Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GIZI DAUR HIDUP

“DAMPAK KEKURANGAN GIZI PADA ANAK USIA SEKOLAH”

Nama:Desi Daniel Palulun

Nim/smstr :20180711014269/5

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah yang berjudul “Dampak kekurangan gizi pada anak usia sekolah” dapat tersusun sampai
dengan selesai. saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai hubungan dengan mata kuliah Gizi daur hidup . Tidak
lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jayapura, 16 januari 2021

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................I

DAFTAR ISI......................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Pengertian anak usia sekolah dan kurang gizi...................................................3
2.2 Gizi pada anak usia sekolah ................................................................................3
2.3 Ciri-ciri kekurangan gizi pada anak usia sekolah ............................................4
2.4 Dampak kekuranga gizi terhadap pada anak usia sekolah..............................5
2.5 Faktor terjadinya kekurangan gizi pada anak usia sekolah ............................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................8
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................8
3.2 saran.......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Status gizi baik dapat terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang
digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan
otak, kemampuan kerja mencapai tingkat kesehatan optimal. Status gizi kurang
merupakan kondisi tidak sehat yang ditimbulkan karena tidak tercukupinya kebutuhan
makanan yang diperlukan oleh tubuh. Pada umur ini anak lebih banyak aktivitasnya, baik
di sekolah maupun diluar sekolah, sehingga anak perlu energi lebih banyak. Pertumbuhan
anak lambat tetapi pasti, sesuai dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi anak.
Sebaiknya anak diberikan makanan pagi sebelum ke sekolah, agar anak dapat
berkonsentrasi pada pelajaran dengan baik dan berprestasi (Soetjiningsih, 2012). Kurang
gizi merupakan gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi
yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir anak dan semua hal yang
berhubungan dengan kehidupan.
Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu masalah kurang gizi dan masalah
gizi lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya
persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Masalah gizi lebih disebabkan
oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya
pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan (Almatsier, 2010).
Gizi yang diperoleh seseorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari
berperan besar untuk kehidupan anak tersebut13 . Laporan analisis lanjut data Riskesdas
2010 menyatakan bahwa defisit energi populasi anak sekolah (6-12 tahun) sebesar 294
kkal/hari. World Health Organization (WHO) tahun 2015 melaporkan bahwa prevalensi
kekurusan pada anak di dunia sekitar 14,3% dengan jumlah anak yang mengalami
kekurusan sebanyak 95,2 juta anak.. Sedangkan hasil review terhadap berbagai penelitian
bidang gizi dan kesehatan di Indonesia anak usia sekolah mengalami defisit asupan
energi sebesar 35% dan defisit asupan protein sebesar 20% dari Angka Kecukupan Gizi.

1
Selain itu, 20% anak memiliki kebiasan makan kurang dari tiga kali sehari (Analitical and
Capacity Development, 2013). Analisis Riskesdas 2010 yang dilakukan terhadap
konsumsi pangan 35.000 anak sekolah dasar, menunjukkan 26,1% anak hanya sarapan
dengan minuman, dan 44,6% anak sarapan hanya memperoleh asupan energi kurang dari
15% AKG 14.
Pertumbuhan fisik sering dijadikan indikator untuk mengukur status gizi baik
individu maupun populasi. Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai
dengan potensi genetik yang dimilikinya (Bryan et al., 2004). Tetapi pertumbuhan ini
juga akan dipengaruhi oleh asupan zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan.
Kekurangan atau kelebihan zat gizi akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan
yang menyimpang dari pola standar. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa sekolah
akan mengalami proses percepatan pada umur 10-12 tahun, dimana pertambahan berat
badan per tahunnya sampai 2,5kg. Aktivitas pada anak usia sekolah semakin tinggi dan
memperkuat kemampuan motoriknya (Taras, 2005). Pertumbuhan jaringan limfatik pada
usia ini akan semakin besar bahkan melebihi orang dewasa. Kemampuan kemandirian
anak akan semakin dirasakan dimana lingkungan luar rumah, dalam hal ini sekolah cukup
besar, sehingga beberapa masalah sudah mampu diatasi dengan lingkungan yang ada,
rasa tanggungjawab, dan percaya diri dalam tugas sudah mulai terwujud, sehingga dalam
menghadapi kegagalan maka anak sering kali dijumpai reaksi kemarahan atau
kegelisahan, perkembangan kognitif, psikososial, interpersonal, psikoseksual, moral, dan
spiritual sudah mulai menunjukkan kematangan pada usia ini .
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian anak usia sekolah dan kurang gizi?
b. Bagaimana gizi pada anak usia sekolah?
c. Apa saja ciri-ciri kekurangan gizi pada anak usia sekolah?
d. Apa dampak dari kekurang gizi pada anak uzia sekolah?
e. Apa saja faktor terjadinya kekurangan gizi pada anak usia sekolah?
1.3 Tujuan
Mengetahui dampak, ciri-ciri serta faktor dari kekurangan gizi pada anak usia sekolah .

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian anak usia sekolah dan kurang gizi
a. Anak usia sekolah
Besar bahkan melebihi orang dewasa. Kemampuan kemandirian anak akan
semakin dirasakan dimana lingkungan luar rumah, dalam hal ini sekolah cukup
besar, sehingga beberapa masalah sudah mampu diatasi dengan lingkungan yang
ada, rasa tanggungjawab, dan percaya diri dalam tugas sudah mulai terwujud,
sehingga dalam menghadapi kegagalan maka anak sering kali dijumpai reaksi
kemarahan atau kegelisahan, perkembangan kognitif, psikososial, interpersonal,
psikoseksual, moral, dan spiritual sudah mulai menunjukkan kematangan pada
usia ini .
b. Kurang gizi
Kurang gizi adalah suatu kondisi ketidakseimbangan nutrisi. Saat asupan nutrien
dan energi lebih sedikit dibandingkan kebutuhan tubuh, maka terjadilah
kekurangan gizi. Hal ini akan mengganggu pertumbuhan dan fungsi-fungsi tubuh
anak Anda. Beberapa tanda dari kondisi kurang gizi adalah penurunan berat
badan, hilangnya massa otot atau lemak subkutan, akumulasi cairan di bagian
tertentu tubuh, dan melemahnya kekuatan seperti genggaman tangan.
2.2 Gizi pada anak usia sekolah
a. Pola makan anak usia Taman Kanak-kanak (4-6 tahun)
Anak sudah mempunyai sifat konsumen aktif, yaitu mereka sudah sudah bisa
memilih makanan yang disukainya. Perlu ditanamkan kebiasaan makan dengan
gizi yang baik pada usia dini dan di sekolah diarahkan pula oleh gurunya dengan
praktik mengkonsumsi makanan yang sehat secara rutin. Program makan bersama
di sekolah sangat baik dilaksanakan karena ini merupakan modal dasar bagi
pengertian anak supaya mereka mau diarahkan pada pola makan dengan gizi yang
baik .

3
b. Pada usia 7-9 tahun
anak pandai menentukan makanan yang disukai karena sudah kenal lingkungan.
Banyak anak menyukai makanan jajanan yang dapat mengurangi nafsu makan
anak. Perlu pengawasan supaya tidak salah memilih makanan karena pengaruh
lingkungan.
c. Pada anak usia 10-12 tahun
kebutuhan sudah dibagi dalam jenis kelaminnya: Anak laki-laki lebih banyak
aktivitas fisik sehingga memerlukan energi yang banyak dibandingkan anak
perempuan. Anak perempuan sudah mengalami masa haid sehingga lebih banyak
banyak protein, zat besi dari usia sebelumnya. Perlu diperhatikan pula adalah
pentingnya sarapan pagi supaya konsentrasi belajar tidak terganggu.
d. Upaya pemeliharaan gizi anak haruslah merupakan upaya pemeliharaan gizi
paripurna yang mencakup berbagai aspek yang dimulai sejak anak masih ada
dalam rahim ibunya. Terdapat 5 upaya yang merupakan satu kesatuan sebagai
strategi dasar pemeliharaan gizi anak, yaitu : a) pemeliharaan gizi pada masa
prenatal, b) ppengawasan tumbuh kembang anak sejak lahir, c) pencegahan dan
penanggulangan dini penyakit infeksi melalui imunisasi dan pemeliharaan
sanitasi, d) pengaturan makanan yang tepat dan benar, dan e) pengaturan jarak
kehamilan
2.3 Ciri-ciri kekurangan gizi pada anak usia sekolah
a. Gampang Sakit
Anak yang kurang gizi lebih rentan terserang penyakit, seperti batuk dan pilek.
Karena, daya tahan tubuhnya kurang baik.Bila Anda tidak ingin anak mudah
sakit, pastikan untuk selalu memenuhi kebutuhan gizi hariannya.Dengan begitu,
anak tidak akan gampang terkena penyakit meski berada di lingkungan yang
kurang kondusif atau sehat.
b. Rambut dan Kulit Menjadi Kering
Kekurangan vitamin A, D, E, dan K bisa membuat rambut dan kulit anak jadi
kering. Pastikan Anda tidak lupa menambahkan asupan vitamin dan mineral pada
makanan anak sehari-hari.

4
c. Telat Bicara
Keterlambatan bicara sering dikaitkan dengan faktor keturunan. Padahal, kondisi
ini lebih diakibatkan oleh kurangnya vitamin B12. Untuk menghindari hal ini,
berikan si Kecil makanan tinggi vitamin B12, seperti daging sapi, ayam, ikan,
produk susu, dan telur.
d. Anak Hiperaktif
Anak yang hiperaktif umumnya punya sistem pencernaan yang kurang baik,
sehingga bukan tidak mungkin bila anak kurang gizi. Agar ia tidak kurang gizi,
berikan makanan yang baik untuk pencernaan, seperti pepaya dan yoghurt.
Hindari memberi anak makanan siap saji, ya.
e. Gigi yang Berlubang
Anak yang kekurangan gizi lebih mudah mengalami gigi berlubang. Karena,
kesehatan tulang dan gigi sangat dipengaruhi oleh kecukupan kalsium dan vitamin
larut lemak.
2.4 Dampak kurang gizi terhadap anak usia sekolah
Kurang gizi terjadi jika tubuh tidak mendapatkan cukup gizi untuk bisa
berfungsi dengan baik. Ternyata, kurang gizi bisa berakibat buruk, bahkan
fatal, bagi anak-anak sekolah, yaitu:
a. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Terhambat
Disebut juga sebagai stunting, terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan anak merupakan efek jangka panjang malnutrisi. Anak yang
mengalami stunting akan cenderung lebih lamban pertumbuhannya
dibanding anak lain seusianya. Dari tinggi dan berat badan, misalnya, dia
akan cenderung berada di bawah grafik normal. Pertumbuhan yang
terhambat ini bisa menjadi permanen lho, Moms, bila tidak segera
ditangani. Menurut temuan yang dimuat dalam British Medical
Journal,  malnutrisi tidak hanya berakibat pada tubuh, tapi juga memberikan
pengaruh besar pada perkembangan otak anak, terutama di tiga tahun
pertama kehidupannya.

5
b. Marasmus
Mungkin Anda masih kurang familiar dengan istilah satu
ini. Marasmus adalah kondisi tubuh yang mengalami kekurangan kalori
(energi) tingkat berat. Jangan anggap enteng karena malnutrisi jenis ini bisa
mengakibatkan keterbelakangan mental. Ciri-ciri marasmus biasanya dapat
dilihat dari berat badan yang menurun drastis, kulit yang kering dan
terkadang warnanya terlihat lebih gelap dari kulit yang sehat, kehilangan
lemak dan otot, kerontokan rambut, dan wajah yang tampak tirus.
c. Kwashiorkor
Nah, yang satu ini adalah jenis kekurangan protein akut yang seringkali
terjadi pada anak yang mengalami malnutrisi. Gejala kwashiorkor atau
disebut juga busung lapar biasanya berupa rambut yang berwarna
kemerahan, ruam kulit, perut buncit karena kembung, serta hati yang
membesar atau bengkak. Jika dibiarkan, kondisi kekurangan gizi ini bisa
berujung pada koma atau malah kematian
d. Kekurangan vitamin dan mineral
Dari semuanya, mungkin ini yang cukup familiar di telinga Anda. Ya,
masalah malnutrisi ini tidak hanya terjadi karena kekurangan protein,
karbohidrat, ataupun lemak. Anak-anak juga  bisa digolongkan mengalami
malnutrisi jika dia kekurangan mikronutrien seperti vitamin dan mineral.
Kondisi inipun tidak bisa diabaikan karena bisa merembet ke masalah
lainnya. Misalnya, jika anak mengalami kekurangan zat besi, hal ini bisa
berujung pada anemia atau kekurangan sel darah merah.
e. Kekurangan gizi juga dapat menyebabkan penyakit infeksi yang menjadi
penyebab kematian.
Untuk mencegah malnutrisi, idealnya anak diberi gizi seimbang  yang
mengandung makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien sendiri berupa
karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikronutrien adalah vitamin
dan mineral, terutama vitamin A, B1, B6, B12, C, D, E, dan K yang
dibutuhkan anak.

6
2.5 Faktor terjadinya kekurangan gizi pada anak usia sekolah
a. Ekonomi
Salah satu faktor yang paling dialami oleh banyak keluarga di Indonesia adalah
masalah ekonomi yang rendah. Ekonomi yang sulit, pekerjaan, dan penghasilan
yang tak mencukupi, dan mahalnya harga bahan makanan membuat orangtua
mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak
b. Sanitasi
Kondisi rumah dengan sanitasi yang kurang baik akan membuat kesehatan
penghuni rumah, khususnya anak-anak, akan terganggu. Sanitasi yang buruk juga
akan mencemari berbagai bahan makanan yang akan dimasak.
c. Pendidikan
Orangtua seharusnya menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan akan
kecukupan gizi anak. Namun tingkat pendidikan yang rendah membuat orangtua
tidak mampu menyediakan asupan yang bergizi bagi anak-anak mereka. "Ibu
merupakan kunci dari pemenuhan gizi anak-anak, dan kunci untuk mengatasi
dampak kekurangan gizi Ketidak tahuan akan manfaat pemberian gizi yang cukup
pada anak akan membuat orangtua cenderung menganggap gizi bukan hal yang
penting.
d. Perilaku orangtua
Orangtua sering mengganggap bahwa mereka tahu segala sesuatu, sehingga tidak
menyadari bahwa mereka masih membutuhkan bimbingan dari para ahli medis
dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang mengacu pada tujuan maka dapat di
simpulkan sebagai berikut;
1. Kurang gizi terjadi jika tubuh tidak mendapatkan cukup gizi untuk bisa
berfungsi dengan baik. Ternyata, kurang gizi bisa berakibat buruk,
bahkan fatal, bagi anak-anak sekolah, yaitu: Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak Terhambat,marasmus, kwasiorkor, kekurangan
vitamin dan mineral serta kekurangan gizi juga dapat menyebabkan
penyakit infeksi.
2. Jadi Kekurangan gizi dapat dilihat dari ciri -ciri seperti Gampang Sakit
Anak yang kurang gizi lebih rentan terserang penyakit, seperti batuk dan
pilek. Karena, daya tahan tubuhnya kurang baik, Rambut dan Kulit Menjadi
Kering Kekurangan vitamin A, D, E, dan K bisa membuat rambut dan
kulit anak jadi kering, telat bicara, Anak hiperaktif umumnya punya sistem
pencernaan yang kurang baik, sehingga bukan tidak mungkin bila anak kurang
gizi, dan di sertai gigi berlubang
3. Faktor terjadinya kurang gizi pada anak usia sekalah di tandai oleh
beberapa hal yaitu faktor ekonomi, pendidikan, sanitasi dan perilaku
orangtua.
3.2 Saran
Adapun saran dapat di berikan kepada pembaca makalah ini yaitu mencari lebih
banyak refrensi yang terbaru mengenai dampak kekuranagn gizi pada anak usia
sekolah agar dapat membantu dan menambah wawasan yang lebih luas lagi karena
begitu besar dampak yang timbulkan bagi anak usia sekolah akibat kekurangan gizi.
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna, maka itu penulis meminta kritikan dan saran
yang membangun dari pembaca makalah ini agar makalah ini dapat menjadi pedoman
bagi para pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S.2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rahmawati tuti, marfuah dewi. 2016. Gambaran status gizi pada anak sekolah
dasar. Surakarta:ilmu gizi stikes.
Seprianty vita,ddk. 2015. Status gizi anak kelas III sekolah dasar.palembang;
jurnal kedokteran dan kesehatan ,vol 2
Soetjiningsih., 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
https://www.orami.co.id/magazine/ini-efek-buruk-kurang-gizi-bagi-pertumbuhan-
dan-perkembangan-anak/

Anda mungkin juga menyukai