Anda di halaman 1dari 8

Tinjauan Pustaka

A. Definisi Epidemiologi

Epidemiologi secara terminologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata
yaitu epi (di atas/di antara/ yang di antara), demos (populasi, orang, masyarakat), dan logos
(ilmu). Berdasarkan arti secara harfiah tersebut, dapat dikatakan epidemiologi merupakan
ilmu yang mempelajari suatu penyakit yang ada di antara masyarakat/populasi.

Epidemiologi merupakan salah satu ilmu yang digunakan dalam mencari penyebab penyakit.
Dewasa ini, epidemiologi selain sebagai ilmu dalam mencari penyebab suatu penyakit, juga
digunakan dalam pemilihan upaya pencegahan penyakit. Terdapat beberapa definisi
epidemiologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Adapun beberapa definisi epidemiologi
adalah sebagai berikut:

1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan perluasan suatu penularan
penyakit dalam suatu kelompok penduduk atau masyarakat (Definisi lama sebelum tahun
1960). 2. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan determinan yang
berhubungan dengan status kesehatan atau kejadian penyakit pada masyarakat khusus, dan
penggunaannya untuk mengontrol masalah kesehatan (Last, 1995).

3. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang
menentukan terjadinya penyakit pada manusia (MacMahon & Pug, 1970).

4. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-determinan


frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia (Murti, 1997).

5. Epidemologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan penyakit
dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi
pada kelompok penduduk (Omran).

6. Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan jenis tentang timbulnya
penyakit pada manusia berdasarkan waktu dan tempat (W.H. Frost).
7. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari, menganalisis serta berusaha memecahkan
berbagai masalah kesehatan maupun masalah yang erat hubungannya dengan kesehatan pada
suatu kelompok penduduk tertentu (Noor, 2002).

8. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana dan mengapa penyakit terjadi pada
kelompok orang yang berbeda (Ahrens & Iris, 2005).

Secara garis besar, definisi-definisi tentang epidemiologi tersebut memiliki persamaan satu
dengan yang lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang distribusi dan determinan penyakit atau masalah kesehatan pada
kelompok manusia, serta mempelajari bagaimana suatu penyakit terjadi dan meneliti upaya
preventif maupun upaya mengatasi masalah tersebut.

Beberapa definisi epidemiologi tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa penyakit
yang terjadi pada populasi manusia tidak terjadi dan terdistribusi begitu saja secara acak.
Masalah kesehatan 2 atau penyakit yang terjadi pada manusia memiliki faktor penyebab dan
faktor pencegahan yang dapat diidentifikasi melalui suatu pengamatan yang sistematik yang
berdasarkan pada 3 komponen epidemiologi yaitu 1) Frekuensi masalah kesehatan, 2)
Distribusi masalah kesehatan, dan 3) Determinan masalah kesehatan. Distribusi adalah
penyebaran masalah kesehatan dalam populasi. Distribusi atau penyebaran penyakit dalam
epidemiologi digambarkan ke dalam 3 unsur yaitu berdasarkan orang, tempat danwaktu.
Sehingga dalam praktiknya, seorang epidemiologi dalam mengamati suatu salah kesehatan
perlu mempertanyakan siapa yang terjangkit? (man/orang), kapan terjadi? (time/waktu), dan
dimana terjadi? (place/tempat). Distribusi tersebut disajikan secara kuantitatif menggunakan
nilai rate, rasio dan proporsi. Hal ini memudahkan penerima informasi untuk mengetahui
serta membandingkan besaran. masalah kesehatan pada tiap kelompok populasi.

Determinan adalah faktor penyebab suatu masalah kesehatan. Determinan atau faktor-
faktor yang berkaitan dengan kejadian penyakit merupakan hasil dari adanya riset-riset
epidemiologi. Untuk menentukan besaran masalah kesehatan dengan tepat ada beberapa
langkah yang harus dilakukan. Pertama, merumuskan hipotesis tentang penyebab masalah
penyakit yang dimaksud. Kedua, melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah
dirumuskan sebelumnya. Ketiga, menarik kesimpulan terkait hasil pengujian/pengamatan.
Riset menggunakan desain observasi yang hasilnya dianalisis sehingga didapatkan
kesimpulan tentang faktor-faktor apa saja yang berhubungan atau menjadi risiko terjadinya
penyakit. Sehingga dengan demikian dapat diketahui pula upaya penanggulangan yang bisa
dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut. Upaya preventif pula dihasilkan dari
penelitian-penelitian yang berbasis data atau pun studi eksperimen.

Selain distribusi dan determinan penyakit. Frekuensi adalah faktor penting dalam
mendefinisikan epidemiologi. Frekuensi adalah besarnya masalah kesehatan yang ada pada
sekelompok manusia.

Penentuan besarnya masalah dapat dilakukan dengan dua langkah.

Pertama, menentukan masalah kesehatan yang akan diamati dan telah dipastikan akan diteliti.
Kedua, melakukan pengukuran atas masalah yang ditemukan tersebut. Segala sesuatu yang
diperoleh merupakan fakta, yang tidak terlepas dari peranan ilmu matematika dan statistika.
Hal tersebut yang menjadikan epidemiologi sebagai dasar-dasar studi pada disiplin ilmu
kesehatan masyarakat dan mendapat julukan "the mother of public health". Dalam
epidemiologi ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan terjadinya
suatu masalah kesehatan dalam suatu masyarakat. Istilah-istilah tersebut sangat erat
hubungannya dengan epidemiologi, yaitu diantaranya sebagai berikut:

1. Epidemi adalah keadaan dimana didapat frekuensi penyakit melebihi frekuensi biasa, atau
dalam waktu yang singkat terdapat penyakit yang berlebih. Contoh: wabah difteri yang
terjadi di Indonesia.

2. Endemi adalah keadaan yang biasa atau normal atau frekuensi penyakit tertentu berada
dalam keadaan normal, dengan kata. lain penyakit tersebut biasa terjadi di satu daerah dengan
frekuensi yang normal. Contoh: Endemi Malaria di Irian Jaya.

3. Pandemi adalah keadaan epidemi yang melanda hampir semua populasi ataupun hampir
semua daerah. Contoh: Pandemi Flu Burung yang melanda hampir seluruh negara di dunia.

B. Ruang Lingkup Epidemiologi

Epidemiologi merupakan ilmu yang tidak hanya penting bagi ilmu kesehatan, tetapi juga erat
hubungannya dengan disiplin ilmu lainnya. Sehingga tidak jarang epidemiologi
dikembangkan pada berbagai bidang.

1. Epidemiologi Penyakit Menular


Epidemiologi berperan dalam memantau munculnya ataupun tren suatu penyakit
menular yang terjadi. Surveilans dalam epidemiologi menjadi alat untuk pencatatan
dan pelaporan penyakit menular yang terjadi terutama yang menjadi perhatian
pemerintah. Contoh: Surveilans terpadu penyakit HIV-AIDS, TBC dan Malaria.
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Keberhasilan metode epidemiologi dalam memantau penyakit menular, menjadi
alasan memonitor penyakit tidak menular. Awalnya, penyakit menular yang
menjadi perhatian pencatatan rutin, namun dengan semakin bergesernya pola hidup
manusia yang berakibat pada semakin banyak masyarakat yang didiagnosa
menderita penyakit tidak menular, maka epidemiologi juga perlu untuk hal ini.
Contoh: Epidemiologi penyakit hipertensi yang menjadi faktor utama beberapa
penyakit terkait pembuluh darah seperti PJK (Penyakit Jantung Koroner).
3. Epidemiologi Penyakit Klinik
Epidemiologi mulai digunakan oleh para klinisi seperti dokter dalam mengatasi
masalah kesehatan individu. Para klinisi seperti dokter awalnya hanya fokus pada
upaya pengobatan atau kuratif saja. Namun dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan penyebab penyakit yang semakin kompleks, maka para klinisi
perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan khusus mengatasi masalah kesehatan
dengan pendekatan epidemiologi. Dengan demikian, para klinisi mulai menerapkan
upaya pengobatan yang bukan hanya berorientasi pada kesembuhan, tetapi juga
berusaha mengedukasi pasien untuk terus berupaya untuk melakukan pencegahan
agar terhindar dari penyakit.
4. Epidemiologi Kependudukan
Cabang epidemiologi ini mengkaji tentang bagaimana faktor demografi sangat
berperan penting dalam mempengaruhi status kesehatan. Karakteristik penduduk
yang beragam mulai dari karakteristik biologis, sosial, ekonomi, pendidikan dan
lain sebagainyatentu akan menyebabkan masalah penyakit yang beragam. Hal ini
tentu akan sangat penting untuk diketahui terutama bagi pembuat kebijakan
kesehatan.
5. Epidemiologi Pengelolaan Pelayanan Kesehatan
Epidemiologi dalam pelayanan kesehatan sangat berperan dalam hal manajemen
guna menganalisis masalah kesehatan, menganalisis kebutuhan domestik, jumlah
biaya pengobatan maupun kebutuhan sumber daya dalam suatu pelayanan
kesehatan. Kerja sama yang baik antara epidemiologi dan perencanaan akan
menghasilkan input, ouput serta outcome yang baik. Pengelolaan pelayanan
kesehatan baik. merupakan satu hal yang menentukan keberhasilan pelayanan
kesehatan.
6. Epidemiologi Lingkungan
Bentuk epidemiologi ini mempelajari tentang cara menganalisis faktor lingkungan
yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Mulai dari lingkungan air, udara,
maupun tanah. Analisis faktor pencemaran yang bersumber dari ketiga unsur
lingkungan tersebut perlu diamati dengan pendekatan epidemiologi untuk
mengetahui penyakit-penyakit yang terjadi akibat paparan lingkungan.
7. Epidemiologi Kesehatan Kerja
Bagian epidemiologi kesehatan kerja mempelajari serta menganalisis faktor-faktor
yang menyebabkan masalah kesehatan pada tenaga kerja akibat keterpaparan di
lingkungan kerja. Faktor faktor yang dimaksud bukan hanya terkait paparan unsur
kimia, biologis, maupun fisik akan tetapi juga termasuk pengaruh sosial budaya,
psikologis hingga perilaku pekerja.
8. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
Epidemiologi juga bermanfaat dalam ilmu kesehatan jiwa. Dalam hal ini
epidemiologi merupakan ilmu yang dijadikan dasar pendekatan dalam menganalisis
kejadian gangguan jiwa yang terjadi dalam suatu kelompok masyarakat. Sehingga
dengan demikian, upaya pencegahan maupun penanggulangan dapat dilakukan
dengan baik.
9. Epidemiologi Gizi
Analisis masalah gizi juga dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
epidemiologi. Hal ini bertujuan untuk mencari serta menganalisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan masalah gizi yang terjadi pada masyarakat, dimana
bukan saja hanya karena faktor biologis melainkan juga dapat dilihat dari sudut
pandang lain seperti budaya.
10. Epidemiologi Perilaku
Perilaku merupakan salah satu faktor yang sangat kompleks dalam mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat. Epidemiologi sangat berperan dalam
mengidentifikasi dan menganalisis perilaku kelompok manusia yang dapat
mempengaruhi status kesehatan. Sebab, perilaku sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, suku, budaya, status
sosial serta aspek lainnya. Hal ini sangat jelas terlihat pada negara yang majemuk
seperti Indonesia yang memiliki beragam suku dan budaya. Sebagai contoh
kebiasaan hidup sehat serta kepercayaan yang berbeda dapat mempengaruhi status
gizi suatu masyarakat.
11. Epidemiologi Molekular
Epidemiologi molekular didefinisikan sebagai studi yang mengaplikasikan teknik
dari biologi molekular dalam mempelajari suatu populasi yang berfokus pada
investigasi penyakit. Investigasi molekular dapat berkontribusi terhadap mengurai
penyebab penyebab penyakit.
12. Epidemiologi Genetik
Epidemilogi genetik merupakan bentuk kombinasi antara disiplin ilmu genetik
manusia dengan epidemiologi seperti biometri. Kombinasi dari kedua ilmu ini
sangat diperlukan dalam bidang genetik manusia untuk mendeteksi asal mula
genetik pada fenotif manusia yang berbeda-beda, khususnya mempelajari tentang
komponen genetik yang berpengaruh pada kejadian penyakit misalnya mengamati
ciri-ciri bawaan genetik manusia. Hal ini dapat menjadi
13. Farmakoepidemiologi
Epidemiologi farmasi didefinisikan sebagai pengaplikasian dari ilmu epidemologi,
metode serta penalaran untuk mempelajari efek efek dan penggunaan obat-obatan
pada populasi manusia. Farmakoepidemiologi menyelidiki keuntungan maupun
kerugian dari efek obat-obatan. Hal tersebut difokuskan pada penilaian risiko yang
tidak biasa terjadi, pada masa laten, dan reaksi perlawanan tubuh yang sering tidak
diperkirakan pada saat obat pertama kali digunakan sebelum obat tersebut dijual.
Tantangan terbesar dari farmakoepidemologi adalah mengukur risiko sebuah obat
secara tepat, bergantung dari satu atau beberapa alternatif. Sehingga dengan
demikian, didapatkan pilihan atau kombinasi obat yang tepat dalam melakukan
upaya kuratif.
14. Epidemiologi Reproduksi
Kesehatan reproduksi sangat berkaitan erat dengan dinamika penduduk dalam hal
ini terkait angka kesuburan, program kehamilan, hingga jumlah kelahiran. Berbagai
faktor mempengaruhi kesehatan reproduksi yang dapat diidentifikasi dengan
menggunakan pendekatan epidemiologi. Epidemiologi kesehatan reproduksi
mempelajari determinan yang berperan dalam kesuksesan reproduksi. Sebagai
contoh, seorang ibu hamil yang mengalami pre-eklampsia akan berisiko terhadap
kehamilannya.
C. Tujuan dan Manfaat Epidemiologi

Seorang tenaga kesehatan masyarakat sangat memerlukan pemahaman tentang tujuan dan
manfaat epidemiologi. Tujuan dan manfaat epidemiologi antara lain diuraikan di bawah ini:

1. Menerangkan besarnya masalah kesehatan (penyakit) dan penyebarannya yakni


memberikan gambaran (deskripsi) tentangdasar dalam pengembangan upaya
preventif yang bisa dilakukan sejak dini yaitu sejak diketahuinya sifat-sifat genetik
seseorang sejak lahir.
penyebaran (distribusi), besar & luasnya masalah kesehatan dan lainnya

2. Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan 3. Menyiapkan data dan


informasi terkait masalah kesehatan

4. Menjelaskan interaksi faktor-faktor kausa-etiologi (agent), host &

environment yang menggambarkan riwayat alamiah penyakit 5. Menguraikan


kelompok penduduk yang dalam risiko dan yang berisiko tinggi terhadap kelompok
penduduk yang tidak memiliki risiko

6. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan

kegiatan 7. Membantu pekerjaan administratif kesehatan yakni pada

planning, monitoring, dan evaluation.

8. Menerangkan keadaan masalah kesehatan apakah termasuk dalam epidemik,


pandemik, endemik atau sporadik.

Definisi Sehat Dan Sakit

Pengertian tentang sehat dan sakit sangat penting diketahui, terutama dalam menentukan ada
tidaknya permasalahan penyakit dalam masyarakat.

Adapun terdapat beberapa kondisi seseorang sehingga bisa dikatakan sakit, yaitu apabila
terjadi:
1. Penyimpangan dari keadaan normal, baik struktur maupun fungsinya

2. Keadaan. dimanal tubuh/organisme atau bagian dari organism/populasi yang diteliti tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Definisi Sehat menurut WHO, yaitu keadaan kesempurnaan fisik, mental dan keadaan sosial
dan bukan berarti hanya bebas dari penyakit atau kelainan secara cacat. Definisi WHO
tersebut diadopsi kedalam UU RI No.36 Tahun 2009 yang menjelaskan sehat yang
didefinisikan sebagai keadaan meliputi kesehatan badan normal, rohani (mental), dan sosial,
dan bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat, dan kelelahan, sehingga dapat hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Definisi sehat tersebut menunjukkan bahwakeadaan
sehat maupun sakit dapat ditinjau bukan hanya berdasarkan kondisi fisik saja melainkan juga
dari aspek mental dan aspek sosial. Kondisi sehat maupun sakit tersebut tidak hanya berlaku
secara individu melainkan pada kelompok masyarakat yang menjadi objek studi
epidemiologi.

Konsep sehat dan sakit masyarakat berbeda dengan individu. Pada individu dinyatakan secara
perorangan, sedangkan masyarakat dinyatakan secara statistik karena anggota masyarakat
sangat besar dan tidak bisa diteliti satu per satu. Dalam epidemiologi, pemahaman terkait
konsep sehat dan sakit sangat penting, karena menjadi dasar dalam memahami proses
terjadinya penyakit, cara mengidentifikasi penyebab terjadinya penyakit, menghitung jumlah
kasus penyakit serta proses penelitian epidemiologi.

(Nangi, Yanti, & Lestari, 2019)

Nangi, M. G., Yanti, F., & Lestari, S. A. (2019). Dasar Epidemiologi. Depublish.

Anda mungkin juga menyukai