Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS DAN KESELAMATAN

KLINIK POLRES ACEH BARAT DAYA

Jl. PENDIDIKAN, BLANGPIDIE, ACEH BARAT DAYA


Email : klinikpolresabdya46@gmail.com
BAB I
DEFINISI

Dalam rangka menciptakan fasilitas pelayanan kesehatan yang aman, fungsional


dan supportif bagi pasien, tenaga kerja, keluarga pasien, peserta didik, dan pengunjung
di lingkungan Klinik Polres Aceh Barat Daya tidak dapat lepas dari risiko-risiko yang
dapat berpengaruh terhadap tujuan Klinik Polres Aceh Barat Daya tersebut. Risiko
tersebut semakin meningkat sehubungan dengan semakin kompleksnya pelayanan
kesehatan yang ada di Klinik Polres Aceh Barat Daya serta penggunaan teknologi
tinggi. Risiko - risiko tersebut tidak mungkin dihindari, tetapi harus dikelola melalui
suatu mekanisme yang dinamakan “Manajemen Risiko”.

Manajemen risiko merupakan serangkaian proses yang digunakan untuk


mengelola risiko meliputi pengidentifikasian risiko, pengukuran risiko, penentuan
respon risiko, aktifitas pengendalian risiko, penginformasian dan pengkomunikasian
risiko dan pemantauan risiko dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Klinik Polres
Aceh Barat Daya. Manajemen risiko juga merupakan suatu sistem pengelolaan risiko
dan perlindungan terhadap harta benda, hak milik dan keuntungan Klinik Polres Aceh
Barat Daya atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya risiko yang terjadi.

Klinik Polres Aceh Barat Daya dianggap mampu mengendalikan risiko tersebut
jika memiliki kemampuan sensitif untuk mendeteksi risiko, memiliki fleksibilitas untuk
merespon risiko dan menjamin kapabilitas sumber daya untuk melakukan tindakan
guna mengurangi tingkat risiko agar tidak terjadi pemborosan sumber dana dan waktu
serta tidak tercapainya tujuan perusahaan.

1. Maksud dan Tujuan


Implementasi manajemen risiko fasilitas dan keselamatan pada seluruh aktifitas
usaha yang dilakukan di Klinik Polres Aceh Barat Daya senantiasa berbasis pada risiko
yang dikendalikan secara optimal sehingga diharapkan tidak menimbulkan kerugian
bagi Klinik Polres Aceh Barat Daya selaku Penyelenggarapelayanankesehatan.
Panduan Manajemen Resiko Fasilitas dan Keselamatan merupakan
panduan bagi Klinik Polres Aceh Barat Daya dalam penerapan manajemen
risiko dan diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi seluruh karyawan
Klinik Polres Aceh Barat Daya mengenai substansi “Kebijakan Manajemen
Risiko” yang telah ditetapkan Pimpinan sebagai acuan dalam penerapan
manajemen risiko bagi seluruh satuan kerja. Dalam pelaksanaannya perlu
memperhatikan karakteristik risiko dan cara penanganannya yang dibagi dalam
beberapa area yaitu;
1) Keselamatan dan Keamanan
2) Bahan Berbahaya dan Beracun
3) Bencana
4) Bahaya Kebakaran
5) Peralatan Medis, dan
6) Sistem Utilitas

2. Istilah dan Definisi


Untuk menghindari kerancuan dan kesalahpahaman dari berbagai macam
istilah dan definisi yang digunakan perlu ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
penggunaan dalam Panduan, sebagai berikut:
1) Risiko, adalah segala peristiwa (events) yang memiliki kemungkinan
akan terjadi (likelihood) dan dapat berdampak (impact) negatif pada
sasaran (objective). Keempat unsur risiko tersebut dapat dianalisis sebagai
berikut: likelihood terkait dengan events, sedangkan impact terkait dengan
objective. Likelihood mengukur seberapa besar kemungkinan peristiwa
akan terjadi, sedangkan impact mengukur seberapa besar dampak yang
ditimbulkan oleh peristiwa (jika terjadi) pada sasaran. Dengan kata lain,
likelihood mengukur kadar ketidak pastian terjadinya peristiwa, sedangkan
dampak mengukur kadar ketidakpastian tercapainya sasaran. Karena
dampak terkait dengan sasaran, maka besaran dampak harus dinyatakan
dengan satuan ukuran yang sama dengan satuan ukuran sasaran.
2) Manajemen risiko, adalah serangkaian proses yang digunakan untuk
mengelola risiko meliputi pengidentifikasian risiko, pengukuran risiko,
dan
pengkomunikasian risiko dan pemantauan risiko dari setiap kegiatan yang
dilaksanakan Klinik Polres Aceh Barat Daya.
3) Identifikasi risiko, adalah suatu proses untuk mengidentifikasi peristiwa
yang memiliki unsur ketidakpastian yang secara negatif mempengaruhi
pencapaian sasaran. Peristiwa diidentifikasi sebagai suatu kejadian dari
sumber internal maupun external Klinik Polres Aceh Barat Daya yang
dapat mempengaruhi pencapaian sasaran.
4) Pengukuran risiko, adalah suatu proses untuk mengukur tingkat likelihood
dan dampak terjadinya risiko. Pengukuran risiko dilakukan atas risiko
inheren dan risiko residual. Risiko inheren adalah risiko sebelum adanya
tindakan apapun untuk mengubah likelihood maupun dampak risiko. Oleh
karena Klinik Polres Aceh Barat Daya telah memiliki pengendalian risiko,
maka yang dimaksud dengan risiko inheren adalah resiko saat Klinik
Polres Aceh Barat Daya dilakukan risk assesment. Sedangkan risiko
residual adalah risiko yang masih tersisa setelah tindakan manajemen
untuk memitigasi suatu risiko inheren diimplementasikan secara efektif.
5) Respon risiko, adalah sikap yang diambil manajemen untuk merespon
risiko yang dihadapi. Ada empat macam respon risiko yang tersedia,
yaitu; menghindari, membagi, mengurangi dan menerima risiko. Respon
risiko diambil dengan tujuan untuk menurunkan risiko inheren ketingkat
yang dipertimbangkan dapat diterima. Dari empat pilihan respon risiko
tersebut, pemilik risiko dapat memutuskan untuk menggunakan salah satu
atau kombinasi lebih dari satu respon, dengan mempertimbangkan biaya
dan manfaat.
6) Aktifitas pengendalian risiko, adalah setiap proses, kebijakan, alat, praktek
atau tindakan lain yang dirancang untuk meminimalkan risiko.
Pengendalian risiko dapat berupa pengendalian yang sduah diterapkan oleh
manajemen pada saat dilakukan risk assesment, atau pengendalian yang
akan dilakukan, yang merupakan pengembangan dan tambahan dari
pengendalian risiko yang sudah ada, agar likelihood dan dampak terjadinya
risiko diminimalkan sampai pada tingkat yang dapat diterima. Aktivitas
pengendalian risiko dilaksanakan untuk memastikan bahwa respon risiko
telah dilakukan secara benar dan sesuai kebijakan yang berlaku, serta
memastikan bahwa rencana respon risiko memberikan hasil yang efektif
untuk mengurangi tingkat risiko.
7) Penginformasian dan pengkomunikasian risiko, adalah suatu kegiatan
merancang program komunikasi berkenaan dengan proses manajemen
resiko fasilitas dan keselamatan di Klinik Polres Aceh Barat Daya yang
mencakup antara lain: program implementasi dan sosialisasi Panduan yang
terkait dengan penerapan manajemen risiko.
8) Pemantauan risiko, adalah suatu tindakan untuk memantau proses
manajemen risiko yang dilaksanakan sebelumnya, mulai identifikasi,
pengukuran, respon risiko, dan aktivitas pengendalian risiko. Dalam
pemanatauan risiko diperlukan kegiatan pengawasan untuk memastikan
bahwa risiko telah diidentifikasi pada setiap aktivitas yang dilaksanakan,
dampak dan peluang risiko telah dilakukan pengukuran dan langkah-
langkah pengendaliannya telah dirumuskan serta dilaksanakan secara
efektif, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.
9) Kriteria risiko, adalah kriteria yang digunakan dalam melakukan
pengukuran risiko. Kriteria likelihood risiko dinyatakan dengan prosentase
probabilitas terjadinya risiko, sedangkan kriteria dampak risiko
dinyatakan dengan satuan yang sama dengan ukuran satuan sasaran yang
terpengaruh, yang bisa berupa kerugian finansial, kehilangan reputasi,
kecelakaan kerja, dan sebagainya. Ukuran likelihood dan dampak risiko
dikonversikan menjadi skala ukuran semi kuantitatif dari 1 (satu) sampai
dengan 5 (lima).
7) Kategori risiko, karena manajemen resiko ini spesifik terhadap manajemen
fasilitas dan keselamatan, maka faktor risiko dikelompokkan menjadi 6
area risiko seperti yang tertera dalam standar manajemen fasilitas dan
keselamatan pada standar akreditasi Klinik Polres Aceh Barat Daya yang
meliputi faktor : Keselamatan dan Keamanan, Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan Limbahnya, Bencana, Bahaya Kebakaran, Peralatan
Medis, dan Sistem Utilitas Klinik Polres Aceh Barat Daya.
8) Peta risiko Klinik Polres Aceh Barat Daya, adalah gambaran secara visual
risiko-risiko yang dihadapi Klinik Polres Aceh Barat Daya dalam suatu
matriks dua sumbu, yaitu sumbu likelihood dan dampak risiko. Peta risiko
dapak juga berfungsi sebagai dashboard bagi manajemen yang
memperlihatkan posisi risiko, pada kondisi inheren dan residual. Dengan
memetakkan risiko inheren dan residual secara visual seperti ini,
manajemen akan dapat melihat kapabilitas pengendalian (control score)
yang diciptakan untuk mengelola risiko sampai tingkat yang dapat
diterima.
9) Daftar risiko Klinik Polres Aceh Barat Daya, adalah daftar semua risiko
manajemen fasilitas dan keselamatan Klinik Polres Bener Meriah yang
teridentifikasi.
BAB II

RUANG LINGKUP

Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan


Secara umum istilah prinsip didefinisikan sebagai kaidah atau norma
dasar yang dianut dalam menjalankan suatu inisiatif tertentu. Prinsip-prinsip
yang digunakan Klinik Polres Aceh Barat Daya dalam mengembangkan,
menerapkan, mengelola dan mengevaluasi manajemen risiko fasilitas dan
keselamatan adalah sebagai berikut:
1) Adanya komitmen pimpinan; pimpinan Klinik Polres Aceh Barat Daya
menetapkan tujuan dan arah Klinik Polres Aceh Barat Daya, termasuk
tujuan manajemen resiko fasilitas dan keselamatan. Pimpinan Klinik
Polres Aceh Barat Daya menunjukkan komitmen dan keterlibatan aktif
dalam manajemen resiko fasilitas dan keselamatan dengan membentuk
Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) agar seluruh civitas
Klinik Polres Aceh Barat Daya dapat terlibat sepenuhnya dalam
pencapaian tujuan Klinik Polres Aceh Barat Daya termasuk tujuan
manajemen risiko fasilitas dan keselamatan.
2) Keterlibatan seluruh civitas Klinik Polres Bener Meriah ; keterlibatan
aktif dari seluruh pegawai Klinik Polres Aceh Barat Daya pada semua
tingkatan mutlak diperlukan dalam penerapan manajemen risiko fasilitas
dan keselamatan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing.
3) Transparansi; seluruh risiko yang ada pada setiap aktivitas kerja
diungkap secara terbuka oleh setiap satuan kerja yang ada di Klinik Polres
Aceh Barat Daya dan dicantumkan dalam daftar risiko sehingga tidak ada
risiko yang tidak diidentifikasi.
4) Integrasi; penerapan manajemen risiko fasilitas dan keselamatan perlu
diintegrasikan kedalam proses bisnis Klinik Polres Aceh Barat Daya,
kedalam proses pengambilan keputusan bisnis oleh seluruh lapisan
manajemen Klinik Polres Aceh Barat Daya dan kedalam nilai dan budaya
rumah Klinik Polres Aceh Barat Daya.
5) Perbaikan berkesinambungan; rancangan dan penerapan manajemen
risiko fasilitas dan keselamatan harus selalu diperbaiki sesuai kebutuhan
Klinik Polres Bener Meriah melalui peningkatan kompetensi dan
perbaikan sistem manajemen risiko fasilitas dan keselamatan.

6) Menciptakan nilai; manajemen risiko fasilitas dan keselamatan


mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Klinik Polres Aceh Barat Daya
berupa sasaran strategis, kinerja keuangan, efisiensi operasional, ketaatan
terhadap hukum dan peraturan, kehandalan laporan manajemen,
peningkatan corporate govermance, dan terjaganya reputasi Klinik Polres
Aceh Barat Daya.

Prinsip manajemen risiko fasilitas dan keselamatan yang dipilih oleh


manajemen, akan menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi manajemen risiko. Penerapan
prinsip tersebut akan tercermin pada setiap tahapan manajemen risiko yang
dijalankan.
BAB III
TATA LAKSANA

1. Pengembangan Panduan Manajemen Risiko Fasilitas Dan Keselamatan.


1) Kasidokkes Klinik Polres Aceh Barat Daya menetapkan Panduan
Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan.
2) Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan dikembangkan
untuk memastikan bahwa setiap jajaran Klinik Polres Aceh Barat Daya
memahami, siap menghadapi dan menerapkan strategi penanganan
yang tepat dalam mengelola risiko yang ada serta mengoptimalkan
peluang dari setiap risiko terkait.
3) Pengembangan Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan
dilakukan melalui review atas struktur organisasi, kebijakan, panduan
umum, prosedur, formulir manajemen risiko, jumlah dan kompetensi
sumber daya manusia, proses manajemen risiko dan system informasi
manajemen risiko.
2. Pengkomunikasian Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan
Keselamatan
1) Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan Keselamatan dibuat secara
tertulis dan dikomunikasikan kepada para pemangku kepentingan yang
berhak memperoleh informasi tentang Panduan Manajemen Risiko
Fasilitas dan Keselamatan.
2) Kepala Klinik Polres Aceh Barat Daya bertanggung jawab untuk
mengkomunikasikan Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan
Keselamatan kepada seluruh civitas Klinik Polres Aceh Barat Daya
dan memastikan bahwa panduan tersebut difahami dan ditaati.
3) Pengkomunikasian Panduan Manajemen Risiko Fasilitas dan
Keselamatan dilakukan melalui sosialisasi secara bertahap dan melalui
portal intranet Klinik Polres Aceh Barat Daya.
3. Klasifikasi risiko
Guna memudahkan pelaksanaan identifikasi peristiwa dan pelaporan
manajemen risiko fasilitas dan keselamatan maka perlu dilakukan
pengklasifikasian risiko. Pengklasifikasin risiko mengacu pada standar
akreditasi Klinik Polres Aceh Barat Daya khususnya pada Standar
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dengan klasifikasi sebagai berikut:

(1) Risiko Keselamatan dan Keamanan


a. Ancaman Bom
b. Ancaman kekerasan / kejadian kekerasan di lingkungan Klinik
Polres Bener Meriah

c. Kecelakaan Kerja (Karyawan dan Peserta Didik)

d. Kecelakaan Pengunjung.
e. Kehilangan Barang / uang / inventaris.
f. Kerusuhan massal.
g. Ketidak tersediaan lahan parkir yang memadai.
h. Complain / ketidakpuasan pelanggan / masyarakat karena fasilitas.
i. Penculikan bayi / anak.
j. Penculikan mayat / organ mayat.
k. Pencurian barang / uang / inventaris Klinik Polres Aceh Barat Daya.
l. Pencurian barang / uang karyawan.
m. Pencurian barang / uang pelanggan, vendor, peserta didik.
n. Penyalahgunaan tanda pengenal Klinik Polres Aceh Barat Daya.
o. Sabotase / pengrusakan asset Klinik Polres Aceh Barat Daya.

(2) Risiko Kecelakaan Akibat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


a. Kecelakaan kerja akibat bahan kimia berbahaya
b. Kecelakaan kerja akibat boiler / uap panas boiler.
c. Kecelakaan kerja akibat gas medis
d. Kemasan B3 tanpa label standar.
e. Pencemaran lingkungan akibat B3 / Limbah B3.
f. Pencemaran pada makanan / bahan makanan.
g. Tempat penyimpanan B3 tidak standar

(3) Risiko akibat Bencana / Keadaan Darurat di dalam lingkungan


Klinik Polres Bener Meriah
a. Bangunan runtuh
b. Endemic penyakit
c. Kerusakan asset akibat banjir
d. Kerusakan asset akibat angin rebut / badai
e. Kebocoran atap gedung / ruangan
f. Kerusakan asset akibat gempa bumi
g. Kerusakan asset akibat gunung meletus / peningkatan aktivitas
vulkanik.
h. Kerusakan asset akibat kebakaran
i. Kerusakan asset akibat sambaran petir
j. Kerusakan asset akibat tanah longsor

(4) Risiko Akibat Kebakaran


a. Bahaya asap kebakaran akibat kegagalan system ventilasi.
b. Kebakaran akibat bahan kimia
c. Kebakaran akibat peralatan dan instalasi listrik tidak standar.
d. Kebakaran akibat perilaku tidak aman dalam penggunaan
peralatan yang menggunakan energy listrik.
e. Kebakaran akibat rokok.
f. Kebakaran akibat sumber api terbuka
g. Kebakaran karena petir.
h. Kebakaran karena sabotase.
i. Ketidak siapan jalur evakuasi
j. Ketidaksiapan fasilitas evakuasi.

(5) Risiko Akibat Kegagalan Fungsi Peralatan Medis


a. Kerusakan alat diagnostik berisiko rendah
b. Kerusakan alat diagnostik berisiko sedang
c. Kerusakan alat diagnostik berisiko tinggi
d. Kerusakan alat karena penggunaan tidak sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP).
e. Kerusakan alat penunjang berisiko rendah
f. Kerusakan alat penunjang berisiko sedang
g. Kerusakan alat penunjang berisiko tinggi
h. Kerusakan alat therapy berisiko rendah
i. Kerusakan alat therapy berisiko sedang
j. Kerusakan alat therapy berisiko tinggi
k. Keterlambatan kalibrasi alat.
l. Keterlambatan preventive maintenance.
(6) Risiko Kegagalan System Utilitas.
a. Kegagalan baku mutu air bersih
b. Kegagalan baku mutu gas medis
c. Kegagalan baku mutu listrik
d. Kegagalan baku mutu boiler
e. Kegagalan baku mutu outlet IPAL
f. Kegagalan system boiler
g. Kegagalan system distribusi uap panas boiler
h. Kegagalan system HVAC
i. Kegagalan system informasi manajemen RS
j. Kegagalan system IPAL
k. Kegagalan system jaringan air kotor
l. Kegagalan system komunikasi telepon
m. Ketidaktersediaan air bersih
n. Ketidaktersediaan gas medis
o. Ketidaktersediaan listrik
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Pendokumentasian Hasil Assessment

Pendokumentasian hasil assessment manajemen risiko merupakan media


untuk pengkomunikasian proses manajemen risiko kepada seluruh civitas Klinik
Polres Aceh Barat Daya. Dokumentasi juga sebagai laporan kepada pimpinan Klinik
Polres Aceh Barat Daya dan sebagai salah satu bahan untuk menentukan proses
organisasi Klinik Polres Aceh Barat Daya dimasa datang.

Dokumentasi manajemen risiko fasilitas dan keselamatan di Klinik Polres


Aceh Barat Daya dilakukan oleh Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan. Untuk
mempermudah dalam proses dokumentasi dipergunakan computer dengan program
excel dengan contoh format sebagai berikut :

MANAJEMEN RISIKO FASILITAS DAN KESELAMATAN

KLINIK POLRES BENER MERIAH


TAHUN 2023
PELUANG

DAMPAK

RISIKO

JENIS RISIKO
N KO
O DE
SKOR: 1 = SANGAT RENDAH 2 = RENDAH 3 =
SEDANG
4 = TINGGI 5 = SANGAT TINGGI
1 A/1 Ancaman bom 2 2 4
KESELAMATAN DAN

2 A/2 Ancaman kekerasan / kajadian 6


3 2
kekerasan di lingkungan Klinik
KEAMANAN

Polres Bener Meriah


3 A/5 Kecelakaan kerja (karyawan dan 5 3 15
peserta didik)
4 A/6 Kecelakaan pengunjung 2 2 4
5 A/9 Kehilangan barang / uang / 4
2 2
inventaris
DAMPAK
PELUAN

RISIKO
JENIS RISIKO
N KO

G
O DE
SKOR: 1 = SANGAT RENDAH 2 = RENDAH 3 =
SEDANG
4 = TINGGI 5 = SANGAT TINGGI

6 A/ Kerusuhan masal 1 1 1
10
7 A/ Ketidaktersediaan lahan 10
5 2
11 parkir yang memadai

8 A/ Komplain / ketidak puasan 1


1 1
12 pelanggan / masyarakat karena
fasilitas
9 A/ Penculikan bayi / anak 2 4 8
13
1 A/ Penculikan mayat / organ mayat 1 1 1
0 14
1 A/ Pencurian barang / uang 4
2 2
1 15 /inventaris Klinik Polres
Bener Meriah
1 A/ Pencurian barang / uang karyawan 2 2 4
2 16
1 A/ Pencurian barang / uang 1
1 1
3 17 pelanggan / vendor / peserta
didik
Penyalahgunaan tanda pengenal
1 A/ Klinik Polres Bener Meriah 1 1 1
4 18
Sabotase / pengrusakan aset
1 A/ Klinik Polres Bener Meriah 1 1 1
5 19

Kecelakaan kerja akibat


1 B/ bahan kimia berbahaya 2 3 6
1
BAHAN BERBAHAYA

Kecelakaan kerja akibat boiler /


2 B/ 2 1 2
DAN BERACUN

uap panas boiler


2
3 B/ Kecelakaan kerja akibat gas medis 1 1 1
3
4 B/ Kemasan B3 tanpa Label standar 2 2 4
5
5 B/ Ledakan / kebakaran akibat B3 1 1 1
6
Pencemaran pada lingkungan
6 B/ akibat B3 5 2 10
7 /limbah B3 (infeksius, tajam,
mudah meledak, logam berat,
citotoxic, dll).
7 B/ Pencemaran pada makanan / 1
8 bahan makanan 1 1

Tempat penyimpanan B3
9 B/ tidak standar 2 2 4
9

1 C/1 Bangunan runtuh 2 3 6

2 C/ Endemi penyakit 1 1 1
KESIAPSIAGAAN

3
3 C/ Kebocoran atap gedung / ruangan 2 3 6
BENCANA

4
PELUANG

DAMPAK

RISIKO
JENIS RISIKO
NO KOD
E
SKOR: 1 = SANGAT RENDAH 2 = RENDAH 3 =
SEDANG
4 = TINGGI 5 = SANGAT TINGGI
4 C/5 Kerusakan asset akibat banjir 2 2 4
5 C/6 Kerusakan asset akibat angin ribut / 2 2 4
badai
6 C/7 Kerusakan asset akibat gempa bumi 2 2 4
Kerusakan asset akibat gunung
7 C/8 meletus/ peningkatan aktivitas 2 2 4
vulkanik
8 C/9 Kerusakan asset akibat kebakaran 2 4 8
9 C/ Kerusakan asset akibat sambaran petir 1 1 1
10

1 D/1 Bahaya asap kebakaran akibat 6


kegagalan sistem ventilasi 2 3
2 D/2 Kebakaran akibat bahan kimia 1 1 1
Kebakaran akibat peralatan dan
3 D/3 instalasi listrik tidak standar 2 4 8
Kebakaran akibat perilaku tidak
KEBAKARA

4 D/4 aman dalam penggunaan peralatan 2 2 4


yang menggunakan energi listrik.
N

5 D/5 Kebakaran akibat rokok 1 1 1


6 D/6 Kebakaran akibat sumber api terbuka 1 1 1
7 D/7 Kebakaran karena petir 1 1 1
8 D/8 Kebakaran karena sabotase 1 1 1
9 D/9 Ketidaksiapan jalur evakuasi 1 1 1
10 D/ Ketidaksiapan fasilitas evakuasi 1 1 1
10

1 E/1 Kerusakan Alat Diagnostik Berisiko 1 1 1


Rendah
2 E/2 Kerusakan Alat Diagnostik Berisiko 1 1 1
Sedang
PERALATAN MEDIS

3 E/3 Kerusakan Alat Diagnostik Berisiko 2 3 6


Tinggi
Kerusakan Alat karena
4 E/4 penggunaan tidak sesuai standar 1 1 1
prosedur operasional
5 E/5 Kerusakan Alat Penunjang Berisiko 1 1 1
Rendah
6 E/6 Kerusakan Alat Penunjang Berisiko 1 1 1
Sedang
7 E/7 Kerusakan Alat Penunjang Berisiko 1 1 1
Tinggi
8 E/8 Kerusakan Alat Therapy Berisiko 1 1 1
Rendah
9 E/9 Kerusakan Alat Therapy Berisiko 1 1 1
Sedang
PELUANG

DAMPAK

RISIKO
JENIS RISIKO
NO KOD
E
SKOR: 1 = SANGAT RENDAH 2 = RENDAH 3 =
SEDANG
4 = TINGGI 5 = SANGAT TINGGI
11 E/ Keterlambatan kalibrasi 2 2 4
11
12 E/ Keterlambatan preventif maintenance 2 2 4
12
1 F/1 Kegagalan Baku Mutu Air Bersih 1 1 1
2 F/2 Kegagalan Baku mutu Gas Medis 1 1 1
3 F/3 Kegagalan Baku Mutu Listrik 1 1 1
4 F/4 Kegagalan Bakumutu Boiler 1 1 1
5 F/5 Kegagalan bakumutu outlet IPAL 1 1 1
6 F/6 Kegagalan Sistem Boiler 1 1 1
Kegagalan Sistem Distribusi Uap
7 F/7 Panas Boiler 1 1 1
SISTEM UTILITAS

8 F/8 Kegagalan Sistem HVAC 1 1 1


9 F/9 Kegagalan Sistem Informasi 1 1 1
Manjemen RS
10 F10 Kegagalan Sistem IPAL 1 1 1
11 F/ Kegagalan Sistem jaringan air kotor 1 1 1
11
12 F/ Kegagalan Sistem Komunikasi 1 1 1
12 Telepon
13 F/ Ketidak tersediaan Air Bersih 1 1 1
13
14 F/ Ketidak tersediaan Gas Medis 1 1 1
14
15 F/ Ketidak tersediaan Listrik 1 1 1
15

Keterangan :

1. Skor Risiko adalah peluang kali dampak dan akan terisi secara otomatis.
2. Warna pada kolom risiko akan berubah secara otomatis sesuai skor berikut : 1-
4 hijau, 5-8 kuning, 9-12 orange dan 13-25 merah.
3. Pada kolom dampak apabila skor 5 akan berubah menjadi merah sebagai tanda
“sentinel event”.
4. Kode adalah kode register resiko yaitu;
a. A untuk Keselamatan dan Keamanan
b. B untuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
c. C untuk Bencana
d. D untuk Kebakaran
e. E untuk Peralatan Medis
f. F untuk Utilitas

Sedangkan angka 1 menunjukkan nomor register risiko.

Contoh: kode A/1 artinya Resiko Keselamatan dan Keamanan no 1 yaitu


Ancaman Bom

Anda mungkin juga menyukai