Anda di halaman 1dari 16

KABUPATEN LOMBOK TIMU

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LABUHAN LOMBOK
Alamat: Jl. Raya Pelabuhan Kayangan Desa Labuhan Lombok Kec.Pringgabaya
Kabupaten . Lombok Timur Tlp. (0376) 23395 Kode Pos 83655email: sigappuslalom@gmail.com

PANDUAN PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


PUSKESMAS LABUHAN LOMBOK

BAB I
DEFINISI

Dalam rangka menciptakan fasilitas pelayanan kesehatan yang aman, fungsional dan
supportif bagi pasien, tenaga kerja, keluarga pasien, peserta didik, dan pengunjung di
lingkungan Puskesmas tidak dapat lepas dari risiko-risiko yang dapat berpengaruh terhadap
tujuan Puskesmas tersebut. Risiko tersebut semakin meningkat sehubungan dengan semakin
kompleksnya pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas serta penggunaan teknologi tinggi.
Risiko - risiko tersebut tidak mungkin dihindari, tetapi harus dikelola melalui suatu mekanisme
yang dinamakan “Manajemen Risiko”.
Manajemen risiko merupakan serangkaian proses yang digunakan untuk mengelola
risiko meliputi pengidentifikasian risiko, pengukuran risiko, penentuan respon risiko, aktifitas
pengendalian risiko, penginformasian dan pengkomunikasian risiko dan pemantauan risiko dari
setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas. Manajemen risiko juga merupakan suatu
sistem pengelolaan risiko dan perlindungan terhadap harta benda, hak milik dan keuntungan
puskesmas atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya risiko yang terjadi.
Puskesmas dianggap mampu mengendalikan risiko tersebut jika memiliki kemampuan
sensitif untuk mendeteksi risiko, memiliki fleksibilitas untuk merespon risiko dan menjamin
kapabilitas sumber daya untuk melakukan tindakan guna mengurangi tingkat risiko agar tidak
terjadi pemborosan sumber dana dan waktu serta tidak tercapainya tujuan perusahaan.

1. Maksud dan Tujuan

Implementasi manajemen risiko fasilitas dan keselamatan pada seluruh aktifitas


usaha yang dilakukan di Puskesmas senantiasa berbasis pada risiko yang dikendalikan
secara optimal sehingga diharapkan tidak menimbulkan kerugian bagi Puskesmas selaku
penyelenggara pelayanan kesehatan.
Panduan Manajemen Resiko Fasilitas dan Keselamatan merupakan panduan bagi
Puskesmas Labuhan Lombok dalam penerapan manajemen risiko dan diharapkan dapat
memberikan pemahaman bagi seluruh karyawan Puskesmas mengenai substansi
“Kebijakan Manajemen Risiko” yang telah ditetapkan Pimpinan sebagai acuan dalam
penerapan manajemen risiko bagi seluruh satuan kerja. Dalam pelaksanaannya perlu
memperhatikan karakteristik risiko dan cara penanganannya yang dibagi dalam beberapa
area yaitu;
a. Keselamatan dan Keamanan

b. Bahan Berbahaya dan Beracun

c. Bencana

d. Bahaya Kebakaran

e. Peralatan Medis, dan

f. Sistem Utilitas

2. Istilah dan Definisi

Untuk menghindari kerancuan dan kesalahpahaman dari berbagai macam istilah


dan definisi yang digunakan perlu ditetapkan sesuai dengan kebutuhan penggunaan dalam
Panduan, sebagai berikut:
a. Risiko, adalah segala peristiwa (events) yang memiliki kemungkinan akan terjadi
(likelihood) dan dapat berdampak (impact) negatif pada sasaran (objective). Keempat
unsur risiko tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: likelihood terkait dengan events,
sedangkan impact terkait dengan objective. Likelihood mengukur seberapa besar
kemungkinan peristiwa akan terjadi, sedangkan impact mengukur seberapa besar
dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa (jika terjadi) pada sasaran. Dengan kata lain,
likelihood mengukur kadar ketidak pastian terjadinya peristiwa, sedangkan dampak
mengukur kadar ketidakpastian tercapainya sasaran. Karena dampak terkait dengan
sasaran, maka besaran dampak harus dinyatakan dengan satuan ukuran yang sama
dengan satuan ukuran sasaran.
b. Manajemen risiko, adalah serangkaian proses yang digunakan untuk mengelola risiko
meliputi pengidentifikasian risiko, pengukuran risiko, dan pengkomunikasian risiko dan
pemantauan risiko dari setiap kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas.
c. Identifikasi risiko, adalah suatu proses untuk mengidentifikasi peristiwa yang memiliki
unsur ketidakpastian yang secara negatif mempengaruhi pencapaian sasaran. Peristiwa
diidentifikasi sebagai suatu kejadian dari sumber internal maupun external Puskesmas
yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran.
d. Pengukuran risiko, adalah suatu proses untuk mengukur tingkat likelihood dan dampak
terjadinya risiko. Pengukuran risiko dilakukan atas risiko inheren dan risiko residual.
Risiko inheren adalah risiko sebelum adanya tindakan apapun untuk mengubah
likelihood maupun dampak risiko. Oleh karena Puskesmas Labuhan Lombok telah
memiliki pengendalian risiko, maka yang dimaksud dengan risiko inheren adalah resiko
saat Puskesmas dilakukan risk assesment. Sedangkan risiko residual adalah risiko yang
masih tersisa setelah tindakan manajemen untuk memitigasi suatu risiko inheren
diimplementasikan secara efektif.
e. Respon risiko, adalah sikap yang diambil manajemen untuk merespon risiko yang
dihadapi. Ada empat macam respon risiko yang tersedia, yaitu; menghindari,
membagi, mengurangi dan menerima risiko. Respon risiko diambil dengan tujuan untuk
menurunkan risiko inheren ketingkat yang dipertimbangkan dapat diterima. Dari empat
pilihan respon risiko tersebut, pemilik risiko dapat memutuskan untuk menggunakan
salah satu atau kombinasi lebih dari satu respon, dengan mempertimbangkan biaya dan
manfaat.
f. Aktifitas pengendalian risiko, adalah setiap proses, kebijakan, alat, praktek atau tindakan
lain yang dirancang untuk meminimalkan risiko. Pengendalian risiko dapat berupa
pengendalian yang sduah diterapkan oleh manajemen pada saat dilakukan risk
assesment, atau pengendalian yang akan dilakukan, yang merupakan pengembangan
dan tambahan dari pengendalian risiko yang sudah ada, agar likelihood dan dampak
terjadinya risiko diminimalkan sampai pada tingkat yang dapat diterima. Aktivitas
pengendalian risiko dilaksanakan untuk memastikan bahwa respon risiko telah dilakukan
secara benar dan sesuai kebijakan yang berlaku, serta memastikan bahwa rencana
respon risiko memberikan hasil yang efektif untuk mengurangi tingkat risiko.
g. Penginformasian dan pengkomunikasian risiko, adalah suatu kegiatan merancang
program komunikasi berkenaan dengan proses manajemen resiko fasilitas dan
keselamatan di Puskesmas yang mencakup antara lain: program implementasi dan
sosialisasi Panduan yang terkait dengan penerapan manajemen risiko.
h. Pemantauan risiko, adalah suatu tindakan untuk memantau proses manajemen risiko
yang dilaksanakan sebelumnya, mulai identifikasi, pengukuran, respon risiko, dan
aktivitas pengendalian risiko. Dalam pemanatauan risiko diperlukan kegiatan
pengawasan untuk memastikan bahwa risiko telah diidentifikasi pada setiap aktivitas
yang dilaksanakan, dampak dan peluang risiko telah dilakukan pengukuran dan
langkah- langkah pengendaliannya telah dirumuskan serta dilaksanakan secara efektif,
sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.
i. Kriteria risiko, adalah kriteria yang digunakan dalam melakukan pengukuran risiko.
Kriteria likelihood risiko dinyatakan dengan prosentase probabilitas terjadinya risiko,
sedangkan kriteria dampak risiko dinyatakan dengan satuan yang sama dengan
ukuran satuan sasaran yang terpengaruh, yang bisa berupa kerugian finansial,
kehilangan reputasi, kecelakaan kerja, dan sebagainya. Ukuran likelihood dan dampak
risiko dikonversikan menjadi skala ukuran semi kuantitatif dari 1 (satu) sampai dengan 5
(lima).
j. Kategori risiko, karena manajemen resiko ini spesifik terhadap manajemen fasilitas dan
keselamatan, maka faktor risiko dikelompokkan menjadi 6 area risiko seperti yang tertera
dalam standar manajemenfasilitas dan keselamatan pada standar akreditasi Puskesmas
yang meliputi faktor : Keselamatan dan Keamanan, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
dan Limbahnya, Bencana, Bahaya Kebakaran, Peralatan Medis, dan SistemUtilitas
Puskesmas .
k. Peta risiko Puskesmas, adalah gambaran secara visual risiko-risiko yang dihadapi
Puskesmas dalam suatu matriks dua sumbu, yaitu sumbu likelihood dan dampak risiko.
Peta risiko dapak juga berfungsi sebagai dashboard bagi manajemen yang
memperlihatkan posisi risiko, pada kondisi inheren dan residual. Dengan memetakkan
risiko inheren dan residual secara visual seperti ini, manajemen akan dapat melihat
kapabilitas pengendalian (control score) yang diciptakan untuk mengelola risiko sampai
tingkat yang dapat diterima.
l. Daftar risiko Puskesmas adalah daftar semua risiko manajemen fasilitas dan
keselamatan Puskesmas yang teridentifikasi.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan

Secara umum istilah prinsip didefinisikan sebagai kaidah atau normadasar yang dianut dalam
menjalankan suatu inisiatif tertentu. Prinsip-prinsip yang digunakan Puskesmas Labuhan
Lombok dalam mengembangkan, menerapkan, mengelola dan mengevaluasi manajemen
risiko fasilitas dan keselamatan adalah sebagai berikut:
1. Adanya komitmen pimpinan

Pimpinan Puskesmas menetapkan tujuan dan arah Puskesmas, termasuk tujuan


manajemen risiko fasilitas dan keselamatan. Pimpinan Puskesmas menunjukkan
komitmen dan keterlibatan aktif dalam manajemen resiko fasilitas dan keselamatan
dengan membentuk Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) agar seluruh
civitas Puskesmas dapat terlibat sepenuhnya dalam pencapaian tujuan Puskesmas
termasuk tujuan manajemen risiko fasilitas dan keselamatan.
2. Keterlibatan seluruh civitas Puskesmas

Keterlibatan aktif dari seluruh pegawai Puskesmas pada semua tingkatan mutlak
diperlukan dalampenerapan manajemen risiko fasilitas dan keselamatan sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
3. Transparansi

Seluruh risiko yang ada pada setiap aktivitas kerja diungkap secara terbuka oleh setiap
satuan kerja yang ada di Puskesmas dan dicantumkan dalam daftar risiko sehingga tidak
ada risiko yang tidak diidentifikasi.
4. Integrasi

Penerapan manajemen risiko fasilitas dan keselamatan perlu diintegrasikan kedalam


proses bisnis Puskesmas, kedalam proses pengambilan keputusan bisnis oleh seluruh
lapisan manajemen Puskesmas dan kedalam nilai dan budaya rumah Puskesmas.
5. Perbaikan berkesinambungan

Rancangan dan penerapan manajemen risiko fasilitas dan keselamatan harus selalu
diperbaiki sesuai kebutuhan Puskesmas melalui peningkatan kompetensi dan perbaikan
sistem manajemen risiko fasilitas dan keselamatan.
6. Menciptakan nilai

Manajemen risiko fasilitas dan keselamatan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
Puskesmas berupa sasaran strategis, kinerja keuangan, efisiensi operasional,
ketaatan
terhadap hukum dan peraturan, kehandalan laporan manajemen, peningkatan corporate
govermance, dan terjaganya reputasi Puskesmas.
Prinsip manajemen risiko fasilitas dan keselamatan yang dipilih oleh manajemen akan
menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi manajemen risiko. Penerapan prinsip tersebut akan tercermin pada setiap
tahapan manajemen risiko yang dijalankan.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pengembangan Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan

1. Kepala Puskesmas menetapkan Panduan Manajemen Risiko Fasilitas danKeselamatan.

2. Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan dikembangkan untuk memastikan


bahwa setiap jajaran Puskesmas memahami, siap menghadapi dan menerapkan strategi
penanganan yang tepat dalammengelola risiko yang ada serta mengoptimalkan peluang dari
setiaprisiko terkait.
3. Pengembangan Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan dilakukan melalui
review atas struktur organisasi, kebijakan, panduan umum, prosedur, formulir manajemen
risiko, jumlah dan kompetensi sumber daya manusia, proses manajemen risiko dan sistem
informasi manajemen risiko.
B. Pengkomunikasian Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan

1. Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan dibuat secara tertulis dan
dikomunikasikan kepada para pemangku kepentingan yang berhak memperoleh informasi
tentang Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan.
2. Kepala Puskesmas bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan Panduan Manajemen Risiko
Fasilitas dan Keselamatan kepada seluruh civitas Puskesmas dan memastikan bahwa panduan
tersebut difahami dan ditaati.
3. Pengkomunikasian Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan dilakukan melalui
sosialisasi secara bertahap dan melalui portal intranet Puskesmas.
C. Klasifikasi Risiko

Guna memudahkan pelaksanaan identifikasi peristiwa dan pelaporan manajemen risiko fasilitas dan
keselamatan maka perlu dilakukan pengklasifikasian risiko. Pengklasifikasin risiko mengacu pada
standar akreditasi Puskesmas khususnya pada Standar Manajemen Fasilitas danKeselamatan
dengan klasifikasi sebagai berikut:
1) Risiko Keselamatan dan Keamanan

a) Ancaman Bom

b) Ancaman kekerasan / kejadian kekerasan di lingkungan Puskesmas


c) Kecelakaan Kerja (Karyawan dan Peserta Didik)

d) Kecelakaan Pengunjung.

e) Kehilangan Barang / uang / inventaris.

f) Kerusuhan massal.

g) Ketidak tersediaan lahan parkir yang memadai.

h) Complain / ketidakpuasan pelanggan / masyarakat karena fasilitas.

i) Penculikan bayi / anak.

j) Penculikan mayat / organ mayat.

k) Pencurian barang / uang / inventaris Puskesmas.

l) Pencurian barang / uang karyawan.

m) Pencurian barang / uang pelanggan, vendor, peserta didik.

n) Penyalahgunaan tanda pengenal Puskesmas.

o) Sabotase / pengerusakan aset Puskesmas.

2) Risiko Kecelakaan Akibat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

a) Kecelakaan kerja akibat bahan kimia berbahaya

b) Kecelakaan kerja akibat boiler / uap panas boiler.

c) Kecelakaan kerja akibat gas medis

d) Kemasan B3 tanpa label standar.

e) Pencemaran lingkungan akibat B3 / Limbah B3.

f) Pencemaran pada makanan / bahan makanan.

g) Tempat penyimpanan B3 tidak standar

3) Risiko akibat Bencana / Keadaan Darurat di dalam lingkungan Puskesmas

a) Bangunan runtuh

b) Endemik penyakit

c) Kerusakan aset akibat banjir

d) Kerusakan aset akibat angin rebut / badai

e) Kebocoran atap gedung / ruangan

f) Kerusakan aset akibat gempa bumi

g) Kerusakan aset akibat gunung meletus / peningkatan aktivitas vulkanik.

h) Kerusakan aset akibat kebakaran


i) Kerusakan aset akibat sambaran petir

j) Kerusakan aset akibat tanah longsor


4) Risiko Akibat Kebakaran

a) Bahaya asap kebakaran akibat kegagalan sistem ventilasi.

b) Kebakaran akibat bahan kimia

c) Kebakaran akibat peralatan dan instalasi listrik tidak standar.

d) Kebakaran akibat perilaku tidak aman dalam penggunaan peralatan yang menggunakan
energi listrik.
e) Kebakaran akibat rokok.

f) Kebakaran akibat sumber api terbuka

g) Kebakaran karena petir.

h) Kebakaran karena sabotase.

i) Ketidak siapan jalur evakuasi

j) Ketidaksiapan fasilitas evakuasi.

5) Risiko Akibat Kegagalan Fungsi Peralatan Medis

a) Kerusakan alat diagnostik berisiko rendah

b) Kerusakan alat diagnostik berisiko sedang

c) Kerusakan alat diagnostik berisiko tinggi

d) Kerusakan alat karena penggunaan tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

e) Kerusakan alat penunjang berisiko rendah

f) Kerusakan alat penunjang berisiko sedang

g) Kerusakan alat penunjang berisiko tinggi

h) Kerusakan alat terapiberisiko rendah

i) Kerusakan alat terapiberisiko sedang

j) Kerusakan alat terapiberisiko tinggi

k) Keterlambatan kalibrasi alat.

l) Keterlambatan preventive maintenance.

6) Risiko Kegagalan Sistem Utilitas.

a) Kegagalan baku mutu air bersih

b) Kegagalan baku mutu gas medis

c) Kegagalan baku mutu listrik

d) Kegagalan baku mutu boiler


e) Kegagalan baku mutu outlet IPAL

f) Kegagalan sistem boiler

g) Kegagalan sistem distribusi uap panas boiler

h) Kegagalan sistem HVAC


i) Kegagalan sistem informasi manajemen RS

j) Kegagalan sistem IPAL

k) Kegagalan sistem jaringan air kotor

l) Kegagalan sistem komunikasi telepon

m) Ketidaktersediaan air bersih

n) Ketidaktersediaan gas medis

o) Ketidaktersediaan listrik
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Pendokumentasian Hasil Assessment


Pendokumentasian hasil assessment manajemen risiko merupakanmedia untuk pengkomunikasian
proses manajemen risiko kepada seluruh civitas Puskesmas. Dokumentasi juga sebagai laporan
kepada pimpinan Puskesmas dan sebagai salah satu bahan untuk menentukan proses organisasi
Puskesmas dimasa datang.
Dokumentasi manajemen risiko fasilitas dan keselamatan di Puskesmas Labuhan Lombok dilakukan
oleh Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan. Untuk mempermudah dalam proses dokumentasi
dipergunakan Komputer dengan program excel dengan contoh format sebagai berikut:

MANAJAMEN RISIKO FASILITAS DAN KESELAMATAN UPTD


PUSKESMAS BAGU
TAHUN 2023

Jenis Risiko Peluang Dampak Risiko


No Kode SKOR:
1 = SANGAT RENDAH 2 = RENDAH 3 = SEDANG
4 = TINGGI 5 = SANGAT TINGGI
RISIKO KESELAMATAN DAN KEAMANAN
1 A/1 Ancaman Bom
Ancaman kekerasan / kejadian kekerasan di
2 A/2
lingkungan Puskesmas
3 A/3 Kecelakaan Kerja (Karyawan dan Peserta Didik)
4 A/4 Kecelakaan Pengunjung.
5 A/5 Kehilangan Barang / uang / inventaris.
6 A/6 Kerusuhan massal.
7 A/7 Ketidak tersediaan lahan parkir yang memadai.
Komplain / ketidakpuasan pelanggan / masyarakat
8 A/8
karena fasilitas.
9 A/9 Penculikan bayi / anak.
10 A/10 Penculikan mayat / organ mayat.
11 A/11 Pencurian barang / uang / inventaris Puskesmas.
12 A/12 Pencurian barang / uang karyawan.
Jenis Risiko Peluang Dampak Risiko
No Kode SKOR:
1 = SANGAT RENDAH 2 = RENDAH 3 = SEDANG
4 = TINGGI 5 = SANGAT TINGGI
Pencurian barang / uang pelanggan, vendor,
13 A/13
peserta didik.
14 A/14 Penyalahgunaan tanda pengenal Puskesmas.
15 A/15 Sabotase / pengerusakan aset Puskesmas.
RISIKO KECELAKAAN AKIBAT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
1 B/1 Kecelakaan kerja akibat bahan kimia berbahaya
2 B/2 Kecelakaan kerja akibat boiler / uap panas boiler.
3 B/3 Kecelakaan kerja akibat gas medis
4 B/4 Kemasan B3 tanpa label standar.
5 B/5 Pencemaran lingkungan akibat B3 / Limbah B3.
6 B/6 Pencemaran pada makanan / bahan makanan.
Tempat penyimpanan B3 tidak standar
7 B/7

RISIKO AKIBAT BENCANA / KEADAAN DARURAT DI DALAM LINGKUNGAN


PUSKESMAS
1 C/1 Bangunan runtuh
2 C/2 Endemik penyakit
3 C/3 Kerusakan aset akibat banjir
4 C/4 Kerusakan aset akibat angin rebut / badai
5 C/5 Kebocoran atap gedung / ruangan
6 C/6 Kerusakan aset akibat gempa bumi
Kerusakan aset akibat gunung meletus /
7 C/7
peningkatan aktivitas vulkanik.
8 C/8 Kerusakan aset akibat kebakaran
9 C/9 Kerusakan aset akibat sambaran petir
10 C/10 Kerusakan aset akibat tanah longsor
RISIKO AKIBAT KEBAKARAN
Bahaya asap kebakaran akibat kegagalan sistem
1 D/1
ventilasi.
Jenis Risiko Peluang Dampak Risiko
No Kode SKOR:
1 = SANGAT RENDAH 2 = RENDAH 3 = SEDANG
4 = TINGGI 5 = SANGAT TINGGI
2 D/2 Kebakaran akibat bahan kimia
Kebakaran akibat peralatan dan instalasi listrik
3 D/3
tidak standar.
Kebakaran akibat perilaku tidak aman dalam
4 D/4 penggunaan peralatanyang menggunakan
energi listrik.

5 D/5 Kebakaran akibat rokok.


6 D/6 Kebakaran akibat sumber api terbuka
7 D/7 Kebakaran karena petir.
8 D/8 Kebakaran karena sabotase.
9 D/9 Ketidak siapan jalur evakuasi
10 D/10 Ketidaksiapan fasilitas evakuasi.
RISIKO AKIBAT KEGAGALAN FUNGSI PERALATAN MEDIS
1 E/1 Kerusakan alat diagnostik berisiko rendah
2 E/2 Kerusakan alat diagnostik berisiko sedang
3 E/3 Kerusakan alat diagnostik berisiko tinggi
Kerusakan alat karena penggunaan tidak sesuai
4 E/4
Standar Operasional Prosedur (SOP).
5 E/5 Kerusakan alat penunjang berisiko rendah
6 E/6 Kerusakan alat penunjang berisiko sedang
7 E/7 Kerusakan alat penunjang berisiko tinggi
8 E/8 Kerusakan alat terapiberisiko rendah
9 E/9 Kerusakan alat terapiberisiko sedang
RISIKO KEGAGALAN SISTEM UTILITAS
1 F/1 Kegagalan baku mutu air bersih
2 F/2 Kegagalan baku mutu gas medis
3 F/3 Kegagalan baku mutu listrik
4 F/4 Kegagalan baku mutu boiler
5 F/5 Kegagalan baku mutu outlet IPAL
Jenis Risiko Peluang Dampak Risiko
No Kode SKOR:
1 = SANGAT RENDAH 2 = RENDAH 3 = SEDANG
4 = TINGGI 5 = SANGAT TINGGI
6 F/6 Kegagalan sistem boiler
7 F/7 Kegagalan sistem distribusi uap panas boiler
8 F/8 Kegagalan sistem HVAC
9 F/9 Kegagalan sistem informasi manajemen RS
10 F/10 Kegagalan sistem IPAL
11 F/11 Kegagalan sistem jaringan air kotor
12 F/12 Kegagalan sistem komunikasi telepon
13 F/13 Ketidaktersediaan air bersih
14 F/14 Ketidaktersediaan gas medis
15 F/15 Ketidaktersediaan listrik

Ditetapkan di : Labuhan Lombok


Pada tanggal : 1 Maret 2023
Kepala Puskesmas LabuhanLombok

H.SUHANDI

Anda mungkin juga menyukai