DI RUANG KERTAWIJAYA
Oleh :
NIM. 202003054
Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik Keperawatan Anak
Mojokerto,
Mengetahui,
Kepala Ruangan
LAPORAN PENDAHULUAN GEA PADA ANAK
1. Pengertian
Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air
besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Diare
merupakan gangguan buang air besar atau BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali
sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lender
(Riskesdas, 2013).
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses.
Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, dan bila buang
air besar lebih dari tiga kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam
waktu 24 jam (Dinkes, 2016).
WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB)
dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. Diare
akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare persisten terjadi selama ≥ 14 hari.
2. Klasifikasi Diare
Pedoman dari Laboratorium/ UPF Ilmu Kesehatan Anak, Uniersitas Airlangga dalam
Nursalam (2008), diare dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung
a. Diare akut
Merupakan penyebab utama keadaan sakit pada balita. Diare akut didefenisikan sebagai
peningkatan atau perubahan frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agens
infeksius dalam traktus Gastroenteritis Infeksiosa (GI). Keadaan ini dapat menyertai
infeksi saluran napas atau (ISPA) atau infeksi saluran kemih (ISK). Diare akut biasanya
sembuh sendiri (lamanya sakit kurang dari 14 hari) dan akan mereda tanpa terapi yang
spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.
b. Diare kronis
Didefenisikan sebagai keadaan meningkatnya frekuensi defekasi dan kandungan air
dalam feses dengan lamanya (durasi) sakit lebih dari 14 hari. Kerap kali diare kronis
terjadi karena keadaan kronis seperti sindrom malabsorpsi, penyakit inflamasi usus,
defisiensi kekebalan, alergi makanan, intoleransi latosa atau diare nonspesifik yang
kronis, atau sebagai akibat dari penatalaksanaan diare akut yang tidak memadai.
c. Diare intraktabel
Yaitu diare membandel pada bayi yang merupakan sindrom pada bayi dalam usia
minggu pertama dan lebih lama dari 2 minggu tanpa ditemukannya mikroorganisme
patogen sebagai penyebabnya dan bersifat resisten atau membandel terhadap terapi.
Penyebabnya
yang paling sering adalah diare infeksius akut yang tidak ditangani secara memadai.
3. Etiologi
Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain
penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari
penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan.
Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare”, karena dengan sebutan penyakit
diare akan mempercepat tindakan penanggulangannya. Penyakit diare terutama pada
bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bisa
terlambat.
2) Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media
akut (OMA) , tonsilitis/ tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2
tahun.
b. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa);
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak
yang terpenting
dan tersering (intoleransi laktosa).
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.
Selain kuman, ada beberapa perilaku yang dapat meningkatan resiko terjadinya diare,
yaitu :
a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari kehidupan.
b. Menggunakan botol susu.
c. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar.
d. Air minum tercemar dengan bakteri tinja.
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja, atau sebelum
menjamaah makanan.
4. MANIFESTASI KLINIK
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain :
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
3. Kram abdominal.
4. Demam.
6. Anoreksia.
7. Lemah.
8. Pucat.
motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan
absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potasium dan
Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan toksin
bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa intestinal mengalami
iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan
Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Peningkatan
yaitu:
Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
diare.
pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit
3. Hipoglikemia
Penyerapan sari-sari
makanan dalam
Saluran pencernaan tidak
Terdapatnya zat-zat adekuat Gangguan motilitas
yang tidak diserap peradangan isi usus asus
Tekanan osmotif
meningkat Gangguan sekresi Hiperperistltik
Kesempatan usus menyerap
Reabsorbsi didalam usus Sekresi air dalam elektrolit makanan
besar terganggu dalam usus meningkat
Merangsang usus
mengeluarkan isinya
DIARE
2. suhu meningkat
5. warna tinja lama kelamaan berwarna hijau karena bercampur dengan empedu
6. anus lecet
7. tinja lama kelamaan menjadi asam (karena banyaknya asam laktat yang keluar).
Mata cekung
Pengobatan :
Gelisah, rewel
Mata cekung
Pengobatan :
c. Tanpa Dehidrasi
Tidak cukup tanda-tanda untuk klasifikasi sebagai dehidrasi berat atau ringan sedang
Pengobatan :
Rujuk
e. Diare Persisten
Nasehati ibu tentang cara pemberian makan pada anak diare persisten
Derajat Dehidrasi
berdasarkan:
Yang diperiksa 0 1 2
Sangat kurang
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang
Sangat cekung
Mata Normal Sedikit cekung
Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung
Kering & sianosis
Mulut Normal Kering
Lemas >40
Denyut nadi/mata Kuat <120 Sedang (120-140)
Sumber : dikutip dari asuhan keperawatan anak dengan diare oleh Muhammad
Lattiifur Roofii
Keterangan :
Gejala klinis
Gejala klinis
Gejala klinis
Ringan Sedang Berat
Keadaan umum
Respirasi
Kulit
Menurut Suriadi (2010), ada beberapa bagian manifestasi klinis dari diare yaitu :
a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
c. Kram abdominal
d. Demam
f. Anorexia
g. Lemah
h. Pucat
a. Pemeriksaan tinja.
bila memungkinkan.
g. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit
mengenai penyakit.
darah
Cairan harus mengandung elektrolit, seperti oralit.Bila tidak ada oralit dapat diberikan
larutan gula garam.Cara melarutkan oralit lihat petunjuk kemasannya karena ada yang
untuk 1 liter atau 1 gelas. Untuk bayi dibawah umur 6 bulan, oralit dilarutkan 2 kali
lebih encer (untuk 1 gelas menjadi 2 gelas). Jika anak terus muntah/tidak mau minum
sama sekali perlu diberikan melalui sonde. Bila pemberian cairan peroral tidak dapat
dilakukan, dipasang infus dengan cairan Ringer Laktat (RL) atau cairan lain yang tersedia
setempat jika tidak ada RL atas persetujuan dokter, yang terpenting adalah apakah
tetesan berjalan lancar terutama pada jam-jam pertama karena diperlukan untuk segera
mengatasi dehidrasi.
Selama 4 jam pertama tetesan lebih cepat, selanjutnya secara rumat (lihat kecepatan
Jumlah tetesan permenit dikalikan 60, dibagi 15/20 (sesuai set infus yang dipakai).
Perhatikan tanda vital yaitu nadi, pernapasan, suhu dan tekanan darah.
Perhatikan frekuensi buang air besar anak apakah masih sering, apakah encer atau
Berikan minuman teh atau oralit 1-2 sendok setiap jam untuk mencegah bibir dan
a. Kebutuhan nutrisi
masukan nutrisinya menjadi kurang. Kekurangan kebutuhan nutrisi akan bertambah jika
pasien juga menderita muntah-muntah atau diare lama.keadaan ini menyebabkan makin
menurunnya daya tahan tubuh sehingga penyembuhan tidak lekas tercapai bahkan dapat
menaikkan daya tahan tubuh, pasien diare harus segera diberikan makanan setelah
dehidrasi teratasi dan makanan harus mengandung cukup kalori, protein, mineral,
vitamin. Jika bayi tidak minum ASI berikan susu yang cocok.
Komplikasi pada pasien diare yang paling sering ialah dehidrasi asidosis. Tetapi
Infeksi pada bagian yang dipasang infus atau terjadi hematoma Kelebihan cairan,
Gejala kelebihan cairan, mula-mula terlihat sembab, mengkilap pada kelopak mata bayi,
kemudian bengkak seluruh wajah. Jika berlanjut akan menyebabkan edema paru dan
terjadi sesak napas bila edema sampai pada otak akan menyebabkan pasien kejang. Oleh
Komplikasi pada kulit akibat seraknya berak–berak dan adanya asam laktat dalam tinja
dapat menyebabkan iritasi dan lecet pada anus dan sekitarnya. Untuk menjaga lecet
pada kulit, sehabis buang air besar dibersihkan dengan kapas (kapasnya
Kejang-kejang pada pasien yang diare bila bukan karena kebanyakan cairan dapat
karena hipoglikemia. Karena itu bila ada kejang pada pasien diperiksakan gula darahnya
Komplikasi lain bila diare menjadi kronis dapat menyebabkan pasien menderita
pasien diare harus diobati sesuai dengan penyebabnya agar dapat sembuh benar dan
Pasien yang menderita diare akan merasakan gangguan rasa aman dan nyaman karena
sering buang air besar sehingga melelahkan, apalagi pada pasien kolera yang defekasinya
oralit sampai beberapa gelas sudah tentu tidak menyenangkan, oleh karena itu perlu
yang penting:
1. Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan sehabis habis
2. Membiasakan anak defekasi dijamban dan jamban harus selalu bersih agar tidak ada
lalat.
6. Air minum harus selalu dimasak, bila sedang berjangkit penyakit diare selain air harus
a. Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit yang dibagi menjadi: Dehidrasi
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada
elektro kardiagram).
d. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili
f. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan
1. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga ada
intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji retensi
4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif
a. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun misalnya air gula,
sari buah segar, air teh segar, kuah sup, air tajin, ASI. Jangan memberikan air
kembang gula, sari buah air dalam botol karena cairan yang terlalu banyak mengandung
b. Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang mengandung campuran
gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi oral ( LRO ). LRO ini dibuat dengan
d. Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan pencegahan enterik
barang terinfeksi.
f. Penderita dan keluarganya dididik mengenal cara perolehan entero patogen dan cara
mengurangi penularan.
KONSEP ASKEP GEA PADA ANAK
1. Anamnese
a. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa
medis.
b. Keluhan Utama
Menggambarkan alasan seseorang masuk rumah sakit. Pada umumnya keluhan utamanya
yakni BAB lebih dari 3 kali sehari, konsistensi encer, mual muntah, perut sakit. Untuk
a) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor presipitasi
nyeri.
b) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah
c) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau
d) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan
skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan
fungsinya.
e) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama Frekuensi BAB meningkat dengan
bentuk dan konsistensi yang lain dari biasanya dapat cair dan berlendir/berdarah dan
dapat pula disertai gejala lain panas, muntah, anoreksia, nausea, vomiting.
Jika disebabkan infeksi parenteral (infeksi) diluar alat pencernaan, OMA infeksi.
Ada pasien yang menderita alergi makanan (diare yang disebabkan adalah alergi
terhadap makanan).
d) ADL
Eleminasi : BAB lebih dari 4x (bayi)/BAB lebih dari 3x (anak) dapat cair, lendir,
dan mengantuk
e) Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : kedaan dehidrasi ringan, kesadaran kompos mentis keadaan lebih dari
- Sistem kardiovaskuler : peningkatan jantung, nadi, TD menurun, nadi kecil dan cepat
- Sistem integumen : turgor menurun, panas, pucat, kapiler refill melambat, warna
Komponen Dehidrasi
Pengkajian
Ringan Sedang Berat
> 1,025
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari pasien serta dalam memahami tingkat
tindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dan tindakan kolaborasi (Nurlatifah, Gita,
2010).
5. Evaluasi Keperawatan
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan
respon klien disebut evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan
target tujuan yang diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil. Terdapat dua jenis
A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI
Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.
Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition,