Anda di halaman 1dari 78

MATA KULIAH Prodi SI-Ekonomi

Pembangunan UNSRI
EKONOMI PERTANIAN

Dr. Imam Asngari, SE, M.Si


Dr. Abdul Bashir, SE, M.Si
Rahma Nida, SE, M.Sc
Defebri FS Kerlyn, SE, M.Si
SILABUS EKONOMI OERTANIAN
• Mata Kuliah ini membahas aspek teori dan
praktis yang berkaitan dengan potensi usaha
tani dan permasalahan pertanian di Indonesia,
peranan sektor pertanian dalam
perekonomian Indonesia dan bagaimana
kebijakan pertanian untuk meningkatkan nilai
tambah dan daya saing sektor pertanian di
Indonesia
KOMPETENSI MAHASISWA
• Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup dan
arti penting ekonomi pertanian, potensi dan
permasalahan pertanian di Indonesia.
• Mahasiswa memiliki kemampuan secara praktis
dalam mengkaji aspek teori ekonomi pertanian
meliputi kajian faktor produksi, produktivitas,
efisiesni, pemasaran dan pendapatan petani serta
kebijakan dalam memecahkan masalah pertanian
di Indonesia
KRITERIA PENILAIAN
1. Partisipasi & Absensi 10%
2. Tugas Individu dan kelompok 20%
3. Ujian Tengah Semester (UTS) 30%
4. Ujian Akhir Semester (UAS)/PKL 40%
TOTAL 100 %
MATERI KAJIAN
MATERI KAJIAN
SESI POKOK BAHASAN
1 Pengertian Ilmu Ekonomi Pertanian
2 Arti Penting dan Peranan sektor Pertanian di Indonesia
3 Persoalan-persoalan Ekonomi Pertanian
4 Ilmu Ekonomi Usaha Tani
5 Prinsip-prinsip Ekonomi Dalam Proses Produksi
6 Hubungan Input dan Output Pertanian
Tanah, Modal dan Tenaga Kerja dalam Produksi
7
Pertanian
8 Ujian Tengah Semester (UTS)
MATERI KAJIAN
Analisis Efisiensi dan Keuntungan (Fungsi Produksi Cobb-
9
Douglas Jangka Pendek)
Fungsi Produksi Cobb-Douglas Jangka Panjang (Koefisien
10
Nerlove)
11 Permintaan dan Penawaran Hasil Pertanian
12 Tataniaga dan Pemasaran Hasil Pertanian
Kebijaksanaan Pertanian (harga dan non harga): kasus
13
beras
Kesiapan Pertanian Indonesia dalam perdagangan bebas
14
ASEAN (MEA 2015), AFTA dan APEC 2020
15 Diskusi dan pendalaman kasus Pertanian Kontemporer
LITERATUR
• Gail L., Cramer, dan Clarence W Jensen, 1991.
Agricultural Economics and Agribusiness, John
Wiley & Sons, Inc. New York, USA.
• Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES,
Jakarta, 1989
• Soekartawi, 2010. Agribisnis: Teori dan
Aplikasinya, PT. RajaGrafindo persada, Jakarta.
• Soekartawi, Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi
Pertanian: Teori dan Aplikasinya, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2002.
• Ken Suratiyah, Ilmu Usaha Tani, Penebar Swadaya,
Jakarta , 2008.
Petani

Variabel internal Variabel ekternal

Kebijakan fiskal Iklim dan cuaca


Kebijakan moneter Lembaga Penunjang Perang
Kebijakan perdagangan Output negara lain
Kebijakan Pertanian Harga minyak dunia

Konsumen
TAHAP PERUBAHAN SEKTOR
PERTANAIAN

1 2 3 4

SISTEM
PERLADANGAN PERTANIAN AGRIBISNIS,
REVOLUSI
BERPINDAH TRADISIONAL, PERTANIAN
MENETAP HIJAU
(SHIFTING BERLANJUT
CULTIVATION)
DEFINISI PERTANIAN
• Menurut Hadisapoetro (1975), pertanian diartikan sebagai
setiap campur tangan tenaga manusia dalam
perkembangan tanam-tanaman maupun hewan agar
diperoleh manfaat yang lebih baik daripada tanpa campur
tangan tenaga manusia. Secara alami, tanaman dan hewan
telah berkembang biak dengan sendirinya di hutan.
• Manusia tinggal mengambil sesuatu yang dihasilkan
tanaman, misalnya buah-buahan, daun-daunan (sayuran),
batang, dan umbi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sebagai bahan makan utama (primer).
• Demikian juga perkembangan hewan di hutan, manusia
tinggal mengambilnya dengan cara berburu untuk
dimanfaatkan sebagai bahan makan sekundair.
• Dalam tahap ini belum dikenal “pertanian”.
• Kemudian manusia mulai mencoba menanam tanaman dan
menangkap hewan untuk dipelihara di rumahnya.
• Adanya campur tangan manusia ini akan meningkatkan
manfaat kepada manusia. Perkembangan inilah yang
kemudian disebut dengan pertanian.

• Mosher (1966) memberi definisi pertanian sebagai sejenis


proses produksi yang khas yang didasarkan proses
pertumbuhan tanaman dan hewan yang dilakukan oleh
petani dalam suatu usahatani sebagai suatu perusahaan.
Dengan demikian unsur pertanian terdiri dari proses
produksi, petani, usahatani, dan usahatani sebagai
perusahaan.

• Proses Produksi : tumbuhan mengambil zat hara yang ada


di dalam tanah melalui akar-akarnya. Zat ini dibawa ke
daun dan dengan bantuan sinar matahari, zat tersebut
diubah menjadi buah-buahan, biji-bijia dan hasil lain dalam
proses yang disebut photosinthesa. Hasil tumbuhan ini
kemudian dimakan oleh hewan dan manusia.
– Bahan makan dari tanaman ini disebut bahan makan primer,
karena itu tanaman juga disebut pabrik makanan primer.
Hewan dan ternak dengan makan tumbuh-tumbuhan dapat
menghasilkan daging, telor, susu dan hasil ternak lain yang
dikonsumsi oleh manusia. Karena itu hewan disebut bahan
makan sekunder.
• Petani: Proses produksi tersebut bisa berlangsung tanpa campur
tangan manusia seperti dapat kita lihat pada tumbuhan liar yang
dengan demikian belum disebut pertanian.
– Dengan turut campur tangannya manusia dalam
perkembangan tumbuhan dan hewan, maka pertumbuhan
tersebut menjadi lebih sesuai dengan kemauan dan kebutuhan
manusia, dan dengan demikian disebut pertanian. Manusia
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan
tersebut disebut petani.
• Usahatani: Proses produksi tanaman dan hewan yang dikelola
oleh petani tersebut dapat berlangsung apabila terdapat lahan
yang luas. Lahan tersebut dinamakan usahatani.
• Usahatani sebagai perusahaan : Petani dalam mengelola atau
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan tersebut
menggunakan prinsip perusahaan. Artinya dia
mempertimbangkan berbagai kombinasi input yang diberikan agar
bisa menghasilkan output sesuai dengan tujuan secara efisien dan
efektif.
• Dengan demikian Mosher memberi definisi pertanian sebagai
sejenis proses produksi yang khas yang didasarkan proses
pertumbuhan tanaman dan hewan yang dilakukan oleh petani
dalam suatu usahatani sebagai suatu perusahaan. Inilah
pengertian umum dan modern dari pertanian.

• Pengertian pertanian yang lebih modern lagi adalah agribisnis.


• Struktur pertanian, berdasarkan ruang lingkupnya dapat
dibedakan menjadi : pertanian dalam arti luas dan dalam arti
sempit. Berdasarkan cara pengusahaannya dapat dibedakan
menjadi : pertanian rakyat dan pertanian perusahaan besar.
Berdasarkan lokasi dapat dibedakan menjadi : pertanian Jawa dan
luar Jawa.
• Pertanian dalam arti sempit meliputi tanaman pangan dan
hortikultura serta perkebunan. Sedang pertanian dalam arti luas
meliputi selain pertanian dalam arti sempit juga termasuk
perikanan, peternakan, dan kehutanan. Pertanian rakyat adalah
usaha pertanian yang dilakukan oleh keluarga petani.

• Ciri pertanian rakyat adalah


1) tidak jelas pemisahan kegiatan keluarga dengan kegiatan
perusahaan
2) tenaga keluarga tidak diperhitungkan sebagai biaya
3) skala usaha relatif kecil. Pertanian perusahaan besar biasanya
dilakukan pengelolaaan secara lebih profesional, jelas struktur
organisasinya,bentuk badan usahanya formal misalnya PT, CV,
Firma, UD, dan Koperasi.

• Pertanian di Jawa bisanya lahannya subur, lebih intensif, skalanya


lebih kecil, lebih dominan tanaman pangan dan tanaman
semusim. Sedangkan pertanian di luar Jawa biasanya kurang
subur, kurang intensif, skalanya lebih besar, lebih dominan
tanaman perkebunan dan tanaman keras.
• Agribisnis adalah bisnis (usaha komersial) di bidang pertanian
dalam arti luas (mulai dari pengadaan dan distribusi sarana
produksi pertanian dan alat-alat serta mesin pertanian, usaha tani,
pengolahan hasil pertanian menjadi bahan setengah jadi maupun
barang jadi, pemasaran hasil-hasil pertanian dan olahannya, serta
kegiatan penunjang seperti perkreditan, asuransi, dan konsultansi)

• Bidang Agribisnis membentuk suatu sistem yang terdiri dari


subsistem-subsistem. Agribisnis bisa terdiri dari :
– 2 subsistem : on-farm (usahatani) dan off-farm (luar
usahatani), atau
– 3 subsistem : input, usahatani, dan output, atau
– 4 subsistem : input, usahatani, pengolahan hasil pertanian,
dan
pemasaran, atau
– 5 subsistem : input pertanian, usahatani, pengolahan hasil
pertanian, pemasaran input, hasil pertanian
atau hasil olahannya, serta subsistem penunjang
• Jadi perbedaan antara agribisnis dan pertanian
setidaknya ada dua, yaitu ditinjau dari segi
wawasan usaha dan dari bidang yang tercakup :
– Jika agribisnis wawasan usahanya adalah
komersial, maka pertanian wawasannya ada
yang subsisten, hobi, di samping ada yang
komersial, serta campuran antara dua
wawasan tersebut
– dari segi bidang, agribisnis lebih luas daripada
pertanian, karena mencakup subsistem
pertanian di samping subsistem yang lain.
Gambar: Bagian-bagian Usaha Tani dan Agribisnis
1. Input pertanian:
a. alsintan/alat mesin pertanian (traktor, sprayer, bajak, garu,
cangkul, sabit, dll),
b. Saprotan/sarana produksi pertanian: bibit, pupuk (organik
dan anorganik), pestisida(insectisida,pestisida, mitisida,
fungisida, herbisida), zat pengatur tumbuh, dll.
2. usaha pertanian:
a. tanaman pangan (padi, palawija), hortikultura (sayur dan
buah), bunga,
b. Perkebunan (tebu, kelapa sawit, karet, kopi, coklat, teh, dll);
c. peternakan (sapi, kerbau, kambing, unggas, dll.)
d.kehutanan (jati, meranti, pinus, sengon, dll),
e. perikanan (ikan tawar, ikan laut, dll.)
3. pengolahan (pabrik tepung, pabrik krept/karet, dll.) dan
manufacturing pertanian (pabrik ban, tekstil, roti, catering, dll.)
4. pemasaran (pedagang pengumpul, pedagang besar, pengecer,
broker, dll.)
5. penunjang (lembaga keuangan, asuransi, konsultasi, pelatihan,
transportasi, dll.)
ILMU EKONOMI DAN EKONOMI PERTANIAN
• Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari alokasi sumberdaya yang terbatas
untuk memenuhi keinginan manusia yang tak
terbatas dengan cara yang seefisien mungkin.
• Ilmu ekonomi pertanian dapat didefinisikan
sebagai bagian ilmu ekonomi yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi dalam pertanian, atau
bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari
fenomena-fenomina dan persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan pertanian baik mikro
maupun makro (Mubyarto, 1977).
• Secara lebih rinci, ekonomi pertanian mempelajari
masalah ekonomi produksi pertanian, masalahan
ekonomi konsumsi dan pemasaran hasil pertanian,
manajemen usahatani dan agribisnis, masalah
kebijakan pertanian, masalah pembangunan
pertanian, dll.
Sifat Ilmu Ekonomi Pertanian

Ilmu Ekonomi Pertanian

Cabang dari ilmu Pertanian Bagian dari Ilmu ekonomi

Definisi
Ilmu ekonomi pertanian merupakan bagian dari ilmu ekonomi umum
yang mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang
berhubungan pertanian baik secara mikro maupun makro
Ekonomi Pertanian di Indonesia

Ciri-Ciri Umum

Bentuk sebagai Topografi


Tropika kepulauan yang bergunung
1.2 Ciri-ciri pertanian Indonesia
1. Pertanian tropika
• Sebagian besar daerah di Indonesia berada di dekat
katulistiwa
yang berarti merupakan daerah tropika. Dengan demikian
jenis tanaman, hewan, perikanan, dan hutan sangat
dipengaruhi oleh iklim tropis (pertanian tropika). Di samping
itu ada pengaruh lain yang menentukan corak pertanian kita
yaitu bentuk negara berkepulauan dan topografinya yang
bergunung-gunung.
– Letaknya yang di antara Benua Asia dan Australia serta antara
Lautan Hindia dan Pasifik, memberikan pengaruh pada suhu
udara, arah angin yang berakibat adanya perbedaan iklim di
Indonesia, sehingga menimbulkan ciri pertanian Indonesia
merupakan kelengkapan ciri-ciri pertanian yang lain.
2. Pertanian dataran tinggi dan rendah
– Indonesia merupakan daerah volkano (memiliki
banyak gunung), sehingga memungkinkan mempunyai daerah
yang mempunyai ketinggian dan dataran rendah. Dataran
tinggi mempunyai iklim dingin, sehingga bisa ditanami
tanaman beriklim subtropis.
3. Pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering
(Indonesia timur).
– Indonesia bagian barat yang (Sumatra, Kalimantan, Jawa,
sebagian
Sulawesi) mempunyai iklim basah : banyak hujan, sedangkan
bagian Indonesia lain terutama Indonesia bagian timur (NTB, NTT,
Maluku) iklimnya kering.
4. Adanya hutan tropika dan padang rumput.
– Karena iklimnya basah dan berada di daerah tropika maka
banyak hujan terbentuk hutan tropika, sedangkan di daerah
kering tumbuh padang rumput.
5. Perikanan darat dan laut.
• Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau,
sehingga daerahnya terdiri dari darat dan perairan. Keadaan ini
memungkinkan terdapatnya perikanan darat dan laut.
6. Pertanian di Jawa dan Luar Jawa.
– Daerah Jawa dan luar Jawa mempunyai spesifikasi yang berbeda
• Jawa umumnya : tanah subur, penduduk padat
• luar Jawa umumnya : tanah kurang subur, penduduk jarang
– mempengaruhi corak pertanian: pertanian di jawa umumnya
merupakan tanaman bahan pangan, berskala kecil, sedangkan
pertanian di luar jawa umumnya perupakan perkebunan,
kehutanan, berskala lebih luas.
7. Pertanian rawa, pertanian darat/kering, pertanian beririgasi/basah
• Daratan Indonesia terbagi menjadi :
• tanah rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa,
• lahan kering yaitu lahan yang tidak mendapat air irigasi, dan
• pertanian basah yaitu lahan yang beririgasi.

8. Pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah hujan, sawah lebak,


sawah pasang surut
• Penggolongan ini adalah penggolongan lahan yang ditanami padi.
Sawah yang beririgasi bersumberkan bendung sungai,
dam/waduk, mata air, dll.
– Berdasarkan fasilitas teknisnya dibagi menjadi irigasi teknis,
setengah teknis, dan sederhana.
– Lahan/sawah tadah hujan sebenarnya juga mempunyai saluran
irigasi tetapi sumber airnya berasal dari air hujan.
– Sawah lebak mendapat air terus menerus sepanjang masa.
– Sawah pasang surut mendapat air dari air sungai yang pasang
karena air laut yang sedang pasang, sering juga terdapat saluran
irigasi.
KARAKTERIK PERTANIAN
• Karakteristik Pertanian
– terfragmentasi, terpencar, kecil-kecil
– spesifik dan multilokasi
– taat waktu dan hukum alam
• Karakteristik Produk Pertanian
– Voluminous (Besar)
– Perishable (Mudah rusak/busuk)
– Musiman (Produksinya lama)
– Heterogen (Beragam)
– Bulky (Volume besar, nilainya rendah)
III. KARAKTERISTIK USAHA
DI BIDANG PERTANIAN
3.1. Adanya jarak waktu antara mulai investasi dengan penerimaan
hasil yang lama, karena proses produksi pertanian memerlukan
waktu lama
– Pada tanaman padi misalnya perlu waktu 3-4 bulan baru bisa
menghasilkan. Pada tanaman perkebunan dan buah-buahan
perlu waktu 4-8 tahun. Keadaan ini akan mempengaruhi
tingkat resiko usaha, tingkat pengembalian modal. Resiko
usaha bisa berupa resiko fisik dan pasar. Resiko fisik berarti
kemungkinan kegagalan panen atau pengurangan panen yang
disebabkan bermacam-macam faktor seperti banjir,
kekeringan, hama dan penyakit, dan bencana lainnya. Resiko
pasar bisa berupa terjual produknya dengan harga murah atau
tidak ada pembeli..
– Kalau hasilnya lama baru diperoleh akan menurunkan nilai kini
hasil tersebut. Karena waktu mempunyai nilai, semakin lama
nilainya makin kecil. Faktor penyetaraan nilai tahun tertentu
dengan nilai kini disebut faktor diskonto.
3.2. Merupakan pertanian rakyat
– Sebagian besar pertanian Indonesia merupakan pertanian
rakyat.
– Ciri-ciri pertanian rakyat : 1] skala usaha kecil, rata-rata
penguasaan lahan pertanian hanya sekitar 0,5 hektar, 2] tidak ada
pembedaan antara usaha dan rumahtangga, misalnya rumah yang
sekaligus merupan gudang, kandang ternak, keuangan usaha dan
rumah tangga tercampur, 3] manajemennya tidak profesional.
3.3. Bersifat ekstensif
– Pertanian membutuhkan lahan yang luas. Keadaan ini
berimplikasi
bahwa lahan di kota pasti kalah bersaing dengan kegunaan usaha
lain.
3.4. Hasil pertanian sukar dikuasai
– Proses produksi pertanian banyak ditentukan oleh alam,
sehingga
jumlah dan kualitas hasilnya sering tidak bisa dikuasai. Keadaan
ini mengakibatkan perlunya proses sortasi dalam penanganan
pascapanen.
3.5. Spesialisasi dalam pertanian sukar diterima
– Spesialisasi dapat dibedakan menjadi spesialisasi produksi dan
tenaga kerja.
– Spesialisasi produksi berarti menghasilkan satu macam produk,
karena pertanian beresiko tinggi maka tidak banyak petani yang
melakukannya.
– Spesialisasi tenaga kerja banyak dilakukan di pabrik atau industri,
tetapi tidak berlaku di pertanian. Umumnya tenaga kerja dapat
bekerja pada beberapa pekerjaan. Tetapi ada kebiasaan di
masyarakat tertentu yang pekerjaannya berdasarkan jenis
kelamin, misalnya wanita bekerja di penyiangan, panen, sedang
laki-laki bekerja mencangkul, sopir traktor dan pekerjaan yang
relatif berat.

3.6. Harga hasil pertanian selalu berfluktuasi


– fluktuasi jangka panjang= trend
– fluktuasi siklus: siklus ekonomi dan produksi
– siklus stabil, konvergen dan divergen
– fluktuasi musiman
– fluktuasi jangka sangat pendek
Pembagian Bidang-Bidang Pertanian, layo, 4/2/16

Kehutanan

Perkebunan Pertanian dalam arti luas Peternakan

Pertanian rakyat
Perikanan
(pertanian artian sempit)
PERMASALAHAN SEKTOR PERTANIAN
• PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PDRB TERUS
MENURUN
• TEKANAN PENDUDUK YG TINGGI,
• KETERSEDIAAN LAHAN MAKIN BERKURANG
• BIAYA PRODUKSI PERTANIAN MENINGKAT LEBIH
CEPAT DARI PENINGKATAN HARGA PRODUK
PERTANIAN
• KEMISKINAN DI SEKTOR PERTANIAN MENINGKAT
PERMASALAHAN SEKTOR PERTANIAN
Jarak Waktu
yang lebar
Pembiayaan
antara
Pertanian
pengeluaran
penerimaan

Mubyarto,1989

Penduduk
dan Pertanian
Pertanian subsisten
PERMASALAHAN DASAR PERTANIAN
DI INDONESIA
1
PERMASALAHAN KONTEMPORER MASA KINI
SEKTOR PERTANIAN INDONESIA
1. Sektor pertanian mengalami tekanan
penduduk dan kemiskinan yang tinggi,
sedangkan persedian lahan makin terbatas.
2. Sektor pertanian mengalami diminishing
return karena nilai tambah produk dan
produktivitasnya makin menurun.
3. Mulai terjadi gejala stagnasi yang dipercepat
dengan fragmentasi lahan (dan Polarisasi
lahan) dan alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian.
PERMASALAHAN UMUM SEKTOR PERTANIAN
4. Petani tidak mampu menentukan sendiri harga
produknya di pasar, sehingga nilai jual outputnya
rendah.
5. Produk pertanian yang dijual umumnya bahan
mentah, dan menghasilkan nilai tambah yang
rendah.
6. Nilai ekspor hasil pertanian berupa bahan
mentah, seperti karet, kopi, dan kelapa sawit
serta perikanan masih rendah.
PERMASALAHAN UMUM SEKTOR PERTANIAN
7. Biaya produksi pertanian makin meningkat
akibat inflasi yang mendorong kenaikan
harga saprodi, pupuk, pestisida, bibit, upah
dan sewa lahan.
8. Rendahnya nilai tambah produk pertanian
tercermin dari penurunan kontribusi sektor
pertanian terhadap PDRB yang makin
menurun sejak 1990-an.
PERMASALAHAN UMUM SEKTOR PERTANIAN
9. Tingkat pendidikan petani umumnya masih
rendah (± 70%).
10.Penguasaan Petani terhadap teknologi produksi,
budidaya dan pengolahan hasil pertanian masih
rendah.
11. Kelembagaan Petani seperti kelompok tani dan
koperasi (KUD) masih lemah.
12. Modal yang dimiliki petani umumnya terbatas
dan kemampuan mengakses bank masih rendah
PERMASALAHAN UMUM SEKTOR PERTANIAN
13. Ketersediaan pangan semakin terbatas yang
disebabkan oleh semakin meningkatnya konversi
lahan sawah dan lahan pertanian produktif
lainnya.
14. Penguasaan teknologi rendah, sehingga
produktivitas hasil pertanian rendah.
15. Jaringan irigasi dan prasarana irigasi di lahan
produksi masih kurang.
PERMASALAHAN UMUM SEKTOR PERTANIAN
16. Kondisi pasokan air bagi lahan beririgasi semakin
terbatas karena menurunnya kemampuan
penyediaan air di sungai-sungai yang menjadi
andalan pasokan air.
17. Daya saing produk pertanian indonesia masih
rendah seperti holtikultura (wortel, bawang
putih, kedelai, jagung) dan buah-buahan (jeruk,
pisang, durian) dibandingkan dengan produk luar
negeri sehingga pasar lokal dibanjiri dengan
produk impor.
POTENSI PERTANIAN
Persentase tanah sawah
(Biro Pusat statistik, Sensus Pertanian 1963,1983)

60

50

40
Irigasi
30
Tadah hujan
20 Pasang surut

10

0
1963 1983
Sebaran tanah sawah di Indonesia dalam jutaan Ha
(Biro Pusat statistik, 2001)

3,5
3
2,5
Jawa
2
1,5 Sumatra

1 Kalimantan

0,5 sulawesi
0 Nusatenggara
2000 dan Bali
3-D Column 6
Sebaran tanah sawah di Indonesia dalam prosen
(Biro Pusat statistik, 2001)

45
40
35
30
Jawa
25
Sumatra
20
15 Kalimantan
10 sulawesi
5
Nusatenggara
0
dan Bali
2000 3-D Column 6
Perkembangan sawah di Indonesia
(Biro Pusat statistik, Sensus Pertanian 1963,1983)

70
Jawa
60
50 Sumatra
40 Kalimantan
30
Sulawesi
20
10 Bali dan Nusa
Tenggara
0
1963 1983
Perkembangan sawah di Indonesia dalam jutaan Ha
(Biro Pusat statistik 1994 dan 2001)

8.6

8.4

8.2 Indonesia

7.8

7.6

7.4
1963 1983 1993 2000
Produksi pertanian penting (ribu ton)
(BPS dan World Bank 2003)
Tanaman pangan

60,000

50,000

40,000
Padi
30,000

20,000 Jagung

10,000
3-D
0 Column
1990 1995 1998 2000 2002 3
Produksi pertanian penting (ribu ton)
(BPS dan World Bank 2003)
Tanaman pangan

18,000
16,000
14,000
12,000
Ubi
10,000 kayu
8,000
6,000 Kedelai
4,000
2,000 3-D
0 Column
1990 1995 1998 2000 2002 3
Produksi pertanian penting (ribu ton)
(BPS dan World Bank 2003)
Perkebunan

1,800
1,600
1,400
1,200
Karet
1,000
800
600 Kopi
400
200 3-D
Column
0
1990 1995 1998 2000 2002 3
Produksi Pertanian Penting (ribu ton)
(BPS dan Word Bank 2003)
Perkebunan

6,000

5,000
Kelapa
4,000 sawit
3,000 Gula

2,000
3-D
1,000 Column
3
0
1990 1995 1998 2000 2002
Produksi minyak sawit dunia (000 ton)
(Oil World,1994)

20.000
18.000 Indonesia
16.000
Dunia
14.000
12.000 Malaysia
10.000 3-D Column
8.000 4
6.000
4.000
2.000
0
1980 1985 1990 1995 2000
Produksi minyak sawit dunia (000 ton)
(Oil World, 1994)

40.000
35.000 Indonesia
Dunia
30.000
Malaysia
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0
2005 2010 2015 2020
Produksi pertanian penting (ribu ton)
(BPS dan World Bank 2003)
Perikanan

4,500
4,000
3,500 Perikanan laut
3,000
Perikanan
2,500 tawar
2,000 3-D Column
1,500 3
1,000
500
0
1990 1995 1998 2000
Produksi pertanian penting (ribu ton)
(BPS dan World Bank 2003)
Kehutanan

25.000
Kayu bulat
Kayu gergajian
20.000 Kayu lapis

15.000

10.000

5.000

0
1990 1995 1998 2000 2002
Produksi Pertanian Penting (ribu ton)
(BPS dan World Bank 2003)

25 Impor (makanan)
Ekspor (barang primer)

20

15

10

0
1975 1985 1995 2000
Pangsa investasi pertanian di Indonesia (% total)
(BPS dan World Economic Indicator)

20
18 Subsidi pupuk
16 Pertanian-irigasi
14
12
10
8
6
4
2
0
1985 1995 2000
Produksi dan konsumsi Hasil Peternakan 1970-2001 (persen)
Dihitung dari neraca FAO 2003

100
90
80 Produksi
70
60
Konsumsi
50
40
30 Pangsa
20 produksi thd
10 konsumsi
0
Sapi Ayam Susu Telur
Populasi penduduk dunia dalam jutaan
(The Political Economy of Global Population Change
1950-2050, tahun 2006)

10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
1950
5.000
2000
4.000
2050
3.000
2.000
1.000
0
DUNIA
Populasi penduduk Indonesia dalam jutaan
(The Political Economy of Global Population Change
1950-2050, tahun 2006)

300

250

200

150
2005
100 2050

50 3-D
Column 3
0
Tabel 1. Aproksimasi dari evolusi tumbuhan penutup secara global
(jutaan km2)
Tahun Hutan Padang Padang Tanaman Penduduk
rumput pengembalaan pangan
8.000 BC 65 63 0 0 9-20 juta
AD 1700 62 63 5 2.7 680 juta
1850 60 60 8 5.4 1.2 milyar
1890 58 55 13 7.5 1.5 milyar
1900 58 54 14 8.0 1.6 milyar
1910 57 52 15 8.6 1.8 milyar
1920 57 51 16 9.1 1.9 milyar
1930 56 49 19 10.0 2.0 milyar
1940 55 47 21 10.8 2.3 milyar
1950 54 45 23 11.7 2.5 milyar
1960 53 41 27 12.8 3.0 milyar
1970 51 38 30 13.9 3.7 milyar
1980 51 35 33 15.0 4.5 milyar
1990 48 36 34 15.2 5.3 milyar
PERBANDINGAN PENDUDUK DAN LAHAN
PERTANIAN
Negara Luas Lahan Jumlah penduduk Luas lahan per
Pertanian (000 (000) th 2000 capita (m2)
ha)
Argentina 33.700 37.074 9.100
Australia 50.304 19.153 26.100
Bangladesh 8.085 123.406 655
Brazil 58.865 171.796 3.430
Canada 45.740 30.769 14.870
China 143.625 1.282.172 1.120
India 161.750 1.016.938 1.590
Indonesia 9.788 217.000 450
Thailand 31.839 60.925 5.230
USA 175.209 285.003 6.150
Vietnam 7.500 78.137 960
LUAS ALIH FUNSGI LAHAN SAWAH
SELAMA TAHUN 1999-2003
Provinsi Pengurangan Penambahan Perubahan
sawah (ha) sawah (Ha) (ha)

Sumatra Utara 12.499,93 811,40 -11.688,53


Sumatra Barat 2.460,80 343,26 -2.117,54
Sumatra Selatan 2.598,60 532,96 -2,065,64
Banten 309,30 265,85 -43,45
Jawa Timur 8.259,02 1.164,51 -7.094,51
NTB 459,83 2.828,32 2.368,51
Kalimantan Selatan 2.578,04 2.301,27 -276,77
Sulawesi Selatan 5.572,55 1.600,64 -3.971,91
NERACA LAHAN SAWAH DI INDONESIA
SELAMA TAHUN 1979-1999

Wilayah Pengurangan Penambahan Neraca

Jawa 1.002,055 518,224 -483,831

Luar Jawa 625,459 2.702,939 2.077,480

Indonesia 1.627,514 3.218,224 1.593,649


Pangsa agribisnis dalam pembangunan ekonomi di beberapa negara
(Sumber:Prior dan Holt,1998)
Catatan: Agribisnis didefinisikan sebagai sektor pertanian plus sektor manufaktur dan jasa
yang berhubungan dengan pertanian

70
Sektor pertanian
60
Manufaktur dan jasa
50 dlm pertanian
Seluruh agribisnis
40

30
20

10
0
India Ina Malay AS
USAHA TANI
Jazakumullah khoiron
Wassalamu’alaikum warohmatullahi Wabarokatuh
Mubyarto,1989

Anda mungkin juga menyukai