Anda di halaman 1dari 19

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT
Dr. Ir. Marliati M,Si

Nama : Jujur Veri Tua Hutajulu


Npm : 184210330
Kelas : Agiribisnis 5 C
A. Kriteria garis kemiskinan menurut Sajogyo
Garis kemiskinan di Indonesia secara luas digunakan pertama kali dikenalkan oleh
Sajogyo pada tahun 1964 yang diukur berdasarkan konsumsi setara beras per tahun. Menurut
Sajogyo terdapat tiga ukuran garis kemiskinan yaitu miskin, sangat miskin dan melarat yang
diukur berdasarkan konsumsi per kapita per tahun setara beras sebanyak 480 kg, 360 kg dan
270 kg untuk daerah perkotaan dan 320 kg, 240 kg dan 180 kg untuk daerah pedesaan.
Garis kemiskinan Sajogyo lebih rendah dibandingkan garis kemiskinan BPS, sehingga
jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan akan lebih rendah setiap tahunnya.
Ukuran Sajogyo tidak menunjukkan penurunan tingkat kemiskinan yang “mulus” seperti
versi BPS, tetapi menunjukkan penurunan substansial baik kemiskinan yang terjadi di
pedesaan maupun perkotaan. Ukuran kemiskinan Sajogyo mempunyai dua kelemahan.
Pertama, Sajogyo hanya mengandalkan satu harga, yaitu harga beras. Kedua, beras
merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia, akan tetapi porsinya dalam
anggaran keluarga turun bahkan di keluarga miskin porsinya turun dengan cepat.
B. Permasalahan Penerapan Teknologi budaya
Dengan teknologi tentunya bisa menyebabkan terjadi proses perubahan sosial
dan kebudayaan seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan-penemuan baru,
pertentangan masyarakat, pemberontakan dan reformasi dalam proses moderenisasi
teknologi. Modernisasi mencakup proses sosial budaya yang ruang lingkupnya
sangat luas sehingga batas-batasnya tidak bisa ditetapkan secara mutlak. Fenomena
ini memang sudah banyak dikaji, namun demikian tetap menarik untuk terus menjadi
kajian tersendiri dalam kaitannya dengan perubahan budaya dalam masyarakat
seiring berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi.
Karena dengan menggunakan media ini banyak hal yang dapat kita lakukan dan
lebih banyak sumber ilmu pengetahuan yang dapat kita akses. Selanjutnya
memunculkan permasalahan bagaimana dampak dan pengaruh teknologi terhadap
pergeseran nilai-nilai budaya dalam batasan dalam lingkupan teknologi informasi
dan komunikasi.
Beberapa dampak nyata dari keberadaan serta perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi antara lain:
Lanjutan...

Pertama. Menciptakan kolonialisme. Kesenjangan akan selalu ada di muka bumi


dan begitupun kesenjangan arus informasi yang ada. Munculnya teknologi komunikasi
menyebabkan arus informasi dari negara maju ke negara berkembang adalah tidak
seimbang. Ketidakseimbangan ini menyebabkan  masyarakat  negara  tertentu  lebih
banyak mengonsumsi informasi dari negara yang maju. Sehingga memungkinkan
munculnya kolonialisasi. Bukan taktik imperialisme dalam penaklukan negara lain
melalui akuisisi tanah dan wilayah, melainkan berupa penjajahan melalui arus informasi
dan komunikasi.
Kedua, Menciptakan ketergantungan. Dengan segala kemudahan yang diberikan
oleh teknologi informasi dan komunikasi, maka masyarakat seolah dimanjakan oleh
ketersediaan segala kebutuhanya. Sebagian besar masyarakat pengguna teknologi
informasi dan komunikasi saat ini kian enggan untuk menggunakan alat-alat manual
dan mulai meninggalkan pola-pola komunikasi interpersonal untuk alasan efektivitas
dan efisiensi. Sesuatu yang berlangsung lama inilah yang menyebabkan perubahan
kebudayaan pada suatu masyarakat. Misalnya adalah penggunaan jejaring sosial
ataupun situs pertemanan melalui media internet yang sering dijadikan tolak ukur
eksistensi seseorang
Lanjutan...

Ketiga. Perubahan sistem nilai dan norma. Perubahan tidak dapat luput dari dua
sifatnya, konstruktif dan destruktif. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi
dan komunikasi serta pemanfaatannya, perubahan sistem dan norma pun tidak dapat
dihindari.
Perubahan konstruktif terjadi ketika pemanfaatan teknologi digunakan untuk hal baik,
bersifat profesional dan berintegritas. 
C. Permasalahan Tingkat Pendidikan
Ada begitu banyak permasalah yang disebabkan jika tingkat pendidikan petani kurang
 1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
yang mana ini menyebabkan ketertinggalannya petani dalam mengelolah lahan
dalam menggunakan alat alat teknologi yang baru, contohnya seperti traktor yang
digunakan dalam pengeohan lahan.
 2. Rendahnya pengetahuan tentang pertanian yang modern
 3. Tidak terbukanya pikiran yang inovatif dan kreatif para petani karena kurangnya
pengetahuan yang didapat karena tingkat pendidikan yang kuarang.
  4. Rendahnya Prestasi petani
Dengan keadaan yang demikian itu pencapaian prestas petani pun menjadi tidak
memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia
di dunia internasional sangat rendah. Kurangnya prestasi ini karena minimnya
pengetahuan petani tersebut dalam mengelolah lahan pertaniiannya
Lanjutan...

 5. Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan petani


Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat
pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan
kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah
ketidakmerataan tersebut. 
 6. Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan petani
  7. Mahalnya Biaya Pendidikan bagi petani
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi
mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan.
Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT)
membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang
miskin tidak boleh sekolah.
D. Permasalahan Pemasaran

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya permasalahan pemasaran petani ialah :
 Terlalu lambat dalam menyesuaikan perkembangan dunia digital
Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat perubahan yang cukup revolusioner dalam
dunia marketing. Perubahan yang cukup mendadak ini tidak memberikan waktu yang cukup pada praktisi
marketing untuk belajar beradaptasi dan mengetahui segala hal yang mereka perlukan untuk menghadapi
digitalisasi.
Belajar secara cepat (fast learning), bahkan adaptasi yang cepat serta eksekusi yang sempurna menjadi
sangat penting bagi perusahaan yang ingin berada di posisi atas dalam dunia bisnis digital. Pemasaran
melalui media sosial, Google dan alat-alat analisa seperti Google Analytics dapat membuka kesempatan
baru bagi para praktisi marketing yang dapat beradaptasi secara cepat dalam dunia digital.
  Tidak Mengajukan Pertanyaan
Pada saat ini, praktisi marketing memiliki semua alat dalam berkomunikasi, tetapi terkadang dapat
melupakan satu hal yang penting yaitu mendengarkan audiens. Baik dari klien atau pelanggan
yang potensial, terkadang praktisi marketing mengalihkan perhatian mereka dari memahami sudut
pandang menjadi memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan penjualan
dari perusahaan.
Lanjutan...

 Tidak Menyiapkan Budget Yang Cukup


Hal ini merupakan masalah yang paling umum yang dihadapi oleh praktisi marketing,
terkhususnya yang bekerja di dalam suatu agensi. Anda sudah menyusun strategi yang baik,
dan menganjurkan budget, tetapi klien anda memotongnya kembali. Mengetahui budget yang
tepat diperlukan untuk membantu anda mendapatkan hasil yang sesuai dengan strategi yang
anda buat. Praktisi marketing yang percaya diri dan siap dalam menentukan budget nya akan
lebih baik dalam memahami keinginan klien. 
 Gagal Menentukan Titik Penjualan Yang Tepat
Sangat disayangkan, beberapa praktisi marketing kesulitan dalam menentukan titik penjualan
yang unik. Sebagai salah satu konsekuensi yang dihadapi dalam dunia digital saat ini,
konsumen memiliki akses yang lebih banyak terhadap merek (brand). Karena itulah praktisi
marketing seringkali memprediksi sulitnya mencari hal yang unik dalam menjual mereknya.
Meskipun demikian, hal ini tidak boleh dianggap remeh begitu saja karena titik unik
penjualan dapat meningkatkan tingkat konversi perusahaan hampir sebanyak 33,8%.
 
E. Permasalahan Kepemilikan Lahan
 Ketimpangan kepemilikan lahan antara rakyat dan pemerintah dianggap menjadi pemicu konflik agraria di
Tanah Air.
Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Dewi Kartika mengatakan, ketimpangan struktur
agraria menjadi penyebab timbulnya konflik ekologis. Sehingga, permasalahan ini menyebabkan konversi dari
pertanian menjadi non-pertanian.
"Hilangnya kepemilikan lahan milik rakyat menimbulkan masalah hilangnya generasi petani dari tahun ke
tahun. Ketiadaan akses ini, otomatis menimbulkan kemiskinan di pedesaan sehingga mendorong rakyat desa
melakukan urbanisasi besar-besaran ke kota, yang juga tidak menjamin kehidupan mereka di kota," ujarnya dalam
diskusi Penyelesaian Konflik Pertanahan Dalam Perspektif HAM di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (14/5).
Menurutnya, dari 68% aset kekayaan nasional, penduduk hanya menguasai 1%-nya saja, utamanya di
Indonesia. Sehingga menyebabkan ketimpangan dan menunjukkan ketidakadilan negara.
"Berdasarkan data KPA, ada 410 konflik agraria dalam 1 tahun, yang tertinggi adalah dari sektor perkebunan.
Pada 2018 ada sekitar 73% kasus yang 60%-nya terjadi di komoditas kelapa sawit. Jika diakumulasi maka selama 4
tahun dari 2015-2018 ada 1.769 letusan konflik agraria," jelasnya.
Menurut Dewi, dari sisi luasan pada 2018 ada sekitar 807.177.613 hektar dalam status konflik agraria. Konflik
terbesar pertama dari sektor perkebunan 591.640.32 hektare dan kehutanan 65.669.52 hektare. "Meningkatnya
konflik ini tidak diimbangi dengan penyelesaian konflik. Kekerasan juga masih dilakukan oleh aparat yang dibayar
oleh perusahaan untuk mengatasi konflik ini," terangnya. Menanggapi hal ini, pihaknya telah mengusulkan kepada
pemerintah untuk menyelesaikan sekitar 461 konflik agar segera diselesaikan dengan HGU BUMN & Swasta.
F. Permasalahan Sikap Mental
Mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan dan
akan ikut menentukan kecenderungan perilaku individu terhadap manusia lainnya atau
sesuatu yang sedang dihadapi oleh individu, bahkan terhadap diri individu itu sendiri disebut
fenomena sikap. Fenomena sikap yang timbul tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang
sedang dihadapi tetapi juga dengan kaitannya dengan pengalaman-pengalaman masa lalu,
oleh situasi di saat sekarang, dan oleh harapan-harapan untuk masa yang akan datang. Sikap
manusia, atau untuk singkatnya disebut sikap, telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh
para ahli (Azwar, 2007).
Thurstone mengatakan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negative terhadap
suatu objek psikologis (dalam Azwar, 2007). Sikap atau Attitude senantiasa diarahkan pada
suatu hal, suatu objek. Tidak ada sikap tanpa adanya objek (Gerungan, 2004). LaPierre
mengatakan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi, atau kesiapan antisipatif,
predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap
adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Menurut Petty & Cacioppo
secara lengkap mengatakan sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap
dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu-isu.
Lanjutan...

 Faktor-faktor yang dapat menyebabkan pengaruh sikap terhadap perilaku siksp mental :
Ajzen,1987 (Baron,2004), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap
perilaku sikap mental diantaranya:
a. Attitudes toward a behaviour ( sikap terhadap tingkah laku). Evaliasi positifatau negative
dari tingkah laku yang di tampilkan ( apakah seseorang tindakan itu akan menimbulkan
konsekuensi positif atau negative )
b. Norma subjective ( norma subjektif ) persepsi seseorang apakah orang lain akan
menyetujui atau menolak tingkah laku tersebut
c. Perceived behavioural control ( kontrol tingkah laku yang di presepsikan ) penilaian
terhadap kemampuan sikap untuk menampilkan tingkah laku.
G. Permasalahan Akses Modal
Salah satu unsur terpenting dan mendasar dalam proses pembangunan pertanian adalah pada unsur
sumber daya manusianya, yaitu petani. Petani berperan dalam proses budidaya hingga produksi hasil
pertanian. Petani adalah orang yang bergerak dalam usahatani, mulai dari pengolahan lahan, budidaya
tanaman sampai dengan memanen hasil yang akan digunakan untuk kepentingan pribadi maupun
dipasarkan. Petani harus menjadi unsur yang paling diperhatikan dalam pembangunan pertanian.
Hingga saat ini muncul berbagai permasalahan yang dihadapi petani Indonesia. Jika dilihat lebih
mendalam soal permasalahan petani, dapat dikatakan bahwa masalah utama petani adalah bagaimana
cara mereka mendapatkan hasil panen yang maksimal. Jika petani tidak bisa mendapat hasil panen yang
maksimal, maka tidak akan didapat pula penghasilan. Padahal penghasilan ini yang nantinya akan
dibuat untuk mencukupi kebutuhan hidup maupun untuk memulai usahataninya kembali. Petani dalam
memulai usahataninya pasti membutuhkan input berupa modal, baik berupa uang maupun sarana
produksi pertanian. Apalagi jika petani mengalami kerugian dalam proses usahataninya, baik karena
iklim ekstrem maupun hama dan penyakit tanaman.
Permodalan adalah permasalahan paling mendasar yang sering dihadapi petani. Modal sering
menjadi kendala seorang petani dalam melakukan usahataninya. Keterbatasan modal juga membuat
kuantitas dan kualitas hasil yang didapat petani tidak maksimal. Permasalahan modal ini juga menjadi
penyebab utama banyaknya petani yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Lanjutan...

