Anda di halaman 1dari 5

Nama : Jujur Veri Tua Hutajulu

Npm : 184210330

Kelas : Agribisnis 5 C

Matkul : Manajemen Perbankan Syariah

Dosen Pengampu : Ilma Satriana Dewi, SP, M.Si

Soal :

Perinsip 5C dalam penyaluran pembiayaan dari perbankan syariah, sebagai bentuk


kehati-hatian Bank unutk mencapai tujuan nya.

Jawaban .

Perbankan sebagai lembaga keuangan yang banyak dipercaya oleh


masyarakat, tentu mempunyai sistem kerja yang profesional. Dari cara kerja
profesional tersebut, bank memperoleh banyak keuntungan yang lebih besar dari
lembaga keuangan lainnya. Namun untuk mendapat bayak keuntungan, bank
menjadi lebih “sensitif” dalam mengelola aliran kredit yang akan diberikan
kepada nasabah. Salah satu wujud kesensitifan tersebut ditunjukkan lewat prinsip
5C.

Prinsip adalah sikap yang dianggap baik dan dijadikan pedoman dalam
mengambil suatu keputusan. Sedangkan 5C merupakan ukuran yang dipakai oleh
bank untuk menganalisis dan monitoring pengajuan pembiayaan dari nasabah
dengan melihat aspek (character, capacity, capital, collateral, dan condition of
economy). Dapat disimpulkan prinsip 5C meiliki pengertian sebagai pedoman
perbankan dalam mengambil keputusan apakah nasabah layak atau tidak
menerima pembiayaan dari pihak bank. Dengan menekan pada prinsip 5 C
pengolala lembaga keuangan dapat mempertimbangkan secara teliti kemmapuan
debitur untuk membayar dalam waku yang telah ditentukan.

Menurut Ismail (2010:112-116) agar memperoleh keyakinan dalam hal


pembayaran yang akan dilakukan di masa mendatang oleh debitur, maka
disarankan mengggunakan standar minimal yang telah diterapkan yaitu
menggunakan prinsip 5C dalam menganalisis keadaan debitur. Prinsip 5C tersebut
tediri dari:

1. Character

Menjadi bahan penting bagi bank syariah melihat kepribadian dan watak
calon debitur sebelum menerima pengajuan peembiayaan. Lembaga keuangan
akan melakukan analisis mendalam terhadap kemampuan calon debitur, sehingga
akan muncul wiliingness to repay dari calon debitur, yaitu keyakinan bahwa
jumlah dan waktu pembayaran yang diberikan kepada debitur sudah tepat dan
dapat melakukan pembayaran tepat waktu.

Berikut cara yang dilakukan pihak bank dalam analisis karakter dapat
dapat dilakukan antara lain :

a) Bank dapat melakukan penelitian dengan melakukan BI Cheking yaitu


melakukan penelitian terhadap calon nasabah dengan melihat data calon nasabah
dengan menggunakan komputer yang online dengan Bank Indonesia.

b) Dalam hal debitur masih baru dan belum memiliki pinjaman di bank
lain maka cara efrektif yang ditempuh yaitu dengan meneliti calon nasabah
melalui pihak-pihak lain yang mengenal dengan baik calon nasabah dan rekan
usahanya. Dengan memperoleh dari pihak lain tentang calon debitur, maka bank
akan lebih yakin terhadap character calon nasabah.

c) Wawancara secara langsung kepada nasabah dan dengan pihak yang


disebut calon nasabah dan tidak tinggal serumah dengan calon nasabah.

d) Bank juga perlu mendapatkan informasi dari perusahaan tempat calon


nasabah tersebut bekerja, hal ini sering dilakukan pihak bank biasanya dengan by
phone dengan pihak yang dikenal oleh calon nasabah tersebut.

2. Capacity

Kemampuan nasabah yang melakukan permohonan pembiayaan juga perlu


dilakukan pihak bank. Terutama erkait sumber utama pemasukan calon debitur
tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh pihak bank untuk
mengetahui kemampuan keuangan calon debitur adalah sebagai berikut :

a) Melihat laporan keuangan debitur, didalam laporan keuangan calon


debitur maka akan dapat diketahui sumber dana calon nasabah, dapat dilihat dari
laporan arus kas maka akan dapat diketahui laporan keuangan secara tunai dari
calon nasabah.

b) Memeriksa slip gaji dan rekening tabungan, cara lain yang dapat di
tempuh oleh Bank, bila calon nasabah bukan bekerja di perusahaan, akan tetapi
pegawai, maka bank akan meminta fotocopy slip gaji 3 bulan terahir dan
didukung oleh rekening tabungan sekurang-kurangnya untuk 3 bulan terahir, data
fotocopy slip gaji dana rekening tabungan maka akan dapat di analisis dari sumber
dana calon nasabah. Asumsi ini untuk kondisi keuangan setelah mendapatkan
kredit bank.

c) Survey ke lokasi usaha calon nasaba. Hal ini perlu digunakan untuk
mengetahui usaha calon nasabah dengan melakukan pengamatan secara langsung.

3. Capital

Modal diperlukan sebagai ukuran persen dana calon debitur yang


dilibatkan dalam pembiayaan yang diadakan. Semakin besar dana yang dilibatkan
oleh calon debitur akan semakin menambah kepercayaan pihak bank.

Cara yang ditempuh pihak bank untuk mengetahui capital adalah sebagai
berikut :

a) Laporan keuangan debitur. Dalam hal calon nasabah adalah


perusahaan, maka struktur modal penting untuk menilai tingkat debt to equity
ratio, perusahaan dianggap kuat dengan menghadapi berbagai resiko apabila
jumlah modal sendiri yang dimiki cukup besar. Analisis kuangan ini dapat
dilakukan apabila calon debitur merupakan perusahaan.

b) Uang muka yang diperoleh untuk membayarkan kredit, dalam hal calon
nasabah merupakan perorangan, dan tujuan penggunaan kredit jelas, misalnya
kredit untuk pembelian rumah, maka analisis capital tersebut dpat diartikan
sebagai jumlah uang muka yang dibayarkan oleh calon nasabah kepada
pengembang.

c) Semakin besar uang muka calon nasabah yang dibayarknan untuk


rumah tersebut semakin besar harapan bagi bank untuk calon nasabah
kemungkinan kredit tersebut akan lancar.

4. Collateral

Anggunan adalah jaminan yang digunakan sebagai alternatif pembayaran


kedua apabila dikemudian hari terjadi hal diluar kesepakatan, seperti tidak
membayar angsuran. Maka anggunan akan digunakan untuk membayar
pembiayaan yang diberikan.

Jaminan harus dinilai dan diprediksi colleteral valution (ketetapan nilai


jaminan, liquidity (proses liquiditas (proses liquiditas cepat atau lambat) . dapat
melakukan penjualan terhadap anggunan. Hasil penjualan anggunan digunakan
sebagai sumber pembayaran kedua ungtuk melunasi pembiayaannya. Bank tidak
akan memberikan kredit yang melebihi dari nilai jaminan, kecuali untuk kredit
program atau kredit khusus yang kadang-kadang juga tidak ditutup dengan
anggunan yang memadai.

5. Condition of economy

Bagian ini merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian calon


debitur di masa yang akan datang. Bank membutuhkan analisis terkait sektor
usaha calon debitur yang dikolaborasikan dengan kondisi ekonomi diluar usaha
calon debitur.

Condition of economy merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian,


bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon debitur dikaitkan dengan
kondisi ekonomi. Dalam praktik perbankan, untuk calon nasabah yang
mengajukan kredit komsumif, maka pada umumnya bank tidak melakukan
analisis terhadap condition of economy yang dikaitkan dengan calon debitur. Di
dalam prinsip 5C, setiap permohonan kredit calon debitur telah dianalisis secara
mendalam sehingga hasil analisis sudah cukup memadai.

Dan Pada dasarnya, adanya prinsip 5C ini diadakan untuk dengan harapan
sebagai bahan referensi terutama bagi para analis kredit perbankan. Karena bank
tentu tidak mau asal memberikan kredit mereka kepada nasabah.

Bagi orang bank, nasabah yang memenuhi kriteria 5C adalah orang yang
sempurna untuk mendapatkan pembiayaan mereka. Bank melihat orang yang
mempunyai karakter kuat, kemampuan mengembalikan uang, jaminan yang
berharga, modal yang kuat, dan kondisi perekonomian yang aman bagaikan
sebuah mutiara. Orang seperti inilah yang dianggap nasabah potensial untuk
diajak bekerja sama atau orang yang layak mendapatkan penyaluran kredit.
Pendeknya orang yang bisa memenuhi prinsip 5C yang baik adalah manusia yang
ideal.

Anda mungkin juga menyukai