Disusun Oleh :
SARIDA
A1D120012
UNVERSITAS MEGAREZKY
1
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Penulis
SARIDA
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN …………….............................................................................. 6
B. Rumusan Masalah
……………….....................................................................11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................……………. 12
2.1 ANEMIA......................................................…................ .
…………………..12
A. PEGERTIAN ANEMIAH...........................................................………….....12
3
C. PENYEBAB ANEMIAH .........................................................………………17
B. FISIOLOGI ..........................................................................………………...29
A. DEFINISI JAMU......................................................................…………….. 41
4
D. KELEBIHAN DAN KEKURAGAN JAMU ...........................……………. 45
BAB III
5
BAB 1
PENDAHULUAN
anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu
hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut
4088%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2%
yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan (Kemenkes RI, 2013).
Prevalensi kejadian anemia remaja putri di Asia mencapai 191 juta orang dan
Indonesia berada pada urutan ke-8 dari 11 negara di Asia dengan prevalensi
anemia remaja putri sebanyak 7,5 juta orang pada usia 10-19 tahun (WHO, 2011
dalam Sari, 2020). Menurut data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
2014 menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil
sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja putri usia 10 -18 tahun sebesar
57,1% dan usia 19 -45 tahun sebesar 39,5%. Berdasarkan data Riskesdas tahun
berusia 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berusia 15-24 tahun.
6
Penderita anemia dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 23,9% (Kemenkes
RI, 2013).
mencapai 23,7%. Dari kelompok umur 5-14 tahun sebanyak 26,8% dan 32,0%
terdapat pada kelompok umur 15-24 tahun. Sebanyak 84,6% anemia pada ibu
hamil terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun. Proporsi kejadian anemia di
4088%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2%
yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan (Kemenkes RI, 2013).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status anemia pada remaja putri yaitu
antara lain pengetahuan tentang anemia pada remaja dan pola konsumsi zat besi
(fe) pada remaja. Faktor pengetahuan seseorang akan berpengaruh sekali terhadap
sikap dan perilaku seseorang dalam pemilihan makanan dan akan berpengaruh
juga terhadap keadaan gizi individu yang bersangkutan termasuk status anemia.
& Rattu pada tahun 2016 pada siswi kelas VIII dan IX di SMP N 8 Manado dapat
diperoleh nilai rata-rata asupan zat besi pada siswi SMP Negeri 8 yaitu sebesar
10,99 mg. Nilai ini tentu saja masih berada jauh dibawah nilai asupan zat besi
7
harian yang dianjurkan berdasarkan tabel AKG. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswi dengan asupan zat besi yang cukup (≥80% AKG) yaitu 48,6% .
Kekurangan zat besi atau anemia yang berlanjut sampai dewasa dan hingga
perempuan yang sudah hamil dan menderita anemia dapat meningkatkan risiko
kelahiran prematur dan melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Remaja
Suplemen zat besi ini membantu memenuhi kebutuhan zat besi yang makin tinggi
saat kehamilan (Putri et al., 2013). Mengkonsumsi besi dari non pangan juga
dianjurkan yang berasal dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam
minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum
yang dapat dilakukan dengan meningkatkan konsumsi besi dari sumber alami
sumber hewani yang mudah diserap, juga makanan yang banyak mengandung
vitamin C, dan vitamin A untuk membantu penyerapan besi dan membantu proses
8
mengenai status anemia remaja putri, tingkat pengetahuan tentang anemia dan
negaranegara berkembang. Menurut data dunia prevalensi anemia pada ibu hamil
40,1%. Ditahun 2016 di ketahui prevalensi anemia pada ibu hamil di negara China
sebesar 32,4%, India 50,1% dan Thailan 40,2% (World bank, 2016). Namun di
negara Thailand dilaporkan anemia pada ibu hamil mengalami penurunan hingga
Indonesia termasuk salah satu diantaranya yang menyumbang angka yang tidak
kecil yaitu sebesar 42%. Sedangkan menurut Riskesdas tahun 2018 proporsi ibu
hamil yang menderita anemia menjadi 48,9%. Hal ini menjadi bukti bahwa
makanan, sosial ekonomi yang rendah dan parietas dilaporkan menjadi bagian dari
faktor terjadinya anemia pada ibu hamil (Lebso, Anato, & Loha, 2017).
mortalitas yang tinggi sebagaimana dijelaskan oleh Li Lin (2018) bahwa anemia
lahir rendah. Pengaruh anemia menjadikan ibu dan janin harus menerima
konsekuensi yang bisa saja terjadi diantaranya keguguran, bayi lahir prematur,
bayi lahir dengan berat lahir rendah, perdarhan post partum dan hingga kematian
9
(Getahun, Belachew, & Wolide, 2017) Pemerintah mengeluarkan program
anemia pada wanita usia subur. Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil 1x
setiap hari atau minimal 90 tablet selama hamil, dan pada wanita usia subur 1x
dalam satu minggu dan pada saat menstruasi 1x tiap hari (PERMENKES, 2014).
KEMENKES untuk pemberian TTD dengan dosis 1 tablet per minggu sepanjang
tahun diberikan pada remaja putri usia 12-18 tahun dan WUS ditempat kerja baik
menggunakan TTD yang disediakan oleh institusi tempat kerja atau secara
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil tidak hanya pada trimester pertama
pada kehamilan saja, namun selama kehamilan ibu membutuhkan zat besi untuk
memenuhi kebutuhan janin dan ibu. Selain mengkomsumsi Tablet Tambah Darah,
ibu hamil dapat mengkomsumsi sumber makanan salah satunya adalah dari
makanan tersebut salah satunya adalah kacang hijau. Kacang hijau telah diketahui
penelitian tentang pemberian kacang hijau pada tikus putih pernah dilakukan oleh
Nagara (2015) dan Maulina (2015) yang dilakukan pada tikus putih dengan hasil
ekstrak kacang hijau dapat meningkatkan kadar hemoglobin. Oleh karena itu,
penelitian ini akan dilakukan berdasarkan berbagai keterangan dan hasil observasi
10
mengolah kacang hijau ke dalam bentuk produk ekstrak sari kacang hijau yang
Peneliti mengangkat beberapa maslaah untuk di kaji dalam penelitian ini, antara
lain?
bit
bit
3. Keefektifan buah bit dalam kenaikan kadar HB pada Ibu Hamil dengan
anemiah
11
3. Megetahui karakteristik (meliputi usia, Pritas, Pendidikan, Pekerjaan) ibu
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anemia
A. Pengertian Anemia
darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011, dalam Kemenkes RI, 2018).
Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang
Kekurangan oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala
antara lain kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan aktivitas.
Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk sel
12
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan masa hemoglobin
serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah normal. Anemia terjadi akibat
kadar hemoglobin atau ertrosit lebih rendah daripada nilai normal. Anemia
2016).
Cyanmethemoglobin (WHO, 2001, dalam Kemenkes RI, 2018). Hal ini sesuai
anemia bila kadar hemoglobin darah menunjukkan nilai kurang dari 12 g/dL
Tabel 2.1
(g/dL)
13
lebih
B. Jenis-jenis Anemia
antara lain :
nilai normal (hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari
14
Serum ferritin merupakan petunjuk kadar cadangan besi dalam
Ambang batas atau cut off kadar feritin sangat bervariasi bergantung
di suatu wilayah tertentu. Anemia jenis ini yang sering terjadi terutama
dinding sel darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga sangat
makrositik, dalam hal ini keadaan sel darah merah penderita tidak normal
15
matang. Penyebabnya adalah kekurangan asam folat dan vitamin B12.
dengan anemia gizi asam folat. Namun, anemia jenis ini disertai
gangguan pada sistem alat pencernaan bagian dalam. Pada jenis yang
kronis bisa merusak sel-sel otak dan asam lemak menjadi tidak normal
Kekurangan vitamin B12 dapat terjadi karena gangguan dari dalam tubuh
16
kita sendiri atau sebab luar. Saluran cerna akan menyerap semua unsur
seseorang kurang darah (anemia). ditandai dengan diare, lidah yang licin.
Asam folat dapat diperoleh dari daging, sayuran berwarna hijau, dan
juga dapat timbul jika sudah parah. Anemia jenis ini erat kaitannya
dengan masalah gizi. Konsumsi daging, sayuran hijau, dan susu yang
anemia gizi besi, namun bila darahnya diuji secara laboratoris, serum
(pembentukan) hemoglobin.
C. Penyebab Anemia
Beberapa jenis anemia dapat diakibatkan oleh defisiensi zat besi, infeksi
atau ganguan genetik. Yang paling sering terjadi adalah anemia yang disebabkan
17
oleh kekurangan asupan zat besi. Kehilangan darah yang cukup banyak, seperti
menghilangkan zat besi dalam tubuh. Wanita yang mengalami menstruasi setiap
dalam tubuh, seperti ulserasi polip kolon dan kanker kolon juga dapat
Selain zat besi, masih ada dua jenis lagi anemia yang sering timbul pada
anak-anak dan remaja. Aplastic anemia terjadi bila sel yang memproduksi
butiran darah merah tidak dapat menjalankan tugasnya. Hal ini dapat terjadi
karena infeksi virus, radiasi, kemoterapi atau obat tertentu. Adapun jenis
berikutnya adalah haemolityc anemia, yang terjadi karena sel darah merah
hancur secara dini, lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk memperbaharuinya.
Penyebab anemia jenis ini bermacam-macam, bisa bawaan seperti talasemia atau
(2017) dalam bukunya yang berjudul Gizi Anak Dan Remaja penyebab anemia
antara lain :
18
zat besi terutama pada remaja laki-laki. Sedangkan pada
19
zat besi dan memperbesar peluang terjadinya status gizi
5. Sosial-Ekonomi
6. Status Gizi
7. Pengetahuan
20
petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan
terkait anemia.
D. Gejala Anemia
Menurut Natalia Erlina Yuni (2015) dalam bukunya yang berjudul kelainan
darah menyebutkan gejala anemia sebagai berikut : kulit pucat deetak jantung
meningkat, sulit bernafas, kurang tenaga atau cepat lelah, pusing terutama saat
berdiri, sakit kepala, siklus menstruasi tidak menentu, lidah yang bengkak dan
nyeri, kulit mata dan mulut berwarna kuning, limpa atau hati membesar, dan
Sedangkan menurut Kemenkes RI, 2018 Gejala Anemia yang sering ditemui
pada penderita anemia adalah 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai
sakit kepala dan pusing (“kepala muter”), mata berkunang- kunang, mudah
mengantuk, cepat capai serta sulit konsentrasi. Secara klinis penderita anemia
ditandai dengan “pucat” pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak
tangan.
E. Dampak Anemia
pada golongan rawan gizi yaitu, anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan
menyusui dan juga pekerja. Menurtut (Fikawati, Syafiq, & Veretamala, 2017)
21
dampak anemia sebagai beritkut :
imun.
bayi nantinya.
F. Pencegahan Anemia
22
Anemia dapat dicegah dengan cara :
kacangan, tempe)
tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari selama masa haid
23
(Depkes RI, 2015). Hal tersebut sejalan dengan penelitian
(Khammarnia, 2015).
24
d) Meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja putri
a) Metabolisme Energi
b) Kemampuan Belajar
25
hilangnya reseptor tertentu.
(Djaeni, 2004).
haid
26
c) Minum tablet tambah darah dengan air putih, jangan
buah buahan
merah darah)
27
jambu bijidan lain-lain)
daging.
bersamaan dengan :
mukosa usus
28
a) Pengganti zat besi yang hilang bersama darah pada
semenjak remaja
anemia
2.2. KEHAMILAN
A. Pengertian
kualitas sumber daya manusia untuk masa yang akan datang (Mariati,
berbagai unsur gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan jauh
Apabila dihitung mulai dari saat fertilisasi sampai bayi lahir, pada
29
tanda-tanda kehamilan, seperti adanya gerakan janin di dalam rahim serta
ada denyut jantung. Gerakan janin ini dapat dideteksi dari rabaan, yang
B. Fisiologi
pembuahan sel telur (ovum) oleh sel sperma, pada saat masa kehamilan
pertambahan ukuran pada sel otot rahim (uterus), pada serviks terjadi
30
vagina terjadi peningkatan vaskularisasi dan jaringan otot mengalami
b. Perubahan payudara
Umur Perubahan
Kehamila
(Minggu)
mammae
31
12 minggu Penggelapan di sekitar areola dan puting
pada ibu hamil meningkat, serta perubahan posisi lambung dan usus
d. Perubahan muskuloskeletal
dan tekanan yang terjadi pada uterus dapat menyebabkan oedema pada
kaki ibu saat hamil, vulva, dan saluran anal sehingga berisiko terjadinya
aktivitas, dan umur kehamilan. Zat gizi maktonutrien terdiri dari energi,
protein, lemak dan karbohidrat. Beberapa fungsi dari zat gizi makro pada
32
saat masa kehamilan ibu yaitu karbohidrat berperan sebagai pemenuhan
energi pada ibu hamil, protein berperan untuk memelihara sel serta
memiliki hubungan erat dengan berat badan lahir rendah (BBLR) ada
beberapa yaitu vitamin D, asam folat, zink, kalsium dan zat besi.
Untuk kebutuhan lemak ibu selama kehamilan dianjurkan tidak lebih dari
25% dari total kalori yang telah dikonsumsi setiap hari (Yulianto &
Mardiana, 2018).
a. Energi
sekitar 280 hari (Astuti, 2019). Pada saat awal kehamilan trimester
pertama kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh ibu hamil masih sedikit
33
lemak. Sedangkan pada trimester ketiga untuk pertumbuhan janin serta
b. Karbohidrat
pada ibu hamil harus diperhatikan, agar ibu tersebut tidak mengalami
karbohidrat dan indeks glikemik dari diet atau makanan akan mengalami
c. Protein
dan lemak,sebagai zat pembangun dan zat pengatur dalam tubuh. Protein
selain itu juga untuk memelihara sel-sel dalam tubuh dan jaringan dalam
34
tubuh. Jika asupan protein ibu selama kehamilan kurang baik dapat
d. Lemak
Kebutuhan asupan lemak dalam sehari sebesar 20- 25% dari total
kebutuhan energi total sehari. Asam lemak esensial sangat penting untuk
ibu hamil karena untuk membantu perkembangan susunan saraf dan sel
otak pada janin. Asupan lemak sebagai sumber tenaga yang vital untuk
pertumbuhan jaringan plasenta dan zat gizi yang penting dikonsumsi oleh
Kebutuhan zat besi (Fe) ibu hamil pada saat trimester pertama
kehamilannya hanya sedikit, karena pada saat itu ibu tidak mengalami
zat besi (Fe) semakin meningkat, karena pada saat itu pertumbuhan
35
peningkatan zat besi (Fe) pada ibu hamil berguna untuk mengimbangi
ibu hamil, untuk volume darah, serta untuk plasenta dan air ketuban.
mati, sebagai sumber tenaga, sebagai pengatur suhu pada tubuh dan
asupan gizi dan status gizi ibu hamil baik, maka kesehatan ibu dan
36
kesehatan, asupan gizi, dan status gizi ibu kurang baik (anemia) dapat
Asupan zat besi ibu hamil yang rendah memiliki risiko 4 kali
lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) jika dibandingkan dengan ibu hamil dengan asupan zat gizi
yang cukup (Retni, 2016). Apabila asupan zat gizi besi pada ibu
pada ibu hamil dan dapat meningkatkan risiko bayi yang dilahirkan
37
penggunaan zat gizi pada makanan (Tiurma dkk, 2016). Status
gizi yang kurang pada ibu hamil selama masa kehamilannya dapat
Kristina 2019).
atas (LILA). Jika LILA ibu kurang dari 23,5 cm dapat disebut
38
gizi ibu hamil yaitu :
tidak.
diabetes mellitus.
39
Kenaikan berat badan pada
Sebelum Hamil
(kg/minggu)
40
diabetes getasional, keguguran, preeklampsia, tromboemboli
Kronis (KEK) dan anemia pada ibu hamil. Kekurangan zat gizi
ukuran lingkar lengan atas (LILA) yang tidak normal yaitu <
(Ernawati, 2017).
41
2.3 MINUMAN TRADISIONAL HERBAL (JAMU)
A. Definisi jamu
hal baru. Baik dalam bentuk jamu yang terdiri dari berbagai jenis, maupun
yang bahan bakunya terdiri dari satu jenis. Hal itu telah berlaku sejak lama
sejak tahun 1997, yaitu saat harga obat- obatan kimiawi semakin
alternatif yang relatif murah dibandingkan dengan obat kimia, selain itu
42
teknologi mesin. Obat jenis ini biasanya di produksi di perusahaan-
dengan obat tradisional, yaitu lebih higienis dan steril. Obat modern yang
seringkali kita konsumsi, yakni panadol, ultra flu, mixagrip yang sudah
bahan dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran dari
sediaan bervariasi, dapat berupa serbuk, kapsul, tablet, cair, pil, dll, yang
bentuk sediaan serbuk dikenal dengan istilah jamu seduh. Bentuk sediaan
homogen dengan derajat halus yang cocok lalu dikeringkan dengan suhu
tidak lebih dari 50o C, bahan bakunya berupa simplisa, sediaan galenik
43
yang berkayu.
Bunga (flos) Bunga sebagai simplisia dapat berupa bunga tungga atau
bunga.
Akar (radix) Akar tanaman yang sering dimanfaatkan untuk bahan obat
(bulbus) umbi lapis, umbi akar, atau umbi batang. Bentuk ukuran umbi
Buah Simplisia buah ada yang lunak dan ada pula yang keras. Buah
44
Kulit buah Sama halnya dengan simplisia buah, simplisia kulit buah pun
(perikarpium) ada yang lunak, keras bahkan adapula yang ulet dengan
bentuk bervariasi.
Biji (semen) Semen (biji-bijian) diambil dari buah yang telah masak
45
B. Manfaat Jamu
Penyakit.
yang ditimbulkan pada jamu bersifat akumulatif. Hal ini dapat terjadi
obatan kimia atau yang kita kenal dengan obat apotik. Namun demikian
baik.
46
mengandung bahan alami.
dapat secara spontan, belum ada standarisasi yang baku terhadap jamu
dilakukan maka dosis tepat, sediaan jamu belum dapat dipastikan dengan
jelas.
Syarat pembuatan jamu yaitu, Kadar air tidak lebih dari 10%. Ini
jumlah kapang dan khamir tidak lebih dari 10.000, jumlah bakteri non-
pil atau tablet, daya hancur tidak lebih dari 15 menit (menurut farmakope
(Santoso, 2006).
yang disetujui.
47
BAB 3
METODE ENELITIAN
Januari 2024.
48
3.3 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
tradisional Jamu.
3.2.2 Sampel
1. Kriteria inklusi:
49
b. Masyarakat yang pernah atau sedang menggunakan
2007)sebagai berikut:
𝑛=
1 + 𝑁𝑒2
4744
𝑛=
1 + 4744 (0,1)²
50
Keterangan:
(jamu).
51
berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan
52
oleh responden di Desa Taulan.
53
peneliti. Uji validitas akan di uji menggunakan SPSS.
Pengetahuan
Penggunaan
54
P6 0,550 0,361 Valid
55
Alpha lebih besar dari 0,600 maka kuisioner dapat
Cronbach’s
Alpha
Pengetahuan
Penggunaan
besar dari 0,600. Dari tabel 3.3 dapat diketahui bahwa nilai
reliable/ konsisten.
56
terkumpul ditotal, dibentuk tabel dan di buat hasil presentase
P = f x 100%
n
2019):
Keterangan:
P = Persentase
f = Karakteristik Responden
Responden
57
f
persentase jawaban benar dan salah pada kuisioner
Keterangan:
P = Persentase
f = Frekuensi Jawaban
(Purnamasari dkk.,2015) :
Kriteria Skor
Sedang 56-75%
Baik 76-100%
58
rosmeilina, 2018):
S = Setuju (Point 4)
TS = Tidak Setuju
Setuju
(Point 1)
rumus:
berikut(Ayuningtyas, 2017) :
59
Tabel 3.5 Kriteria Skor Sikap Penggunaan
Kriteria Skor
60
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes Ri
Putri, A. D., Sudiarso., dan T. Islami. 2013. Pengaruh Komposisi Media Tanam
Anemia Pada Remaja Putri. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. IX(1), 2016.
61