Anda di halaman 1dari 116

ASSALAMU’ALAIKUM WR WB

SELAMAT PAGI

SELAMAT KEMBALI DATANG

DI KAMPUS TERCINTA
BAHAN KULIAH 1 - 4
DASAR DASAR PENYULUHAN DAN
KOMUNIKASI

Oleh :
Hery Bachrizal Tanjung dan Tim Dosen Mata Kuliah DDPK

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS


TOPIK-TOPIK KULIAH
(1) Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
di dalam Pembangunan Pertanian.

(2) Definisi, Paradigma, dan Peran Penyuluhan Pertanian.

(3) Pendekatan dan Strategi Keberhasilan


Penyuluhan Pertanian.

(4) Kelembagaan dan Organisasi Penyuluhan Pertanian.


PENYULUHAN dan KOMUNIKASI dalam
PEMBANGUNAN PERTANIAN INDONESIA

BAHAN KULIAH 1
DASAR DASAR PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI
di FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

Oleh :
Hery Bachrizal Tanjung dan Tim Dosen Mata Kuliah DDPK

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS


MARI KITA MULAI KULIAH

SAYA MENGUNDANG
SAUDARA-SAUDARA
UNTUK MEMBERIKAN PENDAPAT
TENTANG
BEBERAPA GAMBAR/FOTO
BERIKUT INI
BEBERAPA PROFIL TANAMAN PANGAN
BEBERAPA PROFIL HORTIKULTURA - SAYURAN
BEBERAPA PROFIL HORTIKULTURA –
BUAH dan BUNGA
BEBERAPA PROFIL PERKEBUNAN
BEBERAPA PROFIL PERKEBUNAN
BEBERAPA PROFIL USAHA
PERIKANAN dan PETERNAKAN
BEBERAPA PROFIL USAHA PENGOLAHAN HASIL
PERTANIAN/PETERNAKAN/PERIKANAN/PERHUTANAN
DIMANAKAH PETANI / FARMER
(SEBAGAI PENGELOLA PERTANIAN)
DI DALAM
GAMBAR-GAMBAR TERSEBUT ?
MENGAPA MEREKA
TIDAK NAMPAK ?
APA PERAN MEREKA ?
PADAHAL TIDAK ADA KEGIATAN PERTANIAN dan
PERKEBUNAN TANPA SDM PETANI PELAKU
PADAHAL TIDAK ADA KEGIATAN PETERNAKAN
dan PERIKANAN TANPA SDM PELAKU
Profil Petani
Kebanyakan petani Indonesia memiliki / meng-
garap lahan yang sempit, bermodal kecil, dan
sering produktivitasnya rendah ; namun sejarah
membuktikan bahwa masyarakat petani adalah
lembaga yang mantap dan tangguh sebagai
produsen utama segala komoditas pertanian.

Faktor dominan yang mempengaruhi pengam-


bilan keputusan mereka, adalah kehidupan
keluarganya, sedangkan faktor eksternal
(produksi nasional, devisa, dlsb) kurang
berpengaruh terhadap keputusan mereka.
[Slamet, 1999 dan 2003].
Profil Petani

• Petani adalah perorangan warganegara


Indonesia dan keluarganya yang menge-
lola usaha di bidang pertanian, wanatani,
minatani, agropasture, penangkaran satwa
dan tumbuhan, yang meliputi usaha hulu
sampai hilir dan jasa penunjang ; disebut
pelaku utama ; dan jika berbadan hukum
menurut hukum Indonesia, disebut pelaku
usaha. [ UU No 16/2006 tentang SP3K pasal 1 ayat 10].
Profil Petani
• Petani dan keluarganya dewasa ini
cenderung semakin meningkat
pengetahuan, keterampilan dan
sikap kritisnya.
• Peningkatan pengetahuan dan
keterampilan terkait aspek
pengelolaan usahatani ; sedangkan
sikap kritis lebih terkait dengan
kebijakan pemerintah (kebijakan
harga, subsidi, distribusi, impor,
dlsb).
• [DPR RI, 2005]
Profil Petani

• Sejumlah petani telah mengembangkan organisasi


/ kelembagaan petani (misalnya : ikatan petani
PHT, asosiasi petani apel, koperasi susu, dlsb)
yang mampu melaksanakan sendiri penyuluhan
pertanian, dan memiliki kepeloporan / inovasi
mengelola dan mengembangkan Pusat Pelatihan
Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S).

• = Inilah tantangan profesionalisme


penyuluhan pertanian.
URAIAN DI ATAS ADALAH
TENTANG USAHATANI
PADA SATU ATAU BEBERAPA PETANI,

TETAPI, APA YANG HARUS DILAKUKAN


UNTUK SATU KAWASAN PERTANIAN
(MENCAKUP BANYAK SEKALI PETANI) ?

MAKA, PERLU MENGENAL KONSEP


PEMBANGUNAN PERTANIAN
Pembangunan Pertanian

• Sektor pertanian tetap berperan penting pada RPJM 2004-


2009, sebagai :
(a) pembentuk Product Domestic Bruto (PDB),
(b) penghasil devisa negara,
(c) penyedia pangan dan bahan baku industri (termasuk
industri pertanian),
(d) penyedia lapangan kerja,
(e) peningkatan pendapatan masyarakat,
(f) dampak pengganda kaitan input-output antara
industri-konsumsi-investasi.
Pembangunan Pertanian

• Tujuan pertama pembangunan


pertanian pada periode ini adalah :

(a) membangun SDM aparatur yang


profesional,
(b) petani yang mandiri, dan
(c) kelembagaan pertanian (termasuk
penyuluhan pertanian) yang kokoh.
[RPJMN, 2005].
Revitalisasi Pertanian

Revitalisasi Pertanian (pertanian, perikanan, dan


kehutanan) adalah kesadaran untuk menempatkan
kembali arti penting pertanian, perikanan, dan
kehutanan secara proporsional dan kontekstual.
[dicanangkan oleh Presiden RI pada 11 Juni 2005 di Jatiluhur Jawa Barat].
Revitalisasi Pertanian
• Proporsional artinya tidak menempatkan sektor
pertanian, perikanan dan kehutanan lebih atau
kurang penting dari sektor-sektor lain (industri,
transportasi dan jasa lainnya), tetapi justru
menekankan adanya keterkaitan, saling keter-
gantungan, dan sinergi semua sektor tersebut.

• Kontekstual artinya menempatkan pentingnya


pertanian, perikanan, dan kehutanan sesuai
dengan perkembangan masyarakat. = mene-
gakkan kedaulatan pangan, meningkatkan daya
saing dan produktivitas, serta meningkatkan
kesejahteraan para pelakunya.
Revitalisasi Pertanian
Mengubah pandangan tentang pertanian,
menjadi
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan


pada dasarnya mengandung aspek-
aspek pertumbuhan ekonomi yang
berkelan-jutan, pelestarian sumberdaya
lingkungan pertanian, dan pengentasan
kemiskinan, serta berkembangnya
sekaligus saling ketergantungan dan
kemandirian.
Revitalisasi Pertanian : Agribisnis Kerakyatan

Agribisnis Agribisnis Kerakyatan


menurut D.D. Drilon menurut Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas
Pertanian UNAND (2008) adalah :
(dalam Saragih 1995) [1] ,
yaitu :
“keseluruhan kegiatan bisnis yang
mencakup manufaktur dan distribusi
“the sum total of all operators input pertanian ; kegiatan produksi
involved in the manufacture di usahatani ; penyimpanan, pengo-
and distribution of farm lahan dan distribusi komoditas
supplies, production activities pertanian serta produk turunannya ;
on the farm, and storage, yang berskala ekonomi dan berke-
processing and distribution of lanjutan ; didukung oleh teknologi
farm commodities and items tepat-guna dan maju ; penguatan
made from them ….” kelembagaan ; riset dan pengem-
bangan ; serta infrastruktur lainnya ;
dengan pendekatan penyuluhan dan
[1] Saragih, Bungaran. 1998. Agribisnis : atau pemberdayaan masyarakat
Paradigma Pembangunan Ekonomi Berbasis
Pertanian (Kumpulan Pemikiran). Jakarta:
serta pengembangan kawasan; di
Yayasan Mulia Persada, PT. Surveyor Indo- dalam rangka mewujudkan
nesia, dan Pusat Studi Pembangunan LP-IPB. kesejahteraan rakyat.
KEBIJAKAN PEMERINTAH

SISTEM AGRIBISNIS
APAKAH PERAN DAN TANTANGAN
PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI
PERTANIAN

DI DALAM
PEMBANGUNAN PERTANIAN
DAN AGRIBISNIS
??
Peran Penyuluhan
dalam Pembangunan Pertanian
Penyuluhan dan komunikasi pertanian yang berbasis
pengembangan SDM berperan
meningkatkan mutu SDM petani yang berkemampuan
teknis, manajerial, berkewirausahaan, dan
berwawasan kewilayahan; serta memperkuat
kelembagaan petani,
sehingga petani mampu meningkatkan dayasaing dan
kemandiriannya,
dalam rangka menggerakkan pembangunan pertanian
berkelanjutan / agribisnis kerakyatan
[Abbas, 1995 ; FAO, 1990 dan 2004 ; Slamet, 1987 dan 1995 ; Rivera and Qamar, 2003].
TANTANGAN PENYULUHAN : Meningkatkan Produksi
TANTANGAN PENYULUHAN : Meningkatkan Daya-saing
TANTANGAN PENYULUHAN :
Meningkatkan Modal Sosial (Kelembagaan dan Kemitraan)
Oleh karena itu sangat perlu diusahakan secara lebih
sungguh-2 untuk memberdayakan petani agar mereka
mampu, mau dan bergairah bertindak meningkatkan
pertanian secara berkelanjutan yang akan berdampak
pada pengembangan dirinya dan keluarganya.
Prasarana dan sarana pertanian memang harus tersedia,
teknologi baru selalu perlu diciptakan, transportasi
diperlancar, permintaan pasar diciptakan, dan lain se-
bagainya. Tetapi jika petani merasa tak berdaya untuk
bertindak maka tak akan ada peningkatan pertanian.
Memberdayakan petani / pelaku utama dan
memperkuat kelembagaannya, itulah tantangan
utama Penyuluhan Pertanian.
Margono Slamet
Tantangan Penyuluhan Pertanian
Tantangan penyuluhan pertanian saat ini adalah :
(1) Memfasilitasi terjadinya perubahan perilaku petani /
pelaku utama / pelaku usaha, menuju lebih produktif
dan mandiri, melalui proses pembelajaran bersama dan
penguatan kapasitas organisasi / kelembagaan petani.
(2) Mengembangkan partisipasi aktif petani dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan diri , keluarga dan masya-
rakatnya; partisipasi dalam tahap perencanaan, pelak-
sanaan, monitoring /evaluasi, serta menikmati hasilnya.

(3) Menetapkan mekanisme kelembagaan, good gover-


nance, serta meyakinkan para pihak tentang penting
dan strategisnya peran penyuluhan.
DEMIKIAN TOPIK :
PENYULUHAN dan KOMUNIKASI PERTANIAN
DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN INDONESIA
Pustaka :
(1) Anonim. 2005. RPJMN 2004 – 2009. Penerbit Sinar Grafika. Jakarta.
(2) Mardikanto, Totok. 2009. SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN. Penerbit LPP dan UNS Press. Surakarta.
(3) Padmanagara, Salmon. 2004. PENYULUHAN PERTANIAN ALAT PETANI UNTUK MEMPERBAIKI SENDIRI
NASIBNYA. Pidato Ilmiah penerimaan Doktor Kehormatan. Universitas Padjajaran, Bandung.
(4). Rivera, W. M. and Gustafson, D. J. 1991. AGRICULTURAL EXTENSION : Worldwide Institutional Evolution
and Forces for Change. Elsevier Science Publishing Company Inc. New York.
(5) Rivera, W. M. and Qamar, M. K. 2003. A NEW EXTENSION VISION FOR FOOD SECURITY : Challenge to
Change. FAO – UN. Rome.
(6) Slamet, M. 1987. MEMANTAPKAN PENYULUHAN PERTANIAN DI INDONESIA. dalam Yustina dan Sudrajat.
2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Penerbit IPB Press. Bogor.
(7) Slamet, M. 1989. PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PROSES TINGGAL LANDAS. dalam Yustina dan
Sudrajat. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Penerbit IPB Press. Bogor.
(8) van den Ban, A. W dan Hawkins, H. S. 1999. PENYULUHAN PERTANIAN. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

TERIMA
KASIH
ATAS
PERHATIAN
CATATAN
DEFINISI, PARADIGMA, dan PERAN
PENYULUHAN PERTANIAN

BAHAN KULIAH 2
DASAR DASAR PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI
di FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

Oleh :
Hery Bachrizal Tanjung dan Tim Dosen Mata Kuliah DDPK

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS


Istilah Penyuluhan - 1
• Menurut van den Ban dan Hawkins (1999) ada
beberapa istilah penyuluhan (extension) ,
antara lain :

Belanda menyebut voorlichting (memberi pene-


rangan untuk menolong seseorang menemukan
jalannya),
Indonesia menyebut penyuluhan (suluh atau obor
penerang),
Malaysia memakai istilah perkembangan
(development).
Istilah Penyuluhan - 2
Jerman menyebut beratung (petunjuk pakar kepada
seseorang, namun orang tersebut berhak menentukan
pilihannya secara mandiri), atau
aufklarung (pencerahan, yang menekankan penting-
nya pendidikan nilai-nilai dasar kehidupan) ;
Spanyol menyebut capacitacion (keinginan untuk
meningkatkan kemampuan manusia atau pelatihan).
Austria mengenal forderung (membimbing seseorang
ke arah yang diinginkan),
Perancis menyebutnya vulgarization
(penyederhanaan pesan)
Definisi Penyuluhan - 1
• Penyuluhan ialah program pendidikan luar sekolah (yang
berkelanjutan) bertujuan merubah perilaku (mau, tahu,
mampu) untuk meningkatkan kesejahteraannya secara
mandiri. (Slamet, 1992 ; dan beberapa pakar penyuluhan pertanian Indonesia)

• Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku


utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasi dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup. [ UU No 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan / UU SP3K pasal 1 ayat 2].
Definisi Penyuluhan - 2
• Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang guna
melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan
tujuan membantu sesamanya dengan memberikan
pendapat tertentu sehingga dapat membuat keputusan
yang benar (van den ban dan Hawkins, 1999).

• Penyuluhan adalah proses perubahan sosial, ekonomi, dan


politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan
masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatif,
agar terjadi perubahan perilaku pada diri semua pemangku
kepentingan (individu, kelompok, dan kelembagaan) yang
terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnya
kehidupan yang semakin berdaya, mandiri dan partisipatif
yang semakin sejahtera secara berkelanjutan. [Mardikanto, 2009]
Filosofi, Prinsip dasar, dan Azas Penyuluhan
• Filosofi penyuluhan : menolong orang agar mampu
menolong dirinya sendiri melalui proses pendidikan
untuk meningkatkan kesejahteraan diri, keluarga dan
masyarakatnya.

• Empat prinsip dasar penyuluhan, yaitu sebagai : (a) proses


pendidikan, (b) proses demokrasi, (c) proses sukarela, (d)
proses yang berkelanjutan (Sumardjo, 1999).

• Azas penyuluhan : demokrasi, manfaat, kesetaraan, keterpa-


duan, keseimbangan , keterbukaan, kerjasama, partisipatif ,
kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan ber-
tanggung-gugat (UU SP3K pasal 2)
Visi Penyuluhan

• Visi penyuluhan pertanian Indonesia adalah


diharapkan dapat ikut mewujudkan masya-
rakat pertanian yang mandiri, inovatif, dan
terus menerus mengembangkan profesio-
nalisme dan kemitraan sinergis untuk mem-
perbaiki usahatani yang semakin produktif
dan efisien, dengan memperhatikan kelesta-
rian sumberdaya alam dan lingkungan hidup
(Mardikanto, 2009).
Tujuan Penyuluhan - 1

Tujuan penyuluhan pertanian :


menurut Mardikanto (2009) :

(a) better farming ,


(b) better business ,
(c) better living = better
organization, better community,
better environment.
Tujuan Penyuluhan - 2

Tujuan penyuluhan pertanian :


menurut UU SP3K pasal 3 :

(a) memperkuat pengembangan pertanian


yang maju dan modern,
(b) memberdayakan pelaku utama danpelaku
usaha dalam meningkatkan kemampuan
usahataninya,
(c) memperkuat modal sosial dan mengem-
bangkan sumberdaya manusia yang maju
dan sejahtera.
Paradigma Penyuluhan Pertanian (lama)
CERAMAH = KURANG MEMBERDAYAKAN
Paradigma Penyuluhan Pertanian (baru)

BELAJAR BERSAMA = LEBIH MEMBERDAYAKAN


Paradigma Penyuluhan Pertanian (baru)

MENGELOLA SDA / LAHAN SECARA PARTISIPATIF


Jejak Paradigma Penyuluhan Pertanian
No Ciri-Ciri Paradigma Lama Paradigma Baru
1. Mazhab Transfer teknologi. Pemberdayaan dan
andragogy.
2. Fokus perhatian Peningkatan produksi. Menuju manusia mandiri.
3. Model komunikasi Model S-M-C-R-E. Multi arah & pemberdayaan.
4. Proporsi peran Linear dari peneliti melalui Partisipatif, dan penyuluh
penyuluh untuk petani. memfasilitasi petani.

5. Pendekatan aktivitas Terpusat kepada penyuluh. Terpusat kepada petani.


6. Peran petani Petani sebagai sasaran. Petani sebagai MITRA.
7. Peran penyuluh Penyuluh lebih sebagai Penyuluh melibatkan diri /
pengajar di dalamPBM. fasilitator di dalam PBM.

8. Proses belajar Menyampaikan informasi Menemukan informasi dan


mengajar (PBM) dan pengetahuan. pengetahuan secara bersama.

9. Contoh model Latihan dan kunjungan. SLPHT.


Kegiatan Pokok untuk mencapai
Tujuan Penyuluhan Pertanian
• Untuk mencapai tujuan penyuluhan pertanian tsb,
menurut Lippit (1961) dalam Mardikanto (2009),
ada tujuh kegiatan pokok penyuluhan yang dapat
dilakukan , yaitu :

(a) penyadaran
(b) menunjukkan adanya masalah
(c) membantu pemecahan masalah
(d) menunjukkan penting perubahan
(e) melakukan pengujian dan demonstrasi
(f) memproduksi publikasi informasi
(g) melakukan pemberdayaan / penguatan kapasitas,
baik individu maupun kelompok/kelembagaan.
Peran/Fungsi Penyuluhan Pertanian
• UU SP3K menyatakan fungsi / peran penyuluhan adalah :

(a) memfasilitasi proses pembelajaran bagi petani /pelaku


lainnya,
(b) mengupayakan kemudahan akses petani / pelaku lainnya
kepada sumber informasi, teknologi, dan sumberdaya
lainnya,
(c) meningkatkan kemampuan manajerial dan kewirausahaan
petani dan pelaku lainnya,
(d) membantu mengembangkan organisasi ekonomi petani
dan pelaku lainnya agar lebih berdaya-saing dan berke-
lanjutan,
(e) membantu memecahkan masalah serta merespons
tantangan dan peluang yang dihadapi petani dan pelaku
lainnya.
Peran/Fungsi Penyuluhan Pertanian

• Sehingga tugas dan tanggungjawab


penyuluhan pertanian itu lebih luas
dan holistik dalam mengembangkan
mutu sumberdaya manusia dan kelem-
bagaan petani / pelaku utama dan
pelaku usaha, serta tidak sekedar
kegiatan transfer teknologi untuk
mendukung peningkatan produksi
pertanian nasional.
[Abbas, 1995 ; FAO, 1990 dan 2004 ; Slamet, 1987 dan
1995 ; Rivera and Qamar, 2003].
Penyuluhan meningkatkan mutu SDM dan
KELEMBAGAAN PETANI Pertanian
Penyuluhan dan komunikasi pertanian yang
berbasis pengembangan SDM berperan
meningkatkan mutu SDM petani yang berke-
mampuan teknis, manajerial, berkewirausahaan,
dan berwawasan kewilayahan; serta
memperkuat kelembagaan petani,
sehingga petani mampu meningkatkan
dayasaing dan kemandiriannya,
dalam rangka menggerakkan pembangunan
pertanian berkelanjutan / agribisnis kerakyatan
[Abbas, 1995 ; FAO, 1990 dan 2004 ; Slamet, 1987 dan 1995 ; Rivera and Qamar, 2003].
Cakupan Peran Penyuluhan Pertanian - 1
• Penyuluhan sebagai penyebarluasan informasi dan
proses penerangan : proses penyebar-luasan informasi dan
untuk memberikan penerangan kepada masyarakat /petani tentang
segala hal berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara (bertani
dan berusahatani) untuk mencapai peningkatan produktivitas,
pendapatan, dan perbaikan kesejahteraan keluarga/ masyarakat
melalui proses pembangunan pertanian (Mardikanto, 1993 ; Anwar,
2008).

• Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan :


penyuluhan tidak hanya menyampaikan pesan-pesan pemba-
ngunan, tetapi menumbuh-kembangkan partisipasi masyarakat /
petani agar dapat memanfaatkan kesempatan-kesempatan pemba-
ngunan untuk mencapai peningkatan produktivitas, pendapatan,
dan perbaikan kesejahteraan keluarga/ masyarakat melalui proses
pembangunan pertanian (Mardikanto, 1993 ; Anwar, 2008).
Cakupan Peran Penyuluhan Pertanian - 2

• Penyuluhan sebagai proses pemasaran sosial : berbeda


dengan rekayasa sosial yang berkonotasi untuk “membentuk”
masyarakat menjadi sesuatu yang “baru “ sesuai dengan
kehendak elite perekayasa ; maka proses pemasaran sosial
dimaksudkan untuk “menawarkan” sesuatu kepada masyarakat ,
dimana proses pengambilan keputusan sepenuhnya berada di
tangan masyarakat itu sendiri (Mardikanto, 1993 ; Anwar, 2008).

• Penyuluhan sebagai proses penguatan kapasitas :


penguatan kapasitas adalah penguatan kemampuan setiap
individu, kelembagaan, dan jejaring antar komunitas/organisasi
sosial. Penyuluhan memfasilitasi masyarakat untuk memperkuat
kapasitasnya, agar mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada
untuk meningkatkan kesejahteraan mereka (Mardikanto, 1993 ;
Anwar, 2008).
Cakupan Peran Penyuluhan Pertanian - 3

• Penyuluhan sebagai proses pendidikan : suatu sistem


pendidikan bagi masyarakat (petani) untuk membuat mereka
menjadi tahu, mau, dan mampu berswadaya melaksanakan upaya
peningkatan produktivitas, pendapatan, dan perbaikan kesejah-
teraan keluarga/masyarakat melalui proses pembangunan
(Mardikanto, 1993 ; Anwar, 2008).

• Penyuluhan sebagai perubahan perilaku : proses perubahan


perilaku (pengetahuan, sikap, ketrampilan) masyarakat agar
mereka tahu, mau, dan mampu swadaya melaksanakan
perubahan-perubahan dalam usahanya untuk mencapai
peningkatan produktivitas, pendapatan, dan perbaikan
kesejahteraan keluarga/masyarakat melalui proses pembangunan
(Mardikanto, 1993 ; Anwar, 2008).
Jejak Peran Penyuluhan Pertanian

• Sejarah penyuluhan (pertanian) di


Indonesia telah berlangsung lebih dari
se-abad (sejak 1908) ; dan pada tahun
1984 penyuluhan (melalui Sistem Bimas)
telah berhasil mengantarkan Indonesia
dari negara peng-impor beras terbesar di
dunia menjadi negara yang mampu
berswasembada beras.

• Uraian lebih lengkap tantang jejak peran


penyuluhan pertanian di Indonesia akan
disampaikan pada kuliah berikut.
Revitalisasi Penyuluhan Pertanian
• Tindak lanjut Revitalisasi Pertanian, Perikanan,dan Kehutanan,
maka dicanangkan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian pada
tanggal 3 Desember 2005 di Banyuasin Sumatera Selatan, dan
deklarasi Tahun Kebangkitan Penyuluhan Pertanian pada 20 Mei
2006 di Tegal Jawa Tengah.

• Tanggal 15 November 2006 telah disahkan Undang-Undang Nomor


16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan [ UU-SP3K ] == dengan ini, maka Pemerintah
berkewajiban menyelenggarakan penyuluhan di bidang pertanian,
perikanan, dan kehutanan. (UU-SP3K konsideran menimbang butir d).

• Bagaimanakah eksistensi penyuluhan pertanian sesudah


Revitalisasi Pertanian dan lahirnya UU SP3K ?!
DEMIKIAN Topik Kuliah :
DEFINISI, PARADIGMA, dan PERAN
PENYULUHAN PERTANIAN INDONESIA
Pustaka :
(1) Anonim. 2005. UU No. 16/2006 tentang SP3K.
(2) Anwar, Surya. 2008. PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Pidato
Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Penyuluhan Pembangunan UNAND. Padang.
(3) Mardikanto, Totok. 2009. SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN. Penerbit LPP dan UNS Press. Surakarta.
(4) Padmanagara, Salmon. 2004. PENYULUHAN PERTANIAN ALAT PETANI UNTUK MEMPERBAIKI SENDIRI
NASIBNYA. Pidato Ilmiah penerimaan Doktor Kehormatan. Universitas Padjajaran, Bandung.
(5) van den Ban, A. W dan Hawkins, H. S. 1999. PENYULUHAN PERTANIAN. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN
CATATAN
PENDEKATAN dan STRATEGI
KEBERHASILAN
PENYULUHAN PERTANIAN

BAHAN KULIAH 3
DASAR DASAR PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI
di FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
Oleh :
Hery Bachrizal Tanjung dan Tim Dosen Mata Kuliah DDPK

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS


Tujuan Penyuluhan
• Tujuan penyuluhan pertanian :

[1] menurut Mardikanto (2009) :


(a) better farming ,
(b) better business ,
(c) better living = better organization, better community,
and better environment.

[2] menurut UU SP3K pasal 3 :


(a) memperkuat pengembangan pertanian yang maju dan
modern,
(b) memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha
dalam meningkatkan kemampuan,
(c) memperkuat modal sosial dan mengembangkan
sumberdaya manusia yang maju dan sejahtera.
Penyuluhan meningkatkan MUTU SDM dan KELEM-
BAGAAN PETANI dalam Pembangunan Pertanian

Penyuluhan dan komunikasi pertanian yang


berbasis pengembangan SDM berperan
meningkatkan mutu SDM petani yang berke-
mampuan teknis, manajerial, berkewirausahaan,
dan berwawasan kewilayahan; serta
memperkuat kelembagaan petani,
sehingga petani mampu meningkatkan
dayasaing dan kemandiriannya,
dalam rangka menggerakkan pembangunan
pertanian berkelanjutan / agribisnis kerakyatan
[Abbas, 1995 ; FAO, 1990 dan 2004 ; Slamet, 1987 dan 1995 ; Rivera and Qamar, 2003].
Peran/Tugas Penyuluhan
(tambahan kuliah ke 2)
• Kegiatan penyuluhan pertanian itu sangat diperlukan sebagai
faktor pelancar pembangunan pertanian (Mosher (1966).

• Mardikanto (1993) menilai kegiatan penyuluhan sebagai


faktor kunci keberhasilan pembangunan pertanian ,
karena penyuluhan selalu hadir sekaligus pemacu
pembangunan pertanian.

• Peran penyuluhan sebagai proses pemberdayaan


masyarakat untuk meningkatkan kapasitas individu,
entitas, dan jejaring, maka Mardikanto (1998) menyebut
istilah EDFIKASI, untuk melukiskan beragam peran/
tugas penyuluhan pertanian itu.
Peran/Tugas Penyuluhan
(tambahan kuliah ke 2)
EDFIKASI, adalah :
Edukasi : memfasilitasi proses belajar masyarakat petani.

Diseminasi inovasi dan informasi : menyebar-luaskan


informasi inovasi dari penemu kepada pemakainya.

Fasilitasi : mendampingi dan melayani kebutuhan petani.

Konsultasi : memberi saran dan alternatif untuk membantu


memecahkan masalah usahatani yang dihadapi petani.

Supervisi : membantu petani melakukan penilaian usahanya.

Pemantauan dan Evaluasi : membantu petani memantau dan


mengevaluasi usahataninya menuju perbaikan keuntungan.
HUBUNGAN PETANI-PENYULUH-PENELITI
SELAMA INI
Model Diffusi / Supply-driven

PENELITI PENYULUH PETANI

Model Induced Innovation / Demand-driven

PENELITI/
PETANI PENYULUH
Model Diffusi menekankan pentingnya transfer teknologi
untuk satu wilayah ekonomi luas tertentu dalam rangka
(berorientasi) meningkatkan produksi nasional,
namun akhirnya justru menimbulkan ketergantungan petani.

Model Induced Innovation menekankan pentingnya prakarsa,


partisipasi lokal dan pengembangan sumberdaya manusia,
namun hanya berlaku pada spesifik lokal dan
tidak dalam kesatuan wilayah ekonomi yang luas.

Ternyata kedua model penyuluhan tersebut


belum mampu membawa kesejahteraan kepada petani.
Adakah konsep lain ?
PETANI ~ KELOMPOK TANI ~ PELAKU AGRIBISNIS

ORGANISASI PENYULUHAN PASAR/ PE-


PETANI MASARAN

PENDIDIKAN PENELITIAN PELATIHAN

DINAS PERTA-BUN-HUT-KAN
Fungsi :
 Pengaturan/Perencanaan (Makro)
 Pelayanan & Pengawasan
Promosi dan investasi (?)

MODEL KETERKAITAN ANTAR KOMPONEN FUNGSIONAL


Pendekatan Penyuluhan Pertanian

• Pendekatan adalah suatu gaya-kerja yang menentukan


dan harus diikuti oleh semua pihak dalam sistem yang
bersangkutan untuk mencapai tujuan tertentu (Axxin, 1988).

• Pendekatan penyuluhan yang diterapkan,


menurut Nagel (1997) harus memperhatikan :

(a) tujuan yang ingin dicapai dalam penyuluhan,


(b) sistem transfer teknologi yang akan dilakukan,
(c) pengembangan SDM penyuluhan,
(d) alternatif organisasi penyuluhan yang akan
diterapkan, berdasarkan orientasi tertentu.
Beberapa pendekatan Penyuluhan Pertanian
• Beberapa pendekatan penyuluhan pertanian
(Swanson and Clear, 1984 ; Axinn, 1988 ; Mardikanto , 2009) :

(a) pendekatan umum


-- penyuluhan bertujuan umum.

(b) pendekatan komoditi


-- fokus semua aspek yang berkaitan dengan
penerapan teknologi untuk meningkatkan
produksi komoditi tertentu.
Beberapa pendekatan Penyuluhan Pertanian
• Beberapa pendekatan penyuluhan pertanian (Swanson and Clear,
1984 ; Axinn, 1988 ; Mardikanto , 2009) :

(c) pendekatan latihan dan kunjungan / LaKu


-- pada tahun 1970-an, didukung oleh dana bank
dunia, dikembangkan LaKu ;
dimana para penyuluh (PPL) berlatih topik tertentu di
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) – biasanya tentang
teknis produksi komoditas tertentu – setiap dua minggu
sekali, kemudian penyuluh melakukan kunjungan ke
kelompok tani di lahan usahatani / disebut kelompok tani
se-hamparan - biasanya setiap hari satu kelompok tani.

LAKU kebanyakan diterapkan ketika suatu negara


berupaya mencapai swasembada beras.
Beberapa pendekatan Penyuluhan Pertanian
(d) pendekatan proyek
--penyelenggaraan penyuluhan berdasarkan proyek tertentu.
(e) pendekatan pemb pertanian terpadu / sistem usahatani
--pada awal tahun 1970-an disadari pembangunan pertanian
harus dilaksanakan dengan memadukan semua lembaga terkait
(sarana produksi, penyuluhan, kredit, pemasaran, pelayanan lain-
nya) ; karena itu kemudian dibentuk Pusat Pelayanan Terpadu.
(f) pendekatan pembangunan pedesaan terpadu
-- penyuluhan yang tidak hanya memperhatikan aspek/bidang
pertanian, tetapi juga banyak aspek/bidang dalam pembangunan
pedesaan yang terkait dengan pertanian.
(g) pendekatan pendidikan petani
-- “penyuluhan” yang sangat mengutamakan proses andragogi
dan partisipatif, dimana penyuluh lebih berperan sebagai fasilitator
; yang awalnya diterapkan pada program SL-PHT.
Beberapa program penyuluhan pertanian dengan
pendekatan Pendidikan Petani
• Beberapa program penyuluhan pertanian/peternakan/perikan-
an yang memiliki konten pendidikan petani (Padmanagara, 2004) :
(a) program PHT dengan metode Sekolah Lapang / SL
(b) proyek pembinaan peningkatan pendapatan petani-nelayan
kecil dengan metode usaha bersama / UB
(c) proyek Kalimantan Up-land Farming dengan metode
participatory rural appraisal / PRA
(d) program Deliveri bidang peternakan
(e) proyek Decentralized Agricultural and Forestry Extension
Project / Dafep dengan metode Farmer s manage extension
activities / FMA
 yang terbaru : SL untuk beragam Pengelolaan Tanaman
Terpadu /PTT, misal : SL-PTT padi , SL-PTT jagung, dlsb
Strategi Keberhasilan Penyuluhan Pertanian

• Kegiatan penyuluhan pertanian adalah kegiatan yang


memiliki tujuan yang jelas dan diupayakan maksimal
tercapai ; oleh karena itu setiap perlu dilandasi
dengan strategi kerja yang tepat untuk mencapai
keberhasilan (Mardikanto, 2008).

Strategi adalah langkah-lengkah atau tindakan


tertentu yang dilaksanakan untuk tercapainya
suatu tujuan yang dikehendaki.
Strategi Keberhasilan Penyuluhan Pertanian
• Strategi penyuluhan adalah langkah atau tindakan
tertentu yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan
penyuluhan yang dikehendaki.

Penentuan strategi penyuluhan harus memperhatikan


empat hal penting berikut ini :
(a) Tujuan spesifik dan tujuan makro yang hendak
dicapai.
(b) Kategori petani yang jelas (berdasarkan wilayah
komoditi, zona ekologi pertanian, kebutuhan dan
minat usaha, dlsb).
(c) Metode penyuluhan yang akan diterapkan.
(d) Keterlibatan pemangku kepentingan.
Strategi Keberhasilan Penyuluhan Pertanian

Kurang/tidak tepat, jika strategi penyuluhan


hanya terfokus pada SDM petani (pelaku
utama / pelaku usaha) dan keluarganya,
karena keberhasilan penyuluhan justru
sering ditentukan oleh faktor-faktor yang
berada di luar diri petani dan keluarganya.
Misalnya, dan terutama oleh faktor kelemba-
gaan pelaku sistem pertanian dan kebijakan
pemerintah.
Strategi Keberhasilan Penyuluhan Pertanian
• Empat faktor lain (di luar diri petani) yang menentukan
keberhasilan/efektifitas penyuluhan pertanian, yaitu :

(a) Kualitas SDM penyuluh,

(b) Persepsi pimpinan daerah sebagai administrator pemerin-


tahan dan pembangunan, serta

(c) Keterkaitan organisasi/lembaga fungsional penyuluhan


pertanian (misalnya : kelompok petani, lembaga pene-
litian/pengkajian pertanian, badan usaha penyedia sarana
produksi dan pembiayaan pertanian, dan dinas terkait)
atau kekuatan-kekuatan sosial-ekonomi di pedesaan.

(d) faktor-faktor lingkungan hidup, dan sumberdaya lahan,


serta sistem nilai budaya masyarakat setempat.
Orientasi penyelenggaraan
Penyuluhan Pertanian
• Alternatif Orientasi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian, sbb (Slamet, 2001 ; Mardikanto , 2009) :

(a) Diselenggarakan oleh oleh publik /pemerintah atau oleh


swasta / non pemerintah,

(b) Penyelenggaraannya dengan mekanisme top-down atau


bottom-up,

(c) Hirarki kerja secara vertikal atau horizontal dan


membangun jaringan,

(d) Srategi untuk penguatan instansi/ institusi atau kualitas


individu penyuluh,
Orientasi Penyelenggaraan
PenyuluhanPertanian
(e) Pendekatan penyuluhan secara instruktif atau partisipatif-
dialogis,

(f) Sistem kerja nya secara linier atau membangun jaringan,

(g) Tujuan kegiatan penyuluhan-nya tunggal atau multi-


tujuan ; untuk mencari keuntungan sehingga perlu biaya
atau untuk non-profit sehingga bersifat karitatif/gratis,

(h) Paradigma dan pendekatan transfer teknologi atau


berbasis kebutuhan/SDM; penyuluhan umum atau
sektoral,
Kebijakan dan Strategi Penyuluhan
 Kebijakan penyuluhan ditetapkan oleh pemerintah dan peme-
rintah daerah dengan memperhatikan :

(1) asas dan tujuan sistem penyuluhan ;

(2) penyuluhan dilaksanakan secara terintegrasi dengan


pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan ;

(3) penyelenggaraan penyuluhan dapat dilaksanakan oleh pelaku


sebagai mitra pemerintah, secara terintegrasi dengan programa
penyuluhan yang telah ditetapkan ;

(4) ketentuan lebih lanjut tentang kebijakan penyuluhan diatur


dengan peraturan menteri, gubernur, atau bupati / walikota.
( UU No 16/2006 tentang SP3K pasal 6)
Kebijakan dan Strategi Penyuluhan

(1) Strategi penyuluhan ditetapkan oleh pemerintah dan


pemerintah daerah, yang meliputi pendidikan orang dewasa,
penyuluhan sebagai gerakan masyarakat, penumbuh-
kembangan dinamika organisasi dan kepemimpinan, keadilan
dan kesetaraan gender, serta peningkatan kapasitas pelaku.

(2) Dalam menyusun strategi penyuluhan, pemerintah memper-


hatikan kebijakan penyuluhan, dengan melibatkan pemangku
kepentingan di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang strategi penyuluhan diatur


dengan peraturan menteri, gubernur, atau bupati / walikota.

( UU No 16/2006 tentang SP3K pasal 7)


DEMIKIAN Topik Kuliah :
PENDEKATAN dan STRATEGI KEBERHASILAN
PENYULUHAN PERTANIAN INDONESIA
Pustaka :
(1) Anonim. 2005. UU No. 16/2006 tentang SP3K.
(2) Anwar, Surya. 2008. PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Pidato
Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Penyuluhan Pembangunan UNAND. Padang.
(3) Mardikanto, Totok. 2009. SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN. Penerbit LPP dan UNS Press. Surakarta.
(4) Padmanagara, Salmon. 2004. PENYULUHAN PERTANIAN ALAT PETANI UNTUK MEMPERBAIKI SENDIRI
NASIBNYA. Pidato Ilmiah penerimaan Doktor Kehormatan. Universitas Padjajaran, Bandung.
(5) van den Ban, A. W dan Hawkins, H. S. 1999. PENYULUHAN PERTANIAN. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN
CATATAN
KELEMBAGAAN dan ORGANISASI
PENYULUHAN PERTANIAN

BAHAN KULIAH 4
DASAR DASAR PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI
di FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

Oleh :
Hery Bachrizal Tanjung dan Tim Dosen Mata Kuliah DDPK

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS


Definisi dan Peran Penyuluhan Pertanian
• Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan meng-
organisasi dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya meningkat-
kan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan-
nya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup. [ UU No 16/2006 tentang SP3K pasal 1 ayat 2].

• Untuk menggerakkan pembangunan pertanian berkelanjutan /


Agribisnis kerakyatan diperlukan peningkatan mutu SDM petani
yang berkemampuan teknis, manajerial, berkewirausahaan, dan
berwawasan kewilayahan; serta kelembagaan petani yang mantap,
yang dicapai melalui penyuluhan yang berbasis pengembangan
SDM, sehingga mampu meningkatkan daya saing dan kemandirian
petani.
Peran/Tugas Penyuluhan
(Totok Mardikanto)
EDFIKASI, adalah :
Edukasi : memfasilitasi proses belajar masyarakat petani.

Diseminasi inovasi dan informasi : menyebar-luaskan


informasi inovasi dari penemu kepada pemakainya.

Fasilitasi : mendampingi dan melayani kebutuhan petani.

Konsultasi : memberi saran dan alternatif untuk membantu


memecahkan masalah usahatani yang dihadapi petani.

Supervisi : membantu petani melakukan penilaian usahanya.

Pemantauan dan Evaluasi : membantu petani memantau dan


mengevaluasi usahataninya menuju perbaikan keuntungan.
Peran/Fungsi Penyuluhan Pertanian
• UU No 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan, menyatakan fungsi / peran
penyuluhan adalah :
(a) memfasilitasi proses pembelajaran bagi petani /
pelaku lainnya,
(b) mengupayakan kemudahan akses petani / pelaku lainnya
kepada sumber informasi, teknologi, dan sumberdaya
lainnya,
(c) meningkatkan kemampuan manajerial dan kewirausahaan
petani dan pelaku lainnya,
(d) membantu mengembangkan organisasi ekonomi petani
dan pelaku lainnya lebih berdaya-saing dan berkelanjutan
(e) membantu memecahkan masalah serta merespons
tantangan dan peluang yang dihadapi petani dan pelaku
lainnya.
Tanggung-jawab Penyuluhan Pertanian

Sehingga tugas dan tanggungjawab


penyuluhan itu lebih luas dan holistik di
dalam mengembangkan mutu sumberdaya
manusia petani dan kelembagaan petani,
sehingga tidak sekedar kegiatan transfer
teknologi dari (peneliti kepada petani)
untuk mendukung peningkatan produksi
pertanian secara nasional.
[Abbas, 1995 ; FAO, 1990 dan 2004 ; Slamet, 1987 dan 1995 ;
Rivera and Qamar, 2003].
Tantangan Penyuluhan Pertanian
Tantangan penyuluhan pertanian saat ini adalah :
(1) Memfasilitasi terjadinya perubahan perilaku petani /
pelaku utama / pelaku usaha, menuju lebih produktif dan
mandiri, melalui proses pembelajaran bersama dan
penguatan kapasitas organisasi / kelembagaan petani.

(2) Mengembangkan partisipasi aktif petani dalam upaya


mewujudkan kesejahteraan diri , keluarga dan masya-
rakatnya; partisipasi dalam tahap perencanaan, pelak-
sanaan, monitoring/ evaluasi, serta menikmati hasilnya.

(3) Menetapkan mekanisme kelembagaan, good governance,


serta meyakinkan para pihak tentang penting dan strate-
gisnya peran penyuluhan.
Tantangan Penyuluhan Pertanian

UNTUK MELAKSANAKAN
PERAN dan FUNGSI serta
MENJAWAB TANTANGAN
PENYULUHAN PERTANIAN tersebut
DIPERLUKAN
KELEMBAGAAN PENYULUHAN
YANG MANTAP !
Definisi Kelembagaan

• Salah satu yang mendorong keberhasilan penyuluhan


adalah menunjuk kepada definisi, cakupan dan
pentingnya KELEMBAGAAN PENYULUHAN itu sendiri !

• Definisi KELEMBAGAAN (Institutions) adalah :


(a) seperangkat norma (norms) dan perilaku yang telah
berlangsung lama dalam melayani dan memenuhi
tujuan-tujuan penting masyarakat kolektif (Uphoff, 1986),
(b) seperangkat peraturan (rules), prosedur pengambilan
keputusan, program yang menentukan bentuk tindakan
sosial dan menetapkan peran para anggota dalam
tindakan sosial tersebut, serta sebagai panduan
interaksi diantara pelaku peran tsb (Young, 1994),
Definisi Kelembagaan

(c) sistem organisasi dan kontrol terhadap sumberdaya


(Pakpahan, 1989).

(d) entitas individu (kelompok atau organisasi) yang


sepakat menetapkan dan mencapai tujuan bersama.

 Kelembagaan itu berbasis pada fomal rules, atau


rules in use, atau roles

• Namun, ketika membahas tentang penyuluhan, maka


biasanya, yang dibayangkan / dimaksudkan adalah
kelembagaan penyuluhan yang sesuai dengan bunyi
UU No.16/2006 tentang SP3K.
Contoh Bentuk
Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
• Undang-Undang (contohnya UU no 16/2006 tentang SP3K)
• Peraturan Pemerintah, Keputusan Pemerintah, Peraturan Menteri, dan
Keputusan Menteri.
• Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur, Keputusdan Gubernur,
Peraturan Bupati/ Walikota, Keputusan Bupati/Walikota,
• Kebijakan pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota),
• Keputusan pelaksana penyuluhan tingkat kecamatan / Balai Penyuluhan
• Kelompok Tani , Gabungan Kelompok Tani, Organisasi Petani, LSM /
Organisasi Kemasyarakatan bidang pertanian.
• Hubungan antar komponen fungsional / pemangku kepentingan
penyuluhan pertanian.

• dlsb
HUBUNGAN PETANI-PENYULUH-PENELITI
SELAMA INI
Model Diffusi / Supply-driven

PENELITI PENYULUH PETANI

Model Induced Innovation / Demand-driven

PENELITI/
PETANI PENYULUH
PETANI ~ KELOMPOK TANI ~ PELAKU AGRIBISNIS

ORGANISASI PENYULUHAN PASAR/ PE-


PETANI MASARAN

PENDIDIKAN PENELITIAN PELATIHAN

DINAS PERTA-BUN-HUT-KAN
Fungsi :
 Pengaturan/Perencanaan (Makro)
 Pelayanan & Pengawasan
Promosi dan investasi (?)

KETERKAITAN ANTAR KOMPONEN FUNGSIONAL


Kelembagaan Penyuluhan menurut UU SP3K
(1) Kelembagaan Penyuluhan Pemerintah, meliputi :

Di tingkat pusat : Badan yang menangani penyuluhan.


Di tingkat provinsi : Badan Koordinasi Penyuluhan.
Di tingkat kabupaten/kota: Badan Pelaksana Penyuluhan.
Di tingkat kecamatan : Balai Penyuluhan.

(2) Kelembagaan Penyuluhan Swasta

(3) Kelembagaan Penyuluhan Swadaya

(4) Kelembagaan penyuluhan pada tingkat desa / nagari


berbentuk Pos Penyuluhan Desa (yang bersifat non struktural).
( UU No 16/2006 tentang SP3K pasal 8)
KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN
Tk. Pusat
DEPTAN DKP DEPHUT WDH
KOOR
BADAN YG MENANGANI BADAN YG MENANGANI BADAN YG MENANGANI
PENYULUHAN PENYULUHAN PENYULUHAN

Tk. Provinsi
DINAS
BAKORLUH
SEKRETARIAT BPTP
(Eselon IIa)

Tk. Kab/Kota
BADAN PELAKSANA
PENYULUHAN DINAS

Tk. Kecamatan
BALAI CAB DINAS/
PENYULUHAN MANTAN

Tk. Desa
POS
PENYULUHAN PERTANIAN
DESA
Badan Koordinasi Penyuluhan
Badan Koordinasi Penyuluhan, diketuai oleh Gubernur, dengan tugas :

(a) Melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi lintas sektor, optimali-


sasi partisipasi, dan advokasi masyarakat dngn melibatkan unsur
pakar, dunia usaha, institusi terkait, perguruan tinggi, dan sasaran
penyuluhan

(b) Menyusun kebijakan dan programa penyuluhan provinsi yang


sejalan dng kebijakan dan programa penyuluhan nasional.

(c) Memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan forum masyarakat


untuk mengem-bangkan usahanya dan memberikan umpan-balik
kepada pemerintah daerah.

(d) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh PNS, swadaya,


dan swasta. BAKORLUH Sumbar telah lahir dengan
(UU No 16/2006 tentang SP3K pasal 11) Peraturan Gubernur No. 88/2008 tanggal 15/10/2008
Badan Pelaksana Penyuluhan
Badan Pelaksana Penyuluhan, dipimpin pejabat setingkat eselon II dan
bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota, mempunyai tugas :

(a) Menyusun kebijakan dan programa penyuluhan kabupaten/kota


yang sejalan dng kebijakan dan programa penyuluhan provinsi.
(b) Melaksanakan penyuluhan dan mengembangkan mekanisme, tata
kerja dan metode penyuluhan.
(c) Melaksanakan pengembangan kerjasama kemitraan, pengelolaan
kelembagaan, ketenagaan, sarana dan prasarana, serta
pembiayaan penyuluhan.
(d) Memfasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan bagi pelaku utama
dan pelaku usaha.
(e) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh PNS, swadaya,
dan swasta melalui proses pembelajaran yang berkelanjutan.
(UU No 16/2006 tentang SP3K pasal 13)
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota
\

Untuk menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhan


kabupaten/kota, Bupati/Walikota dibantu oleh Komisi
Penyuluhan Kabupaten/kota.

Komisi bertugas memberikan masukan kepada


Bupati/Walikota sebagai bahan penyusunan kebijakan dan
strategi penyuluhan kabupaten/kota.

Ketentuan lebih lanjut mengenai Komisi Penyuluhan diatur


dengan peraturan bupati/walikota.
(UU No 16/2006 tentang pasal 14)
Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota

 Komisi berstatus sebagai mitra kerja bupati/walikota yang


independen, untuk memberikan rekomendasi yang
berkaitan dengan penyuluhan.

 Komisi bertujuan memberikan masukan kepada peme-


rintah kabupaten/kota tentang kebijakan dan strategi
penyelenggaraan penyuluhan ; serta penguatan dan
pengembangan kelembagaan, ketenagaan, program dan
pembiayaan untuk kelancaran pelaksanaan dan pengem-
bangan fungsi penyuluhan di tingkat kabupaten/kota.

(Statuta Komisi Penyuluhan Pertanian)


Kelembagaan Pelaku Utama menurut UU SP3K
(1) Kelembagaan pelaku utama beranggotakan petani, pekebun,
peternak, nelayan, pembudi-daya ikan, pengolah ikan, serta
masyarakat di sekitar hutan, yang dibentuk oleh pelaku utama.

(2) Kelembagaan pelaku utama berfungsi sebagai wadah proses,


pembelajaran, wahana kerjasama, unit penyedia sarana dan
prasarana produksi, unit produksi, unit pengolahan dan pema-
saran, serta unit jasa penunjang.

(3) Kelembagaan pelaku utama dapat berbentuk kelompok,


gabungan kelompok, asosiasi atau korporasi.

(4) Kelembagaan pelaku utama difasilitasi dan diberdayakan oleh


pemerintah dan/ pemerintah daerah agar tumbuh berkembang
menjadi organisasi yang kuat dan mandiri untuk mencapai
tujuannya.
( UU No 19/2006 tentang SP3K pasal 19)
Kelompok Tani (Mardikanto, 2009 hal 175 – 181)
• Pengertian Kelompok :
Himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga
terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi serta
memiliki kesadaran untuk saling tolong menolong.
Kelompok Tani (Mardikanto, 2009 hal 175 – 181)

• Ciri-ciri kelompok :
(a) memiliki ikatan dan medan sosial yg nyata,
(b) memiliki interaksi sesama anggota,
(c) memiliki struktur dan pembagian tugas,
(d) memiliki kaidah /norma yang disepakati,
(e) memiliki keinginan dan tujuan bersama.

• Dinamika Kelompok :
(a) tujuan kelompok (b) struktur kelompok
(c) fungsi tugas (d) pembinaan kelompok
(e) kekompakan kelompok (f) suasana kelompok
(g) tekanan kelompok (h) prestasi kelompok
(i) agenda terselubung
Jejak Peran /Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

• Sejarah penyuluhan (pertanian) di Indonesia


telah berlangsung lebih se-abad (sejak 1908) ;
pada tahun 1984 penyuluhan (melalui Sistem
Bimas) telah berhasil mengantarkan Indonesia
dari negara peng-impor beras terbesar di dunia
menjadi negara yang mampu swasembada beras.

• Penyuluhan pertanian di Indonesia pada tahun 1908


disebut landbouw-adviseur ; pada tahun 1945 – 1950
dikembangkan Plan Kasimo, dikemudian diganti oleh
Rencana Kesejahteraan Istimewa yang membentuk
Balai Pendidikan Masyarakat Desa untuk memper-
cepat kemajuan masyarakat desa. = penyuluhan
pertanian dilaksanakan oleh Mantri Tani.
Jejak Peran/ Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
• Tahun 1958 muncul program Intensifikasi Produksi Padi yang
kemudian dikenal sebagai Padi Sentra.

• Awal tahun 1960-an ditemukan teknologi produksi padi – Panca


Usahatani yang diperkenalkan kepada masyarakat melalui
Demonstrasi Massal. Karena hasilnya memuaskan, maka program ini
dikembangkan menjadi Bimbingan Massal (BIMAS) sejak tahun
1966. = penyuluhan dilakukan oleh Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL).

• Di dalam BIMAS ini kelembagaan penyuluhan pertanian


dikembangkan dengan komitmen kuat dan jelas dari atas
sampai ke bawah, melalui sistem LAtihan dan Kunjungan,
didukung oleh NAE Proyect == PPL dibantu oleh Kelompok
Tani. Sistem ini mampu meraih swasembada beras pada
tahun 1984
Jejak Peran/ Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

• NAEProyect, sebagai kelanjutan NFCEProyect, yang mendu-


kung Bimas, berakhir tahun 1988-an; maka sejak tahun 1991-
an nampak gejala menurun dinamika dan gairah penyuluhan
pertanian di Indonesia, seiring dengan penyerahan urusan
penyuluhan pertanian kepada pemerintah daerah tingkat
kabupaten/ kota, namun tanpa kejelasan mekanisme
pembiayaan.

• Kondisi penyuluhan kembali bergairah ketika tahun 1996


dibentuk Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian (BIPP)
sebagai koordinator penyelenggaraan penyuluhan pertanian
di kabupaten/kota, yang secara organik berada di bawah dan
bertanggung-jawab kepada Bupati/Walikotamadya.
Jejak Peran/ Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

• Pada tahun 1990, FAO meluncurkan program Sekolah


Lapang Petani untuk menopang Pengelolaan Hama
Terpadu (SLPHT). = sebagai model penyuluhan
pertanian partisipatif dan memberdayakan petani. =
fungsi penyuluhan/ fasilitasi pendidikan petani
dilakukan oleh PPH dan PPL. = SLPHT dipandang
berhasil membangkitkan kemandirian belajar petani dan
sekaligus mengembangkan organisasi petani.
Jejak Peran/ Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

• Fenomena lain yang juga harus dicatat adalah,


ternyata para petani menjadikan kontak tani dan
relawan LSM (selain PPL) sebagai rujukann, sebelum
mereka melakukan adopsi inovasi

• = gejala ini disebut farmer-led extension.


Kemudian berdasarkan pada`gejala ini, sejak tahun
2008 dikembangkan program FEATI (Farmer Empo-
werment through Agricultural Technology and Infor-
mation), melalui metode Farmer Manage Extension /
FMA.
Jejak Peran/ Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

• Seiring dengan otonomi daerah, melalui PP No 84/2000,


dilakukan pengalihan tanggung-jawab dan wewenang
penyelenggaraan penyuluhan pertanian kepada Peme-
rintah Kab/Kota = sehingga organisasi penyuluhan
menjadi baragam nama dan status = menjadi tidak
terkelola dengan baik dan mengalami krisis legitimasi.

• Untuk mendukung dan memberi bobot terhadap desen-


tralisasi kelembagaan penyuluhan pertanian, tahun
2000 – 20003 dilaksanakan DAFEP (Decentralized Agri-
cultural and Forestry Extension Project ) di beberapa
provinsi dan kabupaten, walaupun kemudian program
tsb dinilai tidak berhasil.
Jejak Peran/ Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
• Ketika penyuluhan pertanian sedang krisis, maka
Badan Penelitian dan pengembangan / Balitbang
Deptan meluncurkan PRIMA TANI (Program Rin-
tisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi
Teknologi Pertanian) pada tahun 2004 ;
= sebagai model baru diseminasi inovasi dan
jembatan antara penghasil inovasi (Balitbang
Deptan) dan masyarakat pengguna / petani, serta
menempatkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) /unit Balitbang Deptan di propinsi sebagai
pelaksana program Primatani dan mengelola
Laboratorium Agribisnis di tingkat desa/nagari.
= BPTP sebagai pelaksana fungsi penyuluhan
pertanian.
Revitalisasi Penyuluhan Pertanian
• Tindak lanjut Revitalisasi Pertanian, Perikanan,dan Kehutanan,
maka dicanangkan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian pada
tanggal 3 Desember 2005 di Banyuasin Sumatera Selatan, dan
deklarasi Tahun Kebangkitan Penyuluhan Pertanian pada 20 Mei
2006 di Tegal Jawa Tengah.

• Tanggal 15 November 2006 telah disahkan Undang-Undang Nomor


16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan [ UU-SP3K ] == dengan ini, maka Pemerintah
berkewajiban menyelenggarakan penyuluhan di bidang pertanian,
perikanan, dan kehutanan. (UU-SP3K konsideran menimbang butir d).

• Bagaimanakah eksistensi penyuluhan pertanian sesudah


Revitalisasi Pertanian dan lahirnya UU SP3K ?!
Beberapa Issu Penting Penyuluhan
 Berikut ini sejumlah masalah dan issu penting / strategis sebagai
bahan kebijakan dan strategi penyuluhan di tingkat provinsi, yaitu :
(1) Kelembagaan
(a) Mengoptimalkan semua fungsi penyuluhan tingkat provinsi.
(b) Membantu memantapkan kelembagaan penyuluhan kab/ kota.
(c) Mendorong revitalisasi fungsi Balai Penyuluhan kecamatan.
(d) Memfasilitasi menuju terwujudnya kemandirian kelembagaan
petani.

(2) Ketenagaan
(a) Mendorong penyebaran penyuluh yang seimbang pada semua
sektor.
(b) Mengukuhkan penyuluh sebagai pejabat fungsional.
(c) Mendorong peningkatan kapasitas dan kompetensi penyuluh.
(d) Memfasilitasi perkembangan penyuluh swadaya dan swasta.
Beberapa Issu Penting Penyuluhan
(3) Penyelenggaraan dan Program
(a) Memfasilitasi strategi penyuluhan yang memuat prinsip : pendidikan
orang dewasa, penyuluhan sebagai gerakan masyarakat, dinamika
organisasi dan kepemimpinan, keadilan dan kesetaraan gender, serta
peningkatan kapasitas
(b) Memfasilitasi bahan programa penyuluhan yang berorientasi / sesuai
dengan kebutuhan lapangan pelaku.
(c) Mendorong penyelenggaraan penyuluhan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip partisipatif dan sejauh mungkin tidak lagi berorientasi
keproyekan.
(d) Memfasilitasi pengembangan materi dan metode penyuluhan yg
mendukung pengembangan agribisnis dan komoditas unggulan daerah.
(e) Memfasilitasi peningkatan koordinasi, kemitraan, dan jejaring
kerjasama antar para pemangku kepentingan penyuluhan.
(4) Pembiayaan dan Sarana
(a) Memfasilitasi peningkatan alokasi anggaran dan ketersediaan sarana dan
prasarana penyelenggaraan penyuluhan di tingkat provinsi dan kab/kota.
(b) Mendorong peningkatan kontribusi dana penyuluhan yang berasal dari
petani/pelaku.
DEMIKIAN Topik Kuliah :
KELEMBAGAAN dan ORGANISASI
PENYULUHAN PERTANIAN INDONESIA
Pustaka :
(1) Anonim. 2005. RPJMN 2004 – 2009. Penerbit Sinar Grafika. Jakarta.
(2) Mardikanto, Totok. 2009. SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN. Penerbit LPP dan UNS Press. Surakarta.
(3) Padmanagara, Salmon. 2004. PENYULUHAN PERTANIAN ALAT PETANI UNTUK MEMPERBAIKI SENDIRI
NASIBNYA. Pidato Ilmiah penerimaan Doktor Kehormatan. Universitas Padjajaran, Bandung.
(4). Rivera, W. M. and Gustafson, D. J. 1991. AGRICULTURAL EXTENSION : Worldwide Institutional Evolution
and Forces for Change. Elsevier Science Publishing Company Inc. New York.
(5) Rivera, W. M. and Qamar, M. K. 2003. A NEW EXTENSION VISION FOR FOOD SECURITY : Challenge to
Change. FAO – UN. Rome.
(6) Slamet, M. 1987. MEMANTAPKAN PENYULUHAN PERTANIAN DI INDONESIA. dalam Yustina dan Sudrajat.
2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Penerbit IPB Press. Bogor.
(7) Slamet, M. 1989. PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PROSES TINGGAL LANDAS. dalam Yustina dan
Sudrajat. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Penerbit IPB Press. Bogor.
(8) Slamet, M. 1999. MENATA SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN MENUJU PERTANIAN MODERN. dalam
Yustina dan Sudrajat. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Penerbit IPB Press. Bogor.
(9) van den Ban, A. W dan Hawkins, H. S. 1999. PENYULUHAN PERTANIAN. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN

Anda mungkin juga menyukai