DAYA ALAM
Di Susun Oleh : Kelomok 2
1. Anggito Yudhistira C 101 18 131
2. Nurfadilah Dg Siame C 101 18 114
3. Ni Luh Wiwik Juliantari C 101 18 138
4. Nasnianti Pasangka C 101 18 125
5. Dessy Silvia Bolendea C 101 18 134
6. Nur Azizah C 101 18 083
7. Dziroul Mufidah C 101 18 076
8. Suraidah C 101 18 127
9. Yulisdianti Arafah C 101 18 093
KAITAN ANTARA KEPENDUDUKAN, INDUSTRIALISASI DAN PENGAMBILAN SUMBER DAYA ALAM
Sumberdaya alam merupakan salah satu masukan yang penting dalam kegiatan
produksi apa saja baik di sektor industri (pabrik), di sektor pertanian, maupun di
sektor jasa. Semua kegiatan di ketiga sektor itu memberikan hasil (output) berupa
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kata lain
sumberdaya alam harus digali guna memenuhi kebutuhan manusia. Semakin
banyak jumlah penduduk, lebih-lebih disertai dengan peningkatan dalam taraf
hidup yang tercermin pada peningkatan pendapatan perkapita, akan dituntut
semakin banyak barang dan jasa yang harus disediakan dan pada gilirannya akan
digali atau dipakai lebih banyak sumberdaya alam.
Di sisi lain kegiatan produksi yang semakin meningkat di samping
menghasilkan alat pemuas kebutuhan yang lebih banyak berupa
barang dan jasa juga menghasilkan adanya pencemaran
lingkungan (polusi). Pencemaran lingkungan ini mempunyai
dampak negatif terhadap kesehatan manusia sehingga akan
berarti menekan kesejahteraan hidup manusia. Pencemaran
karena kegiatan produksi lewat industri perpabrikan maupun
pertanian terutama sekali akan terasa pada tanah, udara dan air
(TUA). Dengan semakin memburuknya kualitas TUA itu, maka
semakin tinggi biaya penanggulangannya dan semakin beratlah
pencapaian tujuan pembangunan suatu bangsa untuk hidup lebih
baik secara materiil dan lebih lama di dunia ini.
2.3 Pengambilan Sumberdaya Alam dalam Masyarakat Industri
Banyak sumberdaya alam yang diperlukan oleh masyarakat industri yang sudah
hampir habis dalam arti bahwa tingkat pengunaan sekarang terlalu tinggi dalam
kaitannya dengan jumlah persediaan sumberdaya alam yang diketahui. Semua
pihak menyetujui pernyataan ini, namun ada perbedaan pendapat mengenai
implikasi kebijakan dan cara penanggulangan masalah yang ditimbulkannya.
Di sisi lain para environmentalist menyatakan bahwa permintaan terhadap
sumberdaya alam meningkat secara eksponensial, dan cara pemecahan yang telah
ditempuh dan berhasil di masa lampau, tidak lagi dapat dipercaya untuk masa yang
akan datang. Demikian pula ada “diminishing returns” dalam teknologi, karena
sumberdaya alam yang tersedia semakin langka maka energi yang diperlukan untuk
menemukan dan mengambilnya menjadi semakin besar. Disamping itu banyak cara
yang dipakai untuk menanggulangi kekurangan sumberdaya alam tersebut akan
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Apakah masalah pengambilan sumberdaya alam itu bersifat temporer ataupun
permanen, tetapi yang jelas adalah bahwa persoalan itu ada dan sesungguhnya hanya
ada tiga kemungkinan cara pemecahannya :
1. Cara yang pertama adalah meningkatkan tersedianya sumberdaya alam pada laju
yang paling tidak sama dengan laju penggunaan sumberdaya alam. Kebijakan
yang sekarang ini ditempuh dalam kebanyakan negara industry diarahkan untuk
meningkatkan tersedianya sumberdaya alam seperti mengintensifkan penelitian
sumber- sumber minyak dan gas baru.
2. Cara kedua adalah meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam yang
sekarang ini sudah kita kuasai dan kita ketahui persediaanya. Kita harus
menggunakan “technical fix” yaitu pemecahan masalah yang secara teknis dan
ekonomis layak atas dasar standar saat ini dan tidak memerlukan
perubahan- perubahan sosial dan kebudayaan.
3. Cara ketiga adalah berupa penekanan permintaan terhadap sumberdaya alam.
Sebagai contoh dari cara ini adalah penggunaan kendaraan angkutan umum untuk
menggantikan kendaraan-kendaraan pribadi.
2.4 Sumberdaya Alam dan Pencemaran dalam Masyarakat Industri