Anda di halaman 1dari 13

TEORI ORGANISASI DAN

KEPEMIMPINAN
Budaya Organisasi Perusahaan
Indonesia Air Asia

Nama : Jujur Veri Tua Hutajulu


Npm : 184210330
Kelas : Agribisnis 4 C
Pengertian Budaya
Organisasi

Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem


nilai-nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi
(assumptions), atau norma-norma yang telah berlaku, disepakati dan
diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku
dan pemecahan masalah-masalah organisasinya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi
merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang diyakini
dan dijiwai oleh seluruh anggotanya dalam melakukan pekerjaan
sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan
merasakan terhadap masalah-masalah terkait, sehingga akan menjadi
sebuah nilai atau aturan di dalam organisasi tersebut.
Fungsi Budaya Organisasi

Pertama, budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya
menciptakan pembeda yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
Kedua, budaya organisasi membawa suatau rasa identitas bagi anggota-anggota
organisasi. Ketiga, budaya organisasi mempemudah timbul pertembuhan komitmen
pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan individual. Keempat, budaya
organisasi meningkatkan kemantapan sistem sosial.
Dalam hubungannya dengan segi sosial, budaya berfungsi sebagai perekat sosial
yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar
yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
Dengan demikian, fungsi budaya organisasi adalah sebagai perekat sosial dalam
mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-
ketentuan atau nilai-nilai yang harus diakatakan dan dilakukan oleh anggota organisasi.
Prinsip Dasar Air Asia

Prinsip dasar Air Asia adalah menyadari bahwa bisdang usaha ka,i mewajibkan
kami bertanggung jawab atas nyawa orang lain. Kami memenuhi tanggung jawab
tersebut melalui keselamatan dan kualitas opersionnal kami. Kami bekerja dengan
tingkat integeitas tertinggi dan secara proaktif melampaui standart industri. Disaat
yang bersamaan, kami tetap menghormati semua pihak dan turut melestarikan
lingkungan.
Visi dan Misi Penerapan Budaya Organisasi Pt Indonesia Air Asia
 Visi
mengembangkan perseroan agar menjadi maskapai berbiaya hemat terbesar di indonesia dan memberikan
layanan yang terbaik kepada masyarakat Indonesia dengan menyediakan konektivitas dengan biaya yang
terjangkau.
 Misi
 Menjadi lapangan pekerja terbaik
Kami bertekad untk menjadi perusahaan tderbaik yang memperlakukan karyawan sebagai bagian dari keluarga.
 Menjadi brand asean yang diakui secara global
Sebagai bagian dari grub AirAsia, kami memiliki visi berperan serta dalam mejadikan AirASia sebagai
perusahaan yang diakui secara global.
 Konsisten dalam memberikan harga yang terjangkau
Kami beekomitmen untuk memberikan layanan penerbangan dengan harga yang terjangkau sehingga semua
orang bisa terbang denag AirAsia.
 Memastikan Kualitas Layana dan Produk
Kami memastikan bahwa seluruh produk yang ditawarkan memiliki kualitas tertinggi dan kami akan terus
berinovasi untuk meningkatkan efisinsi dan disaat yang sama terus meningkatkan kualiatas layanan
ANALISIS PENERAPAN BUDAYA ORGANISASI DI PT. INDONESIA AIRASIA

 Strategi dan Pelayanan


Dalam industri penerbangan faktor kunci yang menentukan kinerja perusahaan penerbangan
adalah strategi yang berhasil, kepuasan penumpang, ketepatwaktuan jadwal serta keselamatan
penerbangan
 - Dipimpin oleh orang yang terkenal di bidangnya yaitu Tony Fernandes (Air Asia), seorang
pekerja keras.
 - Memilih Low Cost Carrier sebagai strategi bisnis, yaitu penerbangan dengan berbiaya murah.
Jenis strategi ini bisa dibilang merubah paradigma mengenai penerbangan yang mahal dan tak
terjangkau masyarakat.
 - Menggunakan Performanced Based Culture sebagai salah satu strategi di SDM. Artinya
apabila pegawai tersebut tidak mematuhi target atau perintah maka akan sangat mudah dikeluarkan
dan lebih fokus pada produksi. Pegawai yang produksi lebih akan diberikan sejumlah nilai (uang)
yang lebih.
Lanjutan
 - Sangat fokus pada masalah Keselamatan, Indonesia Air Asia mempercayakan seluruh
perawatan armadanya di Garuda Maintenance Facilities (GMF). Di tempat tersebut,
dilakukan pemeriksaan rutin dan pemeriksaan pemeliharaan tingkat rendah "A" check,
hingga pemeliharaan tingkat tinggi "C" check.
 - Kursi: Indonesia Air Asia tidak menggunakan nomor kursi untuk menghindari bottle
neck saat antrian, Penumpang bernomor kursi kecil yang masuk lebih dahulu, akan
menghambat jalan penumpang bernomor kursi besar. Untuk memastikan ini tidak terjadi,
Indonesia Air Asia dengan cerdik menyediakan kartu putih dan merah. Penumpang yang
diberi kartu merah akan didahulukan masuk pesawat, karena ia akan dipegang oleh
penumpang yang duduk di belakang. Penghematan beberapa menit akibat metode ini amat
sangat berarti.
 - Pesawat: Indonesia Air Asia menggunakan pesawat yang rata-rata lebih tua
dibandingkan maskapai lainnya, mungkin karena karena start-up costnya lebih murah,
investor obligation juga lebih rendah.
 - Cabin: Tray table Indonesia Air Asia dipenuhi dengan sticker promosi produk
tertentu, Cabin Air Asia adalah sarana promosi.
 - Tepat Waktu: Fast Ground Turn Around Indonesia Air Asia lebih cepat dibandingkan
maskapai lainnya, hanya 25 menit saja.
Lanjutan

 - Pelayanan : Pramugari Indonesia Air Asia lebih tak berjarak dengan penumpang,
mereka lebih ramah, tanpa segan mengobrol dengan penumpang sebagai bagian dari
customer intimacy strategy. Pramugari Indonesia Air Asia lebih menikmati
pekerjaannya, senyuman mereka terlihat ikhlas, dalam service script selalu disebutkan
nama pramugari yang bertugas sehingga kita merasa mengenali mereka. Service script
Air Asia dengan cerdik memasukkan kalimat penyebutan nama sang pramugari, the
primary person, dalam istilah Air Asia. Kesan yang muncul, di Air Asia, pramugari
ditonjolkan sebagai sebuah pribadi. Pramugari adalah mahluk cantik bernama dan
dapat dikenali, tak perlu berjarak dengan penumpang. Pramugari adalah service
ambassador, dan definitely ia merupakan source of customer loyality.
Berikut ini ciri-ciri Budaya Pt indonesia Air Asia:

1. Tak ada ruang kerja pribadi


 AirAsia tidak mengenal sistem hirarki. Jangankan para karyawan, Tony Fernandes saja
tidak memiliki ruang kerja sendiri. Dia duduk berbaur di ruangan terbuka yang sama
dengan yang lain. 
 Tidak hanya itu, budaya keterbukaan ini juga membebaskan semua karyawan untuk
dapat menghampiri Tony Fernandes kapan pun. Jika ada keperluan, mereka bebas
menghubunginya langsung melalui telepon, SMS ataupun email tanpa harus melalui
prosedur berbelit-belit. 
2. Keluarga, bukan rekan kerja
 Hubungan yang dijunjung tinggi di antara karyawan AirAsia (disebut Allstar) adalah
keluarga dan semua diperlakukan sebagai keluarga. Sebagai keluarga besar, semua
anggota didorong untuk menjadi kreatif dan memiliki passion untuk apa yang mereka
lakukan.
3. Pabrik pencetak mimpi
 Di AirAsia, semua diajak untuk menggali serta meraih mimpinya.
Lanjutan ....

4. Bekerja karena terinspirasi


 Inspirasi adalah unsur penting dalam bekerja. Sebagai sumber inspirasi, “Now
Everyone Can Fly” bicara lebih dari sekedar memenuhi kursi pesawat dan meraih
profit. Karyawan AirAsia melayani para penumpang agar semua dapat pergi ke
tempat-tempat yang tadinya hanya sebatas mimpi karena mahalnya tiket pesawat
serta dapat mengunjungi orang-orang yang dikasihi lebih sering lagi.
5. Tidak pandang bulu
 Tiap orang dinilai berdasarkan prestasi dan kemampuan mereka. Ras, agama, usia
dan jenis kelamin tidaklah menjadi penentu. Apapun latar belakang seseorang,
selama dia mampu dan berprestasi, penghargaan dan promosi akan diberikan
sesuai kelayakan masing-masing.
Standar Etika Budaya Organisasi jajaran Manajemen dan
Karyawan
1. Prilaku Atasan Jajaran Manajemen dan Karyawan
a) memberikan contoh serta teladan yang baik dan tanggapan terhadap aspirasi bawahan serta
bersedia menaggung resiko dan tanggung jawab jabatannya.
b) Memberikan bimbingan dan pembinaan kepada bawahan untuk bekerja secara produktif, memberikan
kesempatan untuk mengembangan karir serta tidak menjeru uskan bawahan pada tindakan yang
tercela.
c) Menerima ide dan masukan dari bawahan sebagai pertimbangan pemngambilan keputudsan.
d) Mendengarkan keluhan banwahan dan membantu solusi praktis
e) Mendorong budaya kepatuhan dan kebijakan perseroan
f) Tidak melakukan intemidasi atau tekanan, penghinaan, dan pelecehan terhadap bawahan. dll
2. Prilaku sebagai Bawahan Terhadap Atasan.
a) bekerja jujur dan profesional dalam menjalankan tugas dengan penuh
tanggung jawab.
b) Bersikap dan bertingkah laku santun terhadap atasan dan sesama insan perseroan.
c) Selalu berusaha meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan perfesionalisme
dalam melaksanakan tugas.
d) Memberikan saran dan masukkan yang positif kepada atasan.
e) Berani dan bebas mengeluarkan pendapat secara santundalam mendiskusikan
kebijakan atasan yang tidak sesuai dengan aturan dan/atau tujuan perseroan dan
menyampaikan saran untuk perbaikan.
f) Tidak membahas secara negatif kebijakan atasan dengan sesame bawahan yang
berpotensi mengundang fitnah dan kontra produktif terhadap kinerja perseroan.
g) Memberitahukan dan meminta izin kepada atasan apabila ada keperluan atau
kepentingan, baik untuk kepentingan perseroan maupun bukan, yang
menggunakan waktu kerja.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai