Anda di halaman 1dari 12

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

“Pengenalan Wilayah Kerja


Pemberdayaan Masyarakat”
Nama : Jujur Veri Tua Hutajulu
Npm : 184210330
Kelas : Agribisnis 5 C
A. Makna Pengenalan Wilayah Kerja
Fasilitator
Didalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, seorang penyuluh /
fasilitator Tidak cukup hanya mengenal masyarakat penerima manfaatnya
saja, tetapi juga harus mengenal beragam kekuatan yang mempengaruhi
proses perubahan, baik yang menyangkut lingkungan fisik, lingkungan
sosial dan lain-lain. Selaras dengan itu, salah satu tugas yang harus
dilakukan oleh setiap penyuluh/ fasilitator adalah melaksanakan: pengenalan
wilayah kerja pemberdayaan masyarakat. Bagi penyuluh / fasilitator,
pengenalan wilayah kerja sebelum melaksanakan tugasnya tidak hanya
penting baginya, tetapi justru merupakan persyaratan mutlak. Sebab,hanya
dengan mengenal wilayah kerja dia akan dapat memahami :
• Keadaan masyarakat yang akan menjadi penerima manfaatnya.
• Keadaan lingkungan fisik dan sosial masyarakat penerima manfaatnya,
• Melalui pengenalan wilayah kerja yang mendalam, seorang penyuluh / fasilitator tidak hanya akan
mengetahui kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat yang akan menjadi peneriama manfaat, tapi
melalui pengenalan wilayah kerja yang mendalam, seorang penyuluh / fasilitatorakan dapat
memahami :
• Keadaan alam, berikut faktor – faktor antara lain (pengairan,iklim,bencana alam rutin,keadaan hama
penyakit yang biasa mengganggu ,dan lain-lain.
• Kegiatan usaha, baik komoditi yang di usahakan ,teknik budidaya, tingkat produktivitas, dan lain-lain.
• Keadaan penduduk, termasuk kebiasaan-kebiasaannya, kebutuhan dan keinginannya, agama dan nila-
nilai sosial budaya yang dianut dan terus-menerus dijadikan pedoman hidup dan bekerja serta
diwariskan dari generasi kegenerasi dan lain- lain.
• Keadaan kelembagaan yang akan mempengaruhi kegiatan usaha dan prilaku masyarakat.
• Sarana dan prasarana yang tersedia, yang diperlukan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
terus meningkatkan produktivitas dan pendapatan serta keuntungannya.
Dengan Melalui pengenalan wilayah kerja, penyuluh / fasilitator juga akan
membiasakan dirinya sendiri untuk bekerja berdasarkan data atau fakta yang
bener-bener diyakini,dan bukan bekerja berdasarkan prakiraan-prakiraan,
asumsi-asumsi, atau menurut”kata orang”.
B. Lingkup Pengenalan Wilayah Kerja
Fasilitator
1) Keadaan faktor –faktor produksi, yang mencakup :
• Keadaan lahan, dan faktor-faktor alam lainnya.
• Keadaan manusia (termasuk sikap, pengetahuan, dan ketrampilannya).
• Modal, yang berupa uang dan benda-benda ekonomi yang digunakan untuk
berlangsungnya proses produksi.
• Manajemen yang merupakan ilmu dan seni untuk mengoptimalkan manfaat
sumberdaya.
• Peralatan dan atau mesin-mesin yang diperlukan dalam proses produksi.
2) Prasyarat pembangunan terutama yang mengenai 
• Stabilitas politik dan keamanan,
• Kemauan politik pemerintah untuk membangun
• Tersedianya tenaga administrator dan kader-kader pembangunan ditingkat
local.
3) Syarat-syarat mutlak pembangunan yang terdiri atas : 
• Teknologi yang selalu berkembang,
• Pemasaran hasil,
• Tersedianya sarana produksi ditingkat local,
• Perangsang berproduksi bagi masyarakat,
• Pengangkutan.
4) Syarat-syarat pelancar pembangunan yang mencakup :
• Pendidikan untuk pembangunan,
• Kerjasama kelompok masyarakat,
• Kredit produksi,
• Perencanaan nasional untuk pembangunan,
• Perbaikan dan perluasan lahan dan faktor produksi yang lain .(AT. Moster)
Bertolak dari pemahaman kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai upaya
untuk memperbaiki usaha yang dilaksanakan oleh masyarakat dan kegiatan
pemberdayaan masyarakat sebagai syarat pembangunan seperti diatas, maka
lingkup pengenalan wilayah kerja pemberdayaan masyarakat setidak-tidaknya harus
mencakup :
1) Keadaan sumberdaya alam ,
2) Keadaan sumberdaya manusia,
3) Keadan kelembagaan untuk pembangunan
4) Keadaan sarana dan prasarana bagi pembangunan
5) Kebijakan pembangunan
6) Organisasi dan administrasi pemberdayaan masyarakat
7) Dlll.
C. Cara Pengenalan Wilayah Kerja
Pemberdayaan Mastarakat
Cara pengenalan Wilayah Kerja yang terbaik yang harus dilakukan oleh setiap
penyuluh/fasilitator adalah, sebelum melakukan kegiatannya sebagai seorang
penyuluh/fasilitator , itu melalui :
1) Telaahan data sekunder atau keadaan “Monografi Wilayah”.
2) Informasi dari tokoh-tokoh masyarakat, baik tokoh formal maupun (dan
seringkali lebih akurat) dari tokoh-tokoh)binformal.
3) Kalau ada,hasil studi atau kajian yang pernah dilakukan diwilayah
tersebut.baik yang dilakukan oleh aparat intern maupun oleh “orang luar”.
4) Laporan-laporan yang tersedia.
5) Penilaian “orang luar” (atau sesama penyuluh/fasilitator ) yang pernah bekerja
diwilayah tersebut), yang dapat dipercaya.
Tetapi, cara seperti ini akan memakan waktu yang cukup lama, dan
seringkali datanya kurang akurat. Sebab, data sekunder yang tersedia, seringkali
diragukan keterhandalannya. Disamping itu, yang Nampak atau yang didengar,
tidak selalu yang sebenarnya; apalagi jika didalam masyarakat penerima manfaat
masih berkembang nilai-nilai : ketertutupan, kecurigaan, ketidakacuhan,dll.
Tetapi teknik seperti ini sudah lama ditinggalkan karena tidak melibatkan
masyarakat setempat.disamping itu, seperti telah disinggung didepan,
keterhandalan dokumen maupun informasi yang diamati atau dikumpulkan
melalui wawancara seringkali diragukan kesyahihannya.
Sebagai pengganti dari kegiatan dari kegiatan RRA adalah dikembangkannya teknik penilaian
partisipatif (participatory rural appraisal/PRA). Yaitu teknik pengenalan wilayah melalui :
1) Pelaksanaan survey partisipatif atau survey mandiri yang dilakukan oleh masyarakat
(community self survey) yang difasilitasi oleh penyuluh/fasilitator.
Peran penyuluh/fasilitator disini, bukan sebagai penentu tetapi sekadar memberikan
pertimbangan (advise) tentang :
• Data/informasi dan sumber data yang diperlukan
• Teknik pengumpulan data dan instrument pengumpuulan data yang diperlukan
• Perumusan instrument dan pengukurannya.
2) Penilaian keadaan secara partisipatif , yang terdiri dari :
• Kompilasi dan tabulasi data
• Analisis keadaan dan perubahan.
• Pembuatan peta situasi dalam bentuk gambar (lokasi)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai