segera.
2) Kontak mata: Segera bilas dengan banyak air, juga di bawah kelopak
mata, selama minimal 15 menit. Jika iritasi mata berlanjut, konsultasikan
dengan dokter spesialis.
3) Kontak dengan kulit: Segera cuci bersih dengan air yang banyak. Panggil
dokter segera.
4) Terhirup: Pindahkan korban ke udara segar dan membuatnya tetap
tenang. Jika gejala bertahan, panggil dokter.
5) Tertelan: Bilas mulut. Panggil dokter segera.

d. Penanganan & Penyimpanan :


1) Tangani dan buka wadah dengan hati-hati. Tidak pernah kembali bahan
yang tidak terpakai untuk penyimpanan wadah.
2) Simpan hanya dalam wadah aslinya.
3) Wadah dan kemasan bahan yang cocok untuk penyimpanan yang aman
wadah plastik HDPE Polyethylene kaca. Bahan yang tidak cocok untuk
wadah Logam
4) Simpan dalam wadah yang dilengkapi dengan ventilasi.
5) Informasi lebih lanjut: Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sinar matahari
langsung. Simpan di tempat yang dingin. Jangan menyimpan wadah
tertutup. Simpan dalam posisi tegak saja. Rekomendasi suhu
penyimpanan: 5 - 30 ° C
6) Saran pada penyimpanan umum: Jangan simpan bersama-sama dengan
logam. Jangan simpan bersama dengan alkalis. Jangan simpan bersama
dengan mengurangi agen. Jangan simpan bersama dengan bahan yang
mudah terbakar.
e. Pembuangan Limbah :
1) Petunjuk pembuangan Buanglah sesuai dengan semua peraturan yang
berlaku.
56 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
2) Jangan menggunakan kembali wadah kosong.
3) Kontainer kosong dapat dibuang sebagai sampah rumah tangga atau
dibilas dan didaur ulang

24. MSDS GIGAZYME


a. Komposisi / Informasi Tentang Gigazyme :
Nama CAS Persentase
Berat

Alcohol, C13-C15 branched and linear, 111905-53-4 5 - 15 %


butoxylated ethoxy

Alkylpolyethylenglycolpolybutylenglycolether <5%
Polymer

Ethanol 64-17-5 5 - 15 %

b. Identifikasi Bahaya Gigazyme :


Kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi

c. Pertolongan Pertama :
1) Kontak mata: Dalam kasus terjadi kontak dengan mata, segera bilas
dengan banyak air dan dapatkan bantuan medis.
2) Kontak dengan kulit: Segera cuci bersih dengan air yang banyak.
3) Tertelan: Mendapatkan perhatian medis.
d. Penanganan & Penyimpanan :
1) Produk panas mengeluarkan uap yang mudah terbakar.
2) Menyimpan pada suhu kamar dalam wadah aslinya.
3) Jaga temperatur tidak melebihi 25 ° C.
4) Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sinar matahari langsung. Simpan
wadah tertutup rapat.
5) Jauhkan dari makanan dan minuman

57 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


e. Pembuangan Limbah :
1) Petunjuk pembuangan Buanglah sesuai dengan semua peraturan yang
berlaku.
2) Jangan menggunakan kembali wadah kosong.
3) Kontainer kosong dapat dibuang sebagai sampah rumah tangga atau
dibilas dan didaur ulang

25. MSDS ISOFLURANE


a. Komposisi. Informasi Tentang Isoflurane :
Nama CAS Persentase Berat
Isoflurane 26675-46-7 100

b. Identifikasi Bahaya Isoflurane :


1) Bahaya kesehatan toksisitas reproduksi
2) Toksisitas sistemik organ target khusus, paparan tunggal

c. Pertolongan Pertama :
1) Inhalasi Pindah ke udara segar. Untuk kesulitan bernapas, oksigen
mungkin diperlukan atau dokter jika merasa tidak enak badan.
2) Kontak kulit Bilas kulit dengan air / mandi. Dapatkan medis jika iritasi
berkembang dan berlanjut.
3) Kontak mata Bilas dengan air. Dapatkan medis jika iritasi berkembang
dan berlanjut.
4) Tertelan Bilas mulut secara menyeluruh. Jika konsumsi dalam jumlah
besar tidak terjadi,

d. Penanganan & Penyimpanan :


1) Hindari semua kontak dan menghirup debu, kabut, dan / atau uap yang
terkait dengan materi. Peralatan bersih dan permukaan kerja dengan
deterjen yang cocok atau pelarut setelah digunakan. Setelah melepas
sarung tangan, mencuci tangan dan kulit terbuka lainnya secara
menyeluruh.
58 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017
2) Kondisi penyimpanan yang aman,
3) termasuk adanya inkompatibilitas
4) Menyimpan dalam wadah ketat sebagaimana didefinisikan dalam USP-
NF. Bahan ini harus ditangani dan disimpan sesuai instruksi label untuk
memastikan integritas produk

e. Pembuangan limbah
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan local

26. MSDS PROPOFOL


a. Komposisi/ Informasi Tentang Propofol :
Nama CAS Persentase Berat
Propofol 2, 6- Bis (1- 2078-54-8 100
methylethyl) phenol

b. Identifikasi Bahaya Propofol :


1) Toksisitas akut, lisan
2) Korosif pada kulit / iritasi
3) Kerusakan mata serius / iritasi mata
4) Toksisitas sistemik organ target khusus, paparan tunggal iritasi saluran
pernapasan
5) Toksisitas sistemik organ target khusus, efek narkotika paparan tunggal
c. Pertolongan Pertama
1) Terhirup
Jika sulit bernafas, pindahkan ke udara segar dan baringkan dengan
posisi yang nyaman untuk bernafas. Panggil dokter bila timbul gejala atau
bertahan.
2) Kontak kulit
Bilas kulit dengan air / mandi. Dapatkan medis jika iritasi berkembang dan
berlanjut.

59 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


3) Kontak mata
Bilas dengan air. Dapatkan medis jika iritasi berkembang dan berlanjut.
4) Tertelan
Jika tertelan kumur. Jika konsumsi dalam jumlah besar tidak terjadi,
memanggil pusat kendali racun segera.

d. Penanganan & Penyimpanan


1) hindari semua kontak dan menghirup debu, kabut, dan / atau uap yang
terkait dengan materi. Peralatan bersih dan permukaan kerja dengan
deterjen yang cocok atau pelarut setelah digunakan. Setelah melepas
sarung tangan, mencuci tangan dan kulit terbuka lainnya secara
menyeluruh. Penggunaan daerah yang ditunjuk direkomendasikan untuk
penanganan bahan ampuh.
2) Menyimpan dalam wadah ketat sebagaimana didefinisikan dalam USP-NF.
Bahan ini harus ditangani dan disimpan sesuai instruksi label untuk
memastikan integritas produk.

e. Pembuangan limbah
Limbah harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan
federal, negara bagian dan local.

60 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017


BAB IV DOKUMENTASI

Pendokumentasian bahan berbahaya beracun serta limbah B3 meliputi perijinan baik


pengadaan B3, ijin penyimpanan sementara serta pemusnahan B3.
A. Pencatatan
Sebagai bahan pelaporan, dilakukan pencatatan yang berhubungan dengan kegiatan
pengelolaan B3. Pencatatan yang dilakukan adalah pencatatan jumlah limbah B3 yang
dihasilkan dan yang diangkut oleh pihak kedua.
B. Pelaporan
1. Pelaporan dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan kepada Manager
Rumah Tangga untuk kemudian dilaporkan ke Direktur rumah sakit dan kepada
Departemen Penunjang umum setiap 6 bulan sekali dalam bentuk laporan
UKL/UPL.
2. Pelaporan juga diberkan kepada Instansi diluar RS yaitu kepada Dinas
Kesehatan dan BPLHD (Badan Pengelola Lingkungan Hidup)
3. Pelaporan disertai evaluasi dilakukan setahun sekali untuk mengevaluasi kinerja
pihak kedua sebagai pengangkut dan pemusnah limbah B3.
C. Tindaklanjut
Pelaporan setiap 6 bulan sekali dalam bentuk laporan UKL/UPL, dimana hasil evaluasi
dan tindaklanjut dilakukan pada semester berikutnya.

61 PANDUAN PENGELOLAAN B3 RS KURNIA CILEGON ; 2017

Anda mungkin juga menyukai