namun sifatnya pinjaman. Pemerintah melalui bank milik negara sudah menyediakan
fasilitas melalui kredit. Namun, menurut Saputra (2003) dalam penelitiannya di Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian tentang aksesibilitas petani kecil pada
sumber kredit, petani kecil atau miskin memiliki banyak kendala untuk mendapat akses modal
ke lembaga formal seperti bank, di antaranya: 
 1. Petani tidak memiliki agunan sertifikat tanah.
 2. Pembayaran secara bulanan tidak sesuai dengan usahatani yang memberikan siklus
produksi musiman.
 3. Petani kecil umumnya belum familier dengan prosedur administrasi yang rumit.
karena hal diatas lah penyebab permasalahan akses modal bagi petani karena mereka
takut petani tidak bisa membayarnya .
H. Dukungan Pemerintah

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementerian Pertanian


(Kementan) Agung Hendriadi mengatakan bahwa Kementan telah menyusun kebijakan
pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Hal itu sesuai dengan misi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk
menempatkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani sebagai tujuan akhir dan satu
satunya tujuan dalam pembangunan pertanian.
Apa saja isi kebijakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan yang selesai disusun
Kementan ini? 
 Pertama, identifikasi parameter (kemampuan) yang berpengaruh yang dapat digerakkan
oleh Kementan, maupun yang perlu dukungan sektor lain.
 Kebijakan kedua, yakni daya ungkit dan sensitifitas masing-masing parameter terhadap
pencapaian tujuan berdasarkan analisis sensitifitas.
 Ketiga, yakni kajian dampak dan efek ganda dari kebijakan yang dirumuskan, dari
pendekatan kesisteman.
Lanjutan...

Secara berturut-turut meliputi rehabilitasi infrastruktur dan sarana seperti alsintan, pupuk,
benih, pestisida. Serta, pendampingan dan penguatan sumber daya manusia.
 Keempat, penanganan pasca panen, dan pengendalian harga adalah parameter pengungkit
yang mendapat prioritas dalam penyusunan program terobosan yang disesuaikan dengan
kebutuhan lapang.
Dari data Kementan, setelah dua tahun berjalan tahun pemerintahan Joko Widodo,
program terobosan tersebut telah diimplementasikan melalui kerja sama dengan sektor lain.
Misalnya saja, program tiga juta hektar infrastruktur irigasi telah direhabilitasi, 180.000
unit alat sistim pertanian telah diadakan, embung sebanyak 3.771 unit telah dibangun, bantuan
benih dan pupuk untuk tujuh juta hektar.
 "Kebijakan lain, ada juga pengendalian pasca panen dan harga melalui pendampingan
intensif, Asuransi Usaha Tani, kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), dan
pemangkasan rantai distribusi melalui toko tani indonesia dan rumah pangan kita,"
I. Penerapan Keterampilan
Di bidang keterampilan, keterampilan petani juga dinilai masih rendah karena petani kecil
tidak memiliki sumber pendapatan khususnya pada saat kegiatan pemeliharan berlangsung.
Mereka hanya mengandalkan hasil panen saat ini untuk membiayai operasional masa tanam
berikutnya. Inilah salah satu hal yang bisa menghambat diversifikasi ekonomi. 
 Minimnya akses informasi
Minimnya akses informasi ini membuat petani hanya sekadar mengandalkan informasi dari
pasar yang akhirnya dapat memunculkan ketimpangan informasi dan kesulitan bernegoisasi.
Akibatnya banyak petani yang menjual hasil produksinya dengan sistem ijon. 
 Kurangnya penerapan teknologi pertanian
Meskipun pemerintah tingkat kabupaten sudah berbuat banyak, namun kemauan petani untuk
menerapkan teknologi pertanian masih minim. Padahal perkembangan dunia pertanian sekarang
ini sangat tergantung dengan penguasaan teknologi. Pola pikir inilah yang harus diubah, agar
dapat mengubah petani tradisional menjadi petani modern. 
Lanjutan...

 Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro ,
paradigma pertanian di Indonesia harus digeser. Bukan lagi pada produksi pangan dan berbagai
program subsidi seperti pupuk, melainkan lebih pada orientasi mensejahterakan petani. Salah
satunya dengan menggalakan pola agribisnis yang mampu menciptakan kesejahteraan lebih baik
bagi petani. Sehingga pemerintah harus bisa membantu petani dalam menciptakan keterampilan
yang baik dengan cara :
 Melakukan arahan atau pengajaran yang benar dalam penerapan penggolahan bertani.
 Menyediakan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan petani dalam menciptakan keterampilan
yang baru
 Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